Pada zaman dahulu, ada seorang Ratu yang melahirkan seorang putri
cantik dengan pipi merah, kulit putih dan rambutnya hitam lebat. Bayi itu
diberi nama Putri Salju.
Namun sungguh malang nasib Putri Salju, ibunya tidak dapat menemani
lebih lama di dunia ini. Sang Ratu meninggal dunia dan ayahnya menikah
lagi. Ratu baru ini cantik, namanya Ratu Elvira, tetapi sifatnya penuh iri
dan dengki. Hanya mementingkan dirinya sendiri.
Tetapi, Putri Salju semakin hari semakin besar dan setiap hari menjadi
semakin cantik. Pada suatu hari, sang Ratu lagi-lagi bertanya kepada
cermin ajaibnya,
Kali ini cermin ajaib memberi jawaban lain, “Ooo, Ratu, Putri Salju lah
wanita yang paling cantik di dunia!”. Seketika itu juga wajah sang Ratu
menjadi cemberut, pucat dan marah.
Sejak peristiwa itu, Ratu sangat membenci Putri Salju, sedangkan Putri
Salju semakin hari semakin cantik. Dengan rasa marah, sang Ratu
memanggil seorang pemburu,
Pemburu itu membawa Putri Salju ke hutan, tetapi ia tidak sampai hati
untuk membunuhnya.
cerita dongeng
“Larilah dan jangan kembali.” bisik si pemburu itu kepada Putri Salju.
“Oh, terima kasih Pak Tua, aku tidak akan melupakan budi baikmu ini.”
ujar Putri Salju.
Ia terus berjalan seorang diri. Hutan yang lebat membuatnya merasa takut.
Akhirnya, ia melihat sebuah pondok di tempat terbuka. Ia menghampiri
pondok itu dan mengintip ke dalam. Ruangannya kecil dan aneh! Ada
tujuh kursi kecil dan tujuh piring kecil. Di sepanjang dinding ada tujuh
ranjang kecil. Tidak ada orang. Karena diluar dingin sekali maka Putri
Salju masuk ke pondok itu, lalu berbaring di salah satu ranjang. Karena
kecapekan akhirnya ia tertidur.
Putri Salju segera tidur pulas. Ia tidak tahu bahwa pondok itu milik tujuh
kurcaci yang bekerja di tambang sepanjang hari. Ketujuh kurcaci itu
adalah
Doc , kurcaci yang paling tua dan bijaksana diantara temannya. Dia adalah
pemimpin dari kurcaci ini. Ciri yang paling mudah terlihat adalah kacamata
dan janggutnya yang tebal dan panjang
Dopey, walau diberi nama panggilan dopey oleh kurcaci lainnya namun
tidak berarti dia bodoh. Kurcaci ini memiliki sifat lugu dan kekanakan. Dia
tidak pernah berbicara.
Sleepy, kurcaci yang suka tidur. Namun walau demikian, dia seorang
kurcaci pekerja yang rajin.
Grumpy, kurcaci pemarah. Dia selalu menggerutu. Namun demikian,
hatinya baik.
Sneezy, kurcaci yang memiliki kebiasaan bersin dalam situasi tertentu.
Happy, kurcaci yang selalu gembira.
Bashful, kurcaci pemalu. Ketika malu, dia selalu memilin jenggotnya
sambil tersenyum malu. Walau pemalu, tapi Bashful adalah kurcaci
pemberani.
Pada saat mereka pulang dan menyalakan tujuh lilin,
Lalu Putri Salju bercerita tentang ibunya, Ratu yang jahat. Setelah
bercerita, gadis itu menjadi sedih sehingga ia mulai menangis….
“Cobalah yang ini. Pita ini sangat cocok kamu pakai dan serasi dengan
baju yang kamu pakai.”
Karena terpesona, Putri Salju membiarkan wanita tua itu mengikatkan pita
merah jambu di lehernya untuk dicobakan. Tiba-tiba wanita tua itu
mengetatkan ikatannya ! Putri Salju tercekik dan jatuh ke tanah. Para
kurcaci menemukan Putri Salju tergeletak hampir mati. Mereka
melepaskan pitanya dan gadis itu bisa bernafas lagi. Esok paginya ia
sudah sehat kembali.
Dan sebelum para kurcaci berangkat kerja, mereka berpesan agar jangan
membukakan pintu bagi orang yang tak dikenal. Sementara itu, lagi-lagi
cermin ajaib memberi tahu Ratu bahwa Putri Salju belum mati. Ratu pun
marah dan ia menyamar lagi, sekarang ia menyamar sebagai nenek
ramah penjual sisir.
Lagi-lagi, Putri Salju hampir mati sebab sisir itu beracun. Kali ini para
kurcaci menjadi geram.
Putri Salju tidak curiga pada apel merah ranum itu dan menggigitnya
sepotong besar. Hanya beberapa saat setelah ia menggigit apel itu
tubuhnya kejang lalu jatuh tersungkur ke lantai.
Ketika para kurcaci pulang sore hari, mereka menemukan Putri Salju
tergolek di lantai. Segala usaha untuk menyelamatkannya sia-sia saja. Ia
tergeletak diam dan dingin.
“Kita telah kehilangan gadis paling cantik di dunia,” ratap mereka sedih.
Sementara itu, jauh di istana, Ratu berdiri penuh keangkuhan di depan
cerminnya.
Para kurcaci tidak dapat berpisah dengan Putri Salju. Pipinya masih
merah, kulitnya seputih salju, dan rambutnya sehitam kayu eboni. Oleh
karena itu, para kurcaci membuat sebuah peti dari kaca dan dengan
penuh kehati-hatian mereka membaringkan Putri Salju di dalamnya.
Gadis yang terbaring itu tampak seolah-olah sedang tidur saja. Siang
malam para kurcaci berjaga di samping peti. Pada suatu petang, lewatlah
seorang Pangeran muda. Begitu melihat Putri Salju, ia jatuh cinta.