Anda di halaman 1dari 25

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2021


UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN KASUS: GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI


DEPRESIF BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK (F31.5)

Disusun oleh:
Amalia Ferial Marannu Kahar - C014191023

Residen pembimbing:
dr. Ardiansyah

Supervisor pembimbing:
dr. Rinvil Renaldi, M. Kes, Sp.KJ(K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
LAPORAN KASUS: GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR EPISODE KINI
DEPRESIF BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK (F31.5)

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. NL
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal lahir : 21/2/1993
Agama : Islam
Status pernikahan : Belum menikah
Pendidikan terakhir : S2
Pekerjaan : Freelancer
Alamat/telepon : Jl. Abdullah Dg. Sirua/085288855538
Diagnosis sementara : Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Depresif Berat dengan
: Gejala Psikotik (F31.5)

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Diperoleh dari catatan medis autoanamnesis:
A. Keluhan utama
Merasa hampa dan tidak bersemangat
B. Riwayat gangguan sekarang
a. Keluhan dan gejala
Seorang pasien perempuan usia 28 tahun datang sendiri ke Poli Psikiatri
RSUH untuk kontrol, saat ini pasien datang dengan keluhan pasien mengeluh
merasa hampa dan tidak bersemangat. Keluhan dirasakan sejak sebulan terakhir
dan memberat 3 hari yang lalu, pasien menghabiskan waktu hanya di tempat
tidur, berat untuk keluar kamar, dan merasa nafsu makan berkurang. Selain itu,
pasien mengeluh tidak bisa merasakan emosi seperti marah, sedih, khawatir.
Pasien bekerja dari rumah melalui aplikasi namun pasien mengaku saat ini tidak
ada minat melakukan pekerjaan sama sekali hingga pasien merasa sangat tidak
produktif. Pasien juga sulit memulai tidur, hanya bisa tidur di atas jam 03.00
subuh dan bangun biasanya jam 09.00 pagi. Saat bangun tidur pasien merasa
tidak segar, bahkan biasanya merasa kelelahan seperti pulang bertualang.
Akibatnya, orang tua dan saudara-saudara pasien di rumah menganggap pasien
pengangguran karena kebanyakan di rumah, pasien merasa tidak berguna. Pasien
juga merasa sama sekali tidak memiliki perasaan ke lawan jenis sehingga pasien
khawatir di usia sekarang pasien kesulitan untuk mendapatkan jodoh dan sulit
untuk menikah. Pasien juga mengaku kerap mendapatkan body shaming dari
saudara-saudaranya sehingga pasien merasa kurang percaya diri. Saat ini pasien
mengaku sering mendengar suara-suara yang memanggil namanya, suara orang
bercerita, atau mendengar suara tante pasien yang tidak tinggal bersamanya.
Pasien merasa melihat dan diikuti sosok makhluk halus, juga merasa sering
melihat sekilas orang mengawasi aktivitasnya. Pasien pertama kali berobat ke
Puskesmas Batua pada tanggal 18 September 2018 dan menyampaikan
keluhannya kepada dokter, setelah itu pasien dirujuk ke RSUH
Sebelumnya, pasien rutin mengkonsumsi Fluoxetin 20mg 1-0-1 +
Olanzapine 5mg 0-0-1 + Clobazam 10mg 0-0-1.
b. Hendaya/disfungsi
• Hendaya sosial : terganggu
• Hendaya pekerjaan : terganggu
• Hendaya gangguan waktu senggang : terganggu
c. Faktor stress psikososial: Pekerjaan dan kuliah
d. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik dan psikis sebelumnya
• Riwayat infeksi (+)
• Riwayat trauma (+)
• Riwayat kejang (-)
• Riwayat merokok (-)
• Riwayat alkohol (-)
• Riwayat NAPZA (-)
C. Riwayat gangguan sebelumnya
1. Riwayat penyakit dahulu
• Penyakit cacar air (varicella) - 2015
• Operasi patah tulang akibat kecelakaan (fraktur os klavikula) - 2015
2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif: Tidak ada
3. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya :
Pertama kali pasien merasakan keluhan pada tahun 2018, awal mulanya
pasien merasa sulit untuk mengendalikan emosinya, mudah marah dan kesal
akibat sering bertengkar dengan teman kantornya. Saat itu pasien bekerja sebagai
karyawan di sebuah perusahaan multimedia juga sambil berkuliah sebagai
mahasiswa S2 (Pascasarjana UNHAS). Pasien sering bertengkar dengan
juniornya di kantor karena juniornya sering bersikap tidak sopan dan sering
melakukan tindakan yang tidak menghargai sesama karyawan. Pertengkaran
tersebut sering terjadi yang membuat pasien merasa lebih tenang jika menyendiri
dan menutup diri. Saat di kantor, pasien mengaku sering mendengar suara-suara
aneh atau seperti ada yang berbisik, pasien juga sering merasa melihat orang naik
turun tangga. Akhirnya pasien mencoba untuk ke Puskesmas Batua pada tanggal
18 September 2018 dan menyampaikan keluhannya kepada dokter, setelah itu
pasien dirujuk ke RSUH. Pasien sejak saat itu rutin kontrol dan minum obat, serta
merasa ada perbaikan pada keluhannya. Namun, pada tahun 2019 pasien pernah
berpikir untuk melakukan percobaan bunuh diri, saat itu pasien mengaku sangat
tidak memiliki semangat untuk melakukan hal apapun termasuk mengerjakan
tesis. Selain itu, pasien mengaku memiliki pembimbing tesis yang sangat keras
dan tegas sehingga pasien kehilangan minat mengerjakannya. Hingga akhirnya
pasien mengambil keputusan untuk mengungsi ke Pinrang menenangkan diri
sambil mengerjakan tesisnya ternyata tidak membuahkan hasil apapun.
Solusinya saat itu pasien menggunakan jasa pembuatan tesis hingga pasien bisa
wisuda.
Pertengahan tahun 2020, pasien merasakan hal berbeda, pasien senang
shopping dan seringkali tidak sadar telah menghabiskan banyak uang. Pasien
biasa shopping 3 hari berturut-turut dan pasien mengaku kantong belanjanya
lebih dari 20 kantong, pasien berbelanja barang baik yang menurutnya tidak perlu
namun pasien senang melakukannya. Kebiasaan ini berlangsung lama. Selang
beberapa bulan, pasien kembali merasakan tidak memiliki minat dan semangat
untuk melakukan aktivitasnya.

D. Riwayat kehidupan pribadi


1. Riwayat prenatal dan perinatal (usia 0-1 tahun)
Pasien lahir cukup bulan melalui persalinan normal dibantu oleh dokter
pada 21 Februari 1993 di Puskesmas. Tidak ditemukan cacat lahir maupun
kelainan bawaan. Selama kehamilan ibu pasien dalam keadaan sehat. Pasien
diasuh oleh kedua orang tuanya serta minum ASI. Pertumbuhan dan
perkembangan normal.
2. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)
Perkembangan masa kanak-kanak awal pasien seperti berbicara dan
berjalan baik. Pasien tidak mengalami gangguan perilaku, pasien mampu
bermain dengan saudaranya.
3. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 3-11 tahun)
Pasien masuk sekolah di SD 002 Tinambung, pasien pindah sekolah ke SD
Tello Baru ikut orang tua yang bekerja sebagai Tentara. Pasien saat sekolah
mudah bergaul dengan teman sebayanya. Pasien memiliki prestasi yang baik dan
sering mendapat peringkat kedua.
4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja (usia 12-18 tahun)
Pasien melanjutkan sekolah ke SMP 17 Makassar, pasien memiliki banyak
teman dan mudah bergaul, pasien juga memiliki teman geng. Prestasi pasien juga
baik. Setelah itu, pasien melanjutkan pendidikan ke SMA 12 Makassar, pasien di
SMA merasa pendiam dan teman tidak sebanyak saat SMP. Pasien kuliah S1 di
UNHAS Jurusan Sastra Jepang dan menamatkan pendidikan dengan baik.
E. Riwayat masa dewasa
a. Riwayat pekerjaan
• Bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan multimedia - 2018
• Freelancer, review produk melalui aplikasi - 2020 sampai sekarang
b. Riwayat pernikahan: Belum menikah
c. Riwayat agama: Pasien memeluk agama Islam
F. Riwayat kehidupan keluarga
Pasien adalah anak ketiga dari lima bersaudara (♂,♀,♀,♂,♂). Pasien tinggal
dan dibesarkan oleh kedua orang tua kandungnya. Pasien memiliki hubungan
yang baik dengan keluarganya. Tidak ada keluarga dengan riwayat gangguan
jiwa.

Keterangan:

: Anggota keluarga laki-laki

: Anggota keluarga perempuan


: Anggota keluarga meninggal dunia
: Pasien
: Anggota keluarga yang tinggal serumah
G. Situasi sekarang
Pasien tinggal serumah dengan orang tua dan saudaranya.
H. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa lingkungannya baik, pasien merasa penyakitnya butuh pengobatan

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Deskripsi umum
1. Penampilan
Seorang perempuan, wajah tampak sesuai umur, kulit sawo matang, rambut
hitam pendek sebahu. Pasien mengenakan baju hijau army dengan celana juga
berwarna hijau army. Pasien dengan perawakan sedang dan berisi, pasien tampak
rapi dan bersih.
2. Kesadaran: Baik, secara kualitas maupun kuantitas
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat wawancara, ada kontak mata, pasien tampak tenang. Tidak ada gerakan
stereotipik, gerakan abnormal, gerakan involunteer, maupun gerakan tidak
bertujuan.
4. Pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi biasa, tidak ada hendaya.
5. Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif
B. Keadaan afektif (mood), perasaan, empati, dan perhatian
1. Mood : Hipotimia
2. Afek : Depresif
3. Empati : Tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi intelektual
1. Taraf pendidikan : Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai taraf
pendidikan
2. Daya konsentrasi : Baik
3. Orientasi
• Waktu : Baik
• Tempat : Baik
• Orang : Baik
4. Daya ingat
• Jangka pendek : Baik
• Jangka panjang : Baik
• Jangka segera : Baik
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi :

a. Halusinasi Auditorik: Mendengar suara-suara yang memanggil namanya,


suara orang bercerita, atau mendengar suara tante pasien yang tidak tinggal
bersamanya.

b. Halusinasi Visual : Melihat melihat dan diikuti sosok makhluk halus, juga
merasa sering melihat sekilas orang mengawasi aktivitasnya.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses berpikir
1. Arus pikiran
• Produktivitas : Cukup
• Kontinuitas : Relevan
• Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran
• Preokupasi : Tentang perasaan hampa
• Gangguan isi pikir : Tidak ada
F. Pengendalian impuls : Baik
G. Daya nilai
1. Norma sosial : Tidak terganggu
2. Uji daya nilai : Tidak terganggu
3. Penilaian realitas : Terganggu
H. Tilikan (insight) : Derajat 6 (pasien merasa dirinya sakit dan butuh
pengobatan)
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI


A. Status internus
a. Keadaan umum : Sakit ringan
b. Kesadaran : Komposmentis
c. Tanda vital
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 94x/menit
• Pernapasan : 20x/menit
• Suhu : 36,8oC
B. Status neurologis
a. GCS : 15 (E4M6V5)
b. Tanda rangsang meninges: Tidak dilakukan
c. Pupil : Bulat, isokor, diameter 2,5mm/2,5mm
d. Nervus kranialis : Dalam batas normal
e. Sistem saraf motorik dan sensorik: Dalam batas normal
f. Tidak ditemukan tanda bermakna dari pemeriksaan neurologis
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien memiliki riwayat episode depresi pada tahun 2018 dengan gejala sering
menyendiri, menutup diri, juga sering merasa mudah marah dan kesal. Tahun 2019
pasien pernah berpikir untuk melakukan percobaan bunuh diri, saat itu pasien mengaku
sangat tidak memiliki semangat untuk melakukan hal apapun. Pertengahan tahun 2020,
pasien merasakan hal berbeda, pasien senang shopping dan seringkali tidak sadar telah
menghabiskan banyak uang. Kejadian merasa senang berlebihan ini berlangsung lama.
Saat ini pasien mengeluh merasa hampa dan tidak bersemangat. Keluhan
dirasakan sejak sebulan terakhir dan memberat 3 hari yang lalu, pasien menghabiskan
waktu hanya di tempat tidur, berat untuk keluar kamar, dan merasa nafsu makan
berkurang. Selain itu, pasien mengeluh tidak bisa merasakan emosi seperti marah,
sedih, khawatir. Pasien juga sulit memulai tidur, saat bangun tidur pasien merasa tidak
segar. Selain itu, saat ini pasien mengaku sering mendengar suara-suara yang
memanggil namanya, suara orang bercerita, atau mendengar suara tante pasien yang
tidak tinggal bersamanya. Pasien merasa diikuti makhluk halus, juga merasa sering
melihat sekilas orang mengawasi aktivitasnya.
Pada pemeriksaan status mental diperoleh saat wawancara, ada kontak mata,
pasien tampak tenang. Pembicaraan spontan, lancar, tidak ada hendaya, serta pasien
kooperatif. Mood hipotimia, afek depresif, empati tidak dapat dirabarasakan. Fungsi
intelektual baik, gangguan persepsi berupa halusinasi visual dan halusinasi auditorik.
Arus pikir baik namun ada gangguan isi pikir berupa preokupasi tentang perasaan
hampa. Penilaian impuls dan daya nilai tidak terganggu. Tilikan derajat 6 pasien merasa
dirinya sakit dan butuh pengobatan.

VI. EVALUASI MULTIAKSIAL


1. Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala
klinis yang bermakna yaitu perasaan merasa hampa, tidak bersemangat, memiliki
gangguan tidur, dan nafsu makan berkurang. Keadaan ini menimbulkan penderitaan
(distress) pada pasien serta terdapat hendaya (disability) pada fungsi psikososial,
pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan pasien
menderita gangguan jiwa.
Berdasarkan autoanamnesis, didapatkan riwayat gejala depresi pada tahun
2018-2019 dengan gejala tidak bersemangat, kehilangan minat, dan rasa lelah yang
nyata, tidur terganggu, dan pernah berpikir melakukan percobaan bunuh diri.
Keluhan tersebut memenuhi kriteria diagnosis episode depresif. Tahun 2020 pasien
merasa pasien senang shopping dan seringkali tidak sadar telah menghabiskan
banyak uang dan pasien mengaku kantong belanjanya lebih dari 20 kantong, pasien
berbelanja barang yang menurutnya tidak perlu namun pasien senang
melakukannya. Kebiasaan ini berlangsung lama. Keluhan ini digolongkan sebagai
episode hipomanik.
Saat ini pasien merasa hampa dan tidak bersemangat, pasien menghabiskan
waktu hanya di tempat tidur, berat untuk keluar kamar, dan merasa nafsu makan
berkurang. Selain itu, pasien mengeluh tidak bisa merasakan emosi seperti marah,
sedih, khawatir, saat ini tidak ada minat melakukan pekerjaan sama sekali hingga
pasien merasa sangat tidak produktif. Pasien juga sulit memulai tidur, saat bangun
tidur pasien merasa tidak segar, Saat ini pasien mengaku sering mendengar suara-
suara yang memanggil namanya, suara orang bercerita, atau mendengar suara tante
pasien. Pasien merasa diikuti dan melihat sesosok makhluk halus, juga merasa
melihat sekilas orang mengawasi aktivitasnya. Keluhan ini digolongkan dengan
episode depresif berat dengan gejala psikotik.
Berdasarkan hal tersebut, pasien didiagnosis sebagai gangguan afektif
bipolar episode kini depresif berat dengan gejala psikotik (F31.5)
Diagnosis banding dengan distimia (F34.1):
• Ciri esensial ialah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah
atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan depresif
berulang ringan atau sedang.
• Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-
kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas.

2. Aksis II: Dari informasi yang didapatkan, pasien tidak memiliki ciri kepribadian
tertentu. Mekanisme defanse yang sering digunakan oleh pasien adalah Represi,
apabila pasien memiliki masalah atau konflik pasien menutup diri dan memendam
masalahnya.
3. Aksis III : Tidak ada
4. Aksis IV : Stressor pekerjaan dan kuliah
5. Aksis V : GAF Scale 40-31 (Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita
& komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi)

VII. DAFTAR MASALAH


1. Organobiologik
Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien memerlukan farmakoterapi.
2. Psikologi
Ditemukan adanya masalah psikologi sehingga memerlukan psikoterapi.
3. Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya sosial dan pekerjaan sehingga membutuhkan
sosioterapi.

VIII. RENCANA TERAPI


1. Farmakoterapi
• Amitriptilin 25mg 0-0-1
• Olanzapine 10mg 0-0-1

2. Konseling
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien agar memahami penyakitnya
dan bagaimana cara menghadapinya,
3. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien, dan orang-orang di
sekitarnya. Sehingga dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan yang
mendukung.

IX. PROGNOSIS
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
a. Faktor pendukung
• Tidak terdapat kelainan organik
• Tidak ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
b. Faktor penghambat
• Ibu pasien tidak mengerti keadaan pasien
• Usia muda saat onset

X. DISKUSI
Gangguan bipolar adalah gangguan mental kronis atau episodik (yang berarti
terjadi sesekali dan dalam interval yang tidak teratur). Ini dapat menyebabkan
perubahan suasana hati, energi, aktivitas, dan konsentrasi atau fokus yang tidak biasa,
seringkali ekstrem dan berfkluktuasi. Gangguan bipolar terkadang disebut gangguan
manik-depresif atau depresi-manik.1
Gangguan bipolar dimulai dengan gejala fase akut, diikuti dengan remisi dan
kambuh yang berulang. Remisi biasanya bersifat total, meskipun beberapa pasien
memiliki gejala sisa. Kambuh adalah episode dengan gejala yang lebih intens bisa
bersifat manik, depresi, hipomanik, atau campuran manik-depresif. Episode
berlangsung mulai dari beberapa minggu hingga 3 sampai 6 bulan. Panjang rentang
waktu siklus dari satu episode ke episode yang lain panjangnya bervariasi di antara
pasien. Beberapa pasien memiliki episode yang jarang, mungkin hanya beberapa
episode seumur hidup, sedangkan yang lain memiliki bentuk siklus cepat (biasanya
didefinisikan sebagai ≥ 4 episode / tahun). Hanya sebagian kecil individu yang bolak-
balik antara mania dan depresi setiap siklusnya, sebagian besar terdapat satu tipe mood
yang lebih mendominasi sampai batas tertentu.2
Gangguan afektif bipolar ditandai oleh episode berulang (sekurang-kurangnya
dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu
tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania
atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan
energi dan aktivitas (depresi).3
Khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode
manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5
bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6 bulan)
meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam
episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma
mental lain (adanya stress tidak esensial untuk penegakan diagnosis).3
Gejala utama episode depresif:3
• Afek depresif
• Kehilangan minat dan kegembiraan
• Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas
Gejala lainnya:3
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e. Gagasan atau perbuatan membahayakan atas diri atau bunuh diri
f. Tidur terganggu
g. Nafsu makan berkurang

Untuk menetapkan kategori episode depresif berat:3


• Semua 3 gejala utama depresi harus ada
• Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa di antaranya
harus berintensits berat
• Bila ada gejala penting yang mencolok, pasien mungkin tidak mau atau tidak
mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci
• Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,, akan
tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan
untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu
• Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas
Digolongkan sebagai episode depresif berat dengan gejala psikotik jika
memenuhi kriteria episode depresif berat disertai waham, halusinasi atau stupor
depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka
yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi
auditorik atau olfatorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau
kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat meuju pada
stupor.3
Pada PPDGJ III, berdasarkan gejala pasien memenuhi kriteria episode depresif
berat dengan gejala psikotik dan pernah mengalami episode afektif lain yaitu
hipomanik, manik, campuran di masa lampau sehingga pasien tergolong gangguan
afektif bipolar episode kini depresif berat dengan gejala psikotik (F31.5), dan pada
DSM V dikategorikan bipolar I disorder, current or most recent episode depressed,
with psychotic features (296.54).
Pada pemeriksaan status mental didapatkan:4
1. Penampilan
• Episode depresi: buruk, biasanya tidak ada kontak mata, gerakan lambat,
retardasi psikomotorik, berbicara dengan nada rendah atau lambat.
• Episode hipomanik: sibuk, aktif.
• Episode manik: hiperaktif dan sangat waspada, pakaian dikenakan terburu-buru
dan tidak teratur, pakaian seringkali terlalu cerah dan berwarna-warni.
2. Pengaruh/suasana hati
• Episode depresi: sedih, depresi
• Episode hipomanik: peningkatan, ekspansif
• Episode manik: gembira dan euphoria, mudah tersinggung, sulit diinterupsi
3. Isi pikir
• Episode depresi: kesedihan, keputusasaan, kematian, dan bunuh diri
• Episode hipomanik: pemikiran maju dan sikap optimis
• Episode manik: menunjukkan kepercayaan diri yang berlebihan, tidak ada
wawasan tentang potensi konsekuensi menyakitkan, pelarian gagasan
4. Persepsi
• Episode depresi: mungkin mengalami halusinasi dan delusi
• Episode hipomanik: tidak ada halusinasi atau delusi
• Episode manik: mungkin mengalami halusinasi dan delusi
5. Wawasan dan penilaian
Seringkali kurang wawasan, penilaian terganggu, mengarah pada keputusan yang
tidak bijaksana terutama jika manik.
6. Penghancuran diri/bunuh diri
Episode depresi terkait dengan tingginya tingkat bunuh diri
7. Pembunuhan/kekerasan/agresi/kecelakaan
Pada episode manik biasanya agresif, tidak toleran, sangat menuntut, dan tegas
dengan kekerasan.
Untuk tatalaksana, pilihan pengobatan gangguan bipolar dapat diklasifikasikan
secara luas sebagai mood stabilizer, antidepresan, antipsikotik, terapi elektrokonvultif
(ECT), dan intervensi psikososial. Pengguna berbagai pilihan pengobatan disesuaikan
oleh fase penyakit saat pasien datang ke dokter dan riwayat pengobatan sebelumnya.5
Manajemen farmakoterapi untuk bipolar:6

Prognosisnya, riwayat alami gangguan bipolar sering kali termasuk periode


remisi, kekambuhan biasa terjadi khususnya jika kepatuhan terhadap pengobatan
buruk. Polaritas indeks episode dapat memprediksi polaritas episode berikutnya. Pasien
dengan polaritas dominan depresi adalah yang paling banyak cenderung mencoba
bunuh diri, mengalami serangan depresi, dan menjadi didiagnosis dengan gangguan
bipolar II. Sebaliknya, dengan polaritas dominan manik, penyalahgunaan obat sering
terjadi dan pasien biasanya memiliki gangguan bipolar I.6
DAFTAR PUSTAKA

1. National Institute of Mental Health. Bipolar Disorders. Department of Health and


Human Services. USA. 2018.
2. Porter, RS. Kaplan, JL. The Merck Manual of Diagnosis and Therapy. 19th ed. New
Jersey:Merck & Co. 2011. P.1720-1721.
3. Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III.
Jakarta:PT Nuh Jaya. 2013. P.60-65.
4. Elseveir Point of Care. Clinical Overview Bipolar Disorder. Updt: March 20, 2020.
5. Yatham, LN. et al. Bipolar Disorder: Canadian Network for Mood and Anxiety
(CANMAT) and International Society for Bipolar Disorder (ISBD) 2018. Guidelines
for The Management of Patients with Bipolar Disorder. 2018. 20(2). P.97-125.
6. Grande, Iria. et al. Bipolar Disorder. Published: September 17, 2015.
LAMPIRAN WAWANCARA

DM (Dokter Muda)
P (Pasien)

Autoanamnesis pada tanggal 15 Februari 2021 di Poli Psikiatri RSUH.


DM : Selamat pagi kak, saya Ferial dokter muda atau koas unhas yang ikut poli
dengan dokter di sini. Saya mau tanya beberapa hal kepada kakak, mungkin
agak sedikit bersifat pribadi tapi ini demi memudahkan saya mengetahui
penyakit ta, bersedia jiki kak?

P : pagi dok, iye dok tidak apa-apa

DM : Kalau boleh tau siapa nama ta kak?

P : Saya biasa dipanggil I


DM : Ohiye kak I, berapa umurta kak?
P : 28 tahunma minggu depan dok
DM : Di mana alamatta kak? Sama siapaki datang ke sini?
P : Di Abdesir dok, sendirija ke sini
DM : Ohiye kak, apa keluhanta kak datang ke poli hari ini?
P : Mauja datang kontrol dok sama ambil obat
DM : Ada keluhanta kak hari ini? Bagaimana perasaanta sekarang?
P : Ini dok, masih tidak ada semangatku, kayak kosong sekali saya rasa, hampa
tidak berdayaka dok, tidak bisa juga rasa emosi dok, kayak sedih tapi tidak
bagaimanaji dok, tidak semangatka pokoknya kerja dok
DM : Sejak kapan itu keluhanta?
P : Sudah sebulan dok tapi 3 hari ini kayak makin berat saya rasa
DM : Sekarang apa kita kerja? dimanaki kerja kak?
P : Dirumah ji dok, kerja pakai aplikasi begitu dok, review produk atau bantu
endorse begitu tapi belakangan ini malas sekalika saya rasa, jadi tidak
produktifka
DM : Kalau tidurta bagaimana kak terganggu?
P : Iye dok, jam 3 subuhpa tidur, itupun bangun pagiku jam 9 dok
DM : Kalau bangun pagi bagaimana kita rasa?
P : Tidak segar dok, bahkan merasa lelah sekalika kayak orang pulang
berpetualang, kalo lamaka juga bangun pagi biasa mamaku tegurka bilang
pengangguran jadi tidak taumi mauka bagaimana dok
DM : Ada keluhan lainta lagi kak selain kayak kosong yang kita bilang?
P : Ini dok, tidak ada sekali perasaanku ke cowok, na temanku sudah semuami
menikah saya mami tidak, selaluji ada cowok dekatika tapi tidak sy hiraukan
dok karena tidak ada memang perasaanku, kayak mati rasaka begitu dok. Bilang
juga adekku gemuk sekalika bede bagaimanaka bisa dapat jodoh kalo begitu.
Kurang pedeka sebenarnya dok tapi begitumi juga tidak ada perasaanku ke
cowok
DM : Ohiye kak, kak pernahki pacaran atau ada cowokta?
P : Dulu 2014 terakhirka pacaran baru tidak pernahmi, mati rasama sama cowok
dok
DM : Ohiye kak, selain itu ada keluhanta lagi? Atau kayak pernahki dengar suara
lain-lain seperti berbisik atau bicara dengan kita atau ada biasa sesuatu kita liat
yang orang lain tidak bisa liat?
P : Kalau suara dok sering kayak ada panggil-panggilka, atau dengarka suara
ribut-ribut kayak orang cerita begitu. Biasa juga kayak dengarka suaranya
tanteku padahal di Pinrang tanteku. Seringka juga merasa kayak diikutika
makhluk halus, biasa juga kayak kulihat orang sekilas awasika begitu
DM : suaranya yang berbicara dan ribut-ribut kita tau mirip suaranya siapa atau jelas
didengar suara laki-laki atau perempuan? Sama yang kita lihat kita tau
wujudnya atau tampakan seperti apa?
P : ihh ndk jelas dok karena kayak orang berkerumun tidak jelas suaranya ribut,
cuma suaranya ji tanteku saya kenal. Kalua yang saya liat itu kayak setan tidak
jelas dok bayangan mirip orang
DM : Kak, bisa mungkin diceritakan bagaimana awal mulanya ini keluhanta sampai
bisa ki dengar dan liat sesuatu?
P : Lamami ini semua dok dari 2018 tapi rutinja kontrol. Pertama itu dok susah
sekalika kendalikan emosiku, gampangka marah, apalagi dulu kerjaka toh dok
baru seringka bertengkar sama teman kantorku karena tidak sopanki sama
karyawan yang alin, patoatoai juga dok tidak menghargai sekali. Dari situmi
seringka merasa lebih nyaman kalo sendirika, diam saja, dari situmi juga
seringka dengar suara-suara aneh kayak ada bisik-bisikika. Baru kan toh dok
saya meja kerjaku dekat tangga, tapi perasaanku seringka merasa lihat orang
naik turun tangga, sama biasa ada kayak ada liati terus ka tapi tidak tau siapa.
Jadi bilangka ai ada tidak beres ini sama saya, pergima periksa di Puskesmas
Batua kusampaikan keluhanku sampai dirujukma dok ke rs Dadi. Di sini
dikasihma obat.
DM : Jadi setelah itu rutinki kontrol di sini kak? Bagaimana kita rasa dengan minum
obat?
P : Ada perbaikan saya rasa dok, rutin ka ketemu dokter, saya minum terusji
obatku dok. Tapi tahun 2019 itu pernahka mau bunuh diri dok karena capekka,
putus asa ka kerja tesisku.
DM : Waktu itu kak kerjaki sambil kuliah?
P : Iye dok, dulu masih mahasiswa S2ka di UNHAS. Pembimbing tesisku itu
sangar sekali dok, keras sekali orangnya, tiap mauka bimbingan kayak stress
duluanma merasa tidak sanggupka mau dengar semua ocehannya, tertekan
sekali ka sampai tidak sanggupka kerjaki pokoknya dok. Karena stress mika
pergi ka ke Pinrang mau kasih tenang diriku tapi tidak adaji hasilnya, tambah
stresja malah dok sampai kubenturkanki biasa kepalaku ke tembok pokoknya
mauka bunuh diri.
DM : Itu ke Pinrang ki ke tempatnya siapa?
P : Rumahnya tanteku dokter
DM : Jadi apa kita lakukan saat itu kak?
P : Ke dokterka lagi, saya ceritakan semua apa saya rasa baru dikasihka obat,
kuminum rutin ada lagi perbaikan kurasa dok.
DM : Selain itu kak, ada pernah lagi riwayat keluhanta kak?
P : Nah itu pas pertengahan 2020 pandemi memangmi dok, lainmi lagi kurasa,
tiba-tiba kayak senang sekalika pergi belanja, sembarang kubelanja dok sampai
tidak sadarka banyak sekalimi saya buang-buang uang. Pokoknya tidak sadar
dirika shopping, biasa lagi iya 3 hari berturut-turut ke mallka terus, sampai 20
kantong apa belanjaku dok. Pokoknya senang sekalika saat itu dok. Agak lama
juga saya rasa itu dok begitu kurasa. Pas kontrolka ke dokter dikasih tauka kalo
curigaki dokter bipolarka jadi dikasihma obat lagi kuminum rutin.
DM : Obat apa itu kak?
P : Fluoxetin, olanzapine, sama clobazam dok.
DM : Kalo keluhanta yang sekarang iya kak kayak menggangguki aktivitasta?
P : Iye toh dok kah malaska kerja, malaska juga keluar kamar, malaska ketemu
orang, pokoknya kayak kosong saya rasa dok, tidak ada minatku ngapa-ngapain
DM : Kalo riwayat penyakit lainta ada kak? Seperti mungkin pernahki di rawat di
rs?
P : Ada 2015 itu pernahka cacar, sama pernahka kecelakaan patah tulang bahuku
dioperasika tapi baikmi tidak adaji saya rasa-rasa setelahnya.
DM : Ohiye kak, mohon ini maaf kak, pernah ki merokok atau minum alkohol?
P : Oh ndak pernah dok
DM : Mauka tanya ini kak, kita tau dulu kak bagaimana pas mamata lahirkanki?
P : Dilahirkan di Puskesmaska dok normalji, tidak ada masalah, ASI juga sejak
lahir, amanji dok
DM : Kalau waktu kecilki kak kayak banyakji temanta?
P : Iye dok, banyakji temanku di rumah disekolah , seringja juga pergi main-main
apa dok
DM : Di manaki dulu sekolah kak waktu kecil?
P : Di SD 002 Tinambung dok tapi kan bapakku tentara jadi dikasih pindahki,
ikutma juga pindah, itu hari ke SD Tello Baruka dok di sanaka tamat.
DM : Bagaimana prestasita kak waktu sekolah? Baikji kak atau bagaimana?
P : Rengking 2ka itu terus dok sampe SMP.
DM : Dulu di manaki sekolah kak pas SMP? Terus bergauljki kak?
P : Di SMP 17, banyakji temanku juga, ada malah teman gengku.
DM : Kalo SMA sampe kuliah kak bagaimana?
P : SMA itu, di SMA 12ka, berubah ka agak pendiamka pas SMA sedikit juga
temanku. Tamatka SMA masukka di UNHAS jalur tes kuliahka di Sastra
Jepang 4 tahun luluska selesai. Habis itu dapatka beasiswa Kemenpora lanjutma
S2 di UNHAS lagi jurusan PPW. Di situma juga mulai kerja yang pertamaka
dapat keluhanku ini dok.
DM : Ohiye kak, kak berapaki bersaudara terus kita anak ke berapa?
P : Anak ketigaka dari 5 bersaudara, kakakku cowok sama cewek, adekku cowok
dua-duanya.
DM : Sama siapa ki tinggal kak? Bagaimana hubunganta sama saudara-saudarata itu
semua kak?
P : Samaka mamaku, bapakku, kakakku yang cewek, sama adekku. Baikji semua
hubunganku tapi ituji mamaku tidak tau kalo rutin beginika kontrol sama
minum obat. Dulu sempat natau tapi nalarangka tapi menurutku haruska terus
berobat karena lagi sakitka ini jadi sembunyi-sembunyima.
DM : Jadi setelah itu tidak pernah ki cerita kalau sakit ki selain mama dan sudara
ta? Ato kita cerita ke teman dekat ta?
P : Tidak pernah mi ka dia larang ka, ndak pernah ka cerita keteman-temanku
juga
DM : Sebelumnya ada di keluargata kak sama kayak keluhanta sekarang, atau kita
tau ada yang pernah berobat ke dokter jiwa?
P : Ai tidak adaji dok
DM : Ohiye kak mungkin itu mi saja dulu saya tanyakan kak. Siapa tau kak masih
ada yang saya ingin tanyakan boleh saya hubungiki, sekalian minta nomor hp
ta?
P : boleh dok, ini nomorku 085288855XXX
DM : Baik kak, terima kasih atas waktunya kak, semoga cepat sembuh kak dan rajin
ki datang kontrol
P : Iye baik dok sama-sama

Anda mungkin juga menyukai