Anda di halaman 1dari 5

KASUS 1 (Senin )

Pengkajian pre Op dilaksanakan pada tanggal 13 maret 2014 jam 09.00 WIB dan post Op tanggal
14 maret 2014 di ruang melati II RSUD Dr Moewardi Surakarta. Dari hasil pengkajian di peroleh
data tentang kondisi kesehatan pasien seperti di bawah ini: Keluhan utama pasien saat dilakukan
pengkajian adalah nampak benjolan di hidung dan melebar ke wajah bagian kanan. Riwayat
kesehatan sekarang di peroleh data sebagai berikut : sekitar 3 tahun yang lalu ibu pasien
mengatakan muncul benjolan kecil di hidung sebelah kanan sebesar biji kacang hijau pada anak
Z, ibu pasien membiarkan benjolan tersebut karena ibu pikir itu hanya benjolan biasa yang bisa
hilang dengan sendririnya. Dengan bertambahnya hari benjolan tersebut bertambah besar dan
bertambah besar. Karena ibu khawatir terhadap kesehatan anaknya, ibu pasien membawa pasien
ke RS pada tanggal 14 februari 2014 dengan keluhan nampak benjolan di hidung sebelah kanan
sebesar bola bekel atau +- 4cm. Pasien masuk rumah sakit melalui Poli anak. Riwayat kesehatan
dahulu, ibu pasien mengatakan sebelumnya pasien belum pernah dirawat di rumah sakit.
Riawayat Prenatal ibu pasien mengatakan melakukan imunisasi TT, memeriksakan kehamilan
rutin 6x ke bidan. Pasien lahir secara spontan dengan BB 3400 gram. Ibu pasien mengatakan
pasien tidak pernah sakit berat dan obnam di rumah sakit. Pasien juga tidak memiliki alergi.
Riwayat kesehatan keluarga, keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang sama seperti
pasien dengan penyakit yang sekarang. Keluarga juga tidak memiliki riwayat penyakit yang
cenderung diturunkan seperti HIV, DM, dll.

1. Buat Data Fokus Pada Kasus diatas (Minimal 4)

2. Apa masalah utama pada kasus tersebut (1)

3. Buat Intervensi SP 1 Sampai 4 pada kasus diatas

4. Lakukan salah satu SP


KASUS II (Selasa, 22/6/2021; Jumat, 25/6/2021)

Kasus ini diambil pada tanggal 13 maret 2015 pukul 16.05 WIB di Unit Gawat Darurat (UGD)
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung. Tn. S, Laki-laki, 39 tahun, SMA, Islam, Jawa,
Pekerjaan wiraswasta, tinggal di Banding Rejo , pasien datang ke UGD Rumah Sakit Jiwa karena
merasa dadanya berdebar dan keringat dingin. Keluhan ini dimulai sejak 1 minggu yang lalu.
Sebelumnya terdapat tetangga pasien yang meninggal karena serangan jantung yang membuat
pasien takut meninggal seperti tetangganya. Hal ini menyebabkan pasien melakukan check up
pada 3 hari yang lalu dan dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kelainan pada tubuh pasien.
Namun, pasien tetap merasa ada kelainan pada tubuhnya sehingga membawanya berobat ke
UGD. Perasaan cemas ini berlangsung sebentar dan biasanya hilang atau berkurang apabila
pasien berkonsultasi ke dokter ataupun bercerita tentang keluhannya kepada temannya. Pasien
mengatakan serangan cemas ini berlangsung hilang timbul dan hampir setiap minggu. Keluhan
seperti ini terjadi sejak ±3 tahun yang lalu, diawali oleh kematian ibu pasien yang meninggal
karena diabetes melitus. Hal ini menyebabkan pasien melakukan check up setiap 6 bulan sekali
dan melakukan pemeriksaan gula darah setiap seminggu sekali. Pasien juga telah mendaftarkan
dirinya pada beberapa asuransi kesehatan. Hal ini dikarenakan ketakutan pasien akan kondisi
tubuhnya. Perasaan cemas terjadi pada saat apapun, tidak terbatas pada kecemasan pada saat di
tempat terbuka ataupun diluar lingkungan keluarga. Pasien tidak pernah merasa tidak berdaya,
kehilangan minat, merasa lemas ataupun terpkirkan putus asa dan melakukan bunuh diri. Tidak
ada riwayat trauma, mengkonsumsi alkohol maupun obatobatan terlarang. Selama keluhannya
berlangsung, pasien masih dalam keadaan sadar penuh. Tidak pernah mengamuk, berbicara
sendiri, mendengar atau melihat sesuatu. Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan
keluarganya, orang sekitar ataupun masalah dalam ekonomi. Riwayat prenatal dan perinatal dan
riwayat masa kanak awal baik pendidikan pasien hingga ke jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA). Dari status mental, kesadaran pasien composmentis, sikap pasien selama wawancara
kooperatif. Selama wawancara pasien merasa gelisah. Kontak mata dengan pemeriksa baik.
Pasien berbicara spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas cukup, artikulasi jelas,
kuantitas cukup. Mood pasien cemas dengan afek terbatas dan serasi. Tidak ditemukan gangguan
persepsi. Bentuk pikiran rasional dan realistik, arus pikir koheren, produktivitas baik, dengan
kontinuitas baik, dan tidak didapatkan hendaya berbahasa. Pada isi pikir terdapat cemas dan
takut. Pada penilaian fungsi luhur baik. Pasien lebih cenderung menyampaikan apa yang
dirasakan dan kurang memperhatikan apa yang disampaikan pemeriksa. Daya nilai pasien tidak
terganggu. Pasien menyadari bahwa dirinya sakit tetapi tidak mengetahui penyebabnya. Dari
pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya kelainan. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
yang telah dilakukan, diagnosa yang didapat pada pasien adalah Gangguan Panik. Pasien
diberikan terapi Golongan SSRI Fluoxetine 1x10 mg dan Golongan Benzodiazepin Aprazolam
1x0,5 mg. Pasien dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Lampung seminggu kemudian.

1. Buat Data Fokus Pada Kasus diatas (Minimal 4)

2. Apa masalah utama pada kasus tersebut (1)

3. Buat Intervensi SP 1 Sampai 4 pada kasus diatas

4. Lakukan salah satu SP


KASUS III

Tn. S dikaji pada tangal 10 Desember 2019/14.00 WIB, dengan diagnosa Tuberculosis paru,
pengkajian dilakukan di rumah Tn. S Desa Sumbrjati Kecamatan Silo Jember. Tn. S berusia 64
tahun, jenis kelamin laki-laki, Madura/Indonesia, menikah. Tn. S mengatakan cemas karena
batuk berdahak yang tak kunjung sembuh, setelah dilakukan pemeriksaan pasien positif TB paru.
Tn. S juga mengatakan cemas karena harus meminum obat setiap hari selama 6 bulan. Dan
sekitar 2 bulan yang lalu Tn. S mengatakan pernah jatuh dari tempat tidur saat hendak bangun
dan pasien mengeluh nyeri sendi jika berjalan terlalu jauh.

1. Buat Data Fokus Pada Kasus diatas (Minimal 4)

2. Apa masalah utama pada kasus tersebut (1)

3. Buat Intervensi SP 1 Sampai 4 pada kasus diatas

4. Lakukan salah satu SP


KASUS 4

Berdasarkan data demografi, ditemukan klien berusia 67 tahun dan berjenis kelamin perempuan.
Tekanan darah klien saat dilakukan pengkajian adalah 180/90 mmHg. Menurut penulis, hal
tersebut dikarenakan pengaruh obat yang rutin dikonsumsi klien, sehingga setelah
mengkonsumsi obat tekanan darah klien turun. Berdasarkan riwayat pengobatan klien pernah
terdiagnosis stroke, dengan gejala tangan dan kaki kiri tidak dapat digerakkan. Klien hipertensi
sejak usia 49 tahun dan telah mengkonsumsi obat sejak usia tersebut. Pada pengkajian kognitif,
afektif, fisiologis, perilaku dan sosial, didapatkan data dengan hasil dalam batas nornal. Klien
terlihat gelisah ketika penulis bertanya terkait 5 penyakitnya. Pengkajian riwayat sosial,
membuktikan adanya perubahan sosial pada klien. Sebelum sakit, klien jarang mengikuti
kegiatan di pelayanan kesehatan, tetapi semanjak sakit, klien rutin mengikuti kegiatan
PROLANIS yang diadakan di kelurahan daerah tempat tinggalnya. Klien juga sering mengikuti
kegiatan Posyandu Lansia. Alasannya, karena klien tidak ingin pengalaman masuk rumah sakit
sebelumnya terjadi lagi. Klien mengeluh sering merasa cemas jika nantinya penyakit hipertensi
yang dimiliki klien bertambah buruk. Klien juga cemas akan pengalaman masuk rumah sakit
dengan diagnosis stroke sebelumnya terulang kembali dan menyebabkan kematian. Pada
pengkajian riwayat pengobatan, ditemukan data, bahwa klien sebelumnya memiliki penyakit
hipertensi sejak umur 49 tahun, rutin mengkonsumsi obat oral dan kontrol ke pelayanan
kesehatan. Satu tahun yang lalu, klien terlambat kontrol dan beberapa hari tidak mengkonsumsi
obat untuk hipertensinya, sehingga ketika klien bangun tidur di siang hari, kaki dan tangan kiri
klien tidak dapat digerakkan. Kemudian klien dibawa ke rumah sakit

1. Buat Data Fokus Pada Kasus diatas (Minimal 4)

2. Apa masalah utama pada kasus tersebut (1)

3. Buat Intervensi SP 1 Sampai 4 pada kasus diatas

4. Lakukan salah satu SP

Anda mungkin juga menyukai