Anda di halaman 1dari 5

Cerita Dongeng – Putri Salju Dan 7 Kurcaci

Pada zaman dahulu, ada seorang Ratu yang melahirkan seorang putri
cantik dengan pipi merah, kulit putih dan rambutnya hitam lebat. Bayi itu
diberi nama Putri Salju.

Namun sungguh malang nasib Putri Salju, ibunya tidak dapat menemani
lebih lama di dunia ini. Sang Ratu meninggal dunia dan ayahnya menikah
lagi. Ratu baru ini cantik, namanya Ratu Elvira, tetapi sifatnya penuh iri
dan dengki. Hanya mementingkan dirinya sendiri.

Ratu Elvira mempunyai sebuah benda ajaib yang paling disayanginya


yaitu sebuah cermin ajaib. Setiap hari ia bertanya kepada cerminnya,

“Cermin kaca benggala, siapa wanita yang tercantik di dunia?”


“Ooo, Ratu, engkaulah wanita paling cantik di dunia!” jawab cermin ajaib
itu.

Tetapi, Putri Salju semakin hari semakin besar dan setiap hari menjadi
semakin cantik. Pada suatu hari, sang Ratu lagi-lagi bertanya kepada
cermin ajaibnya,

“Cermin kaca benggala, siapa wanita yang tercantik di dunia?”

Kali ini cermin ajaib memberi jawaban lain, “Ooo, Ratu, Putri Salju lah
wanita yang paling cantik di dunia!”. Seketika itu juga wajah sang Ratu
menjadi cemberut, pucat dan marah.
Sejak peristiwa itu, Ratu sangat membenci Putri Salju, sedangkan Putri
Salju semakin hari semakin cantik. Dengan rasa marah, sang Ratu
memanggil seorang pemburu,

“Bawalah Putri Salju ke hutan,” perintahnya.


“Bunuh dia dan bawa jantungnya kepadaku.”

Pemburu itu membawa Putri Salju ke hutan, tetapi ia tidak sampai hati
untuk membunuhnya.
cerita dongeng
“Larilah dan jangan kembali.” bisik si pemburu itu kepada Putri Salju.
“Oh, terima kasih Pak Tua, aku tidak akan melupakan budi baikmu ini.”
ujar Putri Salju.

Putri Salju tak tahu jalan dan ia sangat takut.

“Oh, kemana aku harus pergi?” tangisnya.

Ia terus berjalan seorang diri. Hutan yang lebat membuatnya merasa takut.
Akhirnya, ia melihat sebuah pondok di tempat terbuka. Ia menghampiri
pondok itu dan mengintip ke dalam. Ruangannya kecil dan aneh! Ada
tujuh kursi kecil dan tujuh piring kecil. Di sepanjang dinding ada tujuh
ranjang kecil. Tidak ada orang. Karena diluar dingin sekali maka Putri
Salju masuk ke pondok itu, lalu berbaring di salah satu ranjang. Karena
kecapekan akhirnya ia tertidur.
Putri Salju segera tidur pulas. Ia tidak tahu bahwa pondok itu milik tujuh
kurcaci yang bekerja di tambang sepanjang hari. Ketujuh kurcaci itu
adalah
Doc , kurcaci yang paling tua dan bijaksana diantara temannya. Dia adalah
pemimpin dari kurcaci ini. Ciri yang paling mudah terlihat adalah kacamata
dan janggutnya yang tebal dan panjang
Dopey, walau diberi nama panggilan dopey oleh kurcaci lainnya namun
tidak berarti dia bodoh. Kurcaci ini memiliki sifat lugu dan kekanakan. Dia
tidak pernah berbicara.
Sleepy, kurcaci yang suka tidur. Namun walau demikian, dia seorang
kurcaci pekerja yang rajin.
Grumpy, kurcaci pemarah. Dia selalu menggerutu. Namun demikian,
hatinya baik.
Sneezy, kurcaci yang memiliki kebiasaan bersin dalam situasi tertentu.
Happy, kurcaci yang selalu gembira.
Bashful, kurcaci pemalu. Ketika malu, dia selalu memilin jenggotnya
sambil tersenyum malu. Walau pemalu, tapi Bashful adalah kurcaci
pemberani.
Pada saat mereka pulang dan menyalakan tujuh lilin,

“Astaga ! Ada orang di sini !” seru salah satu kurcaci.

Ia terkejut ketika melihat Putri Salju tidur di ranjang.


Karena seruan itu akhirnya Putri Salju terbangun dari tidurnya dan ketujuh
kurcaci itu segera datang mengerumuninya.

“Cantik sekali gadis ini ! “ kata mereka.

Lalu Putri Salju bercerita tentang ibunya, Ratu yang jahat. Setelah
bercerita, gadis itu menjadi sedih sehingga ia mulai menangis….

“Cup, cup, cuuuup……!” kata si kurcaci yang baik itu.


“Tinggallah bersama kami. Disini engkau aman dari wanita jahat itu.”

Putri Salju dengan senang hati menerima tawaran itu.


Di istana, lagi-lagi Ratu berdiri di depan cermin ajaibnya. Ia tidak tahu
kalau si pemburu itu sebenarnya tidak menjalankan perintahnya. Jantung
yang diperlihatkannya itu adalah jantung binatang buruan, bukan jantung
Putri Salju.
Sambil mengusap tangan dengan penuh rasa puas, Ratu tersenyum dan
berkata,

“Cermin kaca benggala, siapa wanita yang tercantik di dunia?”


Tak terduga cermin ajaib itu menjawab, “Ooo, Ratu, Putri Salju lah wanita
yang tercantik di dunia!”
“Hah, Apa? Bukannya Putri Salju sudah mati dibunuh oleh pemburu itu?”
sang Ratu balik bertanya pada cermin ajaib.
“Belum Ratu, Putri Salju belum mati. Si pemburu tidak jadi membunuh
Putri Salju. Jantung yang dibawa oleh si pemburu adalah jantung binatang
buruan.”
“Lalu dimana Putri Salju sekarang berada?” sahut sang Ratu.
“Di tengah rimba, tempat kediaman tujuh kurcaci, disanalah Putri Salju
berada.”

Dengan rasa marah, sang Ratu menyusun rencana jahat untuk


mencelakakan Putri Salju.
Keesokan harinya, ketujuh kurcaci berangkat ke tambang tempat mereka
bekerja. Putri Salju merapikan pondok itu sambil bersenandung. Ia
menyapu dan mengepel lantai, juga membersihkan perabotan rumah
tangga.
Tak lama kemudian, seorang nenek-nenek mengetuk pintu. Dialah sang
Ratu yang menyamar sebagai wanita tua penjual keliling.
“Lihatlah barang-barang bagus ini, nak.” katanya sambil tertawa-tawa
kecil.

Putri Salju begitu terpesona dengan barang-barang yang di bawa oleh si


wanita tua itu.

“Cobalah yang ini. Pita ini sangat cocok kamu pakai dan serasi dengan
baju yang kamu pakai.”

Karena terpesona, Putri Salju membiarkan wanita tua itu mengikatkan pita
merah jambu di lehernya untuk dicobakan. Tiba-tiba wanita tua itu
mengetatkan ikatannya ! Putri Salju tercekik dan jatuh ke tanah. Para
kurcaci menemukan Putri Salju tergeletak hampir mati. Mereka
melepaskan pitanya dan gadis itu bisa bernafas lagi. Esok paginya ia
sudah sehat kembali.

“Penjaja itu si Ratu jahat,” kata kurcaci.

Dan sebelum para kurcaci berangkat kerja, mereka berpesan agar jangan
membukakan pintu bagi orang yang tak dikenal. Sementara itu, lagi-lagi
cermin ajaib memberi tahu Ratu bahwa Putri Salju belum mati. Ratu pun
marah dan ia menyamar lagi, sekarang ia menyamar sebagai nenek
ramah penjual sisir.
Lagi-lagi, Putri Salju hampir mati sebab sisir itu beracun. Kali ini para
kurcaci menjadi geram.

“Siapapun tidak boleh masuk rumah,” kata mereka tegas.

Ketika Ratu mengetahui dari cermin ajaib bahwa ia gagal lagi,


kemarahannya memuncak. Ia bertekad untuk membunuh Putri Salju.
Keesokan harinya, Ratu menyamar lagi dan kali ini ia membawa
sekeranjang buah apel yang beracun. Ia mengetuk pintu pondok kurcaci.

“Pintunya tidak usah dibuka, anak manis,” katanya licik.


“Tetapi cobalah apel yang matang ini. Rasanya sangat segar dan nikmat
sekali !”

Putri Salju tidak curiga pada apel merah ranum itu dan menggigitnya
sepotong besar. Hanya beberapa saat setelah ia menggigit apel itu
tubuhnya kejang lalu jatuh tersungkur ke lantai.
Ketika para kurcaci pulang sore hari, mereka menemukan Putri Salju
tergolek di lantai. Segala usaha untuk menyelamatkannya sia-sia saja. Ia
tergeletak diam dan dingin.

“Kita telah kehilangan gadis paling cantik di dunia,” ratap mereka sedih.
Sementara itu, jauh di istana, Ratu berdiri penuh keangkuhan di depan
cerminnya.

“Cermin kaca benggala, siapakah wanita yang tercantik di dunia?”


“Ratu Elvira, wanita tercantik di dunia,” jawab cermin ajaib.

Para kurcaci tidak dapat berpisah dengan Putri Salju. Pipinya masih
merah, kulitnya seputih salju, dan rambutnya sehitam kayu eboni. Oleh
karena itu, para kurcaci membuat sebuah peti dari kaca dan dengan
penuh kehati-hatian mereka membaringkan Putri Salju di dalamnya.
Gadis yang terbaring itu tampak seolah-olah sedang tidur saja. Siang
malam para kurcaci berjaga di samping peti. Pada suatu petang, lewatlah
seorang Pangeran muda. Begitu melihat Putri Salju, ia jatuh cinta.

“Aku mohon pada kalian, ijinkan aku membawanya pulang ke istanaku.


Supaya ia dapat berbaring dengan layak di istana.”

Para kurcaci akhirnya semua setuju.


Dalam perjalanan, menuruni gunung. Pada saat suatu ketika salah
seorang pelayan pengusung peti tersandung, tiba-tiba dari mulut Putri
Salju keluar secuil apel yang selama ini tersangkut di kerongkongannya.
Putri Salju membuka matanya dan memandang Pangeran. Sang
Pangeran tentu saja gembira bukan kepalang. Dengan mata yang
berbinar-binar ia berkata,

“Aku cinta padamu, maukah kau menjadi istriku?”

Putri Salju mengangguk bahagia.


Mereka melambai-lambaikan ketika melihat gadis cantik itu berangkat
dengan Pangeran. Putri Salju akhirnya menikah dengan Pangeran.
Mereka hidup berbahagia hingga hari tua. Sementara itu Ratu Elvira yang
jahat akhirnya mati oleh niat jahatnya sendiri, ketika hendak pergi
membunuh Putri Salju. Ratu Elvira terjatuh ke jurang yang dalam bersama
dengan kereta kudanya.

Anda mungkin juga menyukai