Disusun oleh:
Penguji :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga saya bisa menyelesaikan
laporan kasus ujian ini dengan judul Preeklamsia berat. Laporan kasus ujian ini
diajukan untuk memenuhi tugas dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan
dan Penyakit Kandungan di Rumah Sakit Umum Daerah Waled Kabupaten
Cirebon.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................iii
BAB I IDENTITAS PASIEN......................................................................1
1.1 Identitas Pasien............................................................................1
1.2 Anamnesis....................................................................................1
1.3 Pemeriksaan Fisik........................................................................4
1.4 Pemeriksaan Penunjang...............................................................6
1.5 Resume .......................................................................................8
1.6 Diagnosis Kerja...........................................................................9
1.7 Penatalaksanaan...........................................................................10
1.8 Prognosis......................................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................11
2.1 Hipertensi dalam kehamilan........................................................11
2.1.1 Definisi...............................................................................11
2.1.2 Klasifikasi...........................................................................12
2.2 Preeklampsi..................................................................................13
2.2.1 Definisi...............................................................................13
2.2.2 Epidemiologi......................................................................14
2.2.3 Etiologi...............................................................................15
ii
2.2.4 Gejala..................................................................................18
2.2.5 Patogenesis.........................................................................19
2.2.6 Kriteria Diagnostik.............................................................23
2.2.7 Penatalaksanaan..................................................................25
2.2.8 Prognosis............................................................................34
2.2.9 letak sungsang……………………………………………35
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................50
DAFTAR GAMBAR
iii
iv
1
BAB I
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS
Nama : Ny. M
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat : dusun kliwon kec waled
Tanggal masuk : 5 april 2021
Jam Masuk : 16;00 WIB
2. ANAMNESIS
a. Keluhan utama :
Tensi tinggi dan letak sungsang.
b. Riwayat penyakit sekarang:
Seorang perempuan, berusia 31 tahun dengan G5P2A2 gravida 38
minggu dengan PEB + letak sungsang + riwayat SC 2 kali datang ke
IGD Kebidanan RSUD Waled pada tanggal 5 april 2021 pukul 16:00
WIB rujukan dari poli obgyn dengan keluhan tekanan darah tinggi dan
letak sungsang. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi pada
2
- Mulut : Sianosis bibir (-), gusi berdarah (-), karies gigi (-)
- Thoraks
Inspeksi :Datar, simetris, retraksi ICS (-), otot bantu
pernapasan (-), ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus taktil (+)
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, batas kiri 2 jari lateral
linea mid clavicular sinistra.
- Auskultasi
Cor : bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : VBS (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Abdomen : cembung gravida, striae (-), jejas (-), bising usus (+),
nyeri tekan (-)
Pemeriksaan obstetri :
Pemeriksaan fisik luar :
- His : 1x10’x10’’
- Palpasi :
▪ Leopold I : teraba bagian bulat keras, TFU : 34 cm, TBBJ
(3.410 kg)
▪ Leopold II : teraba bagian kecil, bentuk tidak jelas dan
menonjol di kiri dan teraba bagian jelas, rata dan
cembung di kanan. DJJ : 155 x/menit
▪ Leopold III : teraba bagian bulat lunak
▪ Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP
(konvergen)
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Urin Lengkap
Warna Kuning
Kekeruhan Jernih
Protein urine 75 <10 mg/dl mg/dl
Glucose urine Norm <15 mg/dl mg/dl
pH 5,5 4,8-7,4
Bilirubin urine 1 <0,2 mg/dl mg/dl
Urobilinogen 0 <1 mg/dl mg/dl
Berat Jenis urine 1,020 1000-1030 g/ml
Keton urine 5 <5 mg/dl mg/dl
Lekosit 25 <10/uL /uL
Eritrosit 46 0-1 /uL
Nitrit Neg Not detectable
Sedimen
Epitel 2-4 <10 /LPK
USG
Kesan : Janin tunggal hidup intrauterin, TBBJ 3577 kg, Plasenta di fundus,
Presentasi bokong, Usia kehamilan 38 minggu. (5 april 2021)
EKG
Sinus takikardi
CTG
Kesan: djj 130, akselerasi.
5. RESUME
8
jelas, rata dan cembung di kanan, DJJ 155 x/menit reguler . Leopold III
teraba bagian bulat lunak, Leopold IV bagian terbawah janin belum masuk
PAP (konvergen). Pada Pemeriksaan fisik dalam, V/V tidak ada kelainan.
VT : Vulva vagina tidak ada kelainan, portio : tipis lunak, pembukaan
kuncup, kepala di hodge I, ketuban (-). Pada hasil pemeriksaan penunjang,
protein urine dipstick +1.
6. DIAGNOSIS
Ny. M usia 31 tahun G5P2A2 gravida 38 minggu dengan PEB + letak
sungsang + riwayat SC 2 kali.
7. PENATALAKSANAAN
a) Umum :
Rawat
Observasi KU, TTV, His, dan DJJ
Pantau urine output
Diet tinggi protein dan rendah garam
Konsul dokter Sp.OG
b) Khusus :
Dosis awal loading dose 4 gr MgSO4 larutkan dengan 10 ml
aquades berikan larutan perlahan iv selama 20 menit.
Dosis rumatan 6 gr MgSO4 larutkan dalam 500 cc RL 28 tpm
selama 6 jam.
Nifedipin 3x10 mg p.o
Rencana SC + MOW
8. PROGNOSIS
- Ad vitam : Ad Bonam
- Ad functionam : Ad Bonam
- Ad Sanationam : Ad Bonam
10
9. Usulan pemeriksaan
- NST
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Hipertensi gestasional :
Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg ditemukan pertama kali sewaktu hamil
Tidak terdapat proteinuria
Tekanan darah kembali ke normal sebelum 12 minggu
pascapartum
3. Sindrom preeklampsia dan eklamsia :
Kriterua minimum :
Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 90
Proteinuria ≥ 300mg/24 jam atau ≥ 1+ pada pemeriksaan carik
celup (dipstick)
Kemungkinan preeklampsia meningkat :
Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 110
Proteinuria 2,0g/24jam atau ≥ 2+ pada pemeriksaan carik celup
(dipstick)
trombosit < 100.000 / microliter
Hemolisis mikroangiopatik yang akan mengakibatkan
peningkatan kadar LDH
Peningkatan kadar transaminase serum (ALT atau AST)
Nyeri kepala yang persisten atau gangguan serebral atau visual
lainnya
Nyeri epigastrik yang persisten
4. Eklamsia
Kejang yang tidak disebabkan oleh penyebab lain pada perempuan
dengan preeklampsia
5. Sindrom preeklampsia yang bertumpang tindih pada hipertensi
kronis :
13
2.2.4 Gejala
1) Hipertensi
Hipertensi merupakan kriteria paling penting dalam diagnosa
penyakit preeklampsia. Hipertensi ini sering terjadi sangat tiba-tiba.
Banyak primigravida dengan usia muda memiliki tekanan darah
sekitar 140-160/90-100 mmHg selama trimester kedua.
Peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau peningkatan sistolik
sebesar 30 mmHg harus dipertimbangkan.6
2) Hasil pemeriksaan laboratorium
Proteinuria merupakan gejala terakhir timbul. Proteinuria berarti
konsentrasi protein dalam urin yang melebihi 0,3 gr/liter dalam urin
24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan (+1 sampai 2+
dengan metode dipstik) atau >1 gr/liter melalui proses urinalisis
dengan menggunakan kateter atau midstream yang diambil urin
sewaktu minimal dua kali dengan jarak waktu 6 jam. Hemoglobin
dan hematokrit meningkat akibat hemokonsentrasi.
Trombositopenia biasanya terjadi. Terjadi peningkatan FDP,
fibronektin dan penurunan antitrombin III. Asam urat biasanya
meningkat diatas 6 mg/dl. Kreatinin serum biasanya normal tetapi
bisa meningkat pada preeklampsia berat. Alkalin fosfatase
meningkat hingga 2-3 kali lipat. Laktat dehidrogenase bias sedikit
meningkat dikarenakan hemolisis. Glukosa darah dan elektrolit
pada pasien preeklampsia biasanya dalam batas normal. Urinalisis
ditemukan proteinuria dan beberapa kasus ditemukan hyaline cast.
3) Edema
Edema pada kehamilan normal dapat ditemukan edema
dependen, tetapi jika terdapat edema independen yang djumpai di
tangan dan wajah yang meningkat saat bangun pagi merupakan
edema yang patologis. Kriteria edema lain dari pemeriksaan fisik
yaitu: penambahan berat badan >2 pon/minggu dan penumpukan
19
b) Pengobatan medisinal
Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan secara aktif.
Hanya dosis awal MgSO4 diberikan i.m saja yaitu MgSO4 40% 8
gram i.m. Atau bila menggunakan cara intravena secara
kontinyu diberikan dosis pemeliharaan yaitu, 10gram dalam
500cc cairan RL diberikan dengan kecepatan 1-2gram/jam (20-
30 tetes per menit). Pemberian MgSO4 dihentikan apabila sudah
28
3) Konsultasi :
Disiplin ilmu terkait (Departemen Ilmu Penyakit Dalam,
Departemen Syaraf, dan Departemen Mata).
4. Management ekspektatif
a) Preeklamsia
Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus
preeklamsia tanpa gejala berat dengan usia kehamilan <37
minggu dengan evaluasi maternal dan janin yang lebih ketat.
Perawatan poliklinis secara ketat dapat dilakukan pada kasus
preeklamsia tanpa gejala berat.
Evaluasi ketat yang dilakukan adalah:
- Evaluasi gejala maternal dan gerakan janin setiap hari
oleh pasien
- Evaluasi tekanan darah 2 kali dalam seminggu secara
poliklinis
- Evaluasi jumlah trombosit dan fungsi liver setiap minggu
- Evaluasi USG dan kesejahteraan janin secara berkala
(dianjurkan 2 kali dalam seminggu)
- Jika didapatkan tanda pertumbuhan janin terhambat,
evaluasi menggunakan Doppler velocimetry terhadap
arteri umbilikal direkomendasikan.14
32
b) Preeklamsia Berat
1) Perawatan Ekspektatif pada Preeklamsia Berat:
Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus
preeklamsia berat dengan usia kehamilan kurang dari 34
minggu dengan syarat kondisi ibu dan janin yang stabil.
Manajemen ekspektatif pada preeklamsia berat juga
direkomendasikan untuk melakukan perawatan di fasilitas
kesehatan yang adekuat dengan tersedianya perawatan
intensif bagi maternal dan neonatal.
Bagi wanita yang melakukan perawatan ekspektatif
preeklamsia berat, pemberian kortikosteroid
direkomendasikan untuk membantu pematangan paru
janin.
Letak sungsang dimana selain bokong bagian yang terendah juga kaki
atau lutut, terdiri dari (6)
- Kedua kaki : letak kaki sempurna
- Satu kaki : letak kaki tidak sempurna
- Kedua lutut : letak lutut sempurna
- Satu lutut : letak lutut tidak sempurna
2.2.10 Etiologi
Menjelang kehamilan aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin
pada letak longitudinal dengan presentasi puncak kepala. Faktor-
faktor predisposisi untuk presentasi bokong diluar usia gestasi adalah
relaksasi uterus yang disebabkan oleh multiparitas, janin multipel,
hidramnion, plasenta previa. oligohidramnion, hidrosefalus,
anensefalus, riwayat presentasi bokong, anomali uterus, prematur,
kelainan kongenital, leiomioma uterus, dan berbagai tumor dalam
panggul. Juga riwayat presentasi bokong saat aterm meningkatkan
risiko presentasi bokong yang berulang pada kehamilan berikutnya.(6)
2.2.11 Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih
32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau
letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relatif berkurang.Karena bokong dengan kedua
tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa
untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum
cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada
kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam
37
presentasi kepala.(6)
2.2.12 Diagnosis
Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi
abdomen, manuver Leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan
perawatan antenatal bila umur kehamilan ≥ 34 minggu.Untuk
memastikan apabila masih terdapat keraguan pada pemeriksaan
palpasi, dapat dilakukan periksa dalam vagina dan / atau pemeriksaan
untrasonografi. Keberhasilan untuk menemukan adanya presentasi
bokong pada masa kehamilan sangat penting.(6)
Pemeriksaan yang hanya menunjukkan adanya presentasi bokong saja
belum cukup untuk membuat perkiraan besarnya risiko guna
pengambilan keputusan cara persalinan yang hendak dipilih. Taksiran
berat janin, jenis presentasi bokong, keadaan selaput ketuban, ukuran
dan struktur tulang panggul ibu, keadaan hiperekstensi kepala janin,
kemajuan persalinan, pengalaman penolong, dan ketersediaan fasilitas
pelayanan intensif neonatal merupakan hal-hal yang penting untuk
diketahui.(5)
Peranan ultrasonografi penting dalam diagnosis dan penilaian risiko
pada presentasi bokong.Taksiran berat janin, penilaian volume air
ketuban, konfirmasi letak plasenta, jenis presentasi bokong, keadaan
hiperekstensi kepala, kelainan congenital, dan kesejahteraan janin
dapat diperiksa menggunakan ultrasonografi.Berat janin dapat
diperkirakan berdasarkan ukuran diameter biparietal, lingkar kepala,
lingkar perut, lingkar dan panjang femur.Gambaran ultrasonografi
tentang ekstremitas bawah dapat memberikan informasi tentang jenis
presentasi bokong, kesejahteraan janin dapat dinilai berdasarkan skor
profil biofisik janin.(5)
Sonografi
Konfirmasi terbaik pada dugaan adanya presentasi bokong adalah
dengan pemeriksaan sonografi pemeriksaan ini juga memberikan
informasi mengenai jenis Sungsang dan sudut leher
38
Metode lain
Pemindaian tomografi terkomputerisasi juga dapat digunakan untuk
memberikan konfigurasi dan penilaian panggul dengan dosis radiasi
yang lebih rendah dibandingkan dengan pemeriksaan radiografi
standar. pencitraan resonansi magnetik memberikan informasi yang
baik mengenai kapasitas dan struktur panggul tanpa radiasi pengion,
tetapi pemeriksaan ini tidak selalu tersedia.
2.2.13 Penatalaksanaan
Persalinan dan kelahiran spontan
Kondisi janin
Kepala janin dapat di ekstraksi dengan forcep atau dengan salah satu
maneuver berikut:
Manuver Mauriceau
Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke
dalam jalan lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari
telunjuk dan jari keempat mencengkeram fossa kanina, sedang jari
lain mencengkeram leher.
letak
sungsang
TBJ > 3650 3649- < 3176 g
g 3176 g
Usia > 39 38 < 37
kehamilan minggu minggu minggu
Station < -3 -2 -1 atau >
Pembukaan 2 cm 3 cm 4 cm
serviks
Arti nilai:
< 4 lakukan SC
>5 : dilahirkan pervaginam.
2.2.14 Komplikasi
Komplikasi persalinan letak sungsang pervaginam antara lain: (6)
Dari faktor ibu:
2.214 Prognosis
Prognosis kelahiran bayi dengan presentasi bokong atau letak
sungsang, lebih dianjurkan melalui kelahiran perabdominam karena
akan mengurangi komplikasi yang disebutkan diatas. Kecenderungan
tersebut sangat sangat berkaitan dengan bukti-bukti yang
menunjukkan hubungan cara persalinan dengan resiko kematian dan
morbiditas perinatal.(6)
49
DAFTAR PUSTAKA