BERPIKIR KRITIS / CRITICAL THINKING • Berpikir adalah merupakan aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian, mensintesis, dan menarik kesimpulan • Berpikir kritis sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental, kemampuan berpendapat dengan cara terorganisir, kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan orang lain CIRI-CIRI BERFIKIR KRITIS
1. Mengenal secara rinci bagian-bagian dari satu keputusan
2. Pandai mendeteksi permasalahan 3. Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan 4. Mampu membedakan fakta dengan fiksi atau pendapat 5. Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis 6. Dapat membedakan antara kritik yang membangun dan merusak 4. Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah tersedia dengan data yang diperoleh dari lapangan 5. Mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia 6. Dapat membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang diterima 7. Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi 3 ASPEK BERFIKIR KRITIS
a. Berfikir alamiah adalah pola penalaran yang berdasarkan kebiasaan
sehari-hari dari pengaruh alam sekelilingnya b. Berpikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sarana tertentu secara teratur dan cermat c. Berpikir austik adalah cara seseorang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambaran-gambaran fantasi d. Berpikir realistik adalah Berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia e. Berpikir realistik adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata, biasanya disebut dengan nalar (reasoning). CONTOH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS
Membanding dan membedakan
Membuat kategori Meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan Menerangkan sebab Membuat sekuen / urutan Menentukan sumber yang dipercayai Membuat ramalan CRITICAL REASONING merupakan proses berpikir untuk memberi makna dari suatu temuan klinik (Higgs J., Jones M.,1995; University of Washington, 2005). Setiap tindakan yang dilakukan seorang dokter seperti menentukan diagnosis, pilihan terapi, atau membuat prognosis merupakan hasil dari proses pemahaman terhadap fenomena masalah kesehatan. Dalam proses pemahaman yang terjadi pada manusia, bagian vital yang diperlukan adalah cara berpikir logis dan berpikir kritis (Jenicek M., 2006). Hal ini disebabkan banyaknya faktor yang harus menjadi pertimbangan seorang dokter sebelum membuat suatu keputusan klinik Metode yang digunakan dalam clinical reasoning antara lain hipotetico- deductive, algoritma, pattern recognition serta gejala dan tanda patognomonis. Pada prakteknya proses berpikir heuristic lebih sering digunakan oleh karena pertimbangan efektivitas biaya dan waktu. Kelemahan dari proses berpikir heuristic adalah adanya kemungkinan terjadinya bias kognitif yang dapat mempengaruhi kesimpulan yang dihasilkan (Round A., 2000; Kee F, Bickle I., 2004). Proses berpikir seperti itu memerlukan pemahaman yang mendalam dari pengetahuan dan pengalaman terhadap masalah klinik. Berpikir kritis menjadi strategi yang diperlukan dalam clinical reasoning untuk menghindari penyimpangan proses berpikir.