Anda di halaman 1dari 2

Apakah ini Salah Covid-19 ?

Hari ini langit terlihat mendung, seperti perasaan yang tengah dirasakan oleh keluarga Pak
Karman. Sudah beberapa hari ini Pak Karman tidak masuk kerja, karena mengalami demam dan
batuk-batuk. Pak Karman tidak mau diajak ke Rumah Sakat karena ia merasa ini hanyalah sakit
biasa.

Hari demi hari berlalu, demam yang diderita Pak Karman tidak kunjung turun. Adit, anak laki-
lakinya terus mendesak Pak Karman agar mau diajak ke Rumah Sakit. “Pak ayo kita ke Rumah
Sakit. Di Rumah Sakit bapak akan ditangani dengan baik dan bapak akan cepat sembuh” ujar
Adit kepada Pak Karman. “baiklah nak, uhuk… Bapak mau diajak ke Rumah Sakit, uhuk…”
jawab Pak Karman sambil terbatuk-batuk.

Pak Karman pun dibawa ke rumah sakit oleh kelurganya. Sesampaimya di Rumah Sakit, Pak
Karman harus di Swab terlebih dahulu, karena peraturan dari Rumah Sakit itu setiap pasieh harus
di swab terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pasien terkena Covid-19 atau tidak. Covid-19
adalah wabah yang tengah menyerang hampir seluruh Dunia dan meresahkan semua orang.

Sembari menunggu hasil Swab-test, Pak Karman ditempatkan di sebuah ruangan yang berisi 8
orang. Saat Pak Karman di Rumah Sakit, keluarganya bergantian menemaninya. Buk Erni, istri
Pak Karman menemani Pak karman dari pagi hingga siang, dan dari siang hingga pagi Pak
Karman ditemani oleh Adit. Sementara itu Nita, anak perempuan Pak Karman mengurus
pekerjaan di rumah seperti memasak dan membersihkan rumah.

Setelah 3 hari di Rumah Sakit, hasil Sweb-test Pak Karman pun keluar. Setelah dilihat hasil
Swab Pak Karman, ternyata ia positif Covid-19. “Buk, karena hasil Swab-test bapak positif
Covid-19, Bapak akan diisolasi dan tidak bisa ditemani lagi oleh keluarganya” begitu kata
perawat kepada Buk Erni yang sedang menemani Pak Karman pada saat itu. Mendengar kata
kata perawat tersebut, perasaan Buk Erni yang awalnya sedih menjadi semakin sedih.

Saat Pak Karman diisolasi di Rumah Sakit, Buk Erni dan kedua anaknya diharuskan melakukan
Swab-test juga agar dapat dinyatakan terbebas dari Covid-19. Perasaan Buk Erni bertambah
sedih setelah menerima hasil Swab-test, karena kedua anaknya ternyata juga positif Covid-19.
Kedua anak Buk Erni berusaha menenangkan Buk Erni agar tidak larut alam kesedihan. Perasaan
Buk Erni sedikit membaik, karena kedua anaknya bisa melakukan isolasi mandiri di rumah
dengan syarat memiliki kamar mandi pribadi.

Walaupun terpisahkan oleh sebuah virus, komunikasi keluarga Pak Karman tetap terjalin melalui
teknologi video call. Walaupun tidak bisa bertemu secara langsung, setidaknya keluarga Pak
Karman dapat melepas semua kerinduan yang terpendam seperti lagu Kangen dari Dewa-19.
Hari demi hari dilalui Adit dan Nita hanya berdiam diri di kamar, dan hanya dapat keluar rumah
ketika pagi hari untuk berjemur. Hal yang sama juga dialami Pak Karman, tetapi hal yang
dialami Pak Karman lebih memprihatinkan, karena di Rumah Sakit tidak ada keluarga yang
boleh menemani Pak Karman.

Suatu hari, saat Adit dan Nita sedang berjemur Bu Ani

Setelah 7 hari diisolasi di ruma sakit, penyakit yang diderita Pak Karman malah semakin parah.
Pak Karman mulai merasakan sesak nafas, tetapi hal tersebut dapat diatasi oleh Dokte dengan
memasangkan alat bantu oksigen pada Pak Karman. Sementara itu Adit dan Nita tidak
merasakan gejala apa-apa. “Ini adalah hal yang wajar, karena Adit dan Nita merupakan OTG
(Orang Tanpa Gejala), sehingga mereka tidak merasaka gejala apapun” ujar perawat di
puskesmas yang mengontrol perkembangan Adit dan Nita setelah ditanyai mengenai hal
tersebut.

Setelah lebih kurang 2 minggu diisolasi mandiri di rumah dan setelah melakukan Swab-test
sebanayak dua kali, Adit dan Nita dinyatakan negatif Covid-19. Sementar Pak Karman masih
dinyatakan positif Covid-19. “Alhamdulillah, hasil Swab-test kalian berdua sudah negatif, jangan
lupa do’akan bapak ya nak…”

Anda mungkin juga menyukai