Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MATA KULIAH KEGAWATDARURATAN MATERNAL

KELAINAN AIR KETUBAN

DISUSUN OLEH:

1. BELINDA ANINDITA (P27824117010)


2. ALFIYYAH HENNY ROSITA (P27824117014)
3. DWI LAILI NUR KHABIBAH (P27824117026)
4. TIARA INDAH FITRIA (P27824117036)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D3 KEBIDANAN KELAS REGULER A

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selaput amnion merupakan jaringan avascular yang lentur tetapi kuat. Bagian dalam
selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboitd yang asalnya ectoderm.

Lapisan dalam amnion merupakan mikrovili yang berfungsi mentranfesr cairan dan
metabiloc.

Sejak awal kehamilan cairan amnion telah dibentuk. Cairan amnion merupakan bantalan
dan pelindung untuk proteksi sekaligus menunjang pertumbuhan. Cairan amnion mengandung
banyak sel janin ( lanugo, verniks kaseosa ).

Fungsi cairan amnion yang juga penting ialah menghambat bakteri karena mengandung zat
seperti fosfat dan zeng.

Kelainan air ketuban adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban lebih banyak atau
sedikit dari normal.

Macam-macam kelainan air ketuban :

1. Ketuban Pecah Dini ( KPD )


2. Poligohidramnion
3. Oligrohidramnion
BAB II
PEMBAHASAN

A. KPD (Ketuban Pecah Dini)

 Pengertian
Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membrane ketuban sebelum persalinan
berlangsung (Manuaba,2002). Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya
ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun
jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37
minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya
melahirkan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan
setelah ditunggu satu jam belum memulainya tanda persalinan
 Patofisiologis
Banyak teori, mulai dari defect kromosom, kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada
sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%). High
virulensi berupa Bacteroides Low virulensi, Lactobacillus Kolagen terdapat pada lapisan
kompakta amnion, fibroblast, jaringa retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun
degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1)
dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan
prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada
selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.

 Komplikasi

Komplikasi yang biasa terjadi pada KPD (Manuaba,Edisi 2, 2010). meliputi :

1. Atonia Uteri
2. Retensio Plasenta
3. Plasenta rest
4. Perdarahan Postpartum
5. Mudah terjadinya infeksi intra uterin.
6. Partus prematur,
7. Prolaps bagian janin terutama tali pusat

Selain itu, komplikasi yang timbul akibat Kebutan Pecah Dini Sarwono (2013), antara lain:

1. Persalinan premature
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten tergantung umur
kehamilan. Pada kehamilan aterm 90 % terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Pada
kehamilan antara 28 – 34 minggu 50 % persalinan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari
26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
2. Infeksi
1) Korioamnionitis
Korioamnionitis adalah keadaan pada perempuan hamil di mana korion, amnion, dan cairan
ketuban terkena infeksi bakteri. Korioamnionitis merupakan komplikasi paling serius bagi
ibu dan janin, bahkan dapat berlanjut menjadi sepsis. Penyebab korioamnionitis adalah
infeksi bakteri yang terutama berasal dari traktus urogenitalis ibu. Secara spesifik
permulaan infeksi berasal dari vagina, anus, atau rektum dan menjalar ke uterus.

Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu dapat terjadi
korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septicemia, pneumonia dan omfalitis. Umumnya
korioamnionitis terjadi sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini premature, infeksi
lebih sering daripada aterm.

2) Hipoksia dan asfiksia akibat oligohidramnion


Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu
kurang dari 300 cc. Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-
paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Dengan pecahnya ketuban, terjadi oligohidramnion yang menekan
tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat
janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.
3) Sindrom deformitas janin
Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin terhambat,
kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta hipoplasi pulmonary
 Dampak
1. Terhadap janin
Walaupun ibu belum menunjukan gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah
terkena infeksi, karena infeksi intrauterin lebih dahulu terjadi (amnionitis,vaskulitis)
sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitas dan morbiditas
perinatal.
2. Terhadap Ibu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi bila terlalu
sering diperiksa dalam. Selain itu juga dapat dijumpai infeksi puerpuralis atau nifas,
peritonitis dan septikemia, serta dry-labor. Ibu akan merasa lelah karena terbaring di
tempat tidur, partus akan menjadi lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan
nampaklah gejala-gejala infeksi lainnya.
 Tinjauan Kasus

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “ N ”

DENGAN KETUBAN PECAH DINI

DI PUSKESMAS SELONG

TANGGAL 5 FEBRUARI 2013

Hari/Tanggal : Selasa, 5 Feruari 2013

Waktu : 09.00 WITA

Tempat : Ruang bersalin

A. DATA SUBYEKTIF (S)

Biodata : Istri Suami


Nama : Ny. “N” Tn. “M”
Umur : 29 tahun 32 tahun
Agama : Islam Islam
Suku : Sasak Sasak
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Alamat : Seruni

1. Keluhan utama

Keluar air dan sakit perut hilang timbul seperti mau melahirkan.

2. Riwayat perjalanan penyakit

Hamil 9 bulan dengan keluhan sakit perut menjalar ke pinggang sejak tanggal 5 Februari 2013
pukul 06.00 wita disertai keluar air sedikit-sedikit sejak tanggal 5 Februari 2013 pukul 02.00
Wita. Pengeluaran darah dan lendir tidak ada dan gerakan janin masih dirasakan

3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Lama haid : 7 hari
c. Siklus haid : 28 hari
d. Jumlah darah : 2 kali ganti pembalut
e. Fluor albus : Tidak ada
f. Disminorhea : Tidak ada
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

No Umur Tempat Jenis Penolong Riwayat penyakit JK BBL Umur/


kehamilan persalinan persalinan persalinan Hamil Bersalin Nifas (gram) Ket
1 9 Bulan PKM normal Bidan - - - ♂ 2500 7 Thn/H
2 9 Bulan PKM normal Bidan - - - ♂ 2800 4 Thn/H
3 ini

5. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Hamil ke : 3 (tiga)
b. HPHT : 12-05-12
c. Umur Kehamilan : 9 bulan
d. Gerakan janin : Sejak umur kehamilan 4 bula
e. ANC : 8 kali di Puskesmas
f. TT : 2 kali (lengkap)
g. Riwayat KB yang lalu : KB Suntik 3 bulan
h. Rencana KB : Belum direncanakan
i. Obat yang dikonsumsi : Tablet tambah darah
6. Riwayat Kesehatan yang Lalu/ Penyakit yang Pernah Diderita

Ibu tidak pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes, asma,jantung

7. Riwayat Sosial Budaya


a. Status perkawinan : Nikah 1 kali, selama 8 tahun.
b. Dukungan keluarga : Keluarga sangat mendukung kehamilan ini
c. Respon ibu dan keluarga : Ibu senang dengan kehamilannya.
d. Pengambilan keputusan : Suami
e. Kebiasaan Hidup Sehat : Ibu tidak merokok ataupun minum minuman keras
8. Pola kebiasaan
a) Nutrisi
Komposisi : nasi, lauk pauk, sayur
Makan terakhir : tanggal 05-02-2013, pukul 07.30 WITA
b) Eliminasi
BAB terakhir : tanggal 05-02-2013, pukul 05.00 WITA
BAK Terakhir : tanggal 05-02-2014, pukul 08.00 WITA
B. DATA OBYEKTIF (O)
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmetis
c. TB/ BB : 154 cm/ 55 kg
d. LILA : 25 cm
e. Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 37°C
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Warna rambut hitam.bersih tidak ada oedema.
Muka : Tidak pucat.ada cloasma gravidarum,tidak ada oedema.
Mata : Konjungtiva merah muda,sklera putih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran vena jugularis.
Payudara :Bentuk simetris ka/ki, papila mamae menonjol ka/ki, areola mamae
hyperpigmentasi,tidak ad luka bekas operasi,tidak ada benjolan.Colostrm +/+.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi
Leopold I : TFU 30 cm, teraba lunak, tidak melenting (bokong) pada Fundus
Leopold II : Teraba keras seperti papan (punggung kanan)
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (presentasi kepala)
Leopold IV : Kepala masuk PAP 3/5 bagian
PBBJ : 2945 gram
Auskultasi : DJJ (+) frekuensi 136 kali/menit
His 2x dalam 10 menit lamanya 25 detik

Genitalia : Tidak ada pengeluaran,tidak ada varises, tidak ada oedema

Ekstermitas

Atas : Tidak Oedem

Bawah : Tidak oedem, tidak ada varices, reflek patella ada(+/+)

3. Pemeriksaan dalam
Tanggal 5 Februari 2013 pukul 09.00 WITA
VT Ø 1 cm, eff 25 %, ket (-), teraba kepala, Penurunan kepala HI , lakmus (+)
C. ANALISA (A)
G3P20002, Hamil 38-39 minggu Tunggal, Hidup, Intrauterin, presentasi kepala, Keadaan janin
dan ibu baik dengan KPD
D. PENATALAKSANAAN (P)
Tanggal : 5 Februari 2013
Waktu : 09.00 WITA
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan ibu dan
janin baik namun oleh karena ketuban sudah keluar selama 6 jam ibu harus segera dibawa
ke RSUD dr. Soedjono Selong untuk mendapatkan perawatan selanjutnya. Ibu mengerti
dengan keadaannya.
2. Memfasilitasi ibu untuk inform consent. Inform consent di tanda tangani.
3. Menganjurkan ibu atau keluarga untuk memberi makanan yang lunak atau minuman yang
manis-manis seperti air gula sehingga dapat menambah tenaga ibu. Ibu bersedia melakukan
semua yang telah dianjurkan.
4. Memasang Infus RL 21 tpm.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat selama dilakukan observasi lanjut.
6. Mempersiapkan hal-hal yang di butuhkan untuk merujuk yaitu BAKSOKU dan alat
resusitasi bayi untuk persiapan merujuk
B. Oligohidramnion
1. Pengertian
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang
dari 500 cc.
Oligohidramnion adalah kondisi di mana cairan ketuban terlalu sedikit, yang didefinisikan
sebagai indeks cairan amnion (AFI (amniotic fluid index)) di bawah persentil atau kurang dari
5 cm. Volume cairan ketuban meningkat selama masa kehamilan, dengan volume sekitar 30 ml
pada 10 minggu kehamilan dan puncaknya sekitar 1 L di 34-36 minggu kehamilan.
2. Patofisiologis
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan
gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan
ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki
bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah
yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak
tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru
hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan
pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang
menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya
cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
1. Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang
lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
2. Tidak terbentuk air kemih
3. Gawat pernafasan,

oligohidramnion dapat menjadi tanda ada kelainan pada saluran pengeluaran atau saluran
kemih janin. Jika saluran kemih janin di dalam kandungan tidak berfungsi dengan baik,
kemungkinan besar air ketuban yang ada jumlahnya akan menjadi sedikit. Keringnya ketuban
berarti janin tidak mengeluarkan air ketuban yang ditelannya sebagai urin. Berbeda dengan kasus
kelebihan air ketuban yang berarti janin mengalami gangguan pada saluran cernanya

3. Komplikasi
- Trimester I
Pada 3 bulan awal kehamilan bisa menyebabkan kompresi organ janin. Kondisi ini bisa membuat
janin lahir cacat hingga keguguran dan kelahiran prematur.
- Trimester II
Oligohidramnion dapat menyebabkan komplikasi berat seperti lahir prematur, pertumbuhan janin
lambat, dan pembatasan pertumbuhan intrauterin.
- Mendekati kelahiran :
Saat mendekati kelahiran hingga masa persalinan, oligohidramnion dapat menyebabkan komplikasi
seperti:
1. Posisi bayi sungsang karena tingkat cairan amniotik yang tidak mencukupi bisa membatasi gerakan
bayi.
2. Bayi merasa tertekan sehingga melepaskan meconium (tinja saat di rahim), hal ini bisa tercampur
dengan ketuban dan dapat menyebabkan masalah pernapasan pada bayi.
3. Kompresi tali pusat yang menyebabkan penurunan denyut jantung, akumulasi karbondioksida
dalam darah, dan kerusakan otak pada bayi.
4. Dampak
a. Terhadap bayi
1. Resiko cacat lahir
Ketika oligohidramnion terjadi pada trimester pertama maka resiko pada janin
memang menjadi sangat besar. Salah satunya adalah masalah cacat lahir yang bisa
menyebabkan bayi lahir dengan organ fisik yang tidak lengkap, bayi tidak memiliki
organ dalam yang lengkap dan masalah fisik seperti kaki bengkok dan jenis cacat
lain. Semua ini terjadi karena pada masa trimester pertama maka pertumbuhan
janin harus terjadi dengan lengkap. Dan kekurangan cairan amnion
menyebabkan bayi tidak menerima nutrisi yang dibutuhkan dan juga adanya resiko
warisan cacat genetik
2. Kelahiran prematur
Ketika ibu hamil mengalami oligohidramnion maka juga bisa mengalami
persalinan prematur. Persalinan prematur terjadi karena cairan ketuban sudah
berkurang terus menerus sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Lahir
prematur bisa menyebabkan resiko lain termasuk pertumbuhan organ dalam bayi
yang belum sempurna, bentuk organ fisik bayi yang belum sempurna dan resiko
komplikasi setelah dilahirkan.
3. Bayi mengalami henti tumbuh
Kemudian masalah yang lain adalah ketika bayi tidak bisa mendapatkan oksigen
dan nutrisi lain yang dibutuhkan. Hal ini bisa menyebabkan bayi tidak bisa
mendapatkan pertumbuhan yang seharusnya. Masalah ini juga bisa dipicu karena
adanya kompresi pada tali pusar sehingga bayi tidak mendapatkan oksigen dan
nutrisi. Pembatasan pertumbuhan pada bayi bisa membuat bayi lahir dengan berat
badan yang rendah, bayi lahir dengan cacat fisik dan berbagai masalah cacat organ
tubuh yang lain
b. Terhadap ibu
Dampak kekurangan air ketuban juga bisa meningkatkan risiko komplikasi saat
persalinan. Ketika cairan amnion semakin rendah maka dokter bisa memberikan
pertimbangan untuk melakukan tindakan caesar. Tindakan ini dilakukan untuk
membantu menyelamatkan ibu dan janin dalam kandungan. Persalinan caesar bisa
memberi dampak yang kurang baik untuk ibu termasuk trauma dan rasa sakit
berlebihan setelah persalinan.
 Tinjauan Kasus

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

NY A UMUR 24 TAHUN G1P00000 USIA KEHAMILAN 37 MINGGU DENGAN


OLIGOHIDRAMNION

Tanggal di data : 22 Maret 2010

Jam : 10.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama : Ny. A Nama suami : Tn. T
Umur : 24 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/angsa : Bengkulu/Indonesia Suku/angsa : Bengkulu/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : PNS
Alamat : Jln.Semangka RT 12
2. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri di perut ketika janin bergerak, perut ibu tidak membesar sesuai umur
kehamilan.
4. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 14 Tahun,lamanya 7 hari, konsistensi cair dan
menggumpal, Siklus 28 hari, jumlah cairan yang keluar normal, dan tidak ada disminorhoe.
5. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya,usia kehamilan 37 minggu ibu sering memeriksakan
kehamilannya ke bidan teratur sesuai jadwal ,ibu merasakan gerakan janin pertama kali umur
kehamilan 20 minggu.
Keluhan selama hamil :

TM I : Mual, muntah, nafsu makan kurang

TM II : Tidak ada
TM III : sering kencing

6. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular dan menahun.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit DM, Jantung, Hemofili dan tidak ada keturunan
kembar.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak sedag menderita penyakit DM, Jantung , Hipertensi dan Asma.
7. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah ber-KB
8. Riwayat pernikahan
Pernikahan : Pertama
Lama pernikahan : 2 Tahun
Usia saat menikah : 22 tahun
9. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
- Nutrisi
Makan : Ibu mengatakan nafsu makan Baik, makan 3-4 kali/hari, jenis makanan nasi putih,
Sayur, lauk, Pauk, Buah, Porsi makan menu seimbang.
Minum : Ibu mengatakan minum ± 10 Gelas /hari ,jenis minuman air putih, susu, teh.
- Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan biasa BAB 1 kali/sehari, konsistensi lembek, warna kuning, bau
khas
BAK : Ibu mengatakan biasa BAK <6 kali/sehari, warna kuning,bau khas
- Istirahat/ tidur
Ibu biasa tidur siang 1-2 jam, malam 7-8 jam.
- Personal Hygiene
Ibu biasa mandi 2 x sehari, mencuci rambut 3 x seminggu, menggosok gigi 2 x sehari, ganti
pakaian dalam 3 x sehari.
- Aktivitas
Pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu dan mencuci.
- Seksual
Ibu mengatakan hubungan seksual dengan suami 1 kali dalam seminggu.
- Kebiasaan yang dapat mempengaruhi kehamilan
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah meminum jamu, meminum alkohol, dan
merokok.
10. Keadaan Psikososial Spiritual
Ibu mengatakan sangat senang akan kehamilannya, hubungan dengan suami
harmonis, hubungan isteri dengan keluarga harmonis, ibu taat beribadah menjalankan shalat 5
waktu
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 X/ menit
RR : 20 X/ menit
Suhu : 37º C
LILA : 24 cm
BB sebelum hamil : 50 kg
BB sekarang : 56 kg
TB :160 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Warna rambut hitam.bersih tidak ada oedema.
Muka : Tidak pucat.ada cloasma gravidarum,tidak ada oedema.
Mata : Konjungtiva merah muda,sklera putih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran vena jugularis.
Payudara :Bentuk simetris ka/ki, papila mamae menonjol ka/ki, areola mamae
hyperpigmentasi,tidak ada luka bekas operasi,tidak ada benjolan, Colostrm (-).
Abdomen : Pembesaran lebih kecil dari umur kehamilan,tidak ada luka bekas operasi,ada linea
lipidae,dan striae nigra.
Leopold I : TFU (3 jari bawah PX) teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting.
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian yang memanjang dari atas ke bawah
dan bagian kiri perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin
Leopold III : Pada bagian bawah teraba bagian besar, keras, melenting dan dapat
digoyangkan.
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP
DJJ : (+) 155 x/menit

Genitalia: Tidak ada pengeluaran,tidak ada varises, tidak ada oedema

Ekstermitas

Atas : Tidak Oedem

Bawah : Tidak oedem, tidak ada varices, reflek patella ada(+/+)

3. Pemeriksaan Penunjang

USG (23 maret 2010) hasil:

a. Gravida tunggal, hidup


b. Letak kepala
c. Plasenta di fundus
d. AFI (Amnion Fluid Indeks) 4 cm
e. UK berdasarkan geometri janin 37-38 mgu
C. ANALISA
G1P00000 umur kehamilan 37 minggu, janin tunggal hidup, intra uterin, presentasi kepala,
dengan oligohidramnion.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil Pemeriksaan saat ini: TD 120/80 mmhg, Pembesaran rahim ibu tidak
sesuai dengan usia kehamilan, hal tersebut dikarenakan jumlah cairan ketuban ibu sedikit
sesuai dengan hasil USG → Ibu telah mengetahui hasil periksaan saat ini
2. Menjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perkerjaan yang terlalu berat
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat " Ibu akan mengikuti saran bidan untuk banyak
istirahat
4. Membuat dan memberikan surat rujukan pasien ke rumah sakit untuk
dilakukan tindakan amniosintesis → Ibu telah mendapat surat rujukan ke rumah sakit untuk
dilakukan tidakan amniosintesis
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan persalinan di rumah sakit → Ibu akan mengikuti saran
bidan untuk bersalin di rumah sakit
C. Polihidramnion
1. Pengertian
Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah keadaan dimana air ketuban
melebihi 2000 ml.
Hidramnion akut adalah penambahan air ketuban secara mendadak dan cepat dalam
beberapa hari, biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke 5 dan ke 6.
Hidramnion kronis adalah penambahan air ketuban secara perlahan-lahan, biasanya terjadi
pada kehamilan lanjut. Diagnosis pasti bisa didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi
(USG). Insidensi hidramnion adalah 1% dari semua kehamilan.
2. Patofisiologi
Dibawah kondisi fisiologis terdapat keseimbangan dinamis antar produksi dan reabsorbsi
cairan amnion. Jumlah cairan dipengaruhi oelh urinisasi janin dan produksi cairan paru
janin. Cairan amnion diserap dengan cara ditelan oleh janin dan penyerapan intramembran
dan intravascular.gangguan keseimbangan dapat menyebabkan gangguan fungsi menelan
datau meningkatnya urinasi dan menyebkan polihidramnion.

Polihidramnion dihasilkan dari klebihan produksi cairan amnion atau gangguan dalam
pemindahan cairan dari rongga amnion. Penyebab dapt dibagi menjadi berasal dari ibu
ataupun dari janin. Penyebab polihidramnion utama dari ibu adalah diabetes mellitus,
dimana berkontribusi hingga 25% dari kasus. Penyebab yang pasti pada diabetes ibu
tampaknya pada peningkatan gradient osmotic pada aliran darah janin dan plasenta
disebaban hiperglikemia.

Penyebab yang berasal dari janin dapat dibagi menjadi dua kategori : gangguan neurologi
pada mekanisme menelan pada janin dan obstruksi mekanik atau gangguan menelan dan
penyerapan sistem gastrointestinal. Gangguan neurologi pada mekanisme menelan dan
kemungkinan hambatan daru mekanisme regulasi homeostatis cairan amnion, bisa
diakibatkan kelainan kongenital seperti pada aneuploidy atau kelainan neuromuscular atau
kondisi-kondisi didapat seperti infeksi virus uterus yang bermanifestasi pada sistem saraf
pusat. Penyebab paling umum adalah obstruksi mekanin pada menelan, seperti atresia
esophagus atau usus atau obstruksi pada saluran gastrointestinal oleh massa intraabdomen.
3. komplikasi
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi termasuk:
- Kelahiran prematur.
- Posisi bayi yang sungsang.
- Tali pusar yang keluar mendahului bayi saat persalinan.
- Perdarahan yang parah pasca-melahirkan.
- Plasenta yang terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan karena ukuran rahim yang
menyusut secara drastis seiring berkurangnya air ketuban.
- Infeksi saluran kemih pada sang ibu akibat peningkatan tekanan pada saluran kemih.
- Hipertensi selama kehamilan.
- Bayi terlahir dalam keadaan mati (stillbirth).
4. Dampak
a. Terhadap Ibu
Untuk sang ibu, di antara dampaknya yakni persalinan jadi lebih lama, kontraksi
prematur yang menyebabkan kelahiran prematur, pemisahan prematur plasenta dari
dinding rahim, air ketuban pecah dini, ibu sulit bernapas, perdarahan tidak terkendali
setelah persalinan.
b. Terhadap Bayi
Sedangkan pada bayi bisa menyebabkan kelainan bawaan atau cacat lahir, ukuran atau
posisi abnormal yang menyebabkan kesulitan posisi persalinan, posisi tali pusar jadi
tidak tepat yang bisa membuat tali pusar terperangkap pada janin, dan mengakibatkan
pasokan oksigen berkurang. Kondisi ini lebih berbahaya dan bisa mengakibatkan
kematian.
 Tinjauan kasus

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

NY Z UMUR 25 TAHUN G1P00000 USIA KEHAMILAN 28 MINGGU DENGAN


POLIHIDRAMNION

Tanggal di data : 2 Maret 2019

Jam : 10.00 WIB

I. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Klien : Ny. Z Nama Suami : Tn. Y
Umur : 25 thn Umur : 30 thn
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat Rumah : Idi Rayeuk Alamat : Idi Rayeuk
2. Keluhan utama
Sering sesak, nyeri pada ulu hati, nyeri pada perut jika ditekan, Perut sering tegang
3. Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali haid pada usia 14 Tahun,lamanya 7 hari, konsistensi cair dan
menggumpal,Siklus 28 hari,jumlah cairan yang keluar normal,dan tidak ada disminorhoe.
4. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya,usia kehamilan 28 minggu ibu sering memeriksakan
kehamilannya ke bidan teratur sesuai jadwal ,ibu merasakan gerakan janin pertama kali umur
kehamilan 20 minggu.
Keluhan selama hamil:
TM I : Mual, muntah, nafsu makan kurang
TM II : Tidak ada
5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular dan menahun.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit DM, Jantung, Hemofili dan tidak ada keturunan
kembar.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak sedag menderita penyakit DM, Jantung , Hipertensi dan Asma.
6. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelumnya pernah menjadi akseptor KB suntik 3 bulan selama ±2 tahun
7. Riwayat pernikahan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertamanya , lama pernikahan 2 tahun, usia saat
menikah 22 tahun.
8. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
- Nutrisi
Makan :Ibu mengatakan nafsu makan Baik, makan 3-4 kali/hari, jenis makanan nasi putih,
Sayur, lauk, Pauk, Buah, Porsi makan menu seimbang.
Minum :Ibu mengatakan minum ± 10 Gelas /hari ,jenis minuman air putih, susu, teh.
- Eliminasi
BAB :Ibu mengatakan biasa BAB 1 kali/sehari, konsistensi lembek, warna kuning, bau
khas
BAK :Ibu mengatakan biasa BAK <6 kali/sehari, warna kuning,bau khas
- Istirahat/ tidur
Ibu biasa tidur siang 1-2 jam, malam 7-8 jam.
- Personal Hygiene
Ibu biasa mandi 2 x sehari, mencuci rambut 3 x seminggu, menggosok gigi 2 x sehari, ganti
pakaian dalam 3 x sehari.
- Jenis kegiatan
Pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu dan mencuci.
- Seksual
Ibu mengatakan hubungan seksual dengan suami 1 kali dalam seminggu.
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaraan : Compos Mentis
TTV :
TD : 120/80 mmhg
Nadi : 82x/mnt
S : 36,20C
RR : 18x/mnt
TB : 157 cm
BB : 65 kg
Sebelum hamil: 53 kg
Selama hamil : 12 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : warna rambut hitam, bersih tidak ada oedema.
Muka : tidak pucat.ada cloasma gravidarum,tidak ada oedema.
Mata : Konjungtiva merah muda,sklera putih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak
ada pembesaran vena jugularis.
Payudara :Bentuk simetris ka/ki, papila mamae menonjol ka/ki, areola mamae
hyperpigmentasi,tidak ad luka bekas operasi,tidak ada benjolan.Colostrm +/+.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, lebih besar dari usia kehamilan, tegang, striae terlihat
jelas dan umbilikus mendatar.
Leopold I : TFU : 2 jari di bawah PX, McD = 32 cm, Sulit teraba.
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian yang memanjang dari atas ke bawah
dan bagian kiri perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin
Leopold III : Pada bagian bawah teraba bagian besar, keras, melenting dan dapat
digoyangkan
Leopold 4 : Konvergen.
DJJ : 132x/menit, teratur, intensitas lemah.
Genitalia : Tidak ada pengeluaran,tidak ada varises, tidak ada oedema
Ekstermitas
Atas : Tidak Oedem

Bawah : Tidak oedem, tidak ada varices, reflek patella ada(+/+)

3. Pemeriksaan penunjang: hasil USG tanggal 2 Maret 2019 :


- Usia kehamilan 28 minggu
- Janin hidup ---› DJJ 148x/menit, tunggal, intra uterin, presentasi kepala
- Jenis kelamin perempuan
- TBF 2400 gr
- Letak placenta di fundus
- ICA: 3000 cc
III. Analisa Data
G1P00000 usia kehamilan 28 minggu dengan polyhidramnion.
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil Pemeriksaan saat ini: TD 120/80 mmhg, Pembesaran rahim ibu tidak
sesuai dengan usia kehamilan, hal tersebut dikarenakan jumlah cairan ketuban ibu berlebih
sesuai dengan hasil USG ibu pada tanggal 2 Maret 2016 yaitu sebanyak 3000 cc → Ibu telah
mengetahui hasil periksaan saat ini
2. Menganjurkan ibu untuk mengarangi konsumsi garam → Ibu akan mengikuti saran bidan
untuk mengurangi konsumsi garam
3. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat " Ibu akan mengikuti saran bidan untuk banyak
istirahat
4. Membuat dan memberikan surat rujukan pasien ke rumah sakit untuk
dilakukan tindakan amniosintesis → Ibu telah mendapat surat rujukan ke rumah sakit untuk
dilakukan tidakan amniosintesis
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan persalinan di rumah sakit → Ibu akan mengikuti saran
bidan untuk bersalin di rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba.2010.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta:EGC

Saifuddin.2010.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Manuaba.2012.Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.Jakarta:EGC

Prawirohardjo, Sarwono.2009.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:PT. Bina


Pustaka

Rukiyah, Ai Yeyeh dkk.2009.Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).Jakarta: Trans Info


media

Nugroho, Taufan.2010.Buku Ajar Obstetri.Yogyakarta:Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai