1.1 Definisi
bagian terendah janin dan panggul ibu (Prawiroharjo, 2012). Prolaps tali pusat
merupakan keadan dimana tali pusat berada di samping atau melewati bagian
terendah janin dalam jalan lahir sebelum ketuban pecah yang mengakibatkan
kompresi (Stright, 2004). Prolaps tali pusat adalah tali pusat berada di
samping atau melewati bagian terendah janin dalam jalan lahir sebelum
ketuban pecah. (Mansjoer Arif, 2000). Prolaps tali pusat adalah keadaan
darurat obstetrik langka yang terjadi ketika tali pusat turun di samping atau di
luar bagian presentasi janin. Hal ini dapat mengancam jiwa janin karena aliran
pusar diantara janin dan rahim, leher rahim, atau leher panggul. Keadaan ini
membuat janin dapat mengalami hipoksia yang dapat berakibat pada asfiksia
(Phelan, 2013).
adalah letak tali pusat yang berada di samping atau dibagian terendah yaitu
jalan lahir janin yang dapat menyebabkan kompresi pada tali pusat sehingga
1
Sumber: www.google.com
2.2 Klasifikasi
2. Tali pusat terdepan (tali pusat terkemuka), jika tali pusat berada disamping
dari bagian bawah janin sedangkan ketuban masih intek atau belum pecah.
3. Tali pusat menumbung (prolapsus funikuli), jika tali pusat teraba keluar
atau berada disamping dan melewati bagian terendah janin di dalam jalan
2
Sumber: www.google.com
2.3 Epidemiologi
angka kejadian prolaps tali pusat berkisar antara 0,3% sampai 0,6% persalinan
atau sekitar 1:3000 kelahiran, tali pusat menumbung kira-kira 1:200 kelahiran,
tetapi insiden dari occult prolapse 50% tidak diketahui. Keadaan prolaps tali
pusat mungkin terjadi pada mal presentasi atau mal posisi janin, antara lain:
presentasi kepala 0,5% , letak sungsang 5%, presentasi kaki 15%, dan letak
lintang 20%. Prolaps tali pusat juga sering terjadi jika tali pusat panjang dan
2.4 Etiologi
1. Etiologi fetal
3
b. Prematuritas. Seringnya kedudukan abnormal pada persalinan prematur,
tidak engage.
membawa sejumlah besar cairan mengalir ke luar dan tali pusat hanyut
ke vagina.
2. Etiologi Maternal
a. Disproporsi kepala panggul
panggul normal.
4
Jika plasenta dekat serviks maka akan menghalangi penurunan bagian
b. Tali pusat dapat dirasakan atau diraba dengan tangan didalam bagian yang
c. Keadaan jalan lahir yang berbahaya mungkin terjadi sebagai mana tali
f. Hipoksia janin ditandai dengan gerakan janin yang jarang dan lemah.
2.6 Patofisiologi
Penyebab primer yang timbul akibat prolaps tali pusat adalah ruptur membran
yang spontan terjadi sebelum bagian presentasi berada pada leher panggul.
Ketika kantung cairan amnion ruptur, tiba-tiba terjadi desakan yang kuat
membuat tali pusat menuju vagina. Pada kehamilan ganda maka kemungkian
terjadinya prolaps tali pusat akan semakin besar karena jika terjadi desakan
5
antara janin akan membuat janin mengalami kelainan presentasi seperti letak
menyebabkan janin dapat bergerak lebih leluasa dalam rahim. Dan keadaan ini
terjadi ukuran janin yang kecil karena usia gestasi yang masih muda sehingga
janinnya memiliki ukuran kepala yang kecil. Keadaan tali pusat yang panjang
dan plasenta previa juga menjadi penyebab terjadinya prolaps tali pusat.
panggul ibu, sehingga PAP (pintu atas panggul) tidak tertutupi oleh bagian
bawah janin, dan inilah yang mengakibatkan tali pusat bergeser atau turun dari
Prolaps tali pusat akan mengakibatkan tali pusat terjepit antara bagian
terendah janin dan jalan lahir sehingga sirkulasi janin akan terganggu dan ini
janin. Gangguan aliran darah yang lama melalui tali pusat juga dapat
oksigenasi janin, bradikardi yang menetap, bila keadaan ini terus berlangsung
dapat mengakibatkan terjadinya kematian pada janin. Namun bila dapat dan
segera ditangani maka janin tetap hidup, hal ini ditandai dengan adanya teraba
6
2.7 Komplikasi dan Prognosis
2.7.1 Komplikasi
1. Pada Ibu
janin.
2. Pada janin
a. Gawat janin
10x/hari).
7
3) Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan,
2.7.2 Prognosis
30% pada janin, prognosis janin akan membaik dengan sectio caesar
(Prawirohardjo,2012)
dilakukan:
multiple.
8
b. Pemeriksaan vagina menunjukkan perubahan posisi tali pusat, dapat
janin.
monitoring DJJ.
2.9 Penatalaksanaan
2012)
9
3) Jika bagian terbawah janin sudah terpegang dengan kuat diatas
yang menyusul.
Jika tali pusat tidak berdenyut berarti janin telah meninggal. Keadaan ini
sudah tidak merupakan tindakan darurat lagi, lahirkan bayi secara normal
pada ibu dan keluarganya tentang apa yang terjadi serta tindakan apa yang
akan dilakukan.
3. Polindes
10
b. Jika teraba tali pusat, pastikan tali pusat masih berdenyut atau tidak
Puskesmas/RS.
4. Puskesmas
ke Rumah sakit.
5. Rumah Sakit.
sectio caesaria.
a. Posisiskan ibu pada posisi kneechest. Jika mampu kembalikan tali pusat
presentasi untuk mengangkat janin jauh dari prolaps tali pusat. Hal ini
11
ke atas terhadap bagian presentasi atau sekali bagian presentasi di atas
arah ke atas).
b. Jika tali pusat tidak dapat dimasukkan ke dalam vagina, hindari memegang
tali pusat yang berada di luar vagina, karena hal ini menyebabkan
vasospasme.
c. tutupi tali pusat dengan kasa steril lembab yang dibasahi normal salin
2. Prolaps occult
b. Jika denyut jantung janin normal, berikan ibu O2 dan denyut jantung janin
c. Jika denyut jantung janin tetap normal, persiapkan operasi Caesar yang
cepat.
3. Prolaps terkemuka
serta pulsasi tali pusat sambil mempersiapkan persalinan baik normal jika tidak
12
2.10 Pencegahan
signifikan dalam morbiditas dan mortalitas janin bila kondisi ini ditangani
13
5.1 Kesimpulan
Prolaps tali pusat adalah letak tali pusat yang berada di samping atau
dibagian terendah yaitu jalan lahir janin dan tulang pelvis ibu yang
menyebabkan kompresi tali pusat. Prolaps tali pusat terjadi akibat beberapa
faktor salah satunya adalah letak janin yang berubah sehingga menyebabkan
tali pusat terjepit oleh janin dan berubah tempat hingga menutupi jalan lahir.
Komplikasi yang terjadi pada janin adalah hipoksia janin, bila tidak
DAFTAR PUSTAKA
14
Arif, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Medika
Aesculapius FKUI
http://contemporaryobgyn.modernmedicine.com/contemporary-
obgyn/content/tags/bradley-holbrook-md/umbilical-cord-prolapse?page=full
Sarwono Prawirohardjo
Jakarta: EGC.
15