Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kasus

G2P1A0 Partus Prematurus Spontan Dengan Bayi Berat Lahir Sangat


Rendah Dan Anemia
Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir Kepaniteraan Klinik Madya di SMF
Obstetri dan Gynekologi RSUD Dok II Jayapura

Oleh:
Ivonne S Warikar
20140811014078

Pembimbing:
Dr. dr. David Randel Christanto, Sp.OG(K)-KFM., M.Kes

SMF OBSTETRI DAN GYNEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOK II JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA PAPUA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan, diterima dan disetujui oleh penguji, Laporan Kasus dengan
judul G2P1A0 Partus Prematurus Spotan Dengan Bayi Berat Lahir Sangat
Rendah salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir Kepaniteraan Klinik Madya
Pada SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT UMUM
JAYAPURA Yang dilaksanakan pada :

Hari : Senin

Tanggal :

Tempat :

Mengetahui,

Pembimbing/ Penguji Diuji

Dr. dr. David Randel Christanto Sp.OG (K)-KFM., M.Kes Ivonne S Warikar

ii
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI LAPORAN KASUS
Nama : Ivonne S Warikar Moderator:
Nim : 2014811014078
Semester : Angkatan 2015 Penilai :Dr.dr. David RandelChristanto, Sp.OG (K)-KFM., M.Kes
Presentasi ke : 1

Tgl Presentasi :
Tanda tangan

JUDUL LAPORAN KASUS :

No Variabel Yang Dinilai Nilai dalam SKS


1 Ketepatan penentuan masalah dan judul, data kepustakaan, diskusi.
Kelengkapan data:
2  Kunjungan Rumah
 Kepustakaan
Analisa data:
3  Logika kejadian
 Hubungan kejadian dengan teori
Penyampaian data:
4  Cara penulisan
 Cara berbicara dan audiovisual
Cara diskusi:
5
Aktif/mampu menjawab pertanyaan secara logis
6 Kesimpulan dan saran (harus berkaitan dengan diskusi)
7 Daftar Pustaka
8 Total Angka
9 Rata-rata
Catatan untuk perbaikan dilihat dari segi :
 Pengetahuan :
 Keterampilan :
 Sikap :
Telah dilakukan bimbingan dan pembelajaran Laporan Kasus di GEDUNG PMS RSUD Jayapura,
Pembimbing Dibimbing

Dr. dr. David RandelChristanto, Sp.OG (K) - KFM.,M.Kes Ivonne S Warikar

iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
LATAR BELAKANG
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RESUME
DIAGNOSA KERJA
RENCANA TINDAKAN
BAB III
RUMUSAN MASALAH
APAKAH DIAGNOSIS PADA KASUS INI SUDAH TEPAT?
APAKAH TATALAKSANA PADA KASUS INI SUDAH TEPAT?
APAKAH PROGNOSIS DARI KASUS INI?
BAB IV
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

1
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu, manusia
kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi
kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu yang mengandungnya. Jika zat
gizi yang diterima dari ibunya tidak mencukupi maka janin tersebut akan mempunyai
konsekuensi kurang menguntungkan dalam kehidupan berikutnya. Sejarah klasik
tentang dampak kurang gizi selama kehamilan terhadap outcome kehamilan telah
banyak didokumentasikan. Fenomena the Dutch Famine menunjukkan bahwa bayi-
bayi yang masa kandungannya (terutama trimester 2 dan 3) jatuh pada saat-saat
paceklik mempunyai rata-rata berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan berat
placenta yang lebih rendah dibandingkan bayi-bayi yang masa kandungannya tidak
terpapar masa paceklik dan hal ini terjadi karena adanya penurunan asupan kalori,
protein dan zat gizi essential lainnya.
Gangguan pertumbuhan janin ada 2 yaitu makrosmia dan IUGR (PJT). Kejadian
PJT bervariasi, berkisar 4-8% pada negara maju dan 6-30% pada negara berkembang.
Hal ini perlu menjadi perhatian karena besarnya kecacatan dan kematian yang terjadi
akibat PJT. Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati
(stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam
masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT dapat muncul, sekalipun sang ibu dalam
kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang
paling sering. Menghindari cara hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan
lakukan kontrol kehamilan (prenatal care) secara teratur dapat menekan risiko
munculnya PJT.

2
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS PENDERITA


Nama Inisial : Ny.S.A
Umur : 20 tahun
JenisKelamin : Perempuan
Alamat : Dok 9 Atas
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
SukuBangsa : Papua
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Nikah Sah
No. DM : 49 96 13
Tanggal MRS / Jam : 09 Juli 2022/10.00WIT

2.2 ANAMNESIS (Autoanamnesa)


Anamnesis dilakukansecaraautoanamnesis (Pasien Ny.N.H.) di IGD Ponek
pada tanggal 09 Juli 2022 pukul 10.00WIT

2.2.1 Keluhan Utama


Pasien datang dengan keluhan mules-mules.
2.2.2 Riwayat PenyakitSekarang
Pasien G2P1A0 mengaku hamil 9 bulan datang ke IGD Kebidanan
RSUD Dok II dengan keluhan mules-mules yang bertambah kuat dan

3
semakin sering yang disertai dengan keluarnya lendir yang bercampur
sedikit darah  4 jam SMRS. Keluar air-air dari jalan lahir belum dirasakan
oleh ibu dan gerakan janin dirasakan aktif. Selama kehamilan pasien
mengaku tidak pernah mengalami keputihan yang gatal dan berbau. Pasien
mengaku tidak mengingat tanggal pasti HPHT dan hanya mengingat bulan
terakhir haid. Pasien mengaku haid terakhir pada bulan Januari 2022. Dari
data ini, diperkirakan persalinan akan terjadi di bulan Oktober 2022. Pada
saat dihitung mundur hingga bulan Oktober maka didapatkan usia
kehamilannya mencapai 38 minggu. Pasien mengaku selama kehamilan ini,
pasien tidak pernah berkunjung ke Puskesmas maupun dokter kandungan
untuk melakukan ANC. Pasien juga tidak mendapatkan suntikan Tetanus
Toksoid. Pasien langsung datang ke RSUD Dok II karena merasa akan
melahirkan.

2.2.3 Riwayat PenyakitDahulu


 Hipertensi (disangkal)
 Diabetes Melitus (disangkal)
 PenyakitJantung (disangkal)
 Asma (disangkal)
 Alergi (disangkal)
2.2.4 Riwayat Operasi
Disangkal
2.2.5 Riwayat PenyakitKeluarga
 Riwayat Hipertensi (disangkal)
 Diabetes Melitus (disangkal)
 PenyakitJantung (disangkal)
 Asma (disangkal)
 Alergi (disangkal)
2.2.6 Riwayat Menstruasi
 Menarche : 15 tahun
 Siklushaid : teraturtiapbulan 28 hari

4
 Lama haid : 4 hari
 Nyeri haid : (disangkal)

2.2.7 Riwayat Kontrol Kehamilan


 ANC : dilakukan 2X
 SPOG : dilakukan 1X
 TT : dilakukan

2.2.8 Riwayat Obstetri


G2P1A0: I . 2020/ Rumah/ Spontan/ mama/perempuani/ ?/ 3 tahun/ hidup..
II. Hamil ini
2.2.9 Riwayat Pernikahan
Menikahsah (tinggal bersama ±4 tahun)
Suami : 26 tahun/ SMA/ guru
Istri : 20 tahun/ SMA / Ibu rumahtangga
2.2.10 Riwayat KB
Disangkal
2.2.11 CTG dan USG
 CTG: Tidakdilakukan
 USG : Tidak dilakukan
2.2.11 Riwayat SosialEkonomi
 Tinggal di daerah padat penduduk
 Mengkonsumsiobat-obatanjangkapanjang (-)
 KonsumsiAlkohol (-), Merokok (+)
2.3 PEMERIKSAAN FISIK
2.3.1 Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 48 kg

5
IMT : 27.1 kg/m2

Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Nadi : 100 x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu badan : 36,4 0C
 SpO2 : 99% tanpa O2

Kepala:
- Kepala : normochepal
- Mata : konjungtivaanemis (+/+), scleraikterik (-/-), pupil bulat
isokor(+/+), refleks cahaya (+/+)
- Hidung : deformitas (-), deviasi (-), krepitasi (-), sekret (-/-), darah
(-/-),nyeritekan sinus (-)
- Telinga : deformitas (-), sekret (-/-)
- Mulut : bibirsianosis (-), oral candidiasis (-), ulserasi (-)
- Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax:
 Jantung
- Inspeksi : IC tidaktampak, jejas (-)
- Palpasi : Sela iga normal, tidakterabamassa, IC tidak
teraba
- Perkusi : Batas jantungsulitdinilai
- Auskultasi : BJ I-II Normal, Mur-mur(-), Gallop (-)
 Paru
- Inspeksi : Simetris, ikutgeraknafas
- Palpasi : Vocal Fremitus (D=S)
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : SN Bronkhovesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)

6
Abdomen:

- Inspeksi : Tampakcembung
- Palpasi : Supel (+), Nyeri tekan (-), Hati dan limpa (sulit
dinilai)
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising usus (+) Normal
- Ekstremitas :Akralterabahangat, edema (-/-), CRT <2”

2.3.2 Status Obstetri


Pemeriksaan Luar :
Inspeksi :
 Perut membesar dengan arah memanjang
 Linea Alba (+)
 Luka bekas operasi (-)
Palpasi :
- Leopold:
 Leopold I : Bagian atas janin teraba bagian besar bulat dan keras
(kepala)
 Leopold II: Teraba punggung di sebelah kiri ibu
 Leopold III: Letak kepala
 Leopold IV: Penurunan kepala 1/5
- TFU : 23 cm
- TBJ : 1494 gr (Jhonson Tossack)
- DJJ : 149x/ menit
- HIS : 5/10’/45’’

PemeriksaanDalam :
- Vulva/Vagina: Tidak ada kelainan
- Portio: tipis, lunak arah anterior
- Pembukaan: 8 cm
- Ketuban: (+)
- Presentasi: kepala, station (+2), UKK sinistra

7
2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG

LABORATORIUM
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 7.4 11.7- 15.5 g/dL
Hematokrit 24.6 35.2 - 46.7 %
Leukosit 13.28 3.37- 8.38 x 103 Unit/ Liter
Trombosit 427 140 - 400 x 103 Unit/Liter
Eritrosit 4.14 3.69 - 5.46 x 106 Unit/Liter
PT 11.5 10,2 - 12,1 Detik
APTT 31,0 24,8 - 34,4 Detik
GDS 76 ≤ 140 mg/dL
SGOT 47.2 ≤ 40 U/L
Protein Urin Negatif Negatif mg/dL
HBsAg Non reaktif Non reaktif
Malaria Negatif
Antigen COVID-19 Non reaktif
2.5
Anti HIV Non reaktif

RESUME
Pasien G2P1A0 mengaku hamil 6 bulan datang ke IGD Kebidanan RSUD
Dok II dengan keluhan mules-mules yang bertambah kuat dan semakin sering
yang disertai dengan keluarnya lendir yang bercampur sedikit darah  4 jam
SMRS. Keluar air-air dari jalan lahir belum dirasakan oleh ibu dan gerakan janin
dirasakan aktif. Selama kehamilan pasien mengaku tidak pernah mengalami
keputihan yang gatal dan berbau.Tanda-tanda vital; TD: 100/60 mmHg, N: 100
x/menit, Respirasi: 20 x/menit, SB: 36,40C, SpO2: 99%. Pada pemeriksaanfisik
dan status generalisdidapatkan conjungtiva anemis (+/+). Dari
pemeriksaanObstetri pada pemeriksaanluardidapatkanTFU : 23 cm, DJJ 149x/m,
TBBJ 1.495 gr, HIS 3x dalam 10 menit dengan durasi 40 detik. Pada inspeksi
vulva/vagina tidak terdapat kelainan. Pada pemeriksaan dalam didapatkan portio
tipis, lunak arah anterior, pembukaan (Lengkap), ketuban masih utuh, dan
presentasi kepala, station (+2). Pada pemeriksaanlaboratorium didapatkan

8
Hemoglobin 7,4 g/dL Hematokrit 24.6%, Leukosit 13.28 Unit/Liter, SGOT 47,2
U/L. UsiaKehamilan saat ini diperkirakan 38 minggu.

2.6 DIAGNOSA KERJA


G2P1A0 Gravida Aterm + Inpartu kala I fase aktif + Anemia
2.7 RENCANA TINDAKAN
Lapor dr.Sp. OG, Anjuran:
• IVFD RL 500cc
• Observasi HIS dan DJJ / 30 menit
• R/ Pervaginam

2.8 LAPORAN PARTUS SPONTAN


Tanggal : 09/07/2022
Jam : 10.00 WIT
- Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his.
- Kepala turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva
- Perineum meregang,
- Tampak suboksiput dibawah simfisis, dengan suboksiput sebagai hipomoklion,
kepala mengadakan defleksi maksimal, sehingga berturut-turut lahir UUB,
dahi, muka, dagu dan seluruh kepala.
- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa.
- Dengan pegangan biparietal, tarikan kebelakang dan kedepan, dilahirkan bahu
depan dan belakang kemudian seluruh lengan
- Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokhanter depan dan belakang,
kemudian seluruh tungkai
Jam : 22.50 WIT
- Lahir bayi I spontan perempuan, BB 2400 g, PB 47 cm, AS 6/8
- Air ketuban putih keruh, jumlah cukup.
- Bayi dikeringkan dan diselimuti, tali pusat dijepit dan dipotong
- Periksa luar: janin kedua letak memanjang dengan presentasi kepala.his
4x/10/55 krb

9
- Periksa dalam: pembukaan lengkap, selaput ketuban (+), kepala H II-III 
ketuban dipecahkan  air putih keruh, tidak teraba tali pusat.
- Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his.
- Kepala dan tangan turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva
- Perineum meregang.
- Tangan janin di dorong ketas
- Tampak suboksiput dibawah simfisis, dengan suboksiput sebagai
hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal, sehingga berturut-
turut lahir UUB, dahi, muka, dagu dan seluruh kepala.
- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa.
- Dengan pegangan biparietal, tarikan kebelakang dan kedepan, dilahirkan
bahu depan dan belakang kemudian seluruh lengan
- Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokhanter depan dan
belakang, kemudian seluruh tungkai
Jam : 23.20 WIT
- Lahir bayi II spontan perempuan, BB 2300g, PB 46cm, AS 5/7
- Air ketuban mekoneal, jumlah cukup.
- Bayi dikeringkan dan diselimuti, tali pusat dijepit dan dipotong
- Ibu disuntik oksitosin 10 IU im
- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali
Jam : 23.25 WIT
- Lahir spontan plasenta lengkap, plasenta berjumlah 2 buah menjadi satu,
diamnion dikorion.
- Dilakukan masase fundus, kontraksi baik
- Pada eksplorasi selanjutnya didapatkan luka perineum sesuai dengan ruptur
perineum derajat II. Dilakukan jahitan hemostasis dan jelujur mukosa
vagina dan subkutikuler kulit perineum dengan vicryl rapid 2.0
- Perdarahan kala III-IV 150 cc

2.9 FOLLOW UP
PPA (Profesional
TGL Pemberi Asuhan) HASIL ASESMEN DAN PEMBERIAN INSTRUKSI VERIFIKASI

10
DAN PELAYANAN SOAP/ADIME DPJP
JAM

31-05- BIDAN S: os mengatakan hamil anak ke-3 dengan uk 9 bulan.


2021 sakit atas symphis sejak pagi disertai darah (+) gerak
20:15 janinnya (+).
O: ku, kesCM
TD : 160/113 mmHg
N : 105 x /m
R : 24 x /m
SB : 36,4º
SPo2 : 99%
TFU : 41 cm
DJJ : 136 x /m
Portio : Tipis
Arah : Depan
Ø : + 8cm
Ket : + menonjol
Pres : Kepala
Hodge : I-II
A : G3P2A0 H aterem + JPKTH + inpartu kala 1 fase
aktif + SUSP makrosomia
P : anamesa
Cek lab, golda, antigen
Kolaborasi dokter
Observasi kemajuan persalinan
Lapor dokter david. spog
 Obs kemajuan persalinan
21:10  Protap MGSO$
i) Bolus 4 gr
ii) Drip 6gr/jam
 NEFIDIPIN 3 x 1
 Pasang infus 2 jalur

Yang satu drip oksitosin 5 unit mulai 20 tpm


- Lakukan amiotomi, obs peunurunan kepala jika
turun dan ada kemajuan persalinan partuskan
pervaginam.

21:15 Pasang INF RL polos  siap


Nefidipin , tab/po  siap

31-05-
2021

21:20 S : Os mengatakan nyeri bag sympisis tembus tulang


belakang
O : KU + kesCM
TD : 157/87 mmhg
N : 116 x /m
R : 21 x /m
SB : 36,2º
DJJ : 140 x /m
A : G3P2Ao + H aterem + Pk I F aktif + Susp
Makrosomia
P : - Obs his & DJJ
22:00 - Obs Kemajuan persalinan

22:20 Petugas lab konfirmasi hasil swab antiigen NR

11
(PB) Os pindahan dari IGD ke Vk
S : Kel (+) Perut Mules
O : KUT kesCM
TD : 13 mmHg
N:-
R:-
SB :-
Spo2 :-
DJJ : (+) 134 x /m /dopler
Infus RL polos
D.C (+) Procl (+)
A : G3P2A0 H aterm CPKTH PK 1 Aktif Susp
22.30 makrosomia
P : Obs KU, TTV, DJJ, HIS
Obs kemajuan persalinan dan diharapkan partus
pervag
PD : o/bd Krisna
Portio : Tak terabah
Arah : Depan
22.42 Ø : Lengkap
KET : (+)
Pres : kepala
22.50 H : III
- Dilakukan amniotomi ketuban putih jernih
- Ibu dipimpin meneran
TD : 140/80 mmHg
S : Bayi lahir spontan LBK A/S 6/8
JK : perempuan, BB 2400gr, PB 47cm
23.00 UK 32 cm , LD 31 cm LP 28 cm, LILA 8 cm
Caput (-) Cacat (-)
- cek fundus masih tinggi - piton 5 UI ( oxydosin) 20 tpm  dlm RL
PD : masih ada janin II - dorong tangan keatas
- Ketuban pecah : putih jernih. - perinium epis
• Ibu dipimpin U/meneran
- Kepala + tangan keluar dari jalan lahir
- tangan menjungkit
23.20 Lapor dokter david

DJJ: 103x/menit
Perineum epis, Ibu dipimpin meneran
 Bayi ke II lahir merintih
AK : Meconeal
A/S 5/7 JK: perempuan, caput (-) cacat (-), anus: +
BB : 2300gr
PB : 46cm
LK : 32cm
LD : 32cm
23.25 LP : 29 cm
Lila : 8cm
Cek fundus ( inj. Piton )

Plasenta Lahir Spontan


00.00 (PTT) perinium epis
hecting jelujur pendarahan Kala III-IV
By. BBLR a/i gemelli
00.15 TD : 140/90 mmHg

12
Lapor dokter david
a/v in/M6SO4 4gr habis dalam 15 menit setelah itu
01:00 dengan garam. Bila sudah habis lanjut lagi dengan 6
gram
06:00 setalah itu aff DC dan obs tensi

TD : 150/90 mmHg
1-06-
2021 Ganti cairan RL + MGS04 4gr siap

08:00

S : Nyeri luka jahitan


O : KUT kesCM
TD : 162/97 mmHg
N : 73 x /m
R : 21 x /m
SB : 36,6ºC
Spo2 : 97%
09:00 A : PP spontan Gemelli
P : obs TTV, KU, KES,
Pendarahan kandung kemih

Infus RL + MG5O4 6gr siap

10:00 Bila habis lanjut


RL + MG504 6gr
(Kolf II)

Pindahan dari vk ke pp spt


S : ibu
O : KU tenang kesCM
TTV TD : 160/90 mmHg
N : 86 x /m
R : 20 x /m
SB : -
Spo2 :-
Infus RL + MG504 6gr 28h pe prod (+)
? A : pp. spt + gemelly
P : obs ttv
M/oral

S : kel E
O : KU, kesCM, kontraksi uterus (+)

Infus RL + MG504 6gr 16j


Pasang J 08:30
TD : 150/80 mmHg
N : 90 x /m
R : 20 x /m
SB : 36º
Spo2 : 96%

18:00 A : pp. spt + peb + Gemelli


P : - obs KU

13
21:00 - Oral e

- ganti cairan RL + MG504 10gr – 10 jam habis jam


04:00

S : Kel E
O : Ku Tenang , KesCM, p/v (+) brasa infus RL +
MG504 10gr/10jam KoH
TD : 150/80 mmHg
N : 96 x /m
R:-
SB : 36,6º
2-06- Spo2 : 96%
2021 A : pp spontan + PEB + Gemelli
08:00 P : Obs KU, TTV lanjut

S : kel (-)
O : KUT kesCM
TD : 150/80 mmHg
N : 98 x /m
R : 21 x /m
SB : 36,6º
Spo2 : 98%
Inf RL + MG504 10gr kalf II
A : pp.spt + PEB Alur lanju HS/oral (-)
S : Nyeri Luka
O : KUT kesCM
TD : 130/90 mmHg
N : 81 x /m
R : 20 /m
Infus RL + MG504 10gr KII DC priod (+)
A : PP spontan Gemelly
P : obs KUT, TTV
TB/Oral (+)
BPL

BAB III

Rumusan Masalah

1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat ?

2. Apakah tatalaksana pada kasus ini sudah tepat ?

3. Apakah prognosis yang mungkin terjadi pada kasus ini ?

14
Pembahasan

1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat ?

Pasien GP1A0 mengaku hamil 6 bulan datang ke IGD Kebidanan RSUD Dok

II dengan keluhan mules-mules yang bertambah kuat dan semakin sering yang disertai

dengan keluarnya lendir yang bercampur sedikit darah  4 jam SMRS. Keluar air-air

dari jalan lahir belum dirasakan oleh ibu dan gerakan janin dirasakan aktif. Selama

kehamilan pasien mengaku tidak pernah mengalami keputihan yang gatal dan berbau.

Setelah pasien melalui serangkaian pemeriksaan mulai dari anamnesa, pemeriksaan

fisik hingga pemeriksaan penunjang maka pasien didiagnosa awal dengan;G3P2A0

Gravida Aterm+ Inpartu kala I fase aktif + suspek makrosomia.

Ketepatan diagnosis merupakan ketepatan diagnosa suatu kasus yang

ditegakkan oleh petugas kesehatan dan telah memenuhi standar nomenklatur

diagnosis.3 Dalam menentukan diagnosis pada kehamilan multifetal, hal-hal yang

harus diperhatikan dengan saksama, diantaranya adalah : 4 Anamnesis, Pemeriksaaan

Fisik, dan pemeriksaan penunjang. Ketiga hal ini masing-masing dapat dilakukan di

fasilitas Kesehatan tingkat pimer seperti PKM. Dengan melakukan kunjungan ANC,

segala sesuatu yang perlu diantisipasi selama kehamilan dapat dilakukan dengan baik.

Berdasarkan sebuah artikel yang ditulis oleh Kementrian Kesehatan mengenai ANC

tahun 2018, didalamnya dijelaskan bahwa tujuan dari dilakukannya ANC adalah;3

1. Untuk Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan

pada Ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.

15
2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi

saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakitdan tindak

pembedahan.

3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.

4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapatmelahirkan bayi dengan

selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa

persalinan.

5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.

6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak

agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.

7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat

memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

Pada poin yang kedua, dijelaskan bahwa komplikasi pada kehamilan atau

penyulit-penyulit lainnya dapat diketahui apabila ibu berkunjung untuk melakukan

ANC. Apabila Diagnosis lebih dini dapat ditarik dan komplikasi segera diketahui

maka penatalaksanaan dari rencana persalinan akan tepat. Pedoman pelayanan

antenatal, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di era adaptasi kebiasan baru tahun

2020 menetapkan bahwa Pelayanan antenatal pada kehamilan normal minimal 6

kali dengan rincian 2 kali di Trimester I, 1 kali di Trimester II, dan 3 kali di

TrimesterIII. Minimal 2 kali diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester I

dan saat kunjungan ke 5 di Trimester III.4

Pada kasus ini, setelah dilakukan anamnesa terhadap pasien, pasien

mengaku tidak pernah berkunjung untuk melakukan ANC. Pasien tidak pernah

16
berkunjung ke dokter spesialis dan tidak mendapatkan suntikan berupa vaksin TT.

Sehingga pasien datang tanpa memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

kehamilan yang sedang dialaminya. Pasien juga mengakui bahwa pada Riwayat

kehamilan sebelumnya, pasien juga tidak melakukan ANC dan hanya datang ke

rumah sakit apabila merasa sudah akan melahirkan. Dengan melewatkan

kunjungan ANC maka petugas Kesehatan di Rumah sakit tidak memiliki

awareness mengenai kondisi ibu saat datang ke Rumah sakit untuk melakukan

persalinan sehingga dapat mempengaruhi diagnosis awal dari pasien tersebut.

Definisi menurut WHO (1969), janin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat

adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat standard atau ukuran

standard yang sesuai dengan usia kehamilannya.

Pertumbuhan Janin Terhambat atau Intra Uterine Growth Restriction adalah suatu

keadaan dimana terjadi gangguan nutrisi dan pertumbuhan janin yang mengakibatkan

berat badan lahir dibawah batasan tertentu dari usia kehamilannya.2

Definisi yang sering dipakai adalah bayi-bayi yang mempunyai berat badan dibawah

10 persentil dari kurva berat badan bayi yang normal). Dalam 5 tahun terakhir, istilah

Retardation pada Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) telah berubah menjadi

Restriction oleh karena Retardasi lebih ditekankan untuk mental.

Menurut Gordon, JO (2005) pertumbuhan janin terhambat-PJT (Intrauterine Growth

Retardation) diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin berukuran lebih kecil dari

standar ukuran biometri normal pada usia kehamilan. Kadang pula istilah PJT sering

diartikan sebagai kecil untuk masa kehamilan-KMK (small for gestational age).

Umumnya janin dengan PJT memiliki taksiran berat dibawah persentil ke-10. Artinya

janin memiliki berat kurang dari 90 % dari keseluruhan janin dalam usia kehamilan

17
yang sama. Janin dengan PJT pada umumnya akan lahir prematur (<37 minggu) atau

dapat pula lahir cukup bulan (aterm, >37 minggu).

B. KLASIFIKASI IUGR

Klasifikasi IUGR / Pertumbuhan janin terhambat (PJT) yaitu:

1. PJT tipe I atau dikenal juga sebagai tipe simetris. Terjadi pada kehamilan 0-

20 minggu,terjadi gangguan potensi tubuh janin ntuk memperbanyak sel (hiperplasia),

umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi janin.prognosisnya buruk.

2. PJT tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris.terjadi pada kehamilan

24-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel (hipertropi),

misalnya pada hipertensi dalam kehamilan disertai insufisiensi plasenta.

3. PJT tipe III adalah kelainan diantara dua tipe diatas. Terjadi pada kehamilan

20-28 minggu,yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara gangguan hiperplasia

dan hipertropi sel. Misalnya dapat terjadi pada malnutrisi ibu,kecanduan obat,atau

keracunan.

C. ETOLOGI

1. Faktor Ibu

a. Penyakit hipertensi (kelainan vaskular ibu).

Pada trimester kedua terdapat kelanjutan migrasi interstitial dan endotelium trophoblas

masuk jauh ke dalam arterioli miometrium sehingga aliran menjadi tanpa hambatan

menuju retroplasenter sirkulasi dengan tetap. Aliran darah yang terjamin sangat

penting artinya untuk tumbuh kembang janin dengan baik dalam uterus.

18
Dikemukakan bahwa jumlah arteri-arterioli yang didestruksi oleh sel trophoblas

sekitar 100-150 pada daerah seluas plasenta sehingga cukup untuk menjamin aliran

darah tanpa gangguan pada lumen dan arteri spiralis terbuka.

Gangguan terhadap jalannya destruksi sel trophoblas ke dalam arteri spiralis dan

arteriolinya dapat menimbulkan keadaan yang bersumber dari gangguan aliran darah

dalam bentuk “iskemia retroplasenter”.

Dengan demikian dapat terjadi bentuk hipertensi dalam kehamilan apabila gangguan

iskemianya besar dan gangguan tumbuh kembang janin terjadi apabila iskemia tidak

terlalu besar, tetapi aliran darah dengan nutrisinya merupakan masalah pokok.

b. Kelainan uterus.

Janin yang tumbuh di luar uterus biasanya mengalami hambatan pertumbuhan.

c. Kehamilan kembar.

Kehamilan dengan dua janin atau lebih kemungkinan besar dipersulit oleh

pertumbuhan kurang pada salah satu atau kedua janin dibanding dengan janin tunggal

normal. Hambatan pertumbuhan dilaporkan terjadi pada 10 s/d 50 persen bayi kembar.

d. Ketinggian tempat tinggal

Jika terpajan pada lingkungan yang hipoksik secara kronis, beberapa janin mengalami

penurunan berat badan yang signifikan Janin dari wanita yang tinggal di dataran tinggi

biasanya mempunyai berat badan lebih rendah daripada mereka.

e. Keadaan gizi

Wanita kurus cenderung melahirkan bayi kecil, sebaliknya wanita gemuk cenderung

melahirkan bayi besar. Agar nasib bayi baru lahir menjadi baik, ibu yang kurus

memerlukan kenaikan berat badan yang lebih banyak dari pada ibu-ibu yang gemuk

dalam masa kehamilan.

19
Faktor terpenting pemasukan makanan adalah lebih utama pada jumlah kalori yang

dikonsumsi setiap hari dari pada komposisi dari kalori. Dalam masa hamil wanita

keadaan gizinya baik perlu mengkonsumsi 300 kalori lebih banyak dari pada sebelum

hamil setiap hari. Penambahan berat badan yang kurang di dalam masa hamil

menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah.

f. Perokok

Kebiasaan merokok terlebih dalam masa kehamilan akan melahirkan bayi yang lebih

kecil sebesar 200 sampai 300 gram pada waktu lahir. Kekurangan berat badan lahir ini

disebabkan oleh dua faktor yaitu :

1) Wanita perokok, cenderung makan sedikit karena itu ibu akan kekurangan

substrat di dalam darahnya yang bisa dipergunakan oleh janin.

2) Merokok menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang menyebabkan

vasokonstriksi yang berkepanjangan sehingga terjadi pengurangan jumlah pengaliran

darah kedalam uterus dan yang sampai ke dalam ruang intervillus.

2. Faktor Anak

a. Kelainan congenital

b. Kelainan genetik

c. Infeksi janin, misalnya penyakit TORCH (toksoplasma, rubela, sitomegalovirus,

dan herpes).

Infeksi intrauterine adalah penyebab lain dari hambatan pertumbuhan

intrauterine.banyaktipe seperti pada infeksi oleh TORCH (toxoplasmosis, rubella,

cytomegalovirus, dan herpes simplex) yang bisa menyebabkan hambatan pertumbuhan

intrauterin sampai 30% dari kejadian. Infeksi AIDS pada ibu hamil menurut laporan

20
bisa mengurangi berat badan lahir bayi sampai 500 gram dibandingkan dengan bayi-

bayi yang lahir sebelum terkena infeksi itu.

Diperkirakan infeksi intrauterin meninggikan kecepatan metabolisme pada janin tanpa

kompensasi peningkatan transportasi substrat oleh plasenta sehingga pertumbuhan

janin menjadi subnormal atau dismatur.

3. Faktor Plasenta

Penyebab faktor plasenta dikenal sebagai insufisiensi plasenta. Faktor plasenta dapat

dikembalikan pada faktor ibu, walaupun begitu ada beberapa kelainan plasenta yang

khas seperti tumor plasenta. Sindroma insufisiensi fungsi plasenta umumnya berkaitan

erat dengan aspek morfologi dari plasenta.

Parameter klinik yang dapat digunakan untuk mendeteksi PJT ketidaksesuaian usia

gestasi dengan besar uterus, laju pertumbuhan terhambat, atau pertambahan berat

badan ibu yang kurang. Kejadian yang terbukti dengan cara ini hanya 10-25%,

sehingga perlu digabung dengan pemeriksaan dan USG Doppler.

a. Manajemen pada kasus preterm dengan pertumbuhan janin terhambat lakukan

pematangan paru dan asupan nutrisi tinggi kalori mudah cerna, dan banyak istirahat.

b. Pada kehamilan 35 minggu tanpa terlihat pertumbuhan janin dapat dilakukan

pengakhiran kehamilan.

c. Jika terdapat oligohidramnion berat disarankan untuk per abdominam.

d. Pada kehamilan aterm tergantung kondisi janin jika memungkinkan dapat dicoba

lahir pervaginam.

D. PATOFISIOLOGI

21
1. Kondisi kekurangan nutrisi pada awal kehamilan

Pada kondisi awal kehamilan pertumbuhan embrio dan trofoblas dipengaruhi oleh

makanan. Studi pada binatang menunjukkan bahwa kondisi kekurangan nutrisi

sebelum implantasi bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan. Kekurangan

nutrisi pada awal kehamilan dapat mengakibatkan janin berat lahir rendah yang

simetris. Hal sebaiknya terjadi kondisi percepatan pertumbuhan pada kondisi

hiperglikemia pada kehamilan lanjut.

2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan kehamilan

Defisiensi makanan mempengaruhi pertumbuhan janin dan plasenta, tapi bisa juga

terjadi peningkatan pertumbuhan plasenta sebagai kompensasi. Didapati ukuran

plasenta yang luas.

3. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir kehamilan

Terjadi pertumbuhan janin yang lambat yang mempengaruhi interaksi antara janin

dengan plasenta. Efek kekurangan makan tergantung pada lamanya kekurangan. Pada

kondisi akut terjadi perlambatan pertumbuhan dan kembali meningkat jika nutrisi yang

diberikan membaik. Pada kondisi kronis mungkin telah terjadi proses perlambatan

pertumbuhan yang irreversibel.

E. TANDA DAN GEJALA

1. Uterus dan janin tidak berhasil tumbuh dengan kecepatan normal selama

jangka waktu 4 minggu.

22
2. Tinggi fundus uteri sedikitnya 2 cm lebih rendah dari pada yang di perkirakan

menurut umur/ lama kehamilan .

3. Berat badan ibu semakin menurun.

4. Gerakan janin semakin berkurang.

5. Volume cairan ketuban menurun.

DApakah tatalaksana pada kasus ini sudah tepat?

2. Apakah prognosis pada kasus kehamilan ini ?

Prognosis pada bayi. Berdasarkan klasifikasi dari WHO, bayi dengan

berat lahir < 2.500 gr dinyatakan sebagai bayi dengan BBLR. Hal ini

disebabkan kerena pada saat memasuki trimester III, janin yang lebih besar

pertumbuhannya akan lebih dahulu mencapai maturasi plasenta dari janin yang

lainnya. Pada kehamilan dizigotik, ketidaksesuaian besar janin disebabkan oleh

plasentasi yang tidak seimbang dimana situs menempelnya plasenta yang satu

lebih banyak menerima perfusi dibandingkan yang lainnya. Perbedaan Ukuran

janin juga menunjukan peran perbedaan genetic dalam potensi pertumbuhan

janin. Ketidaksesuaian berat janin juga dapat disebabkan oleh malformasi pada

janin, sindrom genetik, infeksi atau abnormalitas dari plasenta seperti insersi

vilamentus, insersi marginal dan vasa previa.6Rata– rata berat badan anak

kembar kurang dari berat badan anak tunggalkarena lebih sering terjadi

persalinan kurang bulan. Terjadinya persalinan inimeninggikan angka

23
kematiandiantara bayi-bayiyang

kembar.Cacatbawaanjugadikatakanlebihseringditemukandiantaraanak kembar.

Walaupundemikian,prognosisanakkembaryanglahirkurangbulanlebih

baikdibandingkan dengan anak tunggal yang sama beratnya.Bayi BBLR

mempunyai peluang lebih kecil untuk bertahan hidup dan lebih rentan terhadap

penyakit hingga mereka dewasa. BBLR cenderung mengalami gangguan

perkembangan kognitif, retardasi mental, serta lebih mudah mengalami infeksi

yang dapat mengakibatkan kesakitan atau bahkan kematian. Dampak lain yang

muncul pada orang dewasa yang memiliki riwayat BBLR yaitu berisiko

menderita penyakit degeneratif yang dapat menyebabkan beban ekonomi

individu dan masyarakat.12Pada kasus ini, terjadi ketidaksesuaian pertumbuhan

berat badan pada janin. Janin pertama memiliki berat lahir yaitu 2.400 gr

sedangkan janin kedua memiliki berat lahir 2.300 gr. Meskipun menurut

pengukuran dinyatakan BBLR namun hasil assessment di bagian perina

didapati bahwa kedua bayi yang dilahirkan adalah SMK (sesuai masa

kehamilan). Setelah dilakukan perawatan selama beberapa hari kondisi bayi

stabil dan diperbolehkan untuk pulang sehingga prognosis menjadi qou ad

bonam.

Prognosis pada Ibu.

BAB IV

24
SIMPULAN

4. Diagnosa Awal G2P1A0 Gravida Aterm+ Inpartu kala I fase aktif + anemia pada
kasus ini belum tepat.
5. penatalaksanaan pada persalinan ini
6. Prognosis terhadap Ibu dan bayi pada kasus ini adalah

DAFTAR PUSTAKA

1. Santana D, Fernanda S. Multiple Pregnancy: Epidemiology and Association


with Maternal and Perinatal Morbidity. Rev Bras Ginecol Obstet. 2018; 40 (9):
p554-55.

25
2. Lubis, F. Multigravida dengan Makrosomia dan Intra Uterine Fetal Death:
Suatu Studi Kasus di RSAbdulMoeloek Bandar Lampung. JMKI. 2019; 7 (1) :
p6-7.

3. Kementerian Kesehatan RI. Kemkes.go.id [internet]. DKI Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI; [diupdate Agustus 2018; dikutip 7 juli 2021].
URL: https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-kehamilan-anc-
di-fasilitas-kesehatan.
4. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas
dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan Baru Revisi 2. 2020; p40.
5. Novita, W. Documents.tips. [internet]. DKI Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammaiyah Jakarta; [dikutip 7 juli 2021]. URL:
https://dokumen.tips/documents/laporan-kasus-gemelli-55fb1703c45bb.html.
6. Cunningham F, Garry,,et al. Williams Obstetrics. 24 th edition. Multifetal
Pregnany. New York: McGraw-Hill Education. 2014.
7. D’Alton M, Breslin N. Management of multiple gestations. Int J Gynecol
Obstet. 2020; 150: p3-9.
8. Nurjannah,U.pdfcoffee.com.[internet].URL: https://pdfcoffee.com/fix-laporan-
kasus-peb-gemelli-lintangdocx-pdf-free.html.
9. Okia C, Aine B, Kizza R.Prevalence, Morphological Classification, And
Factors Associated With Anemia Among Pregnant Women Accessing
Antenatal Clinic At Itojo Hospital, South Western Uganda. 2019;10: p351-57.
10. Mayangsari I, Rodiani. Wanita G2P0A1 Hamil 38 Minggu Inpartu Kala I Fase
Laten dengan Preeklampsi Berat Janin Gemelli Hidup Presentasi Kepala. J
Medula Unila. 2017; 7(2): p63-68.
11. ACOG Practice Bulletin No.222. Gestational Hypertention and
Preeclampsia.2018; 135(6): p237-43.
12. Novitasari A, Mila H, Terry P.Pencegahan dan Pengendalian BBLR di
Indonesia: Systematic Review. Edisi Khusus Pandemi COVID-19. 2020 ;2(3):
p176.
13. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI). Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran: Diagnosis dan Tatalaksana Pre-eklampsia. 2016; p47

26
27

Anda mungkin juga menyukai