Anda di halaman 1dari 6

NASKAH DRAMA “TIMUN MAS”

1.Timun Emas( hani)


2. Pak Karta(demsy)
3.Bu Karta(izza)
4.Buk Salam(amel)
5.Pak Darus(abel)
6.Raksasa(dzaki)

Di suatu desa daerah antah berantah tinggallah sebuah gubug kecil nan sederhana,
yang ditempati oleh seorang petani bersama istrinya yang bernama keluarga pak
Karta,

Pak Karta : “Bu, sekarang aku mau berangkat ke sawah sambil nengok kebun
jagung apa sudah selesai dipetik atau belum oleh pak Salam.”

Bu Karta : “Baiklah pak hati-hati di jalan ya, pak.”

Pak Karta : “Aku berangkat dulu ya, bu..”

Tiba di perkebunan jagung Pak karta segera menemui Pak Salam yang sedang
memungut jagung yang baru saja selesai dipetik.

Pak Karta : “Hai… buk Salam apa sudah selesai memetik jagungnya?”

Buk salam:: “Hai… tentunya sudah, tinggal mengumpulkan saja.”

Pak Karta : “Oh… ya sudah selesai sekarang tinggal diangkut ke kota untuk dijual.”

Pak Salam : “Sekarang kita tunggu mobil datang, sambil menunggu bagaimana
kalau kita adu teka-teki, yang tidak bisa jawab harus menyanyi.”

Pak Karta : “Baiklah, aku setuju siapa takut …!!!

Buk Salam : “Sekarang aku duluan, ya…??”

Pak Karta : “Okey… Ayo cepat katakan!!!”

Buk Salam : “Barang apa kalau dipegang badannya, kepalanya malah manggut-
manggut sambil kepalanya dibenturkan ke tanah.”

Pak Karta : “Orang sedang gulat. “

Buk Salam : “Salah …”

Pak Karta : “Apa . …ya aku menyerah !!”


Buk Salam : “Orang sedang mencangkul,nah perhatikan aku pegang badannya
nanti kepalanya manggut-manggut.”

Buk Salam : “Nah sekarang giliranmu untuk memberi pertanyaan.”

Pak Karta : “Ini pertanyaan yang sulit pasti kamu tak bisa jawab,lehernya dicekik lalu
mengeluarkan kenikmatan.”

Buk Salam : “Wah.. ini tak masuk akal mestinya khan harus mati kalau dicekik, kok
malah jadi nikmat.”

Pak Karta : “ya kendi ini lihat ya.. aku cekik lehernya lalu glek..glek nikmat…!”

Pak Darus : (datang dengan membawa mobil) “Hai.. bapak-ibuk lagi ngapain
nih..boleh aku ikutan.”

Pak Karta : “wah ini ada pak Darus tiba, sekarang kita angkut jagung-jagung ke atas
truk.”

Pak Darus : (sambil menyetir mobil) greng..greng …ngeng..ngeng!!!

Bu Karta : “Ayo pak cepat ke mari aku bawa makanan, suruh buk Salam juga ke
sini. Kita makan sama-sama.”

Setelah selesai makan mereka berkemas-kemas barangnya untuk dibawa


pulang,sesampai di rumah ……

Bu Karta : “Pak ..tadi aku sempat tertidur ,dalam tidurku aku bermimpi, mempunyai
anak,tapi dalam mimpiku aku disuruh berdoa minta anak lalu tiba-tiba ada orang
yang menyanggupi memberi anak.”

Pak Karta : “Bu ne itu khan hanya mimpi,sebenarnya kamu itu hanya ingin punya
anak sampai-sampai terbawa mimpi segala.”

Bu Karta : “Tidak pak, aku yakin kalau ini bener-bener terjadi,bagaimana sekarang
kalau  kita coba, siapa tahu ada yang mendengar doa kita lalu langsung dikabulkan.”

Pak Karta : “Kamu itu kalau maunya sih harus dituruti, dasar ngeyel…! Baiklah
,sekarang kita coba berdoa sama-sama biar afdol doa kita.”

Bu Karta : “Sekarang kita duduk sama-sama sambil menengadahkan tangan dengan


suara yang keras agar doa kita terdengar yang Maha Kuasa.”

Pak Karta dan Bu Karta : “Wahai…para gaib yang ada di sini dengarkanlah
permintaanku Aku minta anak yang lucu, cantik dan sangat menawan.”
Raksasa : “Ha..ha.ha… Kini aku datang untuk memberi sesuatu untukmu, tapi ada
syaratnya, kalau anak itu sudah besar harus kau berikan padaku lagi, gimana
setuju?

Pak Karta : (Dengan perasaan ketakutan dan gemetar ) “Ba..baiklah aku setuju
apapun permintaanmu aku pasti memenuhi janji.”

Raksasa : “Baiklah aku pasti datang mmberimu anak perempuan seperti yang kau
minta, ha…ha..ha..!!”

Pak Karta : “Bu ne..orang itu sudah tidak ada, keluarlah kamu, tadi itu siapa kok
suaranya besar dan rumah kita bergetar,bagaimana nanti kalau seandainya kita tidak
menepati janji, apa kita taruhannya ya.. bu “.

Bu Karta : “Itu nanti saja kita pikirkan, yang penting kita punya anak dulu. Alangkah
bahagianya kalau kita benar-benar punya anak ya, pak.”

Esok hari sang raksasa itu datang dengan membawa bayi, lalu raksasa itu…

Raksasa : “Ha,ha,ha…. Aku datang sesuai dengan jadwalku ha, ha,…..! Aku
membawa anak cantik untukmu, ha..,ha..,ha…..”

Pak Karta : (dengan perasaan takut mondar-mandir ke sana-ke mari) “Baik… terima
kasih pak atas pemberiannya,…!”

Raksasa : “Jangan panggil aku pak, sangat tidak cocok sekali panggilan itu untukku,
ha..”

Pak Karta : “Lalu aku panggil apa tuan atau mister?”

Raksasa : “Mister, memangnya aku ini misteri? Panggil saja aku Rak..sa..sa!”

Pak Karta : “Anak yang kau janjikan apa sudah kau bawa?”

Raksasa : “Ha..ha..ha.. sepertinya kau tidak sabaran.. nanti kalau aku sudah pulang
kau ambil di depan rumahmu, tapi jangan lupa tiga bulan lagi aku datang mengambil
anak itu, ha..ha..ha..”

Pak Karta : “Bu ,raksasa itu sudah pulang, sekarang kita ambil anak kita di depan
rumah.”

Bu Karta : “Ya, pak anak itu ada di sini, hem ..cantik sekali ya pak.!”

Pak Karta : “Ya,bu cantik sekali kita harus memberi tahu kepada tetangga kita, kalau
kita sudah punya anak perempuan yang cantik.”
Bu Karta : “Sambil kita beritahu nama anak kita ya pak, sekarang kita harus memberi
nama anak kita, dan bagaimana kalau namanya Timun Emas yang artinya timun
berarti bisa membawa kesegaran bagi orang yang kehausan dan emas berarti
barang yang tak ternilai harganya.”

Pak Karta : “Nama yang bagus sekali, apalagi bersamaan dengan musim buah
mentimun yang ada di desa kita.”

Pak Karta tak bosan-bosannya memandang, mencium serta mengayun-ayunkan


bayinya yang mungil itu, sambil mereka bergurau dengan anak kesayangannya. Tiga
bulan berlalu telah berjalan begitu cepatnya datanglah raksasa untuk melihat bayi
yang dititipkannya tersebut.

Raksasa : “Ha..,ha..,ha.. aku datang lagi mencari anakmu yang kutitipkan padamu,
rasanya aku ingin membawa kembali anak itu bukannya sekarang sudah besar,
ha..ha..ha..”

Bu Karta : ”Jangan diambil dulu raksasa, ia masih kecil, kalau kamu makan tentu
hanya tulangnya saja tak enak rasanya.”

Raksasa : “Betul katamu, jadi kapan aku bisa bawa anak itu lagi.”

Bu Karta dan Pak Karta : (bicara secara bersama-sama ) “Sembilan tahun lagi kamu
datang ke sini bawa anak ini.”

Raksasa : “Ha,ha.ha…. memang kamu cerdas sekali ha..,ha..,ha.. itu baru makanan
yang lezat untukku, aku pesankan beri makan yang banyak agar anak itu besar dan
kenyal dimakan ha..,ha..,ha…!”

Pak Karta : “Baiklah aku akan memelihara agar anak ini tidak sakit dan cepat besar!”

Raksasa : “Okey, aku akan datang sesuai dengan janjimu, ha,ha, sampai jumpa..!”

Pak Karta : “Bu ne, mulai sekarang kita harus waspada jangan sampai anak kita
diambil oleh raksasa tanpa sepengetahuan kita.”

Bu Karta : ”Benar pak, mulai sekarang anak kita tidak boleh main terlalu jauh dari
rumah, agar kita dapat mengawasi dengan mudah.”

Enam tahun berjalan ,telah dilewati Timun mas bersama ke dua orang tuanya


dengan penuh kebahagiaan, dan keceriaan

Timun Emas memang anak penurut selalu patuh terhadap ke dua orang tuanya,
Tidak pernah membantah apa yang diperintah oleh kedua orang tuanya. Ia selalu
diingatkan agar tidak bermain terlalu jauh dari rumah agar tidak dibawa oleh raksasa.
Suatu saat Timun Emas diajak bercakap-cakap oleh kedua orang tuanya…

Bu Karta : “Mun, kamu sekarang sudah besar tentu kamu harus tahu asal-usulmu.
Dan kamu harus mengerti apa yang perlu kamu lakukan.”

Timun Emas : ”Ya, bu aku akan dengarkan nasehat ibu, nasehat ibu sangat berarti
untuk masa depan mumun nantinya.”

Bu Karta : ”Begini ya Mun, beberapa tahun lalu sekitar enam tahun yang lalu, ibu dan
bapakmu minta seorang anak yang cantik, kemudian datang sang raksasa memberi
anak bayi yaitu kamu, untuk diasuh dan dibesarkan, sehingga nanti kalau sudah
besar harus diserahkan kembali kepada raksasa untuk…”

(Ucapannya terhenti karena tak sampai hati untuk melanjutkan)

Timun Emas : ”Untuk dimakan maksud ibu?“

Bu Karta : “Ya, Mun, tapi bapak dan ibumu tidak rela kalau kau jadi santapan sang
Raksasa itu. Makanya kamu aku beritahu agar kamu dapat mempersiapkan diri
untuk menghindar agar tidak dimakan oleh sang Raksasa.”

Timun Emas : ”Ya, bu sekarang aku tahu dan aku tidak main jauh dari rumah ini,
supaya kalau ada raksasa aku langsung masuk rumah.”

Tak terasa umur Timun Emas sudah mencapai 9 tahun, tiba saatnya Bu Karta dan
pak Karta mempersiapkan diri untuk menghadapi raksasa, tiba-tiba rumahnya
bergetar pertanda ada tamu tak diundang datang…

Raksasa : ”Ha.., ha.., ha.., aku datang lagi …”

Pak Karta : “Bu, anak kita mana, cepat sembunyikan jangan sampai ketahuan.”

Raksasa : ”Ha.., ha.., ha.., ternyata kau berkhianat hai manusia, ayo keluarkan
anakmu.”

Pak Karta : ”Ba..ba..baiklah, akan kupanggilkan anakku.”

Bu Karta : ”Hai, Mun sekarang kau harus mulai bertindak, lari keluar lewat pintu
belakang agar kau tidak ketangkap, kau sebarkan satu persatu biji mentimun , duri,
garam dan terasi, saat kamu hampir ketangkap. Nah semuanya sudah ibu masukkan
ke dalam kantong ini.”

Timun Emas : ”Baiklah bu, pesan ibu akan Mumun laksanakan.”

Bu Karta : ”Nah, sekarang kamu mulai lari, keburu raksasa marah sama bapakmu.”
Raksasa : ”Hem, mana makananku yang kutitipkan, aku sudah lapar.”

Bu Karta : ”Bagaimana kalau aku saja sebagai ganti anakku.”

Raksasa : ”Tidak bisa, dagingnya pasti keras karena kau terlalu tua untuk dimakan.”

Timun Emas : ”Raksasa, ini aku ada di sini, kejar aku kalau dapat.”

Raksasa : “aku akan mengejarmu Timun Emas.”

Timun Emas: ”Ah .. raksasa itu bisa mengejarku, aku harus menghindar meski
senjataku hanya satu, mudah-mudahan yang ini membuat raksasa itu binasa pada
akhirnya tak bisa mengejarku.”

Raksasa : ”Hem rasanya aku bisa menangkapmu, Timun Emas..ha..ha.. kau sudah
mulai kehabisan tenaga Timun Emas, apa yang kau lemparkan padaku anak gadis?
Kau pasti tertangkap anak manis, ayo mendekatlah..ha.ha.ha !!”

Timun Emas : “sekarang terimalah terasi dariku..” (sambil melempar terasi ke arah
raksasa yang kejam itu)

Raksasa : “Benda itu sudah tidak ada gunanya Timun Emas, lebih baik kau
menyerah saja dari pada kau kecapekan.auw.. kakiku tak bisa ku angkat lagi, tolong
badanku masuk ke lumpur yang sangat dalam.. tolong  aku Timun Emas.. aku tak
jadi memakanmu apabila kau mau menolongku. Tolong…tolong…long…….”

Timun Emas : ”Hem sekarang habislah riwayatmu sang raksasa yang rakus.

Pada akhirnya Timun Emas berhasil membinasakan raksasa dengan bekal yang
dibawa dari ibunya. Patuh terhadap nasehat kedua orang tua sangatlah ampuh untuk
mengalahkan segalanya dan dapat meraih segala yang kita cita-citakan.

Demikian cerita ini mudah-mudahan dapat diambil hikmahnya

Anda mungkin juga menyukai