Anda di halaman 1dari 121

Mata Merah Visus

Menurun
{
Pembimbing : dr. Diah F., Sp.M
PENDAHUL
UAN

Mata Glaukoma
Akut
Uveitis
Mata Keratitis
Mata
merah Tukak/Ulkus
tenang
visus Kornea
visus
normal Mata Mata
Keratomikosis
merah tenang turun
visus Endoftalmitis
perlahan
visus
turun Panoftalmitis
turun
mendadak mendadak
KERATITIS
Keratitis adalah radang
pada kornea atau infiltrasi
sel radang pada kornea
yang akan mengakibatkan
kornea menjadi keruh
sehingga tajam penglihatan
menurun

DEFINISI
ETIOLOGI
Virus
Bakteri
Jamur
Mata kering
Benda asing
Iritasi
Sinar ultraviolet
Alergi
MANIFESTASI KLINIS

Inflamasi bola mata yang jelas


Terasa benda asing di mata
Cairan mokopurulen dengan kelopak mata saling melekat saat
bangun
Ulserasi epitel
Hipopion (terkumpulnya nanah dalam kamera anterior)
Dapat terjadi perforasi kornea
+/- endoftalmitis
Fotofobia
Mata berair
Kehilangan penglihatan bila tidak terkontrol
merupakan suatu infeksi pada kornea yang ditandai
Keratitis dengan adanya infiltrat yang disebabkan oleh
beberapa faktor.

Berdasarkan keratitis pungtata superfisialis


keratitis marginal
tempatnya keratitis interstitial.

keratitis bakterialis,
Berdasarkan keratitis fungal,
keratitis viral
penyebabnya keratitis akibat alergi.

keratitis sika,
Berdasarkan keratitis flikten,
keratitis nurmularis
bentuk klinisnya keratitis neuroparalitik
Keratitis Pungtata

Lapisan yg terkena Keratitis Marginal

KLASIFIKASI Keratitis Interstisial


KERATITIS PUNGTATA
Lokasi : daerah M.
Bowmen

Lesi : Infiltrat kecil


multiple , di permukaan

Etiologi :
Bakteri (chlamydial,
staphylococcal)
Virus herpes
Trauma
UV
Blefaritis
Lensa kontak
KERATITIS MARGINAL

Lokasi : tepi kornea |


limbus

Lesi : Infiltrat di tepi


kornea

Etiologi :
Reaksi
Hipersensitivitas
eksotoksin stafilokok
KERATITIS
INTERSTITIAL

Lokasi : Lapisan lebih


dlm dari kornea

Lesi : Lapisan difus keruh


non supuratif profunda

Etiologi :
Reaksi Alergi
Infeksi ke dlm
stroma , bisa oleh TB
Bakteri, Virus, Jamur
Trauma
Keluhan bertahan seumur hidup
Keratitis
Bakteri

Keratitis
Jamur

Keratitis
Virus Keratitis
Infeksi
Keratitis Herpes Zoster Keratitis
Keratitis
Penyebab Herpetik Dendritik
Infeksi
Herpes
Keratitis
Simplek
Disiformis
Keratokonjun
gtivitis
Keratokonjun
gtivitis
epidemi
Tukak atau
Keratitis
ulkus
Alergi
fliktenular
Keratitis
fasikularis

Keratokonjun
gtivitis vernal
KERATITIS BAKTERI
Kelopak Mata kotor
Fotofobia
Merah
Berair
Visus turun
Pseudomonas keratitis
dengan hipopion
KERATITIS JAMUR
Jamur berfilamen
Jamur ragi (yeast) yaitu
(filamentous fungi) Bersifat
jamur uniseluler dengan
multiseluler dengan cabang-
pseudohifa dan tunas :
cabang hifa, terdiri dari:
Jamur bersepta : Furasium Candida albicans,
sp, Acremonium sp, Cryptococcus sp,
Aspergillus sp, Rodotolura sp.
Cladosporium sp,
Penicillium sp,
Paecilomyces sp,
Phialophora sp,
Curvularia sp, Altenaria
sp.
Jamur tidak bersepta :
Mucor sp, Rhizopus sp,
Absidia sp.
KELUHAN

Biasa nya di dahului rudapaksa Sakit yg hebat


oleh ranting pohon , daun , Berair
bagian lain tumbuhan Visus turun
Fotofobia
Timbul 5 hari - 3 minggu Infiltrat kelabu
kemudian Hipopion
Ulcer superficial
Fungal keratitis dengan
hipopion
TERAPI

Obat-obat anti jamur yang dapat


diberikan meliputi:
Polyenes natamycin 5%,
nistatin, dan amfoterisin B
0,15% - 0,30%.
Azoles Ketokonazole 200-
600mg/hari
KERATITIS VIRUS

Etiologi

Adenovirus & semua virus yg


menyebabkan demam

++ Herpetik

Lesi

Keratitis Pungtata Superfisialis


Epitelial Dendritik Stromal Disiformis

Replikasi sel di epitel Reaksi imun di stroma

Acyclovir salep 3% / 4 jam


Herpes Zoster Oftalmikus

M. Klinis
Komplikasi
Rasa sakit pada daerah yg
terkena , visus turun & merah
Uveitis, parese muskulus
mata, glaukoma
Vesikel pada kelopak dan
kening

Acyclovir salep 3% & steroid {tdk spesifik , hnya simtom}


Etiologi
Reaksi hipersensitivitas tipe I yang
mengenai kedua mata,
biasanya penderita sering
menunjukkan gejala alergi
terhadap tepung sari rumput-
rumputan

KERATITIS ALERGI
TERAPI

Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati


Steroid topikal dan sistemik

Kompres dingin

Obat vasokonstriktor
Keratitis Flikten

Bentuk klinis
Keratokonjungtivitis sika

Keratitis Neuroparalitik
KERATOKONJUNGTIVITIS
FLIKTEN

Radang karena reaksi imun cell


mediated

M. Klinis

Terbentuknya papul/pustule
pda kornea / konjungtiva
(+) flikten berupa benjolan
batas tegas putih keabuan
dgn -+ neovaskularisasi
KERATOKONJUNGTIVITIS SIKA

Keadaan keringnya
permukaan kornea dan
konjungtiva

ETIOLOGI
Defisiensi komp. Lemak
air mata
Def. Kelenjar air mata
Def. Komp. Musin
Penguapan berlebihan
Mata gatal, berpasir, silau, visus Parut kornea
turun
KERATITIS NEUROPARALITIK

Akibat kelainan saraf


trigeminus, sehingga terdapat
kekeruhan kornea + kekeringan
kornea

Etiologi : herpes zoster ,


peradangan , dan keadaan
Visus turun, silau , tdk nyeri, jarang lainnya anestetis
berkedip, injeksi siliar, permukaan pertahanan kornea turun
kornea keruh, infiltrat
TALAK
Air Mata buatan / salep
PROGNOSIS
ditangani dengan tepat
Keratitis dapat tidak diobati dengan baik dapat
sembuh dengan menimbulkan ulkus yang akan menjadi
sikatriks dan dapat mengakibatkan hilang
baik penglihatan selamanya.

Prognosis visual Virulensi organisme


tergantung pada Luas dan lokasi keratitis
beberapa faktor, Hasil vaskularisasi dan atau deposisi
kolagen
tergantung dari:
Ilyas S, Yulianti S R. Ilmu penyakit mata edisi keempat. Jakarta :
Badan penerbit FKUI; 2013.
James B, Chew C, Bron A. Lecture notes oftalmologi edisi
kesembilan. Jakarta : Penerbit erlangga; 2006.

DAFTAR PUSTAKA
ULKUS KORNEA
{
DEFINISI

Keadaan patologik kornea yang ditandai oleh


adanya infiltrate supuratif disertai defek kornea
bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat
terjadi dari epitel sampai stroma
ETIOLOGI

Non infeksi
Infeksi Bahan kimia, bersifat asam atau
basa
Bakteri: P. aeraginosa,
Radiasi atau suhu
Streptococcus pneumonia
Sindrom sjorgen
dan spesies Moraxella Defisiensi vitamin A
(paling sering) Obat-obatan
Jamur: Candida, Kelainan dari membran basal
Fusarium, Aspergilus, trauma.
Pajanan (exposure)
Cephalosporium,
Neurotropik
Virus: Herpes simplex,
varicella-zoster, variola, Sistem Imun (Rx
vacinia (jarang) Hipersensitivitas)
Acanthamoeba Granulomatosa wagener
Rheumathoid arthritis
Klasifikasi

Berdasarkan lokasi :
1. Ulkus kornea sentral
Ulkus kornea bakterialis
2. Ulkus kornea perifer
Ulkus kornea fungi

Ulkus kornea virus


Ulkus marginal
Ulkus kornea Ulkus mooren (ulkus
acanthamoeba serpinginosa kronik/ulkus
roden)
Ulkus cincin (ring ulcer)
Ulkus Kornea Sentralis

Ulkus Kornea Bakterialis


1. Ulkus Streptokokus
Tanda Khas: ulcus menjalar dari tepi ke tengah kornea (serpinginous).
Berwarna kuning keabu-abuan bentuk cakram dengan tepi menggaung.
Cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena
eksotoksin dari Streptokokus pneumonia.
Ulkus Stafilokokus Ulkus Pseudomonas
Awalnya putih Lesi dari sentral samping
kekuningan + infiltrat Penyerbukan ke dalam
berbatas tegas tepat Perforasi kornea dalam 48 jam.
dibawah defek epitel. Gambaran: ulkus berwarna
Pengobatan tidak secara abu-abu dengan kotoran yang
adekuat abses kornea + dikeluarkan berwarna
edema stroma dan kehijauan.
infiltrasi sel leukosit.
BMD hipopion yang banyak.
Ulkus Kornea Fungi
Bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak kering.
Tepi lesi berbatas tegas, irregular dan terlihat penyebaran seperti
bulu pada bagian epitel yang baik.
Terdapat satelit-satelit disekitarnya.
Pada infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan permukaan
naik.
Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang.
Terdapat injeksi siliar disertai hipopion.
Ulkus Kornea Virus
1. Ulkus Kornea Herpes Zoster
2. Ulkus Kornea Herpes simplex
Biasanya diawali dengan Awalnya dimulai injeksi siliar
perasaan lesu, timbul 1-3 hari disertai terdapatnya dataran sel di
sebelum timbul gejala kulit. permukaan epitel kornea bentuk
Pada mata: vesikel dan edem dendrit atau bintang infiltrasi.
palpebra, konjungtiva Terdapat hipertesi kornea
hiperemis, kornea keruh. Terdapat pembesaran kelenjar
Infiltrat berbentuk dendrit preaurikel.
berwarna abu-abu kotor dengan Bentuk dendrit kecil, ulceratif,
fluoresin yang lemah. jelas diwarnai dengan fluoresin
dengan benjolan diujungnya
Kornea hipestesi tapi dengan
rasa sakit.
Ulkus Kornea Acanthamoeba
Awal: sakit yang tidak sebanding
dengan temuan kliniknya,
kemerahan dan fotofobia.
Tanda khas: ulkus kornea indolen,
cincin stroma, dan infiltrat
perineural.
Ulkus Kornea Perifer
Ulkus Marginal Ulkus Mooren
Bentuk simpel: ulkus superfisial berjalan progresif dari perifer
yang berwarna abu-abu terdapat
kornea ke sentral.
pada infeksi stafilococcus, toksik
atau alergi dan gangguan sistemik T.u pada usia lanjut.
pada influenza disentri basilar Penyebabnya belum diketahui
gonokok arteritis nodosa diduga hipersensitivitas
Bentuk cincin atau multiple dan tuberculosis, virus, alergi,
lateral pada leukemia akut, autoimun.
sistemik lupus eritromatosis
Sering menyerang seluruh
permukaan kornea dan kadang
meninggalkan satu pulau yang
sehat pada bagian yang sentral.
Gejala klinis
Subjektif Objektif

Eritema kelopak mata dan Injeksi siliar


konjungtiva Hilangnya sebagian
Sekret mukopurulen jaringan kornea, dan adanya
Merasa ada benda asing di infiltrat
mata Hipopion
Pandangan kabur
Mata berair
Bintik putih pada kornea
Silau
Nyeri
Infiltat dapat menimbulkan
sedikit nyeri.
Stadium perjalanan
ulkus kornea
Stadium infiltrasi
progresif

Stadium ulserasi aktif

Stadium regresif

Stadium
penyembuhan/sikatrisas
i
Diagnosis banding ulkus
kornea
Kondisi Infeksi bakteri / jamur Infeksi virus

Sakit Tak ada sampai hebat Rasa benda


Fotofobia Bervariasi asing
Visus Biasanya menurun Sedang
Infeksi okular mencolok Menurun ringan
Difus Ringan-sedang
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan klinis dengan
menggunakan slit lamp dan pemeriksaan laboratorium.

Disamping itu perlu juga dilakukan pemeriksaan


diagnostik

Ketajaman penglihatan
Tes refraksi
Tes air mata
Pemeriksaan slit-lamp
Keratometri (pengukuran kornea)
Respon reflek pupil
Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.
Goresan ulkus untuk analisa atau kultur
Antibakteri gentamisin,
tobramisin, basitrasin
Antijamur natamysin
Tatalaksana (5%), luconazol (0,2%),
nystatin (3,5%)
Antivirus acyclovir (3%),
Prinsip gancyclovir (0,15%)

menghalangi hidupnya bakteri dengan antibiotika dan


mengurangi reaksi radang dengan steroid

Secara umum, ulkus diobati sebagai berikut :

Tidak boleh dibebat, karena akan menaikkan suhu, sehingga


akan berfungsi sebagai inkubator
Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali sehari
Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder
Debridement sangat membantu penyembuhan
Diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa. Biasanya diberi
lokal kecuali keadaan berat
Pencegahan
Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa
masuk kedalam mata
Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata

tidak bisa menutup sempurna, gunakan tetes mata agar


mata selalu dalam keadaan basah
Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara

memakai dan merawat lensa tersebut.


Komplikasi
Kebutaan parsial atau
komplit dalam waktu
sangat singkat
Kornea perforasi dapat
berlanjut endoptalmitis
dan panopthalmitis
Prognosis
Prolaps iris Tingkat keparahan
Sikatrik kornea
Katarak Cepat lambatnya mendapat
Glaukoma sekunder pertolongan
Jenis mikroorganisme
Ada tidaknya komplikasi
yang timbul.
GLAUKOMA
AKUT
{
Glaukoma akut merupakan salah satu
glaukoma sudut tertutup primer.
Glaukoma akut adalah suatu kondisi
dimana terjadi aposisi iris dengan
jalinan trabekular pada sudut bilik
mata, sehingga sebabkan terjadinya
peningkatan tekanan intraokular secara
mendadak.

DEFINISI
Sering terjadi pada lebih dari 40 tahun dengan
sudut bilik mata sempit

EPIDEMIOLOGI
perifer iris bersentuhan dengan
jaringan trabekula

sudut tertutup

aliran aquous humor terhambat

peningkatan TIO

glaukoma
Melihat halo (pelangi ) prodormal
Nyeri, merupakan tanda khas pada serangan akut
yang terjadi secara mendadak dan sangat nyeri pada
mata di sekitar daerah inervasi cabang nervus
kranial V
Mual, muntah dan lemas
Tanda-tanda peradangan : kelopak mata bengkak,
mata merah
Pupil lebar, kornea suram dan edem
Katarak Vogt : Iris bengkak, sinekia posterior, dan
lensa menjadi keruh
Penurunan visus secara cepat dan progresif,
fotofobia yang terjadi pada semua kasus,

MANIFESTASI KLINIS
Anamnesis
Serangan mendadak yg berlangsung

selama beberapa jam yang hilang setelah


tidur sebentar. melihat pelangi / halo
disekitar lampu (prodormal).melihat pada
tempat gelap, mambaca dekat, emosi /
rasa takut dapat memicu serangan. Gejala
sesuai dengan manifestasi klinis
glaukoma sudut tertutup akut

DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik
Tonometri : TIO meningkat (> 10-20 mmHg)

Gonioskopi : Apabila Schwalbes line


tidak terlihat, sudut dinyatakan tertutup.
Slit lamp : bilik mata dangkal, injeksi
siliar, edema kornea, dilatasi pupil, edema
optic disk dan hiperemis
Perimetri : penurunan lapang pandang
PENATALAKSANAAN

Menurunkan TIO :

Pilokarpin 2% setiap menit selama 5 menit dilanjutkan setiap jam


selama 1 hari

Sistemik : asetazolamid 500mg IV disusul dgn tab 250 mg /


4 jam. dapat pula diberi manitol 1,5-2 mg/kg BB dalam
larutan 20%. Gliserol peros 1 g/kg BB dlm larutan 50%

Anestesi retrobulbar xilocain 2% > u/ kurangi sakit dan


menurunkan TIO/ morfin subkutan 50 mg

Pembedahan > Iridektomi (bila mata sudah tenang dan TIO


turun)
Non-farmakologi
Emosi (bingung dan takut) dapat menimbulkan
serangan akut
Membaca dekat yang mengakibatkan miosis atau pupil
mengecil akan menimbulkan serangan pada glaukoma
dengan blok pupil
Pemakaian simpatomimetik yang merebarkan pupil
berbahaya
Sudut sempit dengan hipermetropia dan bilik mata
dangkal berbahaya memakai obat antihistamin dan
antispasme
{ UVEITIS
Uvea terdiri dari 3 bagian, yaitu iris, badan
siliar dan koroid yang merupakan jaringan
vaskular di dalam mata, terletak antara retina
dan sklera. Secara anatomis uvea dapat
dibedakan menjadi uvea anterior yang terdiri
dari iris dan badan siliar, serta uvea posterior
yang terdiri dari koroid.

UVEA
Uveitis adalah peradangan pada uvea. Sesuai
dengan pembagian anatomis, uveitis
dibedakan menjadi :
Uveitis Anterior
Peradangan yang mengenai iris dan jaringan
badan siliar (iridosiklitis) biasanya unilateral
dengan onset akut.
Uveitis Posterior
Panuveitis

DEFINISI
Etiologi uveitis dapat dibagi menjadi :
Berdasarkan spesifitas penyebab
Penyebab spesifik (infeksi) yang disebabkan oleh
infeksi virus, bakteri, jamur maupun parasit yang
spesifik.
Penyebab non spesifik (non infeksi) atau reaksi
hipersensitivitas. Disebabkan oleh reaksi
hipersensitivitas terhadap mikroorganisme atau
antigen yang masuk ke dalam tubuh dan merangsang
reaksi antigen antibodi dengan predileksi pada
traktus uvea.
Berdasarkan sumbernya
Eksogen : Pada umumnya disebabkan oleh karena
trauma, operasi intraokuler, ataupun iatrogenik.
Endogen : Dapat disebabkan oleh fokal infeksi di
organ lain ataupun reaksi autoiun.

KLASIFIKASI
Berdasarkan perjalan penyakit
Akut, apabila serangan terjadi satu atau dua kali dan
penderita sembuh sempurna di luar serangan
tersebut.
Residif, apabila serangan terjadi lebih dari dua kali
disertai penyembuhan yang sempurna di antara
serangan-serangan tersebut.
Kronis, apabila serangan terjadi berulang kali tanpa
pernah sembuh sempurna di antaranya.
Berdasarkan reaksi radang yang terjadi
Non-Granulomatosa, Infiltrat yang terjadi terdiri dari
sel plasma dan limfosit.
Granulomatosa, Infiltrat yang terjadi terdiri dari sel
epiteloid dan makrofag

KLASIFIKASI
Uveitis anterior ditandai dengan adanya
dilatasi pembuluh darah yang akan
menimbulkan gejala hiperemi siliar (hiperemi
perikorneal atau pericorneal vascular injection)
Peningkatan permeabilitas ini akan
menyebabkan eksudasi ke dalam aqueous
humour, hal ini tampak sebagai aquos flare, yaitu
partikel-partikel kecil dengan gerak Brown
(efek Tyndal

PATOFISIOLOGI
Pada proses peradangan yang lebih akut, dapat
dijumpai penumpukan sel-sel radang di dalam
bilik mata depan yang disebut hipopion,
ataupun migrasi eritrosit ke dalam bilik mata
depan, dikenal dengan hifema. Apabila proses
radang berlangsung lama (kronis) dan
berulang, maka sel-sel radang dapat melekat
pada endotel kornea, disebut sebagai keratic
precipitat (KP).
Apabila tidak mendapatkan terapi yang adekuat,
proses peradangan akan berjalan terus dan
menimbulkan berbagai komplikasi.
Sel-sel radang, fibrin, dan fibroblas dapat
menimbulkan perlekatan antara iris dengan kapsul
lensa bagian anterior yang disebut sinekia posterior,
ataupun dengan endotel kornea yang disebut
dengan sinekia anterior.
Dapat pula terjadi perlekatan pada bagian tepi
pupil, yang disebut seklusio pupil, atau seluruh pupil
tertutup oleh sel-sel radang, disebut dengan oklusio
pupil.
Perlekatan-perlekatan tersebut ditambah
dengan tertutupnya trabekular oleh sel-sel
radang akan menghambat aliran aqueous
humour dari bilik mata belakang ke bilik mata
depang, sehingga aqueous humour tertumpuk di
bilik mata belakan dan akan mendorong iris ke
depan yang tampak sebagai iris bombans.
Selanjutnya tekanan dalam bola mata semakin
meningkat dan akhirnya terjadi galukoma
sekunder.
Pada uveitis anterior juga terjadi gangguan
metabolisme lensa yang menyebabkan lensa menjadi
keruh dan terjadi katarak komplikata. Apabila
peradangan menyebar luas, dapat timbul endoftalmitis
(peradangan supuratif berat dalam rongga mata dan
struktur di dalamnya dengan abses di dalam badan
kaca) ataupun panoftalmitis (peradangan seluruh bola
mata termasuk sklera dan kapsul tenon sehingga bola
mata merupakan rongga abses).
Bila uveitis anterior monokuler dengan segala
komplikasinya tidak segera ditangani, dapat pula
terjadi symphatetis ophtalmica pad mata sebelahnya yang
semula sehat. Komplikasi ini sering didapatkan pada
uveitis anterior yang terjadi akibat trauma tembus,
terutama mengenai badan siliar.
Mata merah dan nyeri
Penglihatan turun perlahan-lahan
Fotofobia
Mata berair
Susah melihat dekat

MANIFESTASI KLINIS
Adapun terapi uveitis anterior dapat
dikelompokan menjadi :
Terapi Non Spesifik
Penggunaan kacamata hitam
Kacamata hitam bertujuan untuk mengurangi
fotofobia, terutama akibat pemberian midriatikum.
Kompres hangat, Dengan kompres hangat,
diharapkan rasa nyeri akan berkurang, sekaligus
untuk meningkatkan aliran darah sehingga
resorbsi sel-sel radang dapat lebih cepatt

PENATALAKSANAAN
Terapi Spesifik
Terapi spesifik dapat diberikan apabila
penyebab pasti dari uveitis anterior telah
diketahui, karena penyebab yang tersering
adalah bakteri, maka antibiotik dapat
diberikan.
Midriatikum/sikloplegik. Tujuan pemberian
midriatikum adalah agar otot-otot iris dan
badan siliar relaks, sehingga dapat mengurangi
nyeri dan mempercepat penyembuhan. Selain
itu midriatikum sangat bermanfaat untuk
mencegah terjadinya sinekia, ataupun
melepaskan sinekia yang telah ada.
Anti inflamasi. Tujuan pemberian anti
inflamasi adalah untuk mengurangi reaksi
peradangan sebagai respon adanya inflamasi
yang juga dapat merusak sel di sekitanya.
Endoftalmitis
{
Definisi
Endoftalmitis merupakan peradangan pada bola
mata. Berbentuk radang supuratif di dalam rongga
mata dan struktur di dalamnya. Endoftalmitis
fakoanalitik atau endoftalmitis unilateral ataupun
bilateral yang merupakan reaksi uvea granulomatosa
terhadap lensa yang mengalami ruptur.
Etiologi
Eksogen : trauma tembus atau infeksi sekunder
pada tindakan pembedahan uang membuka bola
mata
endogen : penyebaran bakteri, jamur, parasit

Bakteri : Staphylococcus, Streptococcus,


Pneumococcus, Pseudomonas, dan Basil sublitis.
Jamur : Actinomyces, Aspergillus, dan
Fitomikosis sportrikum
Parasit
Peradangan supuratif di dalam bola
mata akan memberikan abses di dalam badan
kaca. Penyebab endoftalmitis supuratif adalah
kuman dan jamur yang masuk bersama
truma tembus (eksogen) atau sistemik
melalui peredaran darah.
Endoftalmitis eksogen dapat terjadi
akibat trauma tembus atau infeksi sekunder
pada tindakan pembedahan yang membuka
mata. Endoftalmitis endogen terjadi akibat
penyebaran bakteri, jamur, ataupun parasit
dari fokus infeksi di dalam tubuh.
Endoftalmitis akibat kuman kurang virulen,
tidak terlihat seminggu atau beberapa
minggu sesudah trauma atau pembedahan.
Demikian pula jamur tidak dapat terlihat
sesudah beberapa hari atau minggu, masa
inkubasinya lambat kadang-kadang sampai
14 hari setelah infeksi dengan gejala mata
merah dan sakit.

patofisiologi
Rasa sakit yang sangat
Kelopak mata merah dan bengkak, sehingga
sulit dibuka
Konjungtiva kemotik dan merah
Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva
Kornea keruh
Bilik mata depan keruh
Kadang-kadang disertai hipopion,
menandakan keadaan sudah lanjut
Di dalam badan kaca ditemukan masa putih
abu-abu, bentuk abses satelit, dengan
proyeksi sinar yang baik. Kekeruhan atau
abses di dalam badan kaca, keadaan ini akan
memberikan refleks pupil berwarna putih.

Manifestasi klinis
Pemeriksaan penunjang
USG

Tujuan : menilai kekeruhan vitreus


Pemeriksaan mikrobiologi kultur cairan vitreus. Pada saat mengambil
sample cairan dapat sekaligus dilakukan injeksi antibiotik intravitreal.

Penatalaksanaan
Endoftalmitis diobati dengan antibiotik periokular atau
subonjungtiva.
Antibiotik topikal dan sistemik ampisilin 2 gram/hari dan kloramfenikol 3 garm/hari.
Kuman staphylococcus, steptococcus dan pneumococcus dapat diobati dengan penisilin
G (topikal, subkonjungtiva, dan IV).
Pseudomonas dan kuman batang gram negatif lain diobati dengan gentamisin,
tobramisin dan karbesilin (topikal, subkonjungtiva, IV).
Jamur diobati dengan amfoterisin B150 mikrogram subkonjungtiva.
Sikloplegik diberikan 3 kali sehari tetes mata. Kortikosteroid dapat
diberikan secara hati-hati. Apabila pengobatan gagal, dilakukan
eviserasi. Enukleasi dilakukan bila mata tenang dan ftisis bulbi.
Komplikasi
Bila proses peradangan mengenai
ketiga lapisan mata (retina, koroid, dan
sklera) dan badan kaca maka akan
mengakibatkan panoftalmitis.

Prognosis
dubia ad malam
Panoftalmitis
{
Panoftalmitis merupakan
peradangan seluruh bola
mata termasuk sklera dan
kapsul Tenon sehingga
bola mata merupakan
rongga abses.

DEFINISI
Infeksi kedalam bola mata dapat melalui
peredaran darah (endogen) atau perforasi bola
mata (eksogen), dan akibat tukak kornea
perforasi.

Kuman-kuman penyebab biasanya :


S.epidermidis, S.aureus, dan bbrp spesies
streptokokus
Bakteri gram negatif : Pseusomonas, E.coli dan
enterococcus

Jamur

ETIOLOGI
Bila panoftalmitis akibat
bakteri maka perjalanan
penyakit cepat dan berat,
sedang bila akibat jamur
perjalanan penyakit
perlahan-lahan dan gejala
terlihat beberapa minggu
setelah infeksi.
Gejala Klinis

Kemunduran tajam penglihatan disertai rasa sakit


Mata menonjol
Edema kelopak
Konjungtiva kemotik
Kornea keruh
Bilik mata depan dengan hipopion
Refleks putih di dalam fundus dan okuli
panophthalmitis
panophthalmitis
CT SCAN
Membentuk jaringan granulasi
disertai vaskularisasi dari koroid
Terbentuknya fibrosis mengakibatkan

ftisis bulbi

KOMPLIKASI
Antibiotika dosis tinggi
Eviserasi bulbi bila gejala radang
sangat berat

PENATALAKSANAAN
Mata Merah Visus
Menurun
{
Pembimbing : dr. Diah F., Sp.M
Laki-laki, 56 thn

KU :penglihatan mata kiri mendadak sakit sekali sejak


kemarin malam

RPS
Penglihatan buram
Bila malam hari melihat gambaran pelangi
disekitar bola mata
Tidak ada trauma
Tidak ada riwat penggunaan kacamata

Hipotesis:
Glaukoma akut sudut tertutup
Keratitis
Uveitis
HIPOTESIS
Visus
menurun

Merah

Glaukoma
Keratitis Uveitis Endoftalmitis Panoftalmitis
akut

Nyeri (+) Nyeri (+) Nyeri (+) Nyeri (+) Nyeri (+)
Buram Buram Buram Buram Buram
Halo
PEMERIKSAAN

Mata Kanan Mata Kiri


Palpebra, konjungtiva Palpebra spasme,
tenang konjungtiva tarsal dan
konjungtiva bulbi
TIO : 7/7,5 18,5 mmHg hiperemis
Kornea : jernih TIO : 3/10 50,6 mmHg
BMD : dangkal Kornea : keruh
Iris/pupil : baik, bulat, RC BMD : samar samar
(+) dangkal
Lensa : jernih, vitreus jernih Iris/pupil : samar samar
Fundus : papil bulat, batas dilatasi
tegas, C/D ratio 0,3, aa/vv Lain lain sulit dinilai
2/3, retina baik
DIAGNOSA
Glaukoma Akut
Penatalaksanaan
Tekanan diturunkan terlebih dahulu
pilokarpin 2% setiap menit selama 5
menit 1 jam selama 1 hari

Medikamentosa
Asetazolamid 500 mg IV 250 mg tablet
setiap 4 jam
Manitol 1,5-2mg/kgBB dalam larutan 20%
Gliserol 1 g/kgBB dalam larutan 50%
Non Medikamentosa
Mengendalikan rasa bingung
dan takut
Menghindarkan untuk
membaca dengan jarak dekat

Anda mungkin juga menyukai