Anda di halaman 1dari 4

Disebuah desa di wilayah Sumatera Utara, hiduplah seorang petani bersama ibunya

bernama Toba dan Ibu Toba.


Pada malam hari Toba bermimpi buruk sekali, dalam mimpinya dia diterkam oleh harimau,
dia pun langsung terbangung.

Toba : (terbangun dari tidurnya)

Ketika dia sedang memikirkan apa arti dari mimpi itu. Tiba-tiba ibuny batuk dan sesak
nafas. Toba pergi ke kamar ibunya.

Ibu toba : (batuk)


Toba : ibu…ibu…ibu kenapa?
Ibu toba : anakku ibu tidak apa-apa, ibu hanya sesak napas dan batuk biasa saja, jangan
khawatir.

Tapi batuk dan sesak nafas yang dialami ibu semakin parah. Tadinya batuk biasa menjadi
batuk berdarah.

Ibu toba : (batuk berdarah)


Toba : tidak ibu, ibu sangat kesakitan.
Ibu toba : anakku tolong ambilkan ibu minum.
Toba : baik bu (memberikan minum kepada ibunya)
Ibu toba : anakku ibu sudah tidak tahan lagi, mungkin ajal ibu sudah dekat.
Toba : tidak ibu, jangan tinggalkan Toba sendiri disini.
Ibu toba : kau harus bisa hidup tanpa ibu, kau kan anak yang kuat. Hiduplah dengan damai.
Toba : ibu, ibu, jangan tinggalkan Toba sendiri disini ibu. (Toba merasa menyesal karna
ibunya telah tiada)

Kini dia hidup seorang diri dan rajin bekerja walaupun lahan pertanianny tidak luas. Di
suatu pagi yang cerah, Toba pergi memancing di sungai. Lama sekali dia menunggu hingga
dia putus asa.

Toba : ya tuhan. Semoga hari ini aku dapat ikan yang besar.

Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan. Kali tersebut bergoyang-goyang, lalu ia segera
menarik kailnya.

Toba : terimakasih ya tuhan, hari ini aku mendapatkan ikan yang besar, ikan ini juga memiliki
sisik yang sangat indah. Pasti nikmat bila aku makan nanti.

Toba mencari kayu bakar untuk membakar ikan yang ditangkapnya hari ini. Ketika ia
sedang mencari kayu bakar, tiba-tiba ikan yang ditangkap oleh Toba berubah menjadi
seorang gadis yang cantik jelita.
Toba pun datang dan membawa kayu bakar. Toba terkejut ketika ikan di ember tidak ada.

Toba : hah? Dimana ikan besar cantik nan rupawan itu, apakah ia dimakan kucing? Padahal
aku ingin sekali memakannya.
Wanita ikan : jangan takut pak, aku juga manusia sama seperti engkau. Aku sangat
berhutang Budi padamu karena kau telah menyelamatkanku dari kutukan sang Dewata.
Toba : ( alangkah cantiknya gadis ini, seandainya saja dia mau menjadi istriku)
Wanita ikan : Aku mau menjadi istrimu
Toba : benarkah?
Wanita ikan : tentu saja

Rupanya gadis itu bisa membaca keinginan hati Toba.

Toba : namaku Toba, mari kita lekas pulang. Aku sudah tak sabar ingin memberitahukan
bahwa kau akan menjadi istriku.
Wanita ikan : tapi Toba, aku punya satu syarat.
Toba : apa syaratnya?
Wanita ikan : jika kita menikah nanti jangan pernah mengungkit asal mulaku sebagai seekor
ikan, karena jika masyarakat tahu akan hal tersebut akan terjadi bencana besar yang
melanda desa ini.
Toba : baiklah, percayakan semua ini padaku, mari kita pulang.

Saat mereka memasuki kampung halaman pak Toba, ada dua orang wanita yang tidak
suka akan kehadiran gadis cantik itu.

wanita 1 : hei inang kau tahu tidak siapa gadis bersama Toba itu?
Wanita 2 : mana ku tahu, coba kau pikir mana ada gadis secantik dia mau sama Toba.
Wanita 1 : lalu mengapa mereka bisa bersama?
Wanita 2 : mungkin di guna-guna biar tertarik padanya. Kau kan tau su Toba itu bupuk, alias
bujang lapuk
Wanita 1 : ohh iyayahh… pintar kali kau ini, sudahlah lekas kita pulang jijik aku melihatnya.

Mereka pun pulang ke rumah dan menjalankan kehidupan mereka layaknya sepasang
suami istri.
Toba merasa bahagia dan tentram.
Setahun kemudian, kebahagiaan Toba dan gadis cantik bertambah karena gadis cantik itu
melahirkan seorang anak laki-laki dan diberi nama Samosir.
Samosir tumbuh menjadi seorang anak laki-laki yang sehat dan kuat, tetapi sangat nakal.
Ia mempunyai kebiasaan aneh yaitu selalu merasa lapar dan ia juga selalu membuat jengkel
kedua orang tuanya karena ia tidak pernah mau membantu pekerjaan orang tuanya.

Toba : Bu, mana makan siang untukku?


Istri toba : tadi sudah kusiapkan di atas meja, Samosir kemana makanan tadi?
Samosir : sudah kuhabiskan Bu, kan aku ini masih dalam masa pertumbuhan, sebenarnya
sekarang pun aku masih lapar, tapi ya sudahlah aku pergi bermain dulu ya Bu.
Toba : SAMOSIRR!!! Ahh ibu ini selalu saja memanjakan dia, saya ini lapar Bu.
Istri toba : sabar ya pak, ingatlah dia kan buah hati kita satu-satunya. Jangan sampai hal
sepele seperti ini membuatmu emosi.
Toba : ya sudahlah bu. Buatkanlah saja aku makan lagi, aku sudah lapar.
Istri toba : tunggulah, aku akan membuatkannya.
Toba masih bisa menahan kesabarannya, namun kesabaran seseorang itu pasti ada
batasnya.

Ibu di dapur sedang menyiapkan makanan untuk suaminya, sedangkan anaknya Samosir
sedang asyik bermain bersama teman-temannya di depan rumah.

Istri toba : Samosir, bantu ibu nak.


Teman 1 : Samosir apakah kau tidak mendengar teriakan ibumu?
Teman 2 : iya Samosir, ibumu memanggil.
Samosir : ahh malas kali aku, aku sedang asyik bermain, ibu malah memanggilku.
Teman 1 : sudahlah sebaiknya kau membantu jbuku sama.
Teman 2 : nanti kau jadi anak durhaka kalau tidak mau patuh pada ibumu.
Samosir : yasudahlahh… aku pergi dulu nanti kita main lagi.
Teman 1&2 : baiklah Samosir.

Samosir masuk ke Ruman menuju dapur untuk membantu ibunya.

Istri toba : Samosir… Samosir… bantu ibu nak. Dari mana saja kau Samosir, ibu
panggil-panggil tapi kau tidak dengar.
Samosir : aku tadi lagi main di luar rumah Bu.
Istri toba : ya sudahlah, cepat kau antarkan bekal ini untuk bapakmu di sawah, kasian dia
sudah menunggu.
Samosir : ahh, ibu sajalah yang pergi.
Istri toba : ibu sedang masak Samosir, cepat kau antarkan, nanti bapakmu marah.
Samosir : ahh ibu ini. Sini bekalnya!

Dari awal Samosir sudah tidak berniat mengantarkan makanan tersebut, sesampainya di
pertengahan jalan.

Samosir : hadehhh, jalan ke sawah saja sudah membuatku lelah. Lebih baik ku makan saja
bekal bapak ini (Samosir memakan bekal tersebut).

Tanpa sadar bekal tadi telah habis dimakan oleh Samosir. Lali dengan perasaan tak
bersalah, Samosir pun pulang dan melanjutkan permainannya.
Bapaknya yang sudah kepanasan dan kelaparan menunggu, memutuskan untuk pulang.
Sesampainya di rumah…..

Toba : bah, lapar kali aku. Enak kali kalau aku makan masakan istriku. Samosir!! Kau
kemana kan semua masakan ibu kau?
Samosir : sudah Samosir habiskanlah pak, ketika sedang mengantarkan makanan bapak
aku memakannya karena perjalanan ke sawah sangatlah melelahkan.
Toba : dasar anak ikan! Rakus sekali kau!

Samosir menangis, lalu berlari pergi menemui ibunya di ladang.

Istri toba : mengapa kau menangis anakku?


Samosir : ibu, benarkah aku ini adalah seorang anak ikan?
Istri toba : siapa yang berkata padamu nak? Jawab ibu nak!
Samosir : bapak yang berkata itu padaku Bu. Bapak bilang aku adalah seorang anak ikan,
makanya aku rakus. Benarkah itu Bu?
Istri toba : iii..ya Samosir, bapakmu itu benar. Kau adalah anak ikan, ibumu ini adalah seekor
ikan sebelum menikah dengan bapak. Segeralah pergi mendaki bukit yang terletak tidak
begitu jauh dari rumah kita dan kau harus memanjat pohon kayu tertinggi yang terdapat di
bukit itu.
Samosir : baik Bu.

Tiba-tiba ada suara yang muncul dari langit.

Suara gaib : HAHAHAHA, SUAMIMU SUDAH MELANGGAR JANJINYA. SEKARANG


KAMU TIDAK BISA HIDUP DIMUKA BUMI INI, KAU HARUS MENINGGALKAN MUKA
BUMI INI, KAU HARUS KEMBALI KE TEMPAT ASAL KAU YAITU KE SUNGAI KEMBALI
MENJADI IKAN. KAU TIDAK BERHAK LAGI TINGGAL DISINI, CEPATLAH KAU PERGI
KESUNGAI!.

Setelah mendengar suara gaib, seketika itu juga Samosir lenyap tanpa jejak dan bekas.
Tiba-tiba langit menjadi gelap dan turun hujan yang sangat deras disertai petir.

Masyarakat 1 : ada apa ini??


Masyarakat 2 : aku tidak tahu.
Masyarakat 1 : tidak biasanya hujan deras seperti ini .
Masyarakat 2 : aku rasa akan ada bencana yang sangat dahsyat menimpa desa kita
Masyarakat 1 : ya benar, ayo kita pergi ke tempat yang lebih tinggi.
Masyarakat 2 : ayoo cepat!!!

Tapi semuanya telah sia-sia. Mereka sudah terlambat, sungai di desa mereka akan meluap
dikarenakan hujan deras ini. Tak lama lagi air sungai di desa mereka akan menggenangi
desa mereka.
Akhir cerita, setibanya istri toba di tepi sungai, mendadak langit menggelap. Kilat
menyambar disertai bunyi guruh yang menggelegar. Ia kemudian melompat kedalam sungai
dan berubah menjadi seekor ikan besar lagi.
Toba tak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam oleh genangan air. Lama
kelamaan, genangan air itu semakin luas dan berubah menjadi danau yang sangat besar.
Di kemudian hari, orang-orang menyebutnya danau Toba dan Pulau kecil yang berada di
tengah-tengahnya dinamai pulau Samosir.

Pesan moral yang terkandung dalam legenda danau Toba diantaranya kita harus menepati
janji dan tak mengumbar amarah karena penyesalan selalu terjadi diakhir, maka berpikirlah
sebelum berucap.

Anda mungkin juga menyukai