Anda di halaman 1dari 22

MATA MERAH DENGAN

PENURUNAN VISUS
Disusun Oleh
Olgha Safira JM | 120810043

Here is where your


KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
presentation begins

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALED


KERATITIS
Keratitis merupakan peradangan kornea.
Biasanya lapis kornea yang terkena, seperti
keratitis superfisial dan intertisial atau profunda.
Disebabkan oleh virus, bakteri (pneumococci,
streptococci, atau staphylococci), jamur, dan
protozoa.

GEJALA KERATITIS
Gejala keratitis sakit ringan sampai berat,
silau, mata berair dan kotor, lesi di kornea disertai
penglihatan berkurang.
KLASIFIKASI
1. KERATITIS PUNGTATA
Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman, dengan
infiltrat terbentuk bercak-bercak halus. Keratitis pungtata biasanya
terdapat bilateral dan berjalan kronis tanpa terlihatnya gejala kelainan
konjungtiva, ataupun tanda akut, yang biasanya terjadi pada dewasa
muda. Keratitis Pungtata

2. KERATITIS MARGINAL
Keratitis marginal merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi
kornea sejajar dengan limbus. Keratitis marginal biasanya terdapat
pada pasien setengah umur dengan adanya blefarokonjungtivitis.

Keratitis Marginal
3. KERATITIS INTERTISIAL
Keratitis yang ditemukan pada jaringan kornea yang
lebih dalam pada kedua mata. Pada keratitis intertisial akibat Keratitis Intertisial
lues kongenital didapatkan neovaskularisasi dalam, yang
terlihat pada usia 5-20 tahun pada 80% pasien lues.

4. KERATITIS BAKTERIAL
Disebabkan bakteri staphylococcus, Pseudomonas,
Hemophilus, Streotococci, Enterobacteriacea, dengan faktor
presdiposisi pemakaian kontak lensa, trauma, kontaminasi
obat tetes.

Keratitis Bakterial
5. KERATITIS VIRUS
Terjadi karena virus yang mengakibatkan infeksi pada
kornea, seperti adenovirus, herpes simplek, herpes zoster.
6. KERATITIS JAMUR
Dapat diawali suatu trauma pada kornea seperti oleh
Keratitis Jamur
benda (ranting pohon, daun dan bagian tumbuh-
tumbuhan). Kebanyakan disebabkan oleh jamur Fusarium,
yeast, Candida, Aspergilus.

7. KERATITIS ACANTHAMOEBA
Keratitis acanthamoeba memberikan rasa sakit berat
Keratitis Acanthamoeba
dan terdapat pada pemakaian lensa kontak

8. KERATITIS FILAMENTOSA
Keratitis yang diserti dengan adanya filament
mukoiddan deskuamasi sel epitel pada permukaan
kornea. Penyebab tidak diketahui, dapat disertai
dengan penyakit lain seperti konjungtivitis sika,
Keratitis filamentosa
trakoma, edema kornea,
9. KERATITIS LEGOFTALMUS
Keratitis yang terjadi akibat adalanya lagoftalmus
dimana kelopak tidak dapat tertutup sempurna sehingga
terjadi kekeringan kornea dan menyebabkan infeksi.

10. KERATITIS NEUROPARALITIK Keratitis Neuroparalitik


Keratitis akibat kelianan saraf, sehingga terjadi
kekeruhan kornea yang tidak sensitive disertai kekeringan
kornea.

11. KERATITIS DENDRITIK


Merupakan keratitis superfisial yang membentuk
garis infiltrate pada permukaan kornea yang kemudian
Keratitis dendritik
membentuk cabang. Disebabkan oleh virus herpes
simpleks.

12. KERATOKONJUNGTIVITIS SIKA


Keratokonjungtivitis sika adalah suatu keadaan
keringnya permukaan kornea dan konjungtiva.

Keratokonjungtivitis sika
PENATALAKSANAAN
KERATITIS PUNGTATA : KERATITIS BAKTERIAL :
 Untuk virus dapat diberikan idoxuridin • Antibiotik sprektrum luas, sambil menunggu hasil
 bakteri gram positif diberikan cafazolin, kultur bakteri
penisilin G • Gram (-) rods : trobamisin, ceftazidime.
 bakteri gram negative diberikan Fluroquinolone
tobramisin • Gram (-) coccus : ceftriaxone, ceftazidime,
moxifloxacin
• Gram (+) rods : cefazoline, vancomycin,
KERATITIS MARGINAL : moxifloxacin
• Pengobatan yang diberikan adalah antibiotika
yang sesuai dengan penyebab infeksi lokal dan KERATITIS VIRUS :
steroid dosis ringan • IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat
• Pada pasien dapat diberikan vitamin B dan C dalam larutan 1% dan diberikan setiap jam, salep
dosis tinggi 0,5% diberikan setiap 4 jam).
• Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat
KERATITIS INTERTISIAL : dalam bentuk salep.
• Kortikosteroid tetes mata jangka lama secara • Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU,
intensif setiap jam dikombinasi dengan tetes mata diberikan 1% setiap 4 jam.
atropin dua kali sehari dan salep mata pada malam • Asiklovir (salep 3%) diberikan setiap 4 jam
hari
PENATALAKSANAAN

KERATITIS JAMUR : KERATITIS LAGOFTALMUS :


Nitamisin 5% (keratitis jamur filamentosa, fuasrium • Artifisial tears
species), amphoterisin B 0,15%-0,20% (keratitis yeast, • Salep mata jika ada infeksi sekund
aspergilus species), Ketokonazole (200-600mg/hari)
Pengobatan keratitis jamur dengan anti jamur Polines
(amfoteresin b, Natamisin, Nystatin), azoles (imidazole)
KERATOKONJUNGTIVITIS SIKA :
Bisa pemberian artifisial tears (sesuai etiologi)
KERATITIS ACANTHAMOEBA :
Terapi dengan obat umumnya dimulai dengan isetionat,
propamidin topikal (larutan 1%) secara intensif dan tetes
mata neomisin.

KERATITIS FILAMENTOSA :
• Larutan hipertonik NaCl 5%, air mata hipertonik
• Angkat filamen
• Pasang lensa kontak lembek
ULKUS KORNEA
Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan
kornea akibat kematian jaringan kornea. Terbentuknya ulkus pada
kornea banyak ditemukan oleh adanya kolagenase yang dibentuk
oleh sel epitel baru dan sel radang.

Etiologi
1. Infeksi diantaranya infeksi bakteri, virus,
jamur, acanthamoeba
2. Noninfeksi diantaranya bahan kimia,
radiasi atau suhu, defisiensi vit A, obat-
obatan, kelainan dari membrane basal
misalnya karena trauma
3. Sistem imun yaitu reaksi
hipersensitivitas
Gejala Patofisiologi
• Mata merah ringan hingga berat Bila terjadi infeksi badan kornea,
• Fotofobia Wondering cell dan sel-sel lain yang terdapat
• Penglihatan menurun dalam stroma kornea akan bekerja sebagai
• Adanya sekret makrofag kemudian dilatasi pembuluh darah
yang terdapat dilimbus dan tampak sebagai
Klasifikasi injeksi perikornea. Selanjutnya terjadi
1. Ulkus kornea sentral infiltrasi dari sel-sel mononuclear, sel
a. Ulkus kornea bakterialis plasma, leukosit PMN yang mengakibatkan
b. Ulkus kornea fungi timbulnya infiltrate yang tampak sebagai
c. Ulkus kornea virus bercak warna kelabu keruh dan batas-batas
d. Ulkus kornea acanthamoeba tak jelas dan permukaan tidak licin.
2. Ulkus kornea perifer Kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan
e. Ulkus marginal timbullah ulkus kornea.
f. Ulkus mooren

Ulkus Jamur Ulkus Pneumokok Ulkus Virus


Pemeriksaan Penatalaksanaan Bedah
• Tajam penglihatan a. Flap konjungtiva
• Sit lamp b. Keratoplasti
• Refleks pupil
• Scrapping untuk analisa atau kultur

Penatalaksanaan
Non medikamentosa
a. Jika memakai lensa kontak segera lepaskan
b. Jangan menggosok mata

Medikamentosa
c. Antibiotik spektrum luas. Contoh : sulfonadime 10-
30%, tetrasiklin 10 mg, gentamisin 3 mg
d. Anti jamur. Contoh : topical amphotericin B,
thiomerosal, imidazole
e. Antiviral. Contoh : salep asiklovir 3% tiap 4 jam
f. Anti acanthamoeba. Contoh : poliheksametilen
biguanid+propamidine isetionat atau salep
klorheksidin glukonat 0,02%
GLAUKOMA AKUT
Glaukoma sudut tertutup akut ditandai dengan teanan intraokular
yang meningkat secara mendadak, dan terjadi pada usia lebih dari 40 tahun
dengan sudut bilik mata sempit. Cairan mata yang berada di belakang iris
tidak dapat mengalir melalui pupil sehingga mendorong iris ke depan,
mencegah keluarnya cairan mata melalui sudut bilik mata.

Serangan glaukoma akut yang terjadi secara tiba tiba dengan rasa
sakit hebat dimata dan dikepala, mual, muntah, bradikardia akibat refleks
A Picture Always
okulokardiak, kelopak mata bengkak, mata merah, tekanan bola mata
sangat tinggi, tajam penglihatan menurun
Reinforces the
Concept
Anamnesis
• Nyeri pada mata yang mendapat serangan
yang berlangsung beberapa jam dan
hilang setelah tidur sebentar
• Melihat Pelangi (halo) sekitar lampu
• Terdapat gejala gastrointestinal (mual dan
muntah
Venus Mars
Venus has a beautiful
Penatalaksanaan Despite being red, Mars is
name, but2is%terribly hot
Pilokardipin actually a cold place
Asetazolamid 500mg IV
Manitol 1.5-2mg/kgbb

Tatalaksana bedah :
a. Iridoplasti, iridektomi,
Mercury iridotomy perifer Jupiter
b. Mercury
Trabekuloplasti laser
is the smallest Jupiter is the biggest
c.planet
Bedah
in thedrainase glaukoma
Solar System planet in the Solar System
UVEITIS ANTERIOR
Uveitis anterior adalah peradangan
mengenai iris dan jaringan badan siliar
(iridosiklitis) biasanya unilateral dengan onset akut.

Etiologi
Secara umum uveitis disebabkan oleh reaksi
imunitas. Juga dihubungkan dengan infeksi seperti
herpes, toksoplasmosis dan sifilis.

Gejala
• Mata merah
• Eksudat pada COA
• Hipopion, hifema
• Perubahan pada iris (corak iris tidak teratur, perubahan
warna, miosis, atropi iris)
Patofisiologi Penatalaksanaan
Reaksi imunitas terhadap benda • Tetes mata sulfas atropion 1%
asing atau antigen pada mata dapat • Kortikosteroid 4-6 kali perhari
menyebabkan cedera pada pembuluh • Antibiotik bila penyebab mikroorganisme
darah dan sel-sel tractus uvealis. Uveitis diketahui
juga sering dikaitkan dengan penyakit
atau kelainan autoimun. Pada kelainan
autoimun uveitis bisa disebabkan oleh
reaksi hipersensitivitas terhadap
deposisi kompleks imun dalam tractus
uvealis.

Pemeriksaan
Pemeriksaan oftalmologi diantaranya
pemeriksaan visus, TIO, konjungtiva,
kornea, COA.
ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata
akibat infeksi setelah trauma atau bedah atau endogen akibat sepsis.

Gejala : Klasifikasi :
Visus turun mendadak, nyeri, edema Eksogen
palpebra, konjungtiva hiperemis, edema • Acute post operative
kornea, hipopion, vitritis. • Chronic post operative
• Traumatic
• Filtering bleb associated
A Picture Always • After intravitreal injections

Reinforces the Endogen


Biasanya pada pasien dengan DM, HIV,

Concept pengguna narkoba IV, gagal ginjal atau dalam


dialysis, penyakit jantung, keganasan.
Patofisiologi Tatalaksana
Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat • Antibiotik intravitreal (vankomisin,
trauma tembus atau infeksi sekunder pada ceftazidime, amikasin, gentamisin, dll)
tindakan pembedahan yang membuka bola • Kortikosteroid
mata. Endoftalmitis endogen terjadi akibat • Siklopegia 3x1 tetes mata
penyebaran bakteri, jamur, parasite dari focus • Jamur : amfeterisin B150 mg
infeksi didalam tubuh. subkonjungtiva
• Operatif : virektomi, eviserasi, enukleasi,
Pemeriksaan penunjang
a. Funduskopi, bila media refrakta cukup jernih
b. Ultrasound, harus dilakukan bila ada
kekeruhan media refrakta yang signifikan
sehingga menyulitkan funduskopi
c. Pemeriksaan mikrobiologi dari cairan vitreus
PANOFTALMITIS
Peradangan seluruh bola mata termasuk sklera dan
kapsul tenon sehingga bola mata merupakan rongga abses.
Infeksi kedalam bola mata dapat melalui peredaran darah
(endogen) atau perforasi bola mata (eksogen) dan akibat
tukak kornea perforasi

Etiologi
1. Bakteri (pneumococcus, streptococcus,
staphylococcus, E.Coli)
2. Jamur (candida, histoplasma,
cryptococus)
Patofisiologi Pemeriksaan penunjang
Eksogen : trauma (pasca bedah), perforasi • Slit lamp
tukak kornea menyebabkan antigen • Kultur (cairan corpus vitreous)
masuk
Endogen : hematogen (bacterimia atau
septicemia)

Gejala Penatalaksanaan
• Penurunan tajam penglihatan Medikamentosa:
• Nyeri saat menggerakkan bola mata 1. Antibiotik dosis tinggi oral dan sistemik
• Mata menonjol (vancomycyn, neomisin, polimiksin B
• Demam sulfat)
• Edema kelopak 2. Kortikosteroid (deksametason na fosfat 1
• Konjungtiva kemotik mg)
• Kornea keruh 3. Penyebab jamur : amfotererisin B 105
• Bilik mata dengan hipopion mikrogram sub konjungtiva, flusitosin,
• Refleks putih di dalam fundus dan okuli ketokona6ol secara sistemik
TANDA YANG DITEMUKAN PADA PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG MATA MERAH VISUS TURUN
Keratitis, Ulkus
Pemeriksaan kornea Endoftalmitis Panoftalmitis Uveitis Glaukoma akut Trauma

Palpebra Edema (+) Edema (+) Edema (+), proptosis Normal Normal Normal/ ruptur/ hematom/ krepitasi

Injeksi konjungtiva, injeksi Injeksi konjungtiva, injeksi Injeksi konjungtiva, injeksi Injeksi konjungtiva, injeksi Perdarahan subkonjungtiva, ruptur
Konjungtiva Injeksi konjungtiva, injeksi siliar
siliar siliar siliar siliar sklera

Edema, ruptur atau perforasi, iris


Kornea Infiltrat Edema Edema Keratik presipitat Edema
prolaps

Dalam/ dangkal/ hipopion/ Dalam/ sel dan flare atau Dalam/ dangkal/ hifema/ hipopion/
Bilik mata depan Dalam/ hipopion Dalam/ hipopion/ fibrin Dangkal
fibrin hipopion fibrin/ massa lensa

Bulat, refleks cahaya +/ Bulat, refleks cahaya +/ Ireguler, sinekia posterior, Mid dilatasi, refleks cahaya Bulat/ lonjong/ refleks cahaya +/
Iris dan pupil Bulat, refleks cahaya (+)
menurun menurun iris bombe menurun menurun

Jernih/ keruh/ pigmen iris


Lensa Jernih Jernih/ lensa intra okular Jernih/ keruh/ lensa intra okular Jernih/ keruh Jernih/ keruh
di lensa

Vitreus Jernih Keruh Keruh Jernih/ keruh jernih Jernih/ keruh

Eksudat/ retinal
Retina Normal Nekrotik/ eksudat Nekrotik/ eksudat Papil optikus edema Normal/ retinal detachment/ perdarahan
detachment

Hambatan gerak bola mata, Ultrasonografi,


Pengecatan dan kultur Ultrasonografi, kultur bakteri Tekanan intra okular, lapang
Pemeriksaan penunjang ultrasonografi, kultur bakteri laboratorium darah dan Ultrasonografi
bakteri dan jamur dan jamur pandang
dan jamur rontgen thoraks
DAFTAR PUSTAKA
• Ilyas, Sidiarta. Rahayu.SY. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 5. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: Jakarta; 2017
• Boesoirie, dkk. Sistem Indra THT KL dan Mata. Edisi 1. Jakarta: ELSEVIER; 2020
TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai