Anda di halaman 1dari 9

Mengidentifikasi Unsur Intrinsik, Ekstrinsik

dan Nilai Kehidupan Dalam Cerpen

KELOMPOK 6
Nama Anggota:
1. Dikya Fadkhu Majid (11)
2. Gita Kamala Shanti (14)
3. Ratih Gusti Permata Sari (29)
4. Regita Putri Cahyani (30)
5. Sofyan Papat Wahyudi (34)
SINOPSIS CERPEN PEREMPUAN DI SIMPANG TIGA
Kisah ini bermula dari seseorang wanita muda nan belia yang telah tiada
kedua orang tuanya bernama Kemala. Kemala tinggal bersama Nenek Jamilah di
suatu rumah dan memiliki tetangga baru seorang fotografer tua bernama Ahmad
Dimejad. Suatu saat, Ahmad Dimejad meminta Kemala untuk menjadi foto model
kalender yang berlatar belakang masjid di tepi pantai, namun Nenek Jamilah
melarang keras Kemala untuk menjadi foto model Ahmad Dimejad.
Kemala penasaran mengapa Nenek Jamilah melarang keras dirinya untuk
melakukan semua hal tersebut. Hingga akhirnya Ahmad Dimejad meninggal dunia
lalu terungkaplah sebuah kisah rahasia mengapa Nenek Jamilah tidak menyukai
Ahmad Dimejad. Apakah hubungan antara Nenek Jamilah dengan Ahmad Dimejad?
Lalu bagaimana awal mula kisah rahasia itu terjadi?

Karya: K. Usman
UNSUR INTRINSIK
1. TEMA : Masa lalu; karena cerpen Perempuan di Simpang Tiga menceritakan kilas balik alasan
mengapa Nenek Kemala membenci si fotografer tua.
2. PENOKOHAN :
- Kemala : baik hati; menuruti perkataan Neneknya dan ramah kepada setiap orang yang
ditemuinya.
- Nenek : Keras hati; Nenek bersikeras melarang Kemala menjadi foto model.
- Fotografer tua : suka memfitnah dan mudah sakit hati; “terakhir Ahmad memfitnah
Kakekmu... Sakit hati karena lamaran di tolaknya.”
3. LATAR :
- Latar Waktu : Minggu pagi; terdapat pada paragraf ke-2 pada kalimat ke-1.
(Minggu pagi, seperti biasa, Kemala olaharga. Setelah satu jam lari berputar-putar di kompleks
perumahan itu, dia berhenti di simpang tiga)
- Latar tempat : - Simpang tiga; hampir setiap pagi Kemala pergi ke simpang
tiga.
- Kompleks perumahan; paragraf ke-2 pada kalimat ke-2.
(Setelah satu jam lari berputar-putar di kompleks perumahan itu, dia
berhenti di simpang tiga.)
- Rumah Nenek; tempat nenek dan Kemala tinggal.
- Rumah fotografer tua; tempat fotografer tua meninggal.
- Latar Suasana : sedih dan haru; sedih saat Nenek menceritakan hal
penyebab hilangnya Kakek Kemala dan haru saat Nenek mengatakan ikhlas
memaafkan si fotografer tua.
4. Sudut pandang : Orang ketiga serba tahu [paranomik]; karena si penulis atau
pengarang melaporkan semua aspek mulai dari latar hingga watak seluruh tokoh
dalam cerpen.
5. Konflik : Pelaku dengan sesama pelaku; antara nenek dengan fotografer tua.
6. Amanat : Jangan balas dendam dan cobalah memaafkan kesalahan orang lain.
7. Alur : Campuran; peristiwa dalam cerpen ini terjadi pada masa ini dan si
nenek menceritakan sekilas masa lalu penyebabnya membenci si fotografer tua.
• Abstraksi : Tiba di simpang tiga, gadis belia itu teringat permintaan
fotografer tua, tetangga barunya, senja kemarin....“Ambil air wudhu,
berdoa, lalu kita tidur sekarang, ya?”
• Orientasi : Minggu pagi, seperti biasa, Kemala olaharga. Setelah satu jam
lari berputar-putar di kompleks perumahan itu, dia berhenti di simpang
tiga....“Yalah. Asyik!”
• Komplikasi: Setelah istirahat, mandi, sarapan ketupat sayur pakis dan
telur, Kemala sarapan pagi kedua, yakni membaca tiga koran
Nasional edisi Minggu.... Nenek Jamilah dan Kemala ikut mengantarkan
lelaki malang itu ke pemakaman.

• Evaluasi: “Aku telah ikhlas memaafkannya,” kata Nenek Jamilah kepada


Kemala dalam perjalanan pulang.... “Lantas, mengapa Nenek tidak
menyukainya?” desak Kemala setiba di rumah.

• Resolusi: Nenek Jamilah mengatakan, dia mau shalat Dhuha dulu.


Setelah itu, dia akan menjawab pertanyaan Kemala.... Jamilah memilih
kakek Dullah sebagai suaminya.
UNSUR EKSTRINSIK
1. Latar belakang pengarang :
K. Usman merupakan pengarang yang masih aktif/ tetap produktif dalam menulis dan
menerbitkan buku di usia 65 tahun. Pengarang yang menulis untuk semua segmen pembaca. K.
Usman dikenal sebagai pengarang anak-anak di masa lalu. K. Usman bercita-cita menjadi
penulis dikarenakan pada masa lalu ia diminta gurunya untuk menceritakan kembali cerpen
yang telah diceritakan gurunya dengan bahasanya sendiri. Keluasan segmentasi bahasa baginya
menjadi piranti komunikasi yang sangat dikuasai. Bagi K. Usman, sahabat dan penggemar
adalah sumber inspirasi. Hal inilah yang melatarbelakangi dirinya menuli cerpen ‘ Misteri
Seorang Wanita’ dan cerpen ‘ Perempuan di Simpang Tiga’. K. Usman ingin di sisa usianya
dipergunakan untuk menulis karya-karya yang lebih baik.

2. Unsur situasi politik :


Dalam cerpen di ceritakan bahwa Kakek Kemala di fitnah oleh sang fotografer tua jika
sang Kakek merupakan seorang kader PKI. Sehingga, dalam cerpen tersebut dikisahkan bahwa
Kakek diculik karena pernyataan palsu/ fitnah tersebut.
NILAI-NILAI KEHIDUPAN
1. Nilai agama : -Tidak melupakan salat.
Bukti : Nenek Jamilah mengatakan, “ Dia mau salat Duha dulu.”
- Mengingatkan untuk salat dan berdoa.
Bukti : “Ambil air wudhu, berdoa lalu kita tidur sekarang, ya ?”
2. Nilai moral : - Si fotografer suka memfitnah dan seorang pendendam.
Bukti : si fotografer/ Ahmad Dimejad memfitnah kakek, karena ia sakit hati
lamarannya ditolak Nenek, dan Nenek malah memilih Kakek sebagai suaminya.
3. Nilai sosial : - Peduli terhadap sesama.
Bukti : - Ketua RT menelfon dokter langganan sang fotografer.
- Nenek Jamilah dan Kemala ikut mengantarkan lelaki malang itu
ke pemakamannya.
4. Nilai budaya : -
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai