Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PSIKIATRI

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Pembimbing:

dr. Mardi Susanto, SpKJ (K)

dr. Tribowo T Ginting, SpKJ

Disusun Oleh :

Yohana Septianxi Merrynda 161 0221 077

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT UMUM PERSAHABATAN

JAKARTA

2017

1
LAPORAN PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 34 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jakarta Timur
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 31 Mei 2017
pukul 10.30 WIB bertempat di Poliklinik Psikiatri RSUP
Persahabatan.
a. Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan sulit tidur sejak 10 hari terakhir
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan
pada tanggal 31 Mei 2017 pukul 10.30 WIB. Pasien datang
ditemani oleh suami.
Pasien baru pertama kali berobat di Poliklinik Psikiatri
RSUP Persahabatan. Pasien merupakan konsulan dari Penyakit
Dalam, pasien dikonsulkan ke bagian jiwa karena mengalami
sulit tidur. Pasien mengatakan bahwa semenjak ia pulang dari
rumah sakit pada tanggal 24 mei 2017 (1 minggu lalu) ia
mengalami sulit tidur, pasien sebelumnya dirawat karena
menderita Demam Dengue dan pasien dirawat selama 5 hari di
RSUP Persahabatan.
Menurut pengakuan pasien, sebelum pasien dirawat pasien
juga mengalami kesulitan tidur, namun ia merasa bahwa sulit
tidur yang dia alami karena demam yang begitu tinggi sehingga

2
membuat dia sulit tidur dan saat dia sudah pulang dari rawat
inap, pasien masih mengeluhkan sulit tidur sehingga membuat
badannya menjadi tidak fit/tidak enak beberapa hari belakangan
ini. Pasien mengatakan bahwa ia tidak mengantuk baik siang
maupun malam, namun rasa kantuknya baru akan muncul saat
menjelang subuh dan pasien bisa tertidur namun hanya dapat
tidur selama 1-2 jam lalu akan terbangun lagi.
Keluhan lain yang dirasakan pasien yaitu pasien
mempunyai rasa cemas yang berlebihan akan hal-hal yang kecil
dan rasa cemas tersebut sering muncul secara otomatis di
pikirannya. Pasien mengatakan rasa cemas nya itu muncul, saat
ia pergi dan memikirkan akan pekerjaan rumahnya yang belum
terselesaikan, padahal pekerjaan tersebut sudah terselesaikan
dan misalkan belum terselesaikan, suami pasien biasanya selalu
membantu pekerjaan rumah tersebut. Namun pasien selalu
memikirkan tentang pekerjaan rumah tangga seperti cucian,
setrikaan, ataupun masakan saat pasien bepergian keluar
rumah. Pasien merasa apabila pekerjaan nya belum
terselesaikan ia akan merepotkan dan mengecewakan suami
dan anak-anaknya. Pasien mengaku bahwa rasa cemas nya ini
sudah muncul sekitar tahun 2010 saat anak pasien yang ke 2
masuk sekolah dasar. Selain masalah pekerjaan rumah tangga
pasien juga suka mengeluhkan ia mempunyai rasa cemas akan
pekerjaan sekolah anak-anaknya, ia suka cemas apabila anak-
anaknya sedang dalam ujian maupun mengerjakan tugas, ia
kepikiran apakah anak-anaknya dapat menyelesaikannya
dengan baik, pasien mengaku ingin membantu pekerjaan
anaknya namun tidak bisa. Hal lain yang suka membuat pasien
cemas ialah pasien sering cemas memikirkan apabila anak-anak
pasien maupun suaminya belum pulang kerumah dari waktu
pulang yang biasa, ia memikirkan apabila anak atau suaminya
belum pulang terjadi sesuatu di jalan sehingga pasien pun

3
menjadi cemas memikirkan, pasien pun suka memikirkan
apakah baju seragam anak-anaknya sudah selesai dicuci atau
disetrika atau belum, karena pasien takut apabila saat harus
dipakai seragam tersebut belum selesai dan anak-anak pasien
menjadi kesusahan. Pasien pun mengaku apabila rasa cemas
nya muncul terkadang pasien menjadi pusing kepala, gelisah,
kadang merasa jantung nya berdebar-debar dan seperti berat
nafasnya, selain itu menurut pasien apabila cemasnya muncul
pasien suka menjadi lebih emosi, sehingga ia suka marah
terhadap anaknya maupun suaminya. Pasien mengakui bahwa
rasa cemasnya ini timbul secara tiba-tiba dan begitu sering
pada kehidupannya.
Pasien mengaku memiliki riwayat tekanan darah tinggi,
namun pasien tidak rutin minum obat, ia minum obat hanya
sesekali, karena menurutnya tensinya pun tidak stabil kadang
tinggi dan kadang rendah.
Menurut pasien apabila ia mengalami kesulitan untuk tidur,
sebelum tidur sering bermain handphone ataupun menonton tv
dengan maksud agar matanya lelah sehingga ia dapat dengan
mudah tidur, namun kenyataan pasien tetap tidak dapat tidur.
Pasien merupakan seorang ibu Rumah tangga, pasien selalu
melakukan pekerjaan rumah tangga setiap hari dengan sendiri
walaupun beberapa kali dibantu oleh suami dan anak-anaknya.
Pasien mempunyai 2 orang anak Perempuan dan Laki-laki yang
anak 1 sudah sekolah di STM dan yang kedua masih SMP.
Pasien tidak pernah mendengar adanya bisikan atau suara
yang hanya dapat terdengar olehnya. Pasien tidak pernah
melihat bayangan yang hanya dapat terlihat oleh pasien saja.
Pasien tidak pernah tercium bau-bauan saat pasien sedang tidak
mencium apapun. Pasien tidak pernah merasakan ada sesuatu
yang berjalan di badannya. Pasien mengatakan tidak pernah

4
merasakan ada rasa-rasa pada lidahnya saat pasien sedang tidak
memakan hal apapun.
Pasien tidak pernah merasa ada yang mengendalikan
dirinya. Pasien tidak pernah merasa ada yang membicarakan
dirinya. Pasien menyatakan sebelumnya tidak pernah merasa
seperti ada yang pernah merasuki dirinya seperti kerasukan.
Pasien tidak merasa bahwa orang-orang mengetahui apa
yang sedang dipikirkannya dan apa yang akan dilakukannya.
Pasien tidak merasa jika kegiatannya dimonitor oleh yang lain.
Pasien tidak merasa ada yang ingin berbuat jahat kepadanya.
Pasien mengatakan berdasarkan cerita dari orang tua,
pasien dilahirkan secara normal. Pasien merupakan anak
pertama dari 6 bersaudara.
Pasien saat ini tinggal bersama suami dan 2 anaknya.
Pasien mengaku bahwa rumah yang kini ia tempati ialah
rumah kontrakan, ia belum mempunyai rumah pribadi. Pasien
berobat ke RS ditanggung oleh BPJS. Pasien tidak bekerja, ia
merupakan ibu rumah tangga. Suami pasien bekerja sebagai
Ojek Online di Jakarta menurut pasien gaji suaminya dapat
mencukupi kehidupan sehari-harinya
Pasien datang ke Poliklnik Psikiatri RSUP Persahabatan
dengan ditemani oleh suaminya menggunakan motor. Pasien
berpakaian dan berpenampilan rapih dan sopan. Pada saat
dilakukan tanya jawab dari awal hingga akhir, pasien dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh dokter, dan pasien
juga bersifat kooperatif.
Pasien dapat menjawab saat ditanyakan dengan kendaraan
apa datang ke rumah sakit, yaitu pasien datang ke rumah sakit
menggunakan motor. Hal ini menunjukkan ingatan jangka
pendek pasien baik. Ketika ditanya tentang jenjang pendidikan
pasien, pasien mengaku bahwa pasien sekolah dari SD hingga

5
SMP. Hal tersebut menunjukkan bahwa daya ingat jangka
panjang pasien baik.
Pasien dapat mengulang 5 kota yang disebutkan dokter
yaitu Jakarta, Cirebon, Jogja, Bandung, Surabaya. Hal ini
menunjukkan bahwa daya ingat segera pasien baik dan tidak
ada gangguan.
Pasien dapat menjawab ketika diberikan pertanyaan
mengenai matematika sederhana yaitu 100 dikurangi oleh 7.
Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi kognitif pasien baik.
Pasien diberikan pertanyaan pengetahuan umum yaitu siapa
presiden perempuan Indonesia, pasien dapat menjawab yaitu
Ibu Megawati. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
umum pasien baik dan menandakan bahwa pasien tidak
mengalami gangguan mental.
Pasien menyadari bahwa saat ini dia berada di Poliklinik
Psikiatri RSUP Persahabatan, pasien datang untuk berobat, dan
saat itu sedang pagi hari, selain itu pasien juga menyadari
bahwa kegiatan yang sedang dilakukannya adalah sedang
tanya jawab dengan dokter. Hal tersebut menunjukkan bahwa
orientasi waktu, tempat, orang, dan situasi pasien baik.
Kemudian pasien diberikan pertanyaan untuk mengetahui
daya nilai yang dimiliki pasien melalui sebuah kasus yaitu
apabila pasien menemui KTP saat pasien lagi berjalan di mall,
kemudian ditanyakan apa yang akan dilakukan pasien.
Keputusan yang diambil pasien adalah mengembalikkan KTP
tersebut melalui Satpam Mall tersebeut. Hal tersebut
menunjukkan bahwa daya nilai pasien baik.
Pasien diminta untuk menerangkan apakah arti dari
peribahasa air susu dibalas dengan air tuba. Kemudian
pasien menjawab bahwa kebaikan dibalas dengan keburukan.
Hal tersebut menandakan bahwa uji daya abstraksi pasien baik.

6
Pasien tidak mempunyai hobby yang signifkan, pasien
hanya mengaku bahwa ia senang bermain hape untuk melihat
sosial media ataupun menonton tv.
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan
seperti yang sudah disebutkan diatas, pasien dapat menjawab
dengan benar menunjukkan bahwa fungsi kognitif, orientasi,
daya pikir abstrak, dan daya nilai pasien tidak ditemukan
gangguan. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
pada pasien ini tidak terdapat disfungsi otak. Maka dari itu
dapat diartikan bahwa pada pasien ini tidak didapatkan adanya
gangguan mental organik.
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah merokok
ataupun mengonsumsi obat-obatan terlarang. Sehingga hal
tersebut menunjukkan bahwa pada pasien tidak didapatkan
adanya gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif atau
alkohol.
Pasien mengatakan perasaan dua minggu terakhirnya biasa-
biasa aja, pasien tidak merasa sedih berlebih maupun senang
berlebih. Keinginan pasien saat ini adalah ingin dapat tidur,
tidak cemas lagi dan ingin anak-anaknya sukses.

c. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
Tidak ada
2. Riwayat gangguan medis
Hipertensi
3. Riwayat penggunaan zat psikotropika atau alkohol
Pasien tidak pernah merokok, konsumsi alkohol
ataupun mengkonsumsi zat psikoaktif

d. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat prenatal

7
Pasien dilahirkan secara normal
2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia, sesuai dengan
anak lainnya, punya banyak teman, dan dapat bergaul
3. Riwayat pendidikan
Pendidikan terkahir pasien SMP
4. Riwayat pekerjaan
Pasien merupakan ibu rumah tangga
5. Riwayat pernikahan
Pasien sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak
6. Riwayat agama
Pasien beragama Islam dan rajin sholat 5 waktu
7. Aktivitas sosial
Aktivitas sehari-hari pasien bekerja dirumah seperti biasa
dan tidak ada gangguan.

e. Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit seperti
dialami pasien.

f. Situasi Sosial Sekarang


Pasien adalah seorang perempuan berusia 32 tahun. Seorang
Ibu rumah tangga dan penghasilan kehidupan sehari-hari
didapat dari suaminya. Suami pasien bekerja sebagai ojek
online dan menurut pasien gaji suaminya sudah mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Saat ini pasien tinggal dirumah
kontrakan bersama suami anak kedua anaknya.

g. Persepsi Pasien Tentang Dirinya dan Kehidupannya


Keinginan pasien saat ini adalah:
Ingin dapat tidur
Ingin tidak khawatir

8
Ingin anaknya sukses

III. STATUS MENTAL


a. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan usia 34 tahun. Datang ke RSUP
Persahabatan diantar oleh suaminya. Usia sesuai dengan
penampilan, rapih, terlihat tenang dan sopan.
Keadaan umum: compos mentis
Kontak psikis: kontak psikis baik, komunikasi
baik
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Cara berpakaian: baik
Cara berjalan: dapat berjalan sendiri dengan
baik
Aktivitas psikomotor: kooperatif, tenang, kontak
mata baik, dapat menjawab pertanyaan dengan
baik, dan tidak terdapat gerakan-gerakan
involunter
3. Pembicaraan
Kuantitas: baik, pasien dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan dokter dan
mengungkapkan isi hati dan keluhan pasien
Kualitas: baik, bicara spontan, artikulasi jelas,
volume cukup, isi pembicaraan dapat dimengerti
4. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif.
b. Keadaan Afektif
1. Mood: biasa saja
2. Afek: luas
3. Keserasian: serasi

9
4. Empati: pemeriksa dapat meraba rasakan apa yang
dirasakan pasien
c. Intelektualitas
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMP. Pengetahuan umum
pasien baik. Kecerdasan pasien baik.
2. Daya konsentrasi
Daya konsentrasi baik. Pasien dapat mengikuti proses tanya
jawab dari awal hingga selesai. Pasien dapat menjawab
pertanyaan berhitung
3. Orientasi
Waktu: baik, mengetahui waktu saat dilakukan tanya
jawab yaitu pada pagi hari
Tempat: baik, mengetahui tempat saat dilakukan tanya
jawab yaitu di Poliklinik Psikiatri RSUP Persahabatan
Orang: baik, mengetahui sedang berbicara dengan
dokter
Situasi: baik, pasien mengetahui bahwa sedang
konsultasi dengan dokter
4. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat jenjang pendidikan
saat SD, SMP
Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien ingat datang berobat dengan menggunakan
motor bersama suaminya
Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengulangi lima kota yang
sebelumnya disebutkan oleh dokter
5. Pikiran abstrak
Baik, pasien dapat mengartikan peribahasa yaitu air susu
dibalas dengan air tuba

10
6. Bakat kreatif
Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik
d. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik: tidak ada
Halusinasi visual: tidak ada
Halusinasi olfaktori: tidak ada
Halusinasi gustatory: tidak ada
Halusinasi taktil: tidak ada
2. Depersonalisasi dan derealisasi
Depersonalisasi: tidak ada
Derealisasi: tidak ada
e. Proses Pikir
1. Arus pikir
a. Produktivitas: baik
b. Kontinuitas: baik
2. Isi pikiran
a. Preokupasi: tidak ada
b. Gangguan pikiran
1. Delusion of control: tidak ada
2. Delusion of reference: tidak ada
3. Delusion of grandiosity: tidak ada
4. Delusion of persecution: tidak ada
5. Thought of broadcasting: tidak ada
f. Pengendalian Impuls
Baik, pasien tampak tenang pada proses tanya jawab yang
dilakukan, dan tidak terdapat gerakan involunter
g. Daya Nilai
1. Norma sosial
Baik, pasien dapat bergaul dengan lingkungan sekitar

11
2. Uji daya nilai
Baik, saat pasien diberikan pertanyaan apa yang akan
dilakukan jika menemukan KTP di mall pasien menjawab
bahwa ia akan mengembalikkannya melalui satpam
3. Penilaian realitas
Tidak terdapat gangguan menilai realita
h. Persepsi Pemeriksa Tentang Diri dan Kehidupan Pasien
Pasien menyadari dirinya sakit dan ingin sembuh.
i. Tilikan
Tilikan derajat 5 yaitu menyadari penyakitnya dari faktor-
faktor yang berhubungan dengan penyakitnya namun tidak
menerapkan dalam perilaku praktisnya
j. Taraf Dapat Dipercaya
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa
jawaban pasien dapat dipercaya karena konsistensi jawaban
pasien dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dari awal
proses tanya jawab hingga akhir tanya jawab

IV. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalis
Keadaan umum: baik, compos mentis
Tanda vital: TD: 150/90 mmHg Nadi: 90 kali/menit
RR: 20 kali/menit
System kardiovaskular: kesan tidak ada kelainan
System dermatovenereologi: kesan tidak ada kelainan
System musculoskeletal: kesan tidak ada kelainan
System urogenital: kesan tidak ada kelainan
Gangguan khusus: tidak ada
b. Status Neurologis
Saraf cranial: kesan tidak ada kelainan
Saraf motorik: kesan tidak ada kelainan
Sensibilitas: kesan tidak ada kelainan

12
Saraf vegetatif: kesan tidak ada kelainan
Fungsi luhur: kesan tidak ada kelainan
Gangguan khusus: kesan tidak ada kelainan

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


1. Pasien datang dengan keluhan sulit tidur sejak 1 minggu terakhir
2. Pasien merupakan konsulan dari Penyakit Dalam, pasien
merupakan pasien post-rawat inap dan baru pulang seminggu yang
lalu.
3. Pasien sering merasa cemas akan hal-hal yang kecil (Pekerjaan
rumah tangga)
4. Rasa cemas nya ini sudah dirasakan sejak tahun 2010
5. Rasa Cemas ini disertai dengan pusing dan berdebar-debar
6. Apabila pasien cemas, pasien akan menjadi emosi dan gampang
untuk menjadi marah
7. Pasien tidak memiliki masalah pada kesadaran, daya ingat, fungsi
kognitif, dan orientasi
8. Mood biasa aja, afek luas
9. Memori jangka panjang, pendek, dan segera pasien baik
10. Pasien tidak mengkonsumsi NAPZA dan tidak merokok
11. Pasien tidak memiliki masalah tumbuh kembang
12. Pasien merupakan ibu rumah tangga
13. Pasien lahir dengan normal
14. Pendidikan pasien terakhir ialah SMP
15. Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal serupa
16. Pasien menderita Hipertensi namun tidak rutin meminum obat
17. Sumber perekonomian pasien dan keluarga berasal dari uang hasil
ngojek suaminya
18. Pasien saat ini tinggal di rumah kontrakan, pasien belum
mempunyai rumah pribadi
19. Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya
20. Pasien berobat dengan menggunakan akses BPJS

13
21. Pada pasien ini mengalami gejala ringan dan disabilitas tidak ada

VI. FORMULASI DIAGNOSIS


Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan
pada pasien, terdapat gejala yang menimbulkan penderitaan bagi
pasien. Keluhan yang dialami pasien menurutnya menimbulkan
penderitaan dan terganggunya fungsi, oleh karena itu disimpulkan
pasien mengalami gangguan jiwa.
a. Diagnosis Aksis I
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan tidak terdapat penyakit yang menyebabkan
disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari tingkat kesadaran,
daya ingat atau daya konsentrasi, orientasi yang masih baik,
sehingga pasien ini bukan penderita Gangguan Mental
Organik (F.0)
Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan
NAPZA. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pasien ini
bukan penderita Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Zat Psikoakt if atau Alkohol (F.1)
Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam
menilai realita maka pasien ini tidak menderita gangguan
psikotik (F.2)
Pada pasien ini tidak ditemukan adanya afek depresi atau
sedih, kehilangan minat, mudah terasa lelah, memiliki ide-ide
untuk bunuh diri, maka pasien ini bukan penderita
gangguan depresi. Pada pasien ini juga tidak ditemukan
elevasi efek atau euphoria, aktivitas mental dan psikomotorik
yang berlebihan, makapasien ini bukan penderita gangguan
manic. Karena pada pasien ini tidak diteukan adanya
gangguan manic dan depresif maka pasien ini bukan
penderita gangguan mood (F.3)

14
Pada pasien ini terdapat keluhan sulit tidur, dan sering cemas
karena pasien khawatir akan pekerjaan rumah tangga yang
belum selesai, sehingga pasien menderita gangguan
neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait
stress (F.40). Rasa cemas yang pasien derita karena khawatir
bila tugas pekerjaan rumah tangganya belum selesai dan
mengecewakan anak-anaknya dan suaminya, maka pasien
termasuk golongan gangguan anxietas dan lainnya (F41).
Terdapat kecemasan, ketegangan motorik dan overaktivitas
otonomik maka pasien termasuk golongan penderita
gangguan cemas menyeluruh (F41.1)

b. Diagnosis Aksis II
Pada masa kanak-kanak hingga dewasa pasien tumbuh dengan
baik. Saat ini pasien dapat berkomunikasi baik dengan
lingkungan sekitarnya yang menunjukkan bahwa tidak ada
gangguan kepribadian. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan
hingga SMP dengan baik, dan fungsi kognitif baik sehingga
pasien tidak memiliki gangguan retardasi mental. Karena tidak
terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka
diagnosis pasien pada Axis II adalah tidak ada diagnosis.

c. Diagnosis Aksis III


Hipertensi

d. Diagnosis Aksis IV
Hubungan pasien dengan suami dan anak-anaknya baik. Suami
pasien selalu membantu memperingan pekerjaan istrinya di
rumah. Pasien belum mempunyai rumah pribadi, saat ini ia
tinggal di rumah kontrakan di daerah Penggilingan. Kebutuhan
rumah tangga pasien didapat dari uang suaminya yang bekerja
sebagai Ojek Online, menurut pasien uang pendapatan

15
suaminya sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari rumah
tangga mereka. Maka diagnosis aksis IV adalah masalah
dengan Perumahan dan ekonomi

e. Diagnosis Aksis V
Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari
msalah harian yang biasa. Maka pada axis V didapatkan
GAF scale 90-81

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I: gangguan cemas menyeluruh
Aksis II: tidak ada
Aksis III: Hipertensi
Aksis IV: masalah dengan Perumahan dan ekonomi
Aksis V: GAF scale 90-81

VIII. DAFTAR PROBLEM


Organobiologik: Vascular (Hipertensi)
Psikologi: sulit tidur dan cemas
Sosioekonomi: tidak ada
Keluarga: tidak ada

IX. PROGNOSIS
Prognosis ke arah baik:
Pasien menyadari dirinya sakit
Pasien memiliki keinginan untuk sembuh
Pasien bersedia bila disuruh kontrol kembali

Prognosis ke arah buruk:


Pasien mudah merasa khawatir
Pasien menderita hipertensi

16
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan prognosis pasien:
Ad vitam: bonam
Ad functionam: bonam
Ad sanationam: dubia

X. TERAPI
Psikofarmaka:
Aprazolam 2x1/2
Fluoxetine 1x10 mg
Psikoterapi:
Pemeriksa mengedukasi pasien tentang penyakitnya dan cara
mengatasinya
Meminta pasien untuk meminum obat teratur
Kontrol satu minggu kemudian
Mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperbanyak ibadah
Meminta pasien untuk melakukan relaksasi seperti tarik napas
yang dalam lalu hembuskan perlahan-lahan

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri. FKUI. Jakarta.2014


2. Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa.
Jakarta.2013
3. Muslim, Rusdi. DR. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.
Jakarta.2014

18
19

Anda mungkin juga menyukai