Sutradara : F. adnan i
Tobi : acol
Samosir : jemia
Anak 1 : fatwa
Anak 2 : wilson
Anak 3 : cewek
Anak 4 : cewek
Anak 5 : cewek
Tuba : abel
Joko : simon
Latar 3 : romantic
Latar 5 : sawah
Sound effect :
2. lagu romantic
3. seruling sunda
4. sound kaget
*toba dan rekannya berjalan menyusuri telaga untuk menuju spot pemancingan*
Toba : lah mincing kan kerjaan kita, kau ku ajak juga mau to
Toba : uda gausa ngelantur lu, ngomong ngomong ko ga dapet dapet ya dari tadi
*ciwi2 cabut*
Tobi : udah jam segini kok ga dapet” ya udahlah guac abut dlu udah kangen sama ayang
Dan setelah beberapa waktu strike dia dapat ikan namun betapa tekejutnya dia sang ikan berkata “
lepaskan aku mas aku masi perawan dan sontak dia melemparkan ikan tersebut ke tanah dan tbtb
ikan tersebut berubah menjadi wanita cantik nan anggun,
Toba : mmh boleh nih (ekspresi cabul) wahai nona siapakah anda
Ikan : hai pria tampan aku ikan yang tadi mutualan yuk
Tanpa berfikir Panjang toba pun sat set wat wet berkata (puisi)
Sehalus wajah nan indah ia tercipta untuk kau jaga dengan rasa kehalusan perasaannya tuhan
ciptakan bidadari sesosok wanita inikah sebuah petanda ? pertama kali tatapku yang bergulir nyata
pada beningnya matamu, telah memasung bahagiaku tanpa ampun wahai wanita cantik maukah
anda menjadi permaisuriku
Mmh sebenernya mau sih tapi masa aku terima gitu aja aku bukan cewe murahan
Ikan : bukan harta maupun tahta yang kuminta melainkan janji sehidup semati bahwa kau tidak akan
membuka rahasia bahwa sebenarnya aku seekor waria eh sori bukan ikan
*posisi melamar*
Ikan : bismillahirrohman dengan izin allah dan juga restu mamah papah insyaallah aku menerima
kamu sebagai calon suamiku
Stage 2
Merekapun menikah dan menjalani hidup dengan bahagia hingga suatu hari lahirlah seorang anak
bernama samosir
Cewe2 : ok
Stage 3
karena setiap hari toba mendapatkan complain dari para tetangga atas kenakalan samosir
toba pun mulai kehilangan kesabaran hingga disuatu siang yang sangat terik,
samosir : mmmh
ibu : semua lah ku kerja dirumah ini bah mencuci menjemur aku semua, semuanya taka da kau
bantu nak
samosir : nanti lah itu mak libur lo awak mak macem tak nggak ada yang lain loh mesti kali awak
rupanya
ibu : samosir bangun lah kau nak kau bantuin mamak ni nak, antar lah makanan ni ke bapak kau dia
capek tu
samosir : ok
stage 4
dengan berat hati samosir mengantarkan rantang yang berisi makanan ke tempat ayahnya bekerja,
namun ketika hendak sampai ia berhenti sebentar di suatu pohon yang rindang
samosir : mamak masak apa ya untuk bapak (sambil membuka rantang) icip dikit ah
istri tuba : mas aku bawain makanan special buat kamu loh
dengan posisi Lelah sang ayah pulang dengan perut kosong, di tengah jalan ia sedang melihat
anaknya sedang asyik menyantap bekalnya.
Toba : “ Samosir !!!! Bisa2 nya kau makan jatah bekal bapak. Dasar anak durhaka kamu!! Pemalas!,
gak bisa apa2, kerja nya Cuma tidur, makan, tidur, makan, iya kayak binatang kamu nunggu dikasih
makan sama tuanya … oiya kan emang bener km kan anak IKAN !!
Stage 5
Mendengar itu semua Samosir lari dan menangis sepanjang jalan pulang
Samosir : “itu bapak marah marah mak, masak samosir dibilang anak ikan
(dengan muka shock si ibu berkata : kamu yakin nak ?? ibu tidak salah dengar ini ?
Ibu : “ Sekarang kau lari nak lari!!! Lari kau ke arah gunung yang ada di belakang desa”
Stage 6
Seketika cuaca berubah menjadi gelap , petir bergemuruh angina bertiup sangat kencang dan
bumipun mulai berguncang dengan pelan namun pasti
Toba lari terbirit birit menuju rumah dan berkata duhai belahan hatiku betapa hinanya diriku ini yang
tanpa sengaja telah beringkar janji memang tidak tau diri ……
setelah badai menerpa semalaman, keesokan paginya terbentuklah sebuah danau yang amat luas
dan nama toba diabadikan untuk danau itu, ditengahnya terdapat sebuah pulau yang nama samosir
diabadiakan di dalamnya