LAPORAN KASUS
PREMATURE RUPTURE OF MEMBRANE (PROM)
Oleh :
DIAN RAMADHANI 21701101044
FATMA KARTIKA A. M. 21701101084
BANGKIT BRILLIAN F. 21801101001
Pembimbing
dr. Irwan, Sp.OG
FAKULTAS KEDOKTERAN
2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayat-Nya, sholawat serta salam kami junjungkan kepada Nabi Muhammad
Obstetri dan Ginekologi RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, yaitu dr. Irwan, Sp.OG
yang memberikan bimbingan dalam menempuh pendidikan ini. Tak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak sehingga dalam penyusunan laporan kasus dengan judul
Saya menyadari dalam laporan kasus ini belum sempurna secara keseluruhan oleh
karena itu saya dengan tangan terbuka menerima masukan-masukan yang membangun
kasus selanjutnya. Demikian pengantar ini saya sampaikan, semoga makalah laporan kasus
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
setelah usia kehamilan lebih dari 37 minggu. Kejadian PROM di Indonesia terjadi sekitar
4,5% - 7,6% dari seluruh kehamilan (Sabaruddin, H., et al. 2019). Ketuban sering pecah
secara spontan sebelum waktu persalinan, akan tetapi semakin lama ketuban tersebut pecah
sebelum waktu persalinan akan meningkatkan resiko infeksi pada ibu dan janin. Hal ini dapat
(Legawati dan Riyanti, 2018). Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun
2012, sebanyak 359 per 10.000 kelahiran hidup pada ibu hamil mengalami kematian akibat
mortalitas pada maternal dan perinatal. Sekitar 1/3 dari ibu hamil yang mengalami PROM
akan mengalami infeksi yang berpotensi berat, bahkan fetus memiliki potensi morbiditas dan
mortalitas lebih besar dibandingkan dengan ibunya (Sabaruddin, H., et al. 2019). Berbagai
Faktor epidemiologis dan klinis yang dianggap sebagai penyebab PROM diantaranya
yaitu infeksi organ reproduksi ibu (vaginosis bacterial, trichomoniasis, gonorhea, chlamydia,
dan chorioamnionitis okultisme); faktor perilaku (merokok, penyalahgunaan zat, gizi buruk,
antenatal); faktor lingkungan (stress, paparan racun); dan kecenderungan genetik (Menon &
Richardson, 2017).
1
Sebagai seorang tenaga medis tentunya penting untuk dapat memahami. Definisi,
perlu adanya diskusi dan pembahasan teori serta pelaporan kasus tentang PROM.
1.3 Tujuan
Mengetahui definisi, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, gejala, tatalaksana dan
1.4 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang
b. Manfaat Praktis
Penulisan ini dapat menjadi bahan rujukan bagi dokter klinisi dalam menangani pasien
saat praktek.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. Y
Usia : 22 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Usia : 22 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
3
2.3 Anamnesis
1. Keluhan Utama : Keluar rembesan cairan ketuban pukul 01.46 WIB dan disertai
Pasien Ny.Y usia 22 tahun datang ke IGD RSUD Kanjuruhan pada hari Jum’at
tanggal 09 September 2022 pukul 09.30 WIB dengan keluhan keluar rembesan cairan
ketuban pukul 01.46 WIB. Kemudian diikuti kenceng-kenceng dan keluar sedikit
rembesan cairan ketuban bercampur lendir pada pukul 02.30. Sekitar pukul 04.30 keluar
rembesan cairan ketuban disertai sedikit darah dan berbau amis. Saat ini pasien hamil
dengan usia kehamilan 38 minggu 2 hari. Lalu pasien dikirim IGD untuk dilakukan
hari.
3. Riwayat Menstruasi
Siklus : teratur
5. Riwayat Kehamilan dan Nifas yang Lalu: tidak pernah hamil sebelumnya
- Hipertensi : Disangkal
- Asma : Disangkal
- Hipertensi : Disangkal
4
8. Riwayat Pengobatan
9. Riwayat Alergi
USG 3x ke dokter
3. Tanda Vital
b. Nadi : 105x/menit
c. RR : 20x/menit
d. Suhu : 36,8 ºC
e. SpO2 : 98%
5
5. Head to toe
Inspeksi:
b. Dada & axial : mamae simetris (+), puting susu menonjol (+),
Abdomen membesar dengan arah melebar, linea nigra (+), striae albican (+), striae
2. Palpasi
3. Auskultasi
4. Pemeriksaan dalam
= (28-11) x 155
= 16 x 155
= 2.635 gram
6
2.7 Resume Kasus
Pasien Ny.Y usia 22 tahun datang ke IGD RSUD Kanjuruhan pada hari Jum’at
tanggal 09 September 2022 pukul 09.30 WIB dengan keluhan keluar rembesan cairan
ketuban pukul 01.46 WIB. Kemudian diikuti kenceng-kenceng dan keluar sedikit rembesan
cairan ketuban bercampur lendir pada pukul 02.30. Sekitar pukul 04.30 keluar rembesan
cairan ketuban disertai sedikit darah dan berbau amis. Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan
umum cukup, GCS 456, composmentis. Suhu 36,8oC, nadi 105x/menit, SpO2 98%, RR
20x/menit. Tinggi fundus uteri 28 cm, punggung kanan, presentasi kepala, HIS (-), DJJ
153x/menit. Keluar cairan ketuban jernih, kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru.
hari + PROM
2.9 Penatalaksanaan
1. MRS
4. Observasi CHPB
6. Injeksi
7. PO
2.10 Follow Up
Tanggal S O A P
09 Sep- Kenceng- KU: cukup G1P0000 Ab000 Planning Tx :
tember kenceng GCS 456 uk 38 minggu 2 MRS
2022 & keluar Kesadaran: compos hari +PROM RL 1000 cc (20 tpm)
rembesan mentis Observasi lahir
cairan TD: 128/90 mmHg normal
7
ketuban N: 88x/menit Observasi CHPB
S: 36,2oC Injeksi ceftriaxone 1
RR: 20x/menit gr (2x1)
SpO2: 97% Konsul ulang
BB sebelum hamil: 51 kg perkembangan
BB setelah hamil: 65kg persalinan
TB: 155 cm
BMI: 21,23 kg/m2 Planning Mx :
Evaluasi 12 jam post
Pemeriksaan Fisik: Preterm Premature
-Kepala-leher: dbn Rupture of Membrane
-Thorax: dbn (PPROM)
Pemeriksaan Obstetri:
-Abdomen:
TFU 28 cm, punggung
kanan, letak kepala U,
HIS (-)
DJJ 153x/menit, TBJ:
2.645 gram
-GE: VT V/V cairan
ketuban, (-), ketuban
(+).
Pemeriksaan Penunjang
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
3.2 Etiologi
3.3 Epidemiologi
3.4 Patofisiologi
3.5 Diagnosis.
3.6 Penatalaksanaan
3.7 Komplikasi
9
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan temuan dari hasil pemeriksaan pada Ny. Y (22 tahun) adalah G1P0000
Ab000 Uk 38 minggu 2 hari + PROM
10
4.2 Dasar Rencana Penatalaksanaan
11
d. Bandle
Untuk mendeteksi adanya rupture uteri iminent. tanda adanya rupture
uteri imminent dengan adanya bundaran berbatas tegas diatas sympysis).
4. Observasi lahir normal
Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika:
a. Usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
b. Persalinan terjadi spontan
c. Presentasi belakang kepala
d. Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
e. Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap.
12
dinding sel mikroba dengan mekanisme yang serupa dengan golongan penicillin.
Pemberian antibiotik pada pasien Premature Rupture of Membrane (PROM) dapat
menurunkan risiko infeksi neonatus dan memperpanjang masa laten (periode antara
pecahnya ketuban dan onset persalinan). Pada penelitian sebelumnya antibiotik
golongan cephalonsporin digunakan sebagai terapi lini pertama untuk perawatan
PROM. Hal ini dikarenakan kerentanan E-coli yang tingi terhadap antibiotik. E-coli,
Streptococcus, dan Staphylococcus merupakan mikroorganisme yang umum terdapat
pada ibu dengan PROM. Selain itu, bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi
saluran kemih adalah E-coli, dimana ISK merupakan salah satu penyebab PROM
(Rasti, et al., 2020)
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Premature Rupture of Membrane (PROM) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban
sebelum persalinan atau dimulainya tanda inpartu. Penyebab PROM belum diketahui secara
pasti, kemungkinan faktor predisposisi adalah infeksi, selaput ketuban yang abnormal,
serviks inkompetensia, kelainan letak janin, usia wanita kurang dari 20 tahun dan diatas 35
perdarahan antepartum, riwayat abortus dan persalinan preterm sebelumnya, riwayat PROM
sebelumnya, defisiensi gizi, ketegangan rahim, kesempitan panggul, kelelahan ibu dalam
bekerja, serta trauma yang didapat misal pemeriksaan dalam dan amniosintesis
(Tahir,Suriani. 2012).
Adapun diagnosa PROM dimulai dari anamneis pasien yang menyatakan keluarnya
pemeriksaan fisik berupa uterus lunak, tidak ada nyeri tekan, pemeriksaan inspekulo
didapatkan pooling, nitrazine test, ferning positif. Pemeriksaan penunjang dapat dibantu oleh
Terapi yang digunakan pada kasus PPROM adalah pasien diminta MRS, pemberian
5.2 Saran
Sebagai dokter umum sebaiknya memahami tanda dan gejala dari Premature Rupture
of Membrane (PROM), serta pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk diagnosis
sehingga dapat melakukan penatalaksanaan awal secara cepat dan tepat.
14
DAFTAR PUSTAKA
Gahwagi, M. M. M., Busarira, M. O., Atia, M. 2015. Premature Rupture of Membranes
Characteristics, Determinants, and Outcomes of in Benghazi, Libya. Open Journal of
Obstetrics and Gynecology, pp. 494-504
Legawati dan Riyanti. 2018. Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Di Ruang
Cempaka RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya. Jurnal Surya Medika. Vol. 3 (2),
pp. 95-105
Menon, R. & Richardson, L. S., 2017. Preterm Prelabor Rupture of the Membranes: A
Disease of the Fetal Membranes. National Center for Biotechnology Information,
41(7), pp. 409-419.
Sabaruddin, H., Muthaher, C. & A R, M. R., 2019. Karakteristik Kehamilan dengan Ketuban
Pecah Dini Preterm di RSUD Ulin Banjarmasin. Jurnal Publikasi Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 6(1), pp. 36-39.
Tahir, Suriani. (2012). Faktor Determinan Ketuban Pecah Dini Di RSUD Syekh Yusuf
Kabupaten Gowa. Internet available from http://pasca.unhas.ac.idjurnalfile.
Stuart, E., Evans, G., Lin, Y. & Powers , H., 2005. Reduced Collagen and Ascorbic Acid
Concentration and Increased Proteolytic Suspectibility with Prelabor Fetal Membrane
Rupture in Women. Biol Reprod, 72(1), pp. 230-235.
Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Oleh Jaringan Nasional Pelatihan
Klnik – Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) Depkes RI. 2014
Ilmu kebidanan sarwono Prawirohardjo Edisi Keempat tahun 2014. Penerbit : PT.Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan Edisi 1 oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Tahun 2013
Rasti, S. D., Rochmanti, M. & Primariawan, R. Y., 2020. Cefotaxime vs ceftriaxone for the
prolongation of latency period in preterm premature rupture of membranes. The
International arabic Journal of antimicrobial agents, 10(1).
15