Anda di halaman 1dari 5

KASUS MALPRAKTIK

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1 (A)

Dosen Pengampu : Maam Grace B.Polii,


S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Verren Rose Pakaya

NIM : 21061014

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS


KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2021
TUGAS
• Tuliskan kejadian malpraktik yang di bawa di rana hukum (beserta sanksinya)
dalam 10 tahun terakhir baik yang dilakukan dokter maupun perawat dan
tenaga medis lainnya!

JAWABAN

1. Ibu Hamil Diberi Vitamin Kedaluwarsa, Kepala Puskesmas-


Apoteker Diperiksa (Agustus 2019)

Pada Agustus 2019 seorang ibu hamil berinisial N (25) melaporkan pihak
puskesmas di Jakarta Utara setelah diduga diberi vitamin kedaluwarsa. Ibu
hamil tersebut mengalami muntah-muntah hingga perutnya kesakitan setelah
diduga mengonsumsi vitamin kedaluwarsa yang diberikan oleh puskesmas.
Atas kejadian ini, ibu hamil tersebut melaporkan pihak puskesmas ke polisi.

Pengacara ibu hamil tersebut mengatakan kliennya mengalami sakit-sakit


sejak pertama kali menjalani kontrol di puskesmas tersebut pada 11 Juli 2019.
Saat itu usia kandungannya 15 minggu. Kemudiam karena obatnya habis, ibu
hamil tersebut datang kembali untuk kontrol kedua pada 13 Agustus dan
dikasih obat yang sama. Pihak puskesmas memberikan tiga macam obat, dari
tiga jenis obat itu, salah satu dari obat tersebut, yakni vitamin B6 yang
merupakan vitamin yang diberikan kepada itu diduga telah kedaluwarsa. Ibu
hamil itu memakan obatnya dirumah, tapi tetap merasa mual, pusing, muntah,
dan kandungannya terasa sakit. Setelah itu dia mengecek obatnya, ternyata
sudah expired. Expired-nya dicoret dengan spidol warna biru, dia expired itu
tertulis bulan April 2019," Selama masa kehamilan, ibu tersebut belum pernah
menjalani kontrol ke mana-mana, selain ke puskesmas tersebut. Ibu tersebut
juga belum pernah mengecek kandungan dengan USG. Ibu hamil sebagai
korban tersebut telah melakukan mediasi terhadap puskesmas. Puskesmas
kemudian merujuk korban ke RSIA BUN Kosambi, Tangerang.

Ibu hamil tersebut melaporkan pihak puskesmas ke Polsek Penjaringan pada


15 Agustus 2019. Dalam laporan bernomor 940/K/VIII/2019/SEK.PENJ,
pihak puskesmas dilaporkan atas tuduhan Pasal 8 UU RI No 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen.
2. Kematian Allya Siska, Pasien Chiropractic Diduga Korban
Malpraktik (Januari 2016)

Allya Siska yang merupakan putri mantan wakil direktur komunikasi


perusahaan listrik negara Alvian Helmy Hasjim menjalani terapi di klinik
Chiropractic First di Pondok Indah Mall (PIM) 1 pada 6 Agustus 2015. Terapi
adjustment tersebut dilakukan 2 kali sekaligus dalam sehari, yaitu pada pukul
13.00 WIB dan 18.30 WIB oleh dr Randall Cafferty. Malam harinya, Allya Siska
mengeluh nyeri hebat di bagian leher dan akhirnya dilarikan ke Unit Gawat
Darurat (UGD) RS Pondok Indah. Kondisi nya terus memburuk hingga
akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada pukul 16.15 WIB pada besok
harinya. Kondisi terakhir Allya Siska yaitu tubuhnya membengkak dan di
diagnosa dokter mengalami pecah pembuluh darah.

seorang staf Chiropractic First yang ditemui di PIM 1 membenarkan bahwa


Allya Siska adalah pasien mereka. Allya Siska pertama kali datang pada 5
Agustus 2015 untuk menjalani assesement dengan seorang terapis asal
Amerika Serikat, dr Randall Cafferty. Pihak klinik tersebut tidak tahu
keberadaan Randall sekarang adadi mana karena beliau sudah resign sejak
November. Nama pelaku tersebut yakni Randall Cafferty tercantum dalam
sebuah dokumen di situs Board of Chiropractic Examiners milik pemerintah
negara bagian California. Dalam dokumen tahun 2013 tersebut mengaitkan
Randall dengan pelanggaran 'unprofessional conduct' dan 'conviction of a
crime'.

Elvira Natlya selaku kakak dari Allya Siska melaporkan dugaan malpraktik ini
ke Polda Metro Jaya pada Agustus 2015, sepekan setelah meninggalnya Allya
Siska. Selanjutnya, pihak kepolisian berkoordinasi dengan Dinas PTSP dan
Dinas Kesehatan DKI untuk menyegel klinik terapi pengobatan tersebut.
Diketahui, klinik tersebut tidak memiliki izin praktik. Pihak kepolisian pun
mengirimkan surat ke Gubernur DKI Jakarta berkaitan penindakan sesuai
aturan hukum berupa penutupan terhadap lokasi praktik chiropractic yang
tidak berizin di DKI Jakarta sebagai upaya preventif sehingga tidak ada korban
jiwa lain.
3. RS Swasta di Semarang Dipolisikan Terkait Dugaan Malpraktik
(Januari 2021)

Erni Marsaulina (50), ibu dari pasien bernama Samuel Reven (26),
menceritakan anak pertamanya meninggal tanpa dihadiri keluarga di ruang
isolasi COVID-19 meski dua hasil tes swab dinyatakan negatif. Ia kehilangan
putra pertamanya itu tanggal 3 November 2020 saat sedang menikmati liburan
di Semarang usai dari Magelang. Pada Awalnya, pada tanggal 28 Oktober
Samuel mengeluhkan sakit asam lambung kemudian dibawa ke IGD RS Swasta
Telogorejo. Saat itu Samuel sudah membaik dan langsung pulang. Namun
keesokan harinya Samuel kembali drop dan dibawa kembali ke rumah sakit
yang sama. Saat itu mereka bertemu dokter dan diminta agar ke HCU. Pasien
kemudian dibawa ke IGD dan menurut ibunya saat itu anaknya tidak kunjung
dipindah karena tidak mendapatkan kamar. Namun Erni dibujuk agar tidak
pindah rumah sakit. Saat itu pula diberitahu bahwa anaknya reaktif saat rapid
test tapi juga dijelaskan reaktif tersebut tidak selalu positif Corona, namun bisa
karena infeksi yang diderita. Kemudian Erni ditawari sebuah form agar diisi
sehingga cepat dapat kamar dan biaya ditanggung Kemenkes. Namun kamar
itu adalah kamar isolasi COVID-19 sehingga sejak saat itu keluarga tidak bisa
melihat Samuel. Pihak keluarga terus menanyakan kondisi pasien lewat pihak
rumah sakit. Swab pertama menunjukkan hasil negatif, namun pasien belum
boleh keluar karena menunggu swab kedua.

Tanggal 2 November 2020 sekitar pukul 22.30 WIB Erni menelepon anaknya
Samuel dan Samuel mengeluhkan soal pelayanan perawat dan setelah itu
meminta ibunya membawa susu dan air mineral. Selang beberapa saat Erni
ditelepon oleh suster memberitahukan bahwa anaknya kritis. Mereka
sekeluarga langsung menuju ke RS namun sesampainya mereka disana mereka
tidak boleh melihat keadaan Samuel karena sedang ditangani, tidak lama
kemudian dokter jaga keluar dan mengatakan bahwa Samuel sudah meninggal.

Hasil swab kedua diketahui negatif saat anaknya kritis. Pihak keluarga
langsung membawa jenazah ke pemakaman di Jakarta. Dua minggu kemudian
mereka menanyakan soal anaknya itu ke rumah sakit karena hanya ada
keterangan penyebab kematian akibat penyakit tidak menular. Kata Erni di
sana juga dia sempat disuntik insulin,
Pihak keluarga sudah bertemu dengan pihak rumah sakit dua kali dan tidak
membuahkan hasil. Jalur damai yang ditawarkan rumah sakit pun tidak ada
tindak lanjut. Bahkan resume dari rumah sakit sempat berubah karena resume
pertama menurut Erni tidak sesuai kenyataan. Resume pertama anaknya suhu
39 derajat saat datang, resume kedua 36 derajat. Keluarga meminta kejelasan
soal apa yang sebenarnya dialami pasien. Namun komunikasi antara dokter
yang menangani dan perawat yang menangani terputus, seolah-olah mereka
main-main. Akhirnya pihak hukum keluarga Samuel membuat somasi dengan
dugaan malpraktik dan dijawab dengan tetap diselesaikan secara damai.
Kemudian keluarga melakukan pengaduan ke Polda Jawa Tengah dan
diarahkan ke Ditkrimsus," Aduan tercatat dengan nomor register
STPA/46/I/2021/Reskrimsus pada tanggal 25 Januari 2021. Pihak RS tersebut
dipolisikan ke Polda Jawa Tengah karena dianggap ada dugaan malpraktik
hingga menyebabkan pasien meninggal.

SUMBER

1. https://news.detik.com/berita/d-3112502/menelusuri-kematian-allya-
siska-pasien-chiropractic-diduga-korban-malpraktik
2. https://news.detik.com/berita/d-4675781/ibu-hamil-diberi-vitamin-
kedaluwarsa-kepala-puskesmas-apoteker-diperiksa
3. https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-5351165/rs-swasta-di-
semarang-dipolisikan-terkait-dugaan-malpraktik

Anda mungkin juga menyukai