Anda di halaman 1dari 20

i

LAPORAN KASUS
PREMATURE RUPTURE OF MEMBRANE (PROM)

Oleh :
DIAN RAMADHANI 21701101044
FATMA KARTIKA A. M. 21701101084
BANGKIT BRILLIAN F. 21801101001

Pembimbing
dr. Irwan, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK MADYA

LABORATORIUM ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RSUD KANJURUHAN KABUPATEN MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2022
ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufik dan hidayat-Nya, sholawat serta salam kami junjungkan kepada Nabi Muhammad

SAW. Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing pada Laboratorium

Obstetri dan Ginekologi RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, yaitu dr. Irwan, Sp.OG

yang memberikan bimbingan dalam menempuh pendidikan ini. Tak lupa kami ucapkan

terimakasih kepada semua pihak sehingga dalam penyusunan laporan kasus dengan judul

Premature Rupture of Membrane (PROM) ini dapat terselesaikan dengan baik.

Saya menyadari dalam laporan kasus ini belum sempurna secara keseluruhan oleh

karena itu saya dengan tangan terbuka menerima masukan-masukan yang membangun

sehingga dapat membantu dalam penyempurnaan dan pengembangan penyelesaian laporan

kasus selanjutnya. Demikian pengantar ini saya sampaikan, semoga makalah laporan kasus

Premature Rupture of Membrane (PROM) dapat bermanfaat bagi semua. Amin.

Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Kepanjen, 09 September 2022

Penyusun
iii

DAFTAR ISI
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar skematik struktur selaput ketuban saat aterm.........................................22

Gambar 2.2 Mekanisme multifaktorial menyebabkan ketuban pecah dini..............................26

Gambar 2.3 Alur penatalaksanaan pasien dengan PPROM.....................................................30


v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Frekuensi gejala yang berhubungan dengan infeksi intra-amniotik........................24


BAB I
PENDAHULUAN

3.7 Latar Belakang


Premature Rupture of Membrane (PROM) atau adalah pecahnya ketuban yang terjadi

setelah usia kehamilan lebih dari 37 minggu. Kejadian PROM di Indonesia terjadi sekitar

4,5% - 7,6% dari seluruh kehamilan (Sabaruddin, H., et al. 2019). Ketuban sering pecah

secara spontan sebelum waktu persalinan, akan tetapi semakin lama ketuban tersebut pecah

sebelum waktu persalinan akan meningkatkan resiko infeksi pada ibu dan janin. Hal ini dapat

menyebabkan morbiditas perinatal yang signifikan seperti Respiratory Distress Syndrome,

prematuritas, perdarahan intraventrikel, sepsis, hipoplasia paru, dan deformitas skeletal

(Legawati dan Riyanti, 2018). Berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun

2012, sebanyak 359 per 10.000 kelahiran hidup pada ibu hamil mengalami kematian akibat

infeksi, pre-eklamsia/eklamsia, dan perdarahan. PROM dapat meningkatkan morbiditas dan

mortalitas pada maternal dan perinatal. Sekitar 1/3 dari ibu hamil yang mengalami PROM

akan mengalami infeksi yang berpotensi berat, bahkan fetus memiliki potensi morbiditas dan

mortalitas lebih besar dibandingkan dengan ibunya (Sabaruddin, H., et al. 2019). Berbagai

komplikasi yang terjadi pada neonatus akibat PROM diantaranya adala

Faktor epidemiologis dan klinis yang dianggap sebagai penyebab PROM diantaranya

yaitu infeksi organ reproduksi ibu (vaginosis bacterial, trichomoniasis, gonorhea, chlamydia,

dan chorioamnionitis okultisme); faktor perilaku (merokok, penyalahgunaan zat, gizi buruk,

dan koitus selama kehamilan); komplikasi kehamilan (kehamilan ganda, polihidroamnion,

inkompeten serviks, pendarahan gestasional, operasi serviks sebelumnya, dan trauma

antenatal); faktor lingkungan (stress, paparan racun); dan kecenderungan genetik (Menon &

Richardson, 2017).

1
Sebagai seorang tenaga medis tentunya penting untuk dapat memahami. Definisi,

etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis, penatalaksanan dan komplikasi PROM. Maka

perlu adanya diskusi dan pembahasan teori serta pelaporan kasus tentang PROM.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana definisi, etiologi, patofisiologi, penegakan diagnosis, penatalaksanan dan

komplikasi Premature Rupture of Membrane (PROM)?

1.3 Tujuan
Mengetahui definisi, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, gejala, tatalaksana dan

komplikasi Premature Rupture of Membrane (PROM)

1.4 Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang

definisi, etiologi, epidemiologi, patofisiologi, gejala, tatalaksana dan komplikasi penyakit

Premature Rupture of Membrane (PROM).

b. Manfaat Praktis

Penulisan ini dapat menjadi bahan rujukan bagi dokter klinisi dalam menangani pasien

saat praktek.

2
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


No. RM : 540***

Nama : Ny. Y

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 22 tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : IRT

Status Pernikahan : Menikah

Suku/Negara : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

Tanggal MRS : 09 September 2022, Pukul 09.30 WIB

2.2 Identitas Suami


Nama : Tn.D

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 22 tahun

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Status Pernikahan : Menikah

Suku/Negara : Jawa / Indonesia

Agama : Islam

3
2.3 Anamnesis
1. Keluhan Utama : Keluar rembesan cairan ketuban pukul 01.46 WIB dan disertai

kenceng-kenceng mulai pukul 02.30 WIB

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien Ny.Y usia 22 tahun datang ke IGD RSUD Kanjuruhan pada hari Jum’at

tanggal 09 September 2022 pukul 09.30 WIB dengan keluhan keluar rembesan cairan

ketuban pukul 01.46 WIB. Kemudian diikuti kenceng-kenceng dan keluar sedikit

rembesan cairan ketuban bercampur lendir pada pukul 02.30. Sekitar pukul 04.30 keluar

rembesan cairan ketuban disertai sedikit darah dan berbau amis. Saat ini pasien hamil

dengan usia kehamilan 38 minggu 2 hari. Lalu pasien dikirim IGD untuk dilakukan

penanganan lebih lanjut di RSUD Kepanjen dengan G1P0000Ab000 uk 38 minggu 2

hari.

3. Riwayat Menstruasi

Umur menarche : 13 tahun

Siklus : teratur

HPHT : 14 Desember 2021

HPL : 21 September 2022

4. Riwayat Perkawinan : menikah

5. Riwayat Kehamilan dan Nifas yang Lalu: tidak pernah hamil sebelumnya

6. Riwayat Penyakit Dahulu

- Hipertensi : Disangkal

- Diabetes mellitus : Disangkal

- Asma : Disangkal

7. Riwayat Penyakit Keluarga

- Hipertensi : Disangkal

- Diabetes mellitus : Disangkal

4
8. Riwayat Pengobatan

Selama kehamilan pasien mengkonsumsi multivitamin dari bidan

9. Riwayat Alergi

Alergi makanan dan obat-obatan disangkal

10. Riwayat Kebiasaan

- Pola makan : 3x/hari

- Pola minum : + 1,5 L/hari

11. Riwayat Sosial

Hubungan dengan keluarga dan tetangga baik

12. Riwayat Ante Natal Care (ANC)

Kontrol kehamilan ke bidan 9x selama hamil

USG 3x ke dokter

2.4 Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum : Cukup

2. Kesadaran : Composmentis (GCS 456)

3. Tanda Vital

a. Tekanan darah : 110/90 mmHg

b. Nadi : 105x/menit

c. RR : 20x/menit

d. Suhu : 36,8 ºC

e. SpO2 : 98%

4. Berat badan sebelum hamil : 51 kg

Berat badan setelah hamil : 61 kg

Tinggi Badan : 155 cm

BMI : 21,23 kg/m2 (normoweight)

5
5. Head to toe

 Inspeksi:

a. Kepala : normochepal, penglihatab kabur (-), sklera kuning (-)

b. Dada & axial : mamae simetris (+), puting susu menonjol (+),

hiperpigmentasi areola (+)

2.5 Pemeriksaan Status Obstetrik


1. Inspeksi

Abdomen membesar dengan arah melebar, linea nigra (+), striae albican (+), striae

livide (+), luka bekas operasi (-)

2. Palpasi

Tinggi fundus uteri 28 cm, punggung kanan, U,

3. Auskultasi

DJJ bayi : 153x/menit, teratur

4. Pemeriksaan dalam

V/V cairan ketuban,  (-), ketuban (+), blood sign (+)

5. Tafsiran berat badan janin

TBJ = (TFU -11) x 155

= (28-11) x 155

= 16 x 155

= 2.635 gram

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Darah lengkap  Hb 11,3

Nitrazine test (+)

6
2.7 Resume Kasus
Pasien Ny.Y usia 22 tahun datang ke IGD RSUD Kanjuruhan pada hari Jum’at

tanggal 09 September 2022 pukul 09.30 WIB dengan keluhan keluar rembesan cairan

ketuban pukul 01.46 WIB. Kemudian diikuti kenceng-kenceng dan keluar sedikit rembesan

cairan ketuban bercampur lendir pada pukul 02.30. Sekitar pukul 04.30 keluar rembesan

cairan ketuban disertai sedikit darah dan berbau amis. Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan

umum cukup, GCS 456, composmentis. Suhu 36,8oC, nadi 105x/menit, SpO2 98%, RR

20x/menit. Tinggi fundus uteri 28 cm, punggung kanan, presentasi kepala, HIS (-), DJJ

153x/menit. Keluar cairan ketuban jernih, kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru.

2.8 Diagnosis Kerja Awal


Diagnosis kehamilan pada Ny. Y (22 tahun) adalah G1P0000 Ab000 Uk 38 minggu 2

hari + PROM

2.9 Penatalaksanaan
1. MRS

2. Infus RL 1000 cc (20 tpm)

3. Observasi lahir normal

4. Observasi CHPB

5. Konsul ulang perkembangan persalinan

6. Injeksi

- Ceftriaxone 1 gram (2x1)

7. PO

2.10 Follow Up
Tanggal S O A P
09 Sep- Kenceng- KU: cukup G1P0000 Ab000 Planning Tx :
tember kenceng GCS 456 uk 38 minggu 2  MRS
2022 & keluar Kesadaran: compos hari +PROM  RL 1000 cc (20 tpm)
rembesan mentis  Observasi lahir
cairan TD: 128/90 mmHg normal

7
ketuban N: 88x/menit  Observasi CHPB
S: 36,2oC  Injeksi ceftriaxone 1
RR: 20x/menit gr (2x1)
SpO2: 97%  Konsul ulang
BB sebelum hamil: 51 kg perkembangan
BB setelah hamil: 65kg persalinan
TB: 155 cm
BMI: 21,23 kg/m2 Planning Mx :
Evaluasi 12 jam post
Pemeriksaan Fisik: Preterm Premature
-Kepala-leher: dbn Rupture of Membrane
-Thorax: dbn (PPROM)

Pemeriksaan Obstetri:
-Abdomen:
TFU 28 cm, punggung
kanan, letak kepala U,
HIS (-)
DJJ 153x/menit, TBJ:
2.645 gram
-GE: VT V/V cairan
ketuban,  (-), ketuban
(+).

Pemeriksaan Penunjang

8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi

3.2 Etiologi

3.3 Epidemiologi

3.4 Patofisiologi

3.5 Diagnosis.

3.6 Penatalaksanaan

3.7 Komplikasi

9
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Dasar Penegakan Diagnosis


Penegakan diagnosa dari pasien (Ny.Y) yaitu Premature Rupture of Membrane
(PROM). Diagnosis PROM ditegakkan dikarenakan pasien mengalami pecahnya selaput
ketuban sebelum dimulainya persalinan atau dimulainya tanda inpartu. Pasien datang ke
IGD RSUD kepanjen pada hari Jumat 9 September 2022 pukul 09.30 WIB dikarenakan
pasien merasakan mules pada perutnya pada pukul 02.30 WIB, pasien mulai mengalami
keluar cairan yang pertama dalam jumlah yang sedikit jam pada pukul 01.46 WIB,
kemudian pada pukul 02.30 pasien keluar cairan bercampur lendir dengan jumlah yang
lebih banyak serta mengalami kenceng kenceng pada perutnya. Kemudian saat keluar
cairan yang ketiga kalinya pada pukul sekitar 04.30 cairan ketuban bercampur dengan
darah dan berbau amis. Pasien saat itu merupakan pasien hamil dengan usia kehamilan 38-
39 minggu.
Pada anamnesis sebaiknya ditanyakan Riwayat demam, trauma, pijat, konsumsi jamu,
koitus terakhir, dan riwayat keputihan. Hal ini berguna untuk menentukan faktor
predisposisi PROM (Stuart, et al., 2005). Pemeriksaan obstetri sangat dibutuhkan untuk
membantu penegakan diagnosis. Pecahnya ketuban didiagnosis saat cairan amnion
mengalir keluar dari saluran serviks. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
cukup, GCS 456, composmentis. Suhu 36,8oC, nadi 105x/menit, SpO2 98%, RR
20x/menit. Tinggi fundus uteri 28 cm, punggung kanan, presentasi kepala, pemeriksaan
inspekulo pada pasien terdapat OUE masih tertutup.

Berdasarkan temuan dari hasil pemeriksaan pada Ny. Y (22 tahun) adalah G1P0000
Ab000 Uk 38 minggu 2 hari + PROM

10
4.2 Dasar Rencana Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada pasien antara lain:


1. MRS
2. IVFD RL 20 tpm
RL merupakan cairan isotonik untuk pengganti cairan dan menyeimbangkan
larutan. Larutan RL mengandung sodium, chloride, potassium, calcium, dan laktat
yang dicampurkan kedalaman larutan yang memiliki osmolaritas 273 mOsm/L
dengan pH sekitar 6.5.
3. Observasi CHPB (Cortonen, HIS, Penurunan Bagian terendah janin, Bandle)
a. Cortonen / Denyut jantung Janin (DJJ)
Dicatat setiap 30 menit. Normal antara 120-160x/menit. Diukur
menggunakan fetoskop pinnards atau doppler, dengarkan DJJ pada dinding
abdomen pada sisi yang sama dengan punggung bayi. DJJ didengarkan
minimal 60 detik (Depkes, 2014).
b. HIS
Raba kontraksi uterus (HIS) dalam kurun waktu 10 menit. Tentukan
frekuensi dan durasi atau lama setiap kontraksi yang terjadi. Dibawah lajur
waktu partograf terdapat 5 jalur kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit”
di sebelah kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap
30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya
kontraksi dalam satuan deitk (Depkes, 2014).

c. Penurunan bagian terendah


Nilai penurunan bagian terbawah janin & tentukan apakah bagian
tersebut telah masuk ke dalam rongga panggul. Bandingkan tingkat penurunan
kepala dari hasil periksa dalam dengan hasil pemeriksaan melalui dinding
abdomen (perlimaan) untuk menentukan kemajuan persalinan. DJJ dicatat
dengan memberi tanda “O”. dibagi menjadi 5 kategori mulai dari 5/5 hingga
0/5 (Prawiroharjo, 2014).

11
d. Bandle
Untuk mendeteksi adanya rupture uteri iminent. tanda adanya rupture
uteri imminent dengan adanya bundaran berbatas tegas diatas sympysis).
4. Observasi lahir normal
Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika:
a. Usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
b. Persalinan terjadi spontan
c. Presentasi belakang kepala
d. Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
e. Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap.

Tanda dan gejala inpartu:


 Penipisan dan pembukaan serviks
 Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frakuensi minimal 2x
dalam 10 menit)
 Cairan lendir bercampur darah keluar melalui vagina (Kemenkes, 2013).
5. Injeksi ceftriaxone 1gr 2x4
Ceftriaxone adalah antibiotik cephalosporin generasi III. Antibiotik
cephalosporin yang digunakan untuk infeksi bakteri golongan gram positif dan
negatif. Mekanisme kerja antibiotik cephalosporin adalah menghambat sintesis

12
dinding sel mikroba dengan mekanisme yang serupa dengan golongan penicillin.
Pemberian antibiotik pada pasien Premature Rupture of Membrane (PROM) dapat
menurunkan risiko infeksi neonatus dan memperpanjang masa laten (periode antara
pecahnya ketuban dan onset persalinan). Pada penelitian sebelumnya antibiotik
golongan cephalonsporin digunakan sebagai terapi lini pertama untuk perawatan
PROM. Hal ini dikarenakan kerentanan E-coli yang tingi terhadap antibiotik. E-coli,
Streptococcus, dan Staphylococcus merupakan mikroorganisme yang umum terdapat
pada ibu dengan PROM. Selain itu, bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi
saluran kemih adalah E-coli, dimana ISK merupakan salah satu penyebab PROM
(Rasti, et al., 2020)

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Premature Rupture of Membrane (PROM) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban

sebelum persalinan atau dimulainya tanda inpartu. Penyebab PROM belum diketahui secara

pasti, kemungkinan faktor predisposisi adalah infeksi, selaput ketuban yang abnormal,

serviks inkompetensia, kelainan letak janin, usia wanita kurang dari 20 tahun dan diatas 35

tahun, faktor golongan darah multigraviditas/paritas, merokok, keadaan sosial ekonomi,

perdarahan antepartum, riwayat abortus dan persalinan preterm sebelumnya, riwayat PROM

sebelumnya, defisiensi gizi, ketegangan rahim, kesempitan panggul, kelelahan ibu dalam

bekerja, serta trauma yang didapat misal pemeriksaan dalam dan amniosintesis

(Tahir,Suriani. 2012).

Adapun diagnosa PROM dimulai dari anamneis pasien yang menyatakan keluarnya

cairan putih jernih/keruh/hijau pervaginam, UK pasien diatas 20 minggu, didapatkan hasil

pemeriksaan fisik berupa uterus lunak, tidak ada nyeri tekan, pemeriksaan inspekulo

didapatkan pooling, nitrazine test, ferning positif. Pemeriksaan penunjang dapat dibantu oleh

pemeriksaan darah yang didapatkan leukositosis, USG, kardiotokografi, dan amniosintesis.

Terapi yang digunakan pada kasus PPROM adalah pasien diminta MRS, pemberian

antibiotik, dan terapi tatalaksana sesuai minggu kehamilan pasien.

5.2 Saran
Sebagai dokter umum sebaiknya memahami tanda dan gejala dari Premature Rupture
of Membrane (PROM), serta pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk diagnosis
sehingga dapat melakukan penatalaksanaan awal secara cepat dan tepat.

14
DAFTAR PUSTAKA
Gahwagi, M. M. M., Busarira, M. O., Atia, M. 2015. Premature Rupture of Membranes
Characteristics, Determinants, and Outcomes of in Benghazi, Libya. Open Journal of
Obstetrics and Gynecology, pp. 494-504
Legawati dan Riyanti. 2018. Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Di Ruang
Cempaka RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya. Jurnal Surya Medika. Vol. 3 (2),
pp. 95-105
Menon, R. & Richardson, L. S., 2017. Preterm Prelabor Rupture of the Membranes: A
Disease of the Fetal Membranes. National Center for Biotechnology Information,
41(7), pp. 409-419.
Sabaruddin, H., Muthaher, C. & A R, M. R., 2019. Karakteristik Kehamilan dengan Ketuban
Pecah Dini Preterm di RSUD Ulin Banjarmasin. Jurnal Publikasi Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 6(1), pp. 36-39.
Tahir, Suriani. (2012). Faktor Determinan Ketuban Pecah Dini Di RSUD Syekh Yusuf
Kabupaten Gowa. Internet available from http://pasca.unhas.ac.idjurnalfile.
Stuart, E., Evans, G., Lin, Y. & Powers , H., 2005. Reduced Collagen and Ascorbic Acid
Concentration and Increased Proteolytic Suspectibility with Prelabor Fetal Membrane
Rupture in Women. Biol Reprod, 72(1), pp. 230-235.
Buku Acuan Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Oleh Jaringan Nasional Pelatihan
Klnik – Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) Depkes RI. 2014
Ilmu kebidanan sarwono Prawirohardjo Edisi Keempat tahun 2014. Penerbit : PT.Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan Edisi 1 oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Tahun 2013
Rasti, S. D., Rochmanti, M. & Primariawan, R. Y., 2020. Cefotaxime vs ceftriaxone for the
prolongation of latency period in preterm premature rupture of membranes. The
International arabic Journal of antimicrobial agents, 10(1).

15

Anda mungkin juga menyukai