Roro Jonggrang adalah putri dari Prabu Baka dari Kerajaan Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Indonesia. Roro Jonggrang memiliki paras yang cantik jelita. Suatu ketika, ia dilamar oleh seorang
kesatria yang bernama Bondowoso dari Kerajaan Pengging. Roro Jonggrang bersedia menerima lamaran
itu, asalkan Bondowoso mampu membuatkan seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu semalam.
Mampukah Bondowoso memenuhi syarat yang diajukan oleh Roro Jonggrang tersebut? Ikuti kisahnya
dalam cerita Roro Jonggrang berikut ini!
Babak 1
Raja Baka : Hahaha. Akulah penguasa terkuat. Raja paling hebat di negeri ini. Patih, hancurkan dan
bunuh semua orang yang ada di sini. Tidak tekecuali.
Raja Baka : Mari kita pulang anakku roro jonggrang. Aku sudah menghabisi sebagian warga disini.
Babak 2
Srikandi : Buatkan saya dan kanda teh hangat serta sarapan 4 sehat 5 sempurna buat anakku
Bondowoso.
Ganden : Anu Raja. . . Eeee. . . Warga desa kerajaan pengging di aniaya oleh prabu baka beserta
para prajuritnya.
Selopati : Baiklah, sekarang kamu bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Aku akan menyerang
kerajaan prambanan.
Cikrak : (Sambil membawa minuman) Ini minumannya gusti, dan ini sarapannya.
Selopati : Kalau begitu silahkan berangkat. Hati-hati! Jika kamu butuh bantuan. Ketik REG spasi
TOLONG kirim ke 1000.
Srikandi : Eh anakku, ini sarapat buat kamu diperjalanan nanti supaya kamu menjadi kuat.
Babak 3
Bondowoso : Hey prabu baka! Keluarlah kau! Mari kita bertarung. Kita tunjukkan siapa yang paling kuat
diantara kita.
Sadur : Siapa kau beraninya menantang Prabu Baka orang yang tak pernah terkalahkan diwilayah
ini?
Terjadilah Peperangan antara pasukan dari kerajaan pengging dan pasukan kerajaan prambanan.
Raja Baka : Hey. Beraninya kau masuk wilayah kerajaan prambanan. Sudah bosan hidup ya?
Bondowoso : Bukannya aku bosan hidup. Tapi aku ingin segera mengantarmu mati.
Pertempuran sengit pun tak terelakkan lagi. Raja Baka tewas terkena senjata sakti Bandowoso yang
bernama Bandung.
Bondowoso : Hahaha. Akhirnya kau kalah prabu baka. (melihat patihnya) Patih, kau taka pa-apa patih.
Patih! Patih!
Basyir : Tak apa-apa tuan. Saya ketiduran. Capek banget. Cie romantisnya. Hehehe. (Disisi
lain patih prabu baka melarikan diri) Ada yang lari kea rah sana Pangeran