Oleh:
Ivonne S Warikar
20140811014078
Pembimbing:
Dr. dr. David Randel Christanto, Sp.OG(K)-KFM., M.Kes
Telah dipresentasikan, diterima dan disetujui oleh penguji, Laporan Kasus dengan
judul G2P1A0 Partus Prematurus Spotan Dengan Bayi Berat Lahir Sangat
Rendah salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir Kepaniteraan Klinik Madya
Pada SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT UMUM
JAYAPURA Yang dilaksanakan pada :
Hari : Senin
Tanggal :
Tempat :
Mengetahui,
Dr. dr. David Randel Christanto Sp.OG (K)-KFM., M.Kes Ivonne S Warikar
ii
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI LAPORAN KASUS
Nama : Ivonne S Warikar Moderator:
Nim : 2014811014078
Semester : Angkatan 2015 Penilai :Dr.dr. David RandelChristanto, Sp.OG (K)-KFM., M.Kes
Presentasi ke : 1
Tgl Presentasi :
Tanda tangan
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
LATAR BELAKANG
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUME
DIAGNOSA KERJA
RENCANA TINDAKAN
BAB III
RUMUSAN MASALAH
APAKAH DIAGNOSIS PADA KASUS INI SUDAH TEPAT?
APAKAH TATALAKSANA PADA KASUS INI SUDAH TEPAT?
APAKAH PROGNOSIS DARI KASUS INI?
BAB IV
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia
kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi
kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat
gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai
konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya. Sejarah klasik
tentang dampak kurang gizi selama kehamilan terhadap outcome kehamilan telah
banyak didokumentasikan. Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bahwa bayi-
bayi yang masa kandungannya (terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat
paceklik mempunyai rata-rata berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat
placenta yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya tidak
terpapar masa paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan kalori,
protein dan zat gizi essential lainnya.
Gangguan pertumbuhan janin ada 2 yaitu makrosmia dan IUGR (PJT). Kejadian
PJT bervariasi, berkisar 4-8% pada negara maju dan 6-30% pada negara berkembang.
Hal ini perlu menjadi perhatian karena besarnya kecacatan dan kematian yang terjadi
akibat PJT. Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati
(stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam
masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat muncul, sekalipun sang ibu dalam
kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang
paling sering. Menghindari cara hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan
lakukan kontrol kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat menekan risiko
munculnya PJT.
2
BAB II
LAPORAN KASUS
3
semakin sering yang disertai dengan keluarnya lendir yang bercampur
sedikit darah 4 jam SMRS. Keluar air-air dari jalan lahir belum dirasakan
oleh ibu dan gerakan janin dirasakan aktif. Selama kehamilan pasien
mengaku tidak pernah mengalami keputihan yang gatal dan berbau. Pasien
mengaku tidak mengingat tanggal pasti HPHT dan hanya mengingat bulan
terakhir haid. Pasien mengaku haid terakhir pada bulan Januari 2022. Dari
data ini, diperkirakan persalinan akan terjadi di bulan Oktober 2022. Pada
saat dihitung mundur hingga bulan Oktober maka didapatkan usia
kehamilannya mencapai 38 minggu. Pasien mengaku selama kehamilan ini,
pasien tidak pernah berkunjung ke Puskesmas maupun dokter kandungan
untuk melakukan ANC. Pasien juga tidak mendapatkan suntikan Tetanus
Toksoid. Pasien langsung datang ke RSUD Dok II karena merasa akan
melahirkan.
4
Lama haid : 4 hari
Nyeri haid : (disangkal)
5
IMT : 27.1 kg/m2
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu badan : 36,4 0C
SpO2 : 99% tanpa O2
Kepala:
- Kepala : normochepal
- Mata : konjungtivaanemis (+/+), scleraikterik (-/-), pupil bulat
isokor(+/+), refleks cahaya (+/+)
- Hidung : deformitas (-), deviasi (-), krepitasi (-), sekret (-/-), darah
(-/-),nyeritekan sinus (-)
- Telinga : deformitas (-), sekret (-/-)
- Mulut : bibirsianosis (-), oral candidiasis (-), ulserasi (-)
- Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax:
Jantung
- Inspeksi : IC tidaktampak, jejas (-)
- Palpasi : Sela iga normal, tidakterabamassa, IC tidak
teraba
- Perkusi : Batas jantungsulitdinilai
- Auskultasi : BJ I-II Normal, Mur-mur(-), Gallop (-)
Paru
- Inspeksi : Simetris, ikutgeraknafas
- Palpasi : Vocal Fremitus (D=S)
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : SN Bronkhovesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
6
Abdomen:
- Inspeksi : Tampakcembung
- Palpasi : Supel (+), Nyeri tekan (-), Hati dan limpa (sulit
dinilai)
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising usus (+) Normal
- Ekstremitas :Akralterabahangat, edema (-/-), CRT <2”
PemeriksaanDalam :
- Vulva/Vagina: Tidak ada kelainan
- Portio: tipis, lunak arah anterior
- Pembukaan: 8 cm
- Ketuban: (+)
- Presentasi: kepala, station (+2), UKK sinistra
7
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 7.4 11.7- 15.5 g/dL
Hematokrit 24.6 35.2 - 46.7 %
Leukosit 13.28 3.37- 8.38 x 103 Unit/ Liter
Trombosit 427 140 - 400 x 103 Unit/Liter
Eritrosit 4.14 3.69 - 5.46 x 106 Unit/Liter
PT 11.5 10,2 - 12,1 Detik
APTT 31,0 24,8 - 34,4 Detik
GDS 76 ≤ 140 mg/dL
SGOT 47.2 ≤ 40 U/L
Protein Urin Negatif Negatif mg/dL
HBsAg Non reaktif Non reaktif
Malaria Negatif
Antigen COVID-19 Non reaktif
2.5
Anti HIV Non reaktif
RESUME
Pasien G2P1A0 mengaku hamil 6 bulan datang ke IGD Kebidanan RSUD
Dok II dengan keluhan mules-mules yang bertambah kuat dan semakin sering
yang disertai dengan keluarnya lendir yang bercampur sedikit darah 4 jam
SMRS. Keluar air-air dari jalan lahir belum dirasakan oleh ibu dan gerakan janin
dirasakan aktif. Selama kehamilan pasien mengaku tidak pernah mengalami
keputihan yang gatal dan berbau.Tanda-tanda vital; TD: 100/60 mmHg, N: 100
x/menit, Respirasi: 20 x/menit, SB: 36,40C, SpO2: 99%. Pada pemeriksaanfisik
dan status generalisdidapatkan conjungtiva anemis (+/+). Dari
pemeriksaanObstetri pada pemeriksaanluardidapatkanTFU : 23 cm, DJJ 149x/m,
TBBJ 1.495 gr, HIS 3x dalam 10 menit dengan durasi 40 detik. Pada inspeksi
vulva/vagina tidak terdapat kelainan. Pada pemeriksaan dalam didapatkan portio
tipis, lunak arah anterior, pembukaan (Lengkap), ketuban masih utuh, dan
presentasi kepala, station (+2). Pada pemeriksaanlaboratorium didapatkan
8
Hemoglobin 7,4 g/dL Hematokrit 24.6%, Leukosit 13.28 Unit/Liter, SGOT 47,2
U/L. UsiaKehamilan saat ini diperkirakan 38 minggu.
9
- Periksa dalam: pembukaan lengkap, selaput ketuban (+), kepala H II-III
ketuban dipecahkan air putih keruh, tidak teraba tali pusat.
- Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his.
- Kepala dan tangan turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva
- Perineum meregang.
- Tangan janin di dorong ketas
- Tampak suboksiput dibawah simfisis, dengan suboksiput sebagai
hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal, sehingga berturut-
turut lahir UUB, dahi, muka, dagu dan seluruh kepala.
- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa.
- Dengan pegangan biparietal, tarikan kebelakang dan kedepan, dilahirkan
bahu depan dan belakang kemudian seluruh lengan
- Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokhanter depan dan
belakang, kemudian seluruh tungkai
Jam : 23.20 WIT
- Lahir bayi II spontan perempuan, BB 2300g, PB 46cm, AS 5/7
- Air ketuban mekoneal, jumlah cukup.
- Bayi dikeringkan dan diselimuti, tali pusat dijepit dan dipotong
- Ibu disuntik oksitosin 10 IU im
- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
Jam : 23.25 WIT
- Lahir spontan plasenta lengkap, plasenta berjumlah 2 buah menjadi satu,
diamnion dikorion.
- Dilakukan masase fundus, kontraksi baik
- Pada eksplorasi selanjutnya didapatkan luka perineum sesuai dengan ruptur
perineum derajat II. Dilakukan jahitan hemostasis dan jelujur mukosa
vagina dan subkutikuler kulit perineum dengan vicryl rapid 2.0
- Perdarahan kala III-IV 150 cc
2.9 FOLLOW UP
PPA (Profesional
TGL Pemberi Asuhan) HASIL ASESMEN DAN PEMBERIAN INSTRUKSI VERIFIKASI
10
DAN PELAYANAN SOAP/ADIME DPJP
JAM
31-05-
2021
11
(PB) Os pindahan dari IGD ke Vk
S : Kel (+) Perut Mules
O : KUT kesCM
TD : 13 mmHg
N:-
R:-
SB :-
Spo2 :-
DJJ : (+) 134 x /m /dopler
Infus RL polos
D.C (+) Procl (+)
A : G3P2A0 H aterm CPKTH PK 1 Aktif Susp
22.30 makrosomia
P : Obs KU, TTV, DJJ, HIS
Obs kemajuan persalinan dan diharapkan partus
pervag
PD : o/bd Krisna
Portio : Tak terabah
Arah : Depan
22.42 Ø : Lengkap
KET : (+)
Pres : kepala
22.50 H : III
- Dilakukan amniotomi ketuban putih jernih
- Ibu dipimpin meneran
TD : 140/80 mmHg
S : Bayi lahir spontan LBK A/S 6/8
JK : perempuan, BB 2400gr, PB 47cm
23.00 UK 32 cm , LD 31 cm LP 28 cm, LILA 8 cm
Caput (-) Cacat (-)
- cek fundus masih tinggi - piton 5 UI ( oxydosin) 20 tpm dlm RL
PD : masih ada janin II - dorong tangan keatas
- Ketuban pecah : putih jernih. - perinium epis
• Ibu dipimpin U/meneran
- Kepala + tangan keluar dari jalan lahir
- tangan menjungkit
23.20 Lapor dokter david
DJJ: 103x/menit
Perineum epis, Ibu dipimpin meneran
Bayi ke II lahir merintih
AK : Meconeal
A/S 5/7 JK: perempuan, caput (-) cacat (-), anus: +
BB : 2300gr
PB : 46cm
LK : 32cm
LD : 32cm
23.25 LP : 29 cm
Lila : 8cm
Cek fundus ( inj. Piton )
12
Lapor dokter david
a/v in/M6SO4 4gr habis dalam 15 menit setelah itu
01:00 dengan garam. Bila sudah habis lanjut lagi dengan 6
gram
06:00 setalah itu aff DC dan obs tensi
TD : 150/90 mmHg
1-06-
2021 Ganti cairan RL + MGS04 4gr siap
08:00
S : kel E
O : KU, kesCM, kontraksi uterus (+)
13
21:00 - Oral e
S : Kel E
O : Ku Tenang , KesCM, p/v (+) brasa infus RL +
MG504 10gr/10jam KoH
TD : 150/80 mmHg
N : 96 x /m
R:-
SB : 36,6º
2-06- Spo2 : 96%
2021 A : pp spontan + PEB + Gemelli
08:00 P : Obs KU, TTV lanjut
S : kel (-)
O : KUT kesCM
TD : 150/80 mmHg
N : 98 x /m
R : 21 x /m
SB : 36,6º
Spo2 : 98%
Inf RL + MG504 10gr kalf II
A : pp.spt + PEB Alur lanju HS/oral (-)
S : Nyeri Luka
O : KUT kesCM
TD : 130/90 mmHg
N : 81 x /m
R : 20 /m
Infus RL + MG504 10gr KII DC priod (+)
A : PP spontan Gemelly
P : obs KUT, TTV
TB/Oral (+)
BPL
BAB III
Rumusan Masalah
14
Pembahasan
Pasien GP1A0 mengaku hamil 6 bulan datang ke IGD Kebidanan RSUD Dok
II dengan keluhan mules-mules yang bertambah kuat dan semakin sering yang disertai
dengan keluarnya lendir yang bercampur sedikit darah 4 jam SMRS. Keluar air-air
dari jalan lahir belum dirasakan oleh ibu dan gerakan janin dirasakan aktif. Selama
kehamilan pasien mengaku tidak pernah mengalami keputihan yang gatal dan berbau.
Fisik, dan pemeriksaan penunjang. Ketiga hal ini masing-masing dapat dilakukan di
fasilitas Kesehatan tingkat pimer seperti PKM. Dengan melakukan kunjungan ANC,
segala sesuatu yang perlu diantisipasi selama kehamilan dapat dilakukan dengan baik.
Berdasarkan sebuah artikel yang ditulis oleh Kementrian Kesehatan mengenai ANC
tahun 2018, didalamnya dijelaskan bahwa tujuan dari dilakukannya ANC adalah;3
15
2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi
pembedahan.
persalinan.
6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak
7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat
Pada poin yang kedua, dijelaskan bahwa komplikasi pada kehamilan atau
ANC. Apabila Diagnosis lebih dini dapat ditarik dan komplikasi segera diketahui
antenatal, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di era adaptasi kebiasan baru tahun
kali dengan rincian 2 kali di Trimester I, 1 kali di Trimester II, dan 3 kali di
mengaku tidak pernah berkunjung untuk melakukan ANC. Pasien tidak pernah
16
berkunjung ke dokter spesialis dan tidak mendapatkan suntikan berupa vaksin TT.
kehamilan yang sedang dialaminya. Pasien juga mengakui bahwa pada Riwayat
kehamilan sebelumnya, pasien juga tidak melakukan ANC dan hanya datang ke
awareness mengenai kondisi ibu saat datang ke Rumah sakit untuk melakukan
Definisi menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat
adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau ukuran
Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu
keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan
Definisi yang sering dipakai adalah bayi-bayi yang mempunyai berat badan dibawah
10 persentil dari kurva berat badan bayi yang normal). Dalam 5 tahun terakhir, istilah
Retardation pada Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) telah berubah menjadi
Retardation) diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari
standar ukuran biometri normal pada usia kehamilan. Kadang pula istilah PJT sering
diartikan sebagai kecil untuk masa kehamilan-KMK (small for gestational age).
Umumnya janin dengan PJT memiliki taksiran berat dibawah persentil ke-10. Artinya
janin memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia kehamilan
17
yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir prematur (<37 minggu) atau
B. KLASIFIKASI IUGR
1. PJT tipe I atau dikenal juga sebagai tipe simetris. Terjadi pada kehamilan 0-
2. PJT tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris.terjadi pada kehamilan
24-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel (hipertropi),
3. PJT tipe III adalah kelainan diantara dua tipe diatas. Terjadi pada kehamilan
dan hipertropi sel. Misalnya dapat terjadi pada malnutrisi ibu,kecanduan obat,atau
keracunan.
C. ETOLOGI
1. Faktor Ibu
Pada trimester kedua terdapat kelanjutan migrasi interstitial dan endotelium trophoblas
masuk jauh ke dalam arterioli miometrium sehingga aliran menjadi tanpa hambatan
menuju retroplasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang terjamin sangat
penting artinya untuk tumbuh kembang janin dengan baik dalam uterus.
18
Dikemukakan bahwa jumlah arteri-arterioli yang didestruksi oleh sel trophoblas
sekitar 100-150 pada daerah seluas plasenta sehingga cukup untuk menjamin aliran
Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke dalam arteri spiralis dan
arteriolinya dapat menimbulkan keadaan yang bersumber dari gangguan aliran darah
Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam kehamilan apabila gangguan
iskemianya besar dan gangguan tumbuh kembang janin terjadi apabila iskemia tidak
terlalu besar, tetapi aliran darah dengan nutrisinya merupakan masalah pokok.
b. Kelainan uterus.
c. Kehamilan kembar.
Kehamilan dengan dua janin atau lebih kemungkinan besar dipersulit oleh
pertumbuhan kurang pada salah satu atau kedua janin dibanding dengan janin tunggal
normal. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50 persen bayi kembar.
Jika terpajan pada lingkungan yang hipoksik secara kronis, beberapa janin mengalami
penurunan berat badan yang signifikan Janin dari wanita yang tinggal di dataran tinggi
e. Keadaan gizi
Wanita kurus cenderung melahirkan bayi kecil, sebaliknya wanita gemuk cenderung
melahirkan bayi besar. Agar nasib bayi baru lahir menjadi baik, ibu yang kurus
memerlukan kenaikan berat badan yang lebih banyak dari pada ibu-ibu yang gemuk
19
Faktor terpenting pemasukan makanan adalah lebih utama pada jumlah kalori yang
dikonsumsi setiap hari dari pada komposisi dari kalori. Dalam masa hamil wanita
keadaan gizinya baik perlu mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak dari pada sebelum
hamil setiap hari. Penambahan berat badan yang kurang di dalam masa hamil
f. Perokok
Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan melahirkan bayi yang lebih
kecil sebesar 200 sampai 300 gram pada waktu lahir. Kekurangan berat badan lahir ini
1) Wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan kekurangan
2. Faktor Anak
a. Kelainan congenital
b. Kelainan genetik
dan herpes).
intrauterin sampai 30% dari kejadian. Infeksi AIDS pada ibu hamil menurut laporan
20
bisa mengurangi berat badan lahir bayi sampai 500 gram dibandingkan dengan bayi-
3. Faktor Plasenta
Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai insufisiensi plasenta. Faktor plasenta dapat
dikembalikan pada faktor ibu, walaupun begitu ada beberapa kelainan plasenta yang
khas seperti tumor plasenta. Sindroma insufisiensi fungsi plasenta umumnya berkaitan
Parameter klinik yang dapat digunakan untuk mendeteksi PJT ketidaksesuaian usia
gestasi dengan besar uterus, laju pertumbuhan terhambat, atau pertambahan berat
badan ibu yang kurang. Kejadian yang terbukti dengan cara ini hanya 10-25%,
pematangan paru dan asupan nutrisi tinggi kalori mudah cerna, dan banyak istirahat.
pengakhiran kehamilan.
d. Pada kehamilan aterm tergantung kondisi janin jika memungkinkan dapat dicoba
lahir pervaginam.
D. PATOFISIOLOGI
21
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan
Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh
nutrisi pada awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang
Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga
Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin
dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada
kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang
diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan
1. Uterus dan janin tidak berhasil tumbuh dengan kecepatan normal selama
22
2. Tinggi fundus uteri sedikitnya 2 cm lebih rendah dari pada yang di perkirakan
berat lahir < 2.500 gr dinyatakan sebagai bayi dengan BBLR. Hal ini
disebabkan kerena pada saat memasuki trimester III, janin yang lebih besar
pertumbuhannya akan lebih dahulu mencapai maturasi plasenta dari janin yang
plasentasi yang tidak seimbang dimana situs menempelnya plasenta yang satu
janin. Ketidaksesuaian berat janin juga dapat disebabkan oleh malformasi pada
janin, sindrom genetik, infeksi atau abnormalitas dari plasenta seperti insersi
vilamentus, insersi marginal dan vasa previa.6Rata– rata berat badan anak
kembar kurang dari berat badan anak tunggalkarena lebih sering terjadi
23
kematiandiantara bayi-bayiyang
kembar.Cacatbawaanjugadikatakanlebihseringditemukandiantaraanak kembar.
Walaupundemikian,prognosisanakkembaryanglahirkurangbulanlebih
mempunyai peluang lebih kecil untuk bertahan hidup dan lebih rentan terhadap
yang dapat mengakibatkan kesakitan atau bahkan kematian. Dampak lain yang
muncul pada orang dewasa yang memiliki riwayat BBLR yaitu berisiko
berat badan pada janin. Janin pertama memiliki berat lahir yaitu 2.400 gr
sedangkan janin kedua memiliki berat lahir 2.300 gr. Meskipun menurut
didapati bahwa kedua bayi yang dilahirkan adalah SMK (sesuai masa
bonam.
BAB IV
24
SIMPULAN
4. Diagnosa Awal G2P1A0 Gravida Aterm+ Inpartu kala I fase aktif + anemia pada
kasus ini belum tepat.
5. penatalaksanaan pada persalinan ini
6. Prognosis terhadap Ibu dan bayi pada kasus ini adalah
DAFTAR PUSTAKA
25
2. Lubis, F. Multigravida dengan Makrosomia dan Intra Uterine Fetal Death:
Suatu Studi Kasus di RSAbdulMoeloek Bandar Lampung. JMKI. 2019; 7 (1) :
p6-7.
26
27