Anda di halaman 1dari 32

KERATITIS

Disusun Oleh
Nur Amalia Khairiah, S.Ked

Pembimbing :
dr. Rosmaryati Manalu, Sp. M

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Palangka
Raya
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Mata
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
2021
KERATITIS -> RADANG PADA KORNEA ATAU
INFILTRASI SEL RADANG PADA KORNEA YANG AKAN
MENGAKIBATKAN KORNEA MENJADI KERUH
SEHINGGA TAJAM PENGLIHATAN MENURUN

• Morfologik lesi kornea

a.keratitis epitelial (superfisial)

b.keratitis subepitelial

c.keratitis stroma(interstitial)

d.keratitis endotelial(profunda)
Morfologik lesi kornea

a.keratitis epitelial (superfisial)

b.keratitis subepitelial

c.keratitis stroma(interstitial)

d.keratitis endotelial(profunda)
Etiologi

•Infektif
Keratitis bakterial (pseudomonas, staphylococcus, entero
bakteriaecea).
Keratitis viral (herpes simpleks virus dan herpes zooster virus)
Keratitis jamur
Keratitis interstitial

Non-infektif
 Keratitis pungtata non-viral (obat-obatan, alergi dan lensa kontak)
 Keratitis alergi (kertokonjungvitis Flikten dan kertokonjungvitis
Vernal)

 Fotokeratitis (snowblindness) – akibat paparan sinar UV atau lampy


dan dapat sembuh setelah beberapa hari.
 Keratitis Dimmer atau Numularis
Keratitis dengan infiltrat bundar berkelompok dengan batas tegas di
tepi seperti gambaran Halo dan lazimnya unilateral.
 Keratitis fasikulasi Pembentukan pitas vaskuler yang berjalan dari
limnus ke kornea
 Keratitis filamentosa
 Keratitis yang disertai adanya filamen mukoid dan deskuamasi sel
epitel pada permukaan kornea.
 
PATOFISIOLOGI
etiologi •Streptococcus, Virus herpes herpes Fusarium Acanthomoeba
•Pseudomonas, simpleks zooster , castellani
•Enterobacteriaceae cephaloce
(meliputi Klebsiella, pharium
Enterobacter, Serratia, and dan
Proteus) dan golongan Curvulari
Staphylococcus a

Gejala klinis •nyeri daengan onset cepat, •Mata merah •Penglihatan Nyeri mata merah
•fotofobia dan •Rasa nyeri •mata merah Mata berair •unilateral
•nyeri fotofobia
•menurun visus •Mata berair •rasa nyeri
•infiltrat
•Penglihatan pada kornea •sensasi benda
kabur(buram) •sensibilitas asing
•Mata menghasilkan menurun
sekret •sistemik
•Fotofobia •tidak
rekuren

•Sediaan kerokan dasar ulkus •Medikamentosa •simptomati Anti jamur propamidin topikal
Pengobatan dengan pewarnaan gram dan kultur Asiklovir salep 3% . k Siklopegik 1%
•Antibiotik topikal intensif ,dengan Ains reaksi radang pada ->mencegah keratoplasti
klorheksaemntilen
terapi ganda keratitis stroma sekunder
•pelekat jaringan kemudian IDU 0,1% (%-iodo- infeksi topical
cangkok korena 2dioxyuridine) dalam •pemberian pembedahan
•Siklopeik diberikan untuk larutan 1% Tidak boleh asiklovir
mengistirahatkan mata dipergunakan lebih dari 2 • steroid.
minggu.
•Non medikamentosa
Debridemen
Kauterisasi dengan larutan
KERATITIS BAKTERIALIS
KERATITIS VIRUS
HERPES SIMPLEKS
KERATITIS HERPES ZOOSTER
KERATITIS FUNGAL
KERATITIS ACANTHAMOEBA
KERATITIS PUNGTATA

 Keratitis pungtata superfisial dan pungtata subepitel

 infiltrat terkumpul di daerah membran bowman dengan


bentuk bercak-bercak halus.
 kronis dan bilateral tanpa terlihat tanda-tanda radang akut
dan kelainan pada konjungtiva dan lebih sering meyerang
dewasa muda.
 tidak spesifik , dapat terjadi pada moluskum
kontangiosum, akne rosea, herpes simpleks, herpes
zooster dan infeski bakteri dan virus lainya,
keracunan obat dan bahan pengawet lainya.
KERATITIS PUNGTATA
SUPERFISIALIS
• Gejala klinis: mata berair,mata nyeri, fotofobia, penglihatan
sedikit buram, pembesaran kelenjar getah bening di depan
telinga jika kausanya virus, mata terkadang terasa perih dan
mengeluarkan sekret.
• Pengobatan untuk keratitis ini sesuai kausanya
KERATITIS INTERSTITIAL

• Sifilis, TB, trauma


• Pada lapisan lebih dalam
• Gejala klinis : nyeri, lakrimasi, fotofobia, menurunnya visus, kornea keruh, injeksi
silier dengan sebukan pembuluh darah.
• Pengobatan keratitis tergantung penyebab namun sulfas atropin untuk mencegah
sinekia (karena uveitis dan kortikosteroid tetes pada mata).
KERATITIS INTERSTITIAL
KERATITIS LAGOPTHALMUS

• lagopthalmus dimana kelopak tidak dapat menutup dengan sempuran sehingga


kornea menjadi kering.
• Etiologinya : tarikan jaringan parut pada tepi kelopak, eksoftalmus, paralise saraf
fasial, dan atoni orbikularis okuli.
• Pengobatananya dengan mengatasi kausanya dan dengan air mata buatan. Untuk
mencegah infeksi sekunder diberikan salep.
KERATITIS NEUROPARALITIK

• Kelainan saraf trigeminus ->kekeruhan kornea yang tidak sensitip disertai


kekeringan kornea dapat mengakibatkan keratitis.
• Gejalanya :menurunnya visus, fotofobia dan tidak nyeri
• Pengobatan: untuk mencegah infeksi sekunder
KERATITIS DIMMER/ NUMULARIS

• infiltrat yang bundar bergerombol dan batasnya tegas


sehingga memberikan gambaran Halo.
• Sifat keratitis ini kronis dan unilateral
KERATITIS FILAMENTOSA

• filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pada permukaan


kornea.
• peneyebabnya tidak diketahui pasti. Keratitis ini dapat
disertai penyakit lain seperti sarkoidosis,trakoma,
keratokonjungtivitis,pemfigoid okular, pemakian lensa
kontak, edema otak, DM, trauma dasar otak. 1
KERATITIS FILAMENTOSA
KERATITIS FASIKULARIS

• pita pembuluh darah yang berjalan dari limbus menuju


kornea dan biasanya berupa tukak kornea akibat flikten
yang menjalar ke sentral disertai fasikulus pembuluh darah.
KERATITIS MARGINALIS

• Infiltrat tertimbun ditepi kornea sejajar dengan limbus.


• penyakit infeksi lokal konjungtiva dapat menyebabkan
keratitis kataral atau keratitis marginal tersebut.
• Keratitis marginal kataral biasanya terdapat pada pasien
umur setengah baya dengan adanya blefarokonjungtivitis.
KERATITIS SKLEROTIKAN

 segitiga pada kornea dan disertai radang sklera,


 belum diketahui penyebabnya, diduga karena ada
perubahan susunan serat kolagen yang menetap.
 Proses perkembengan kekeruhan ini dapat terjadi
berulang-ulang dan selalu meninggalkan sisa-sisa baru
sehingga defek makin luas bahkan dapat mengenai
seluruh kornea.
PEMERIKSAAN

Pemeriksaan wajib
 Pemeriksaan tajam penglihatan
 Pemeriksaan segmen anterior dengan menggunakan dengan
penlight dan loupe:
Palpebra –hiperemis ,edema ,blefarospasme,Konjungtiva-
injeksi siliar,Korena- kekeruhan, edema kornea, infiltat, ulkus
 Bilik mata depan- dalam dan jernih
 Tonometri tidak dilakukan jika terdapat defek epitel kornea.
 Pemeriksaan segmen posterior denga funduskopi.
PEMERIKSAAN TAMBAHAN

 Uji floresein
Tes untuk mengetahui terdapatnya kerusakan epitel kornea. Dasar tes ini dengan zat
warna floresin yang akan berubah menjadi hijau pada media alkali.
Nilai tes ini adalah bila terdapat warna hijau pada kornea berarti terdapat defek pada
epitel kornea, defek ini juga dapat dalam bentuk erosi kornea atau infiltrat yang
menagakibatkan kerusakam epitel.
 Uji keratoskop (plasidoskop listrik)
Tes untuk melihat licinnya kelengjungan kornea
Dasar: bila kornea disinari suatu sumber cahaya yang kosentris maka refleks sumber
cahaya konsentrik pada kornea akan bersifat konsenrik juga.gambar dapat
dipantulkan pada kornea karena bersifat cermin cembung.
Nilai :akan tampak bayangan di luar pusat yang diawasi,bila terdapat distrosi
menunjukan adanya kelainan di tempat tersebut
PEMERIKSAAN TAMBAHAN

 Uji Sensibilitas kornea


Tes untuk pemeriksaan fungsi saraf trigeminus yang memberikan sensibilitas kornea.
Dasar: mata akan berkedip bila terkena sinar kuat,benda yang mendekati mata terlalu
cepat,mendengar suara keras,adanya rabaan pada kornea,konjungtiva, dibedakan
refleks taktil,optik dan pendengaran.refeleks taktil kornea didaptkan melalui
serabut saraf aferen trigeminus dan serabut eferen saraf fasial.
Nilai: refleks berkedip berarti sensibiltas kornea baik dan fungsi trigeminus
normal.refeleks berkedip menurun pada keraktistis atau ulkus herpes simplaks dan
infeksi herpes zoster.

 Uji fistel dan uji seidel dapat juga dilakukan untuk melihat apakah terdapat
KOMPLIKASI

• Gangguan refraksi
• Jaringan parut permanent
• Ulkus kornea
• Perforasi kornea
• Endoftalmitis
• Glaukoma sekunder
• Kebutaan
PROGNOSA

• Dapat sembuh dengan baik jika ditangani dengan baik dan


tepat dan jika tidak diobati dengan baik dapat menimbulkan
ulkus yang akan menjadi sikatriks dan dapat mengakibatkan
hilang penglihatan selamanya.

Anda mungkin juga menyukai