Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL THINKING DAN CRITICAL REASSONING

DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

LAELIMUSFIROH S.SiT,M. Keb


BERPIKIR KRITIS / CRITICAL THINKING
• Berpikir adalah merupakan aktivitas mental untuk
dapat merumuskan pengertian, mensintesis, dan
menarik kesimpulan
• Berpikir kritis sebuah proses yang terarah dan jelas
yang digunakan dalam kegiatan mental,
kemampuan berpendapat dengan cara terorganisir,
kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis
bobot pendapat pribadi dan orang lain
CIRI-CIRI BERFIKIR KRITIS

1. Mengenal secara rinci bagian-bagian dari satu keputusan


2. Pandai mendeteksi permasalahan
3. Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak
relevan
4. Mampu membedakan fakta dengan fiksi atau pendapat
5. Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis
6. Dapat membedakan antara kritik yang membangun dan
merusak
4. Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data
yang telah tersedia dengan data yang diperoleh dari
lapangan
5. Mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia
6. Dapat membedakan konklusi yang salah dan tepat
terhadap informasi yang diterima
7. Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada
dan terseleksi
3 ASPEK BERFIKIR KRITIS

1. Mengidentifikasi hal penting yang sedang


dibahas
2. Merekonstruksi argumen
3. Mengevaluasi argumen yang direkonstruksi
BENTUK-BENTUK BERFIKIR KRITIS

a. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan


sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya
b. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu
secara teratur dan cermat
c. Berpikir austik adalah cara seseorang melarikan diri dari kenyataan,
dan melihat hidup sebagai gambaran-gambaran fantasi
d. Berpikir realistik adalah Berpikir dalam rangka menyesuaikan diri
dengan dunia
e. Berpikir realistik adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri
dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar (reasoning).
CONTOH KEMAMPUAN
BERFIKIR KRITIS

 Membanding dan membedakan


 Membuat kategori
 Meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan
 Menerangkan sebab
 Membuat sekuen / urutan
 Menentukan sumber yang dipercayai
 Membuat ramalan
CRITICAL REASONING
merupakan proses berpikir untuk memberi makna dari suatu temuan
klinik (Higgs J., Jones M.,1995; University of Washington, 2005).
Setiap tindakan yang dilakukan seorang dokter seperti menentukan
diagnosis, pilihan terapi, atau membuat prognosis merupakan hasil dari
proses pemahaman terhadap fenomena masalah kesehatan.
Dalam proses pemahaman yang terjadi pada manusia, bagian vital yang
diperlukan adalah cara berpikir logis dan berpikir kritis (Jenicek M., 2006).
Hal ini disebabkan banyaknya faktor yang harus menjadi pertimbangan
seorang dokter sebelum  membuat suatu keputusan klinik
Metode yang digunakan dalam clinical reasoning antara lain hipotetico-
deductive, algoritma, pattern recognition serta gejala dan tanda
patognomonis. Pada prakteknya proses berpikir heuristic lebih sering
digunakan oleh karena pertimbangan efektivitas biaya dan waktu.
Kelemahan dari proses berpikir heuristic adalah adanya kemungkinan
terjadinya bias kognitif yang dapat mempengaruhi kesimpulan yang
dihasilkan (Round A., 2000; Kee F, Bickle I., 2004). Proses berpikir
seperti itu memerlukan pemahaman yang mendalam dari pengetahuan dan
pengalaman terhadap masalah klinik. Berpikir kritis menjadi strategi yang
diperlukan dalam  clinical reasoning untuk menghindari penyimpangan
proses berpikir.

Anda mungkin juga menyukai