Anda di halaman 1dari 4

Hikayat Scheherezade & Raja Shahryar

Disuatu hari, terdapat seorang raja yang kejam yang bernama Shahryar. Tiap harinya, ia
menikahi seorang wanita cuma untuk dibunuhnya pada keesokan harinya. Hal tersebut terjadi
dikarenakan ia pernah dikhianati oleh istri pertamanya, dan ia pun melampiaskannya kepada
wanita lain.
Hal itu lah yang membuat gadis muda yang ada diwalayah kerajaan itu merasa sangat
ketakutan. Mereka tak mau menikah dengan raja tersebut apabila ekos harinya mereka bisa
kehilangan nyawanya. Tetapi, diantara banyaknya gadis, ada seseorang gadis yang baik hati
bernama Scheherezade  yang ingin untuk menyelamatkan kaum wanita didesanya. Wanita itu
kemudian meminta restu dari sang ayah untuk dapat menikahi sang raja.
Awalnya, ayahnya tak menyetujui maksudnya itu. Ia tak mau kehilangan putri yang ia cintai.
Tetapi Scheherezade  berhasil untuk meyakimkan sang ayah bahwa ia telah mencari suatu
cara agar tak akan berakhir dengan cara mengenaskan seperti istri raja yang sebelumnya.
Dengan rasa berat hatinya, ayah Scheherezade  pun menyetujui dan menikahkan putrinya itu.
Di malam hari sebelum tidur, Scheherezade  pun mengulur waktu agar raja itu tak
membunuhnya dengan cara membacakan suatu dongeng. Walaupun ia dihantui dengan
perasaan takut, tapi wanita itu pun mulai untuk bercerita dihadapan raja.
Dan tak disangka-sangka, raja ternyata sangat menyukai kisah yang diceritakannya dan
menyimak dengan baik. Dan karena asyiknya, raja tak menyadari bahwasanya hari telah pagi
dan cerita belum seesai. Dan tak disangka-sangka,  mengatakan akan melanjutkan cerita
tersebut keesokan harinya dan raja yang dikenal kejam itupun menyetujuinya.
Dimalam berikutnya, Raja sangat antusias untuk mendengarkan kelanjutan dari cerita
tersebut. Raja menyimak dengan seksama pa yang sudah dikatakan Scheherezade. Sampai
keesokan harinya wanita tersebut pun juga belum menjalani hukumannya untuk dibunuh.
Hal tersebut berlanjut ke malam-malam berikutnya, dan tak terasa telah 1001 hari
Scheherezade menceritakan dongeng kepada raja. Sampai sang raja lupa dengan hukuman
mati yang ia jatuhkan kepada Scheherezade. Akhirnya, segenap keberanian dari
Scheherezade pun berbuah manis, ia bisa menyelamantak wanila lain yang ada diwilayah itu.
Dan tidak hanya itu, ia bisa berhasil mengubah sang raja menjadi baik dan mencintai
rakyatnya itu.
Hikayat Sri Rama Mencari Sita Dewi

Sita Dewi yang merupakan istri dari Sri Rama menghilang tidak tahu dimana dan kemana.
Dan sebagai seorang suami, ia pun pasti merasa kebingungan. Kemudian Sri Rama
memutuskan untuk berjalan dan berkelana untuk mencari istrinya dengan dibantu seorang
pengawal. Dan kemudian keduanya pun mencari Sita sampai ke dalam hutan.
Didalam hutan, mereka bertemu seekor burung jantan yang sangat sombong dan memiliki 4
istri. Ia pun berbicara dapat menjaga keempat istrinya, dan sedangkan Sri Rama yang
menjada 1 orang istri saja tak mampu. Sri Rama merasa tersinggung ketika mendengar hal
tersebut, kemudian ia berdoa ke Dewata agar burung itu tak dapat melihat istrinya. Tak lama
kemudian, seekor burung itu menjadi buta.
Kemudain, Sri Rama dan juga pengawalnya berkelana lagi dan kemudian bertemu dengan
hewa yaitu seekor bangau yang tengah minum tepat ditepi danau. Sri Rama pun kemudian
bertanya ke bangau tersebut apakah ia melihat istrinya.
Dan bangau itu pun kemudian menjawab bahwasanya ia melihat bayang dari seorang wanita
dibawa terbang oleh Maharaja Rawana. Dan Sri Rama pun merasa senang akhirnya ia bisa
mendapatkan suatu petunjuk sampai ia mengabulkan permintaan seekor bangau itu yaitu
dapat memanjangkan lehernya agar mudah saat minum.
Ditengah perjalanannya, Rama pun merasa haus. Dan ia melepaskan suatu anak panah yang
dapat memandu pengawalnya untuk menemukan mata air. pengawal itu membawakannya ait
yang setelah diminum ternyata tak enak dan airnya berbau busuk. Dan kemudian mereka
menyusuri sepanjang aliran mata air tersebut dan bertemu seekor burung yang besar dan
sedang sekarat, burung tersebut bernama Jentayu.
Rama kemudian bertanya kepadanya apa yang sudah terjadi. Jentayu menceritakan mengenai
pertarungannya bersama Rawana, selanjutnya ia memberikan sebuah cincin milik Sita Dewi
yang dilempar kepadanya sebelum jatuh ke bumi. Dikarenakan keadaannya yang sangat
lemah, jentayu memberikan pesan keapda Rama untuk dapat membakarkan mayatnya
ditempat yang tak dihuni oleh manusia. Dan tak lama kemudian, burung itu pun mati.
Rama pun menyuruh pengawalnya untuk mencari suatu tempat yang tak dihuni oleh manusia.
Tetapi sayangnya, ia tak menemukan tempatnya. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk
membakar burung tersebut ditempat itu dan kemudian nyalalah api yang begitu besar. Karena
kesaktiannya tersebut, Rama tak terluka sedikitpun. Setelah api tersebut padam, Rama dan
juga pengawalnya kembali untuk melanjutkan mencari istrinya.
Hikayat Pengembara yang Lapar

Alkisah, terdapat 3 orang sahabat yang sedang mengembara, yakni Buyung, Kendi dan juga
Awang. Selama berada diperjalanannya, ketiga sahat itu membawa bekal makanan seperti
susu, buah-buahan, beras, dan juga daging. Apabila mereka lelah, mereka akan berhenti
untuk mengisi perut mereka dengan bahan makanan yang dibawanya.
Sampai tepat di suatu hari, mereka berada disuatu hutan yang sangat lebat. Mereka pun
merasa lapat, tetapi tak bisa makan karena bekal yang mereka bawa sudah habid. Dan dihutan
itu mereka tak bisa menjumpai seseorang yang dapat dimintai pertolongan. Sambil
memikirkan suatu solusi, mereka pun kemudian beristirahat dibawah pohon ara yang cukup
rindang.
Kendi pun mengatakan, “Apabila ada nasi sekawah, maka aku bisa menghabiskannya
sendiri.” Buyung yang juga  merasa lapar juga mengucapkan, “Jika lapat begini, maka ayam
panggang sebanyak 10 ekor pun mampu aku habiskan.” Tidak seperti teman-temannya,
Awang cuma mengharapkan ada nasi sepinggang dan juga lauk yang cukup untuk dapat
mengobati perut laparnya.
Dan tak disangka-sangka, apa yang mereka harapkan didengarkan oleh pohon ara yang ajaib
itu. Pohon itu menggugurkan 3 daunnya yang tiap-tiap helai daunnya berubah menjadi
makanan apa yang mereka inginkan. Buyung dan Kenda merasa sangat senang menemukan
makanan itu dan kemudian bergegas untuk menyantapnya.
Awang merasa bersyukur sudah mendapatkan makanannya meskipun tak sebanyak kedua
temannya itu, yang terpenting yaitu cukup mengisi perutnya. Ketika selesai makan, Awang
memperhatikan dua sahabatnya yang masih makan.
Meskipun telah makan banyak dan juga kekenyangan, Kendi pun tak sanggup menghabiskan
jatah makananya itu. Nasi yang ada didalam kawah itu ternyata bisa berbicara dan meminta
mereka untuk menghabiskannya. Namun mere sudah tak sanggup lagi, ia tak mau
menghabiskannya. Dan kemudian, nasi-nasi itu marah dan kemudian menggigiti tubuh
Kendi.
Begitu juga dengan Buyung yang cuma bisa menghabiskan 1 ekos ayam saja, kemudian ia
membuang 9 ke dalam semak-semak. Beberapa saat kemudian didalam semak itu muncul 9
ayam jantan dan kemudian menyerangnya.
Pada saat melihat kejadian itu yang menimpa teman-temannya tersebut. Awang tertegung
sesaat dan ia merapa seperti di alam mimpi. Tetapi, ketika telah sadar, ia sudah mendapati
kedua temannya tersebut meninggal.
Hikayat Bunga Kemuning

Dahulu kala, ada seorang anak raja yang memiliki 10 orang putri yang dia beri nama
dengan berbagai nama-nama warna. Istri sang raja sendiri telah lama meninggal usai
melahirkan anak bungsu mereka, Putri Kuning. Berbeda dengan anak-anaknya yang lain,
Putri Kuning ini mempunyai perilaku yang amat baik, tidak seperti kaka-kaknya yang bandel
dan manja.
Suatu hari, sang rasa hendak pergi ke suatu tempat untuk suatu keperluan. Ke-9 putri-
putrinya meminta dibawakn oleh-oleh yang mewah dari sang raja. Sementara itu, Putri
Kuning tidak meminta apa pun, dan hanya berharap supaya sang raja pulang dengan selamat.
Singkat kata, sang raja pulang membawa oleh-oleh. Namun, oleh-oleh tersebut tidak
diberikan untuk ke-9 putrinya, melainkan kepada Putri Kuning Seorang. Putri Hijau dan
saudara-saudara Putri Kuning lainnya cemburu dan berniat untuk memberi pelajaran kepada
adik mereka.
Tanpa sepengetahuan sang raja, Putri Kuning dipukul oleh kakak-kakaknya hingga
meninggal dan dikuburkan di suatu tempat yang tak jauh dari istana. Mengetahui anaknya
menghilang, sang raja pun mencari-cari putri bungsunya, namun tak jua ditemukan.
Suatu ketika, sang raja melihat sebuah bunga berwarna kuning yang tumbuh di sebuah
tanah. Ternyata, tanah tersebut adalah kuburan dari anak bungsu sang raja. Melihat bunga itu,
sang raja pun lantas menamainya dengan bunga kemuning.

Anda mungkin juga menyukai