Narator : Dikawasan timur tengah, berdiri sebuah kerajaan besar nan kuat. Tanahnya
subur hasilnya cukup berlimpah ruah. Mampu menjadikan rakyatnya hidup
dengan Rukun dan sejahterah. Terlebih lagi kerjaan tersebut dipimpin oleh
seorang raja yang gagah berani nan bijaksana, menjadikan negeri itu selalu
dalam keadaan aman, damai dan sejahtera.
Adegan Drama I
Baginda : (Dengan meletakan sendoknya dalam piring lalu menarik nafas panjang dengan
tatapan matanya terlihat sayup dan memperhatikan hidangan yang disajikan).
Menteriku.!
Baginda : Menteriku, perutku terasa kering dan mual-mual, rasanya mau muntah
membuatku kehilangan selera makan.
Menteri : Maaf bagindaku, mungkin masakannya yang kurang enak, apa benar
bagindaku?
Baginda : Bukan Menteriku, makanannya sudah enak, dan aromanya sebenarnya juga
sangat menggoda.
Menteri : Kembalilah danyangku. Paduka, cobalah makan yang ini, mungkin bisa
mengembalikan selera makan baginda yang hilang.
Menteri : Iya, begini tabib, hampir sebulan ini selera makan baginda terganggu, kira-kira
ada apa tabib?
Tabib : Mohon ampun baginda, ijinkan hamba memeriksa keadaan baginda terlebih
dahulu. (tabib mendekati baginda kemudian langsung memeriksa kondisi
baginda).
Tabib : Ampun paduka, hamba tidak dapat menemukan penyakit yang diderita baginda,
sekali lagi hamba memohon maaf dan ampun, Menteri.
Menteri : (Menggeleng-gelengkan kepalanya), bagaimana ini tabib, apakah tidak ada cara
lain untuk mengetahui apa penyakit baginda?
Tabib : Ampun Menteri, hamba sarankan kalau bisa memanggil Abunawas. Dia
mungkin bisa menyembuhkan penyakit yang diderita oleh baginda raja.
Narator : Tabib itu kemudian pergi untuk menemui Abunawas. Tabib itu menceritakan
tentang penyakit aneh sang baginda raja. Apakah baginda raja dapat
disembuhkan? Apakah Abunawas bisa menyembuhkan penyakit baginda raja?
Adegan Drama II
Abunawas : Ampun baginda raja, hamba sudah mendengar semuanya dari tabib kerajaan
tentang apa yang paduka rasakan.
Baginda : Menurutmu, apakah ada obat yang bisa menyembuhkan penyakitku ini?
Baginda : (Sambil berdiri dengan wajah penuh harapan). Apakah itu Abunawas?
Abunawas : Hamba punya saran, dihutan tutupan ada kijang berbulu putih yang dagingnya
sangat enak.
Abunawas : Syaratnya. Baginda harus menangkap sendiri kijang berbuluh putih tersebut.
Mohon ampun baginda, apakah baginda sanggup melakukannya?
Baginda : Baiklah Abunawas, saya bersedia, dan besok pagi kita akan berangkat..
Narator : Kemudian Abunawas pulang ke rumahnya yang letaknya tidak jauh dari
singgasana kerajaan. Abunawas pulang untuk mempersiapkan semua kebutuhan
dan peralatan yang akan dibawa. Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba.
Baginda, Abunawas dan prajurit kerajaan sudah bersiap diri didepan singgasana
untuk melakukan perjalanan.
Baginda : Abunawas, apakah perlengkapan yang kita butuhkan sudah disiapkan semua?
Adegan Drama IV
Baginda : Abunawas, selama perjalanan sampai tiba ditengah hutan ini, tidak ada satupun
binatang yang kita temukan.
Abunawas : Iya, betul paduka yang mulia, disini ada semak-semak duri.
Baginda : Kalau disini hanya semak-semak duri, lalu dimanakah kijang berbulu putih itu
berada?
Abunawas : (Abunawas diam sejenak sambil tersenyum). Begini baginda raja,
sesuai . Dengan yang saya dengar, katanya kijang berbulu putih itu akan
muncul
dengan sendirinya.
Baginda : (Sambil mengusap keringat dan menghela napas panjang). Ooohh begitukah
Abunawas?
Abunawas : Benar, baginda raja. Kalau begitu, kita istirahat dulu sambil mencari sumber
air.
Prajurit 1 : Mohon ampun paduka, tidak jauh dari sini ada sumber mata air.
Narrator : Lalu dengan langkah pasti, paduka bersama Abunawas, dan prajurit-prajuritnya
bergegas menuju sumber mata air dan tidak lama kemudian mereka tiba di
sumber mata air tersebut.
Adegan Drama V
Prajurit 1 : Mohon ampun paduka, ijinkan hamba memita paduka untuk beristirahat di sini
(menunjukkan tempat yang disediakan).
Abunawas : Ampun baginda, ijinkan hamba untuk mencari ikan di muara itu. (sambil
menuju ke arah muara yang tidak jauh dari peristirahatan mereka).
Abunawas : mohon ampun baginda, hamba dan prajurit segera mencari ikan di sana.
Narrator : Lalu Abunawas bersama prajurit menuju ke muara. Saksikan apakah mereka
benar-benar menemukan ikan di muara.?
Adegan VI
Prajurit 1 : Abunawas, lihatlah ternyata di muara ini banyak sekali ikannya dan sungguh
menakjutkan.
Abunawas : Ooohh.betul sekali prajurit.jika kita bisa menangkapnya maka kita akan
menikmatinya sampai puas. (sambil menanjapkan sebilah bambu yang sudah
diruncing ke arah ikan-ikan di muara).
Prajurit 1 : Mohon ampun baginda, Abunawas dan prajurit sudah dating dan membawa
bebberapa ikan hasil tangkapan.
Narator : Bergegaslah Abunawas membakar ikan hasil tangkapan mereka dengan hati
gembira, abumawas mengkipas bara api sehingga aroma ikan-ikan itu tercium
hidung baginda raja. Setelah ikan-ikan itu matang, Abunawas membuka
bungkusan bekal yang dibawanya.
Abunawas : (Sambil menyungguhkan ikan baker yang lezat itu kehadapan baginda raja ).
ampun baginda, ijinkan hamba mempersilakan paduka menikmati ikan-ikan
bakar ini.
Baginda : Abunawas, ikannya enak sekali seperti makanan ini akan saya habiskan.
Abunawas : Ampun baginda raja, dengan makanan ini apaka selera makan baginda sudah
pulih kembali?
Baginda : Ya, rasanya selera makanku sudah pulih. Kalau begitu lanjutkan perjalanan
mencari kijang berbulu putih itu.
Abunawas : Ampun baginda raja, sebenarnya kijang berbulu putih itu tidak ada.
Baginda : lalu, bagaimana kita harus mendapatkan obat unttuk penyakitku ini?
Abunawas : Ampun baginda, baginda tidak perlu lagi mencari obat, karena selera makan
baginda sudah pulih kembali.
Baginda : Kau benar-benar Abunawas, penyakit anehku sudah sembuh. Bagaimana ini
bisa terjadi?
Baginda : Kau benar-benar pintar Abunawas, kalau begitu kapan-kapan kita akan berburu
lagi.