Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.S G4P2A1 HAMIL ATERM +INPARTU


KALA 1 FASE LATEN + PRE EKLAMPSIA
DI RUANG IGD PONEK RSUD AMPANA

DOSEN: Ibu Mardiani Mangun, S.SiT.,M.PH

Oleh:
Asyiami Suwati (PO7124322026)
Aulia Kusumasari (PO7124322034

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
PRODI S.TR KEBIDANAN
2022/2023
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S G4P2A1 HAMIL ATERM +
INPARTU KALA 1 FASE LATEN + PRE EKLAMPSIA DI RUANG IGD
PONEK RSUD AMPANA

Hari/Tanggal : Selasa, 24 Desember 2022


Tempat : Ruang IGD PONEK RSUD. Ampana
Pukul : 14.37 WITA
RM : 15 52 02
Judul kasus : Ny. S G4P2A1 Hamil Aterm + inpartu kala 1 fase laten + Pre eklampsia

A. Teori Medis
a) Pengertian preeklamsi
Preeklamsia adalah sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan
tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ, misalnya
kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar protein pada urine-
dengan pendekatan Antenatal Care. Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah
usia kehamilan 20 minggu pada dua kali pemeriksaan selang 4 jam dengan
tes celup urin proteinuria +1 atau pemeriksaan pemeriksaan protein
kuantitatif > 300 mg/24 jam.
b) Etiologi
Penyebab pre-eklamsia saat ini tidak diketahui secara pasti, semuanya
didasarkan pada teori yang dihubungkan dengan kejadian sehingga pre-
eklamsia disebut juga disease of theory. Faktor – faktor yang berperan yaitu
faktor prostasiklin dan tromboksan, faktor imunologis dan faktor genetik.
Faktor dari ibu primigravida dimana 85% pre-eklamsia terjadi pada
kehamilan pertama. Pre-eklamsia juga bisa disebabkan karena distensi
Rahim berlebih yaitu berupa hidramnion dan gemeli (Rahyani, 2020).
c) Patofisiologi
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah yang disertai dengan
retensi air dan garam. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
glomerolus. Pada beberapa kasus, lumen aretriola sedemikan sempitnya
sehingga nyata dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di
dalam tubuh mengalami spasme maka tekanan darah akan naik, sebagai
usaha untuk mengatasai kenaikan tekanan perifer agar oksigen jaringan
dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang

1
disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstisial
belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi
perubahan pada glomerolus.

Vosokontriksi merupakan dasar patogenesis preeklampsia yang dapat


menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan
hipertensi. Adanya vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada
endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran arteriola
disertai perdarahan mikro tempat endotel.

Pada pre eklampsia serum antioksidan kadarnya menurun dan plasenta


menjadi sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita
hamil normal, serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril
yang berperan sebagai antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak
beredar dalam aliran darah melalui ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini
akan sampai kesemua komponen sel yang dilewati termasuk selsel endotel
tersebut. Rusaknya sel-sel endotel tersebut akan mengakibatkan antara lain ;
adhesi dan agregasi trombosit, gangguan permeabilitas lapisan endotel
terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, thromboksan dan serotonin
sebagai akibat rusaknya trombosit. Produksi tetrasiklin terhenti,
terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia
plasenta akibat konsumsi oksigen dan perioksidase lemak (Indrieni, 2020).
d) Pengerian Intra Natal Care (INC)
Asuhan intra Natal Care merupakan asuhan atau pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan. Asuhan intranatal yang dilakukan sesuai standar, dapat
membantu menunrunkan angka kematian ibu dan bayi akibat perdarahan.
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan, disusul dengan pelepasan dan pengeluaran plasenta
serta selaput janin dari tubuh ibu.
e) Tahapan persalinan
1. Kala 1 (Kala Pembukaan )
Kala 1 disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10cm ). Pada permulaan
his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga
parturient masih dapat berjalan-jalan (manuaba, 1988). Proses
pembukaan serviks sebagai akibat his dibagi menjadi 2, yaitu :

2
a. Fase laten
Berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai
mencapai ukuran diameter 3 cm. fase laten merupakan periode waktu
dari awal persalinan hingga ketitik ketika pembukaan mulai sejak
kontraksi muncul hingga pembukaan tiga sampai empat sentimeter
atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam,. Selama fase
ini presentasi mengalami penurunan sedikit hingga sama sekali.
b. Fase aktif
Berlangsung selama 7 jam serviks membuka 4 cm sampai 10 cm
kontraksi lebih dan sering. Dibagi 3 fase :
 Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 4 cm sampai
menjadi 4 cm.
 Fase dilaktasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
 Fase deselarasi, pembukaan menjadi lambat sekali, dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

3
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas klien
Nama :Ny.S
Umur :29 tahun
Agama :Islam
Suku/Bangsa : Baree/Indonesia
Pendidikan : Smp
Pekerjaan :IRT
Alamat : Desa Bambu

Penanggung jawab
Nama :Tn. A
Status : Suami
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : baree/Indonesia
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Bambu
2. Keluhan Utama
Nyeri perut bagian bawah tembus belakang sejak jam 05.00 subuh keluar lendir
darah dari jalan lahir

3. Riwayat psikososial
Status perkawinan : menikah
Kawin : 1 kali, umur ibu 19 tahun, umur suami 24 tahun
Lamanya : 10 tahun, anak : 2 orang
Kehamilan ini direncanakan/ diinginkan

4
4. Riwayat Haid
a. Menarche umur :12 tahun
b. Siklus :28 hari
c. Teratur/tidak :Teratur
d. Lamanya :3-4 hari
e. Bayaknya :2-3 kali ganti pembalut / hari
f. Dismenorhoe :Tidak
g. HPHT : Lupa
h. Taksiran Partus :-
i. Usia kehamilan : Aterm

5. Riwayat Obstetri

Tempat anak
Jenis
no persalinan- Tahun Kehamilan Penyulit
persalinan
penolong Jenis
BBL Keadaan
kelamin
1 PKM/bidan 2013 aterm normal - Perempuan lupa Sehat

2 Pkm/ bidan 2017 aterm normal - Laki-laki lupa Sehat


3 Abortus 2022
4 HAMIL SEK A R ANG

6. Riwayat Keluarga Berencana


suntik KB 3 bulan
7. Riwayat Kesehatan
a. Ibu
Tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, penyakit
menular seksual seperti sifilis, HIV/AIDS, penyakit keturunan seperti asma, ,
jantung dan diabetes mellitus, namun ibu memiliki riwayat penyakit hipertensi
b. Keluarga

5
Tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, penyakit
menular seksual seperti sifilis, HIV/AIDS, Namun ada penyakit keturunan ,
hipertensi, dalam keluarga.

8. Riwayat Kehamilan Sekarang


G 4P2 A1
a. ANC Trimester I : Mual, Muntah
b. ANC Trimester II : Mual, Pusing
c. ANC Trimester III : nyeri ulu hati, Pusing-Pusing

9. Pola Kegiatan sehari- hari


a. Nutrisi

a) Makanan
- Jenis yang dikonsumsi : Nasi, sayur timun, labu, wortel, daun
singkong, ditambah daun katuk, telur
rebus, ikan, ayam, pepaya, pisang,
semangka, nanas
- Frekuensi : 3x sehari
- Porsi : ± 1-2 piring
- Pantangan : Tidak ada
- Masalah : Tidak ada
b) Minuman
- Jenis yang dikonsumsi: Air putih, sirup,susu ibu hamil, teh
- Frekuensi : ± 12x sehari
- Porsi : 1 gelas
- Pantangan : Tidak ada
- Masalah : Tidak ada

b.Eliminasi
a) BAB
- Frekuensi : 1x sehari

6
- Konsistensi : Lembek
- Warna : Kuning kecoklatan

b) BAK
- Frekuensi : 4-6x sehari
- Warna : Kuning jernih
- Bau : Khas (pesing)

c. Personal Hygiene
a) Frekuensi mandi : 2x sehari
b) Frekuensi Gosok gigi : 3x sehari
c) Frekuensi ganti pakaian : Ibu mengganti celana dalam
apabila merasa lembab atau
basah

d. Aktifitas
1) Sebelum hamil
Ibu masih bisa melakukan pekerjaan rumah seperti biasa memasak,
mencuci dan menyapu
2) Saat hamil
Ibu masih mulai sulit untuk melakukan pekerjaan rumah seperti biasa
memasak, mencuci dan menyapu serta ibu mengurangi pekerjaan yang
berat-berat

e. Pola istrahat dan tidur


Ibu tidur siang mulai pukul 14.00 sampai 16.00 Wita dan tidur malam
mulai pukul 22.00 sampai 05.00 Wita ,ibu tidak mempunyai gangguan
tidur

7
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Berat badan
Sebelum hamil : 60 kg
Saat hamil : 77 kg
d. Tinggi badan : 155 cm
e. LILA : 25 cm
f. Tanda-tanda vital
1) TD : 160/100 mmHg
2) Nadi : 109 x/m
3) Suhu : 36,60c
4) Respirasi : 22 x/menit
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
1) Kepala : kepala tidak terdapat benjolan dan rambut bersih
2) Muka : tidak ada oedem dan ekpresi wajah Nampak meringis
dan cemas
3) Mata : conjongtiva Nampak merah muda dan sclera berwarna
putih
4) Telinga : Telinga tampak simetris, tidak tampak serumen
dan peradangan
5) Hidung : Nampak simetris kiri dan kanan

6) Mulut :Mukosa bibir tidak pucat Tidak ada sariawan, lidah


tampak bersih dan tidak ada caries gigi
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
8) Dada : simetris kiri dan kanan

8
9) Payudara : ada pembesaran, puting susu menonjol, simetris kanan
kiri, tidak ada benjolan dan ada pengeluaran asi

10) Perut : pembesaran perut sesuai umur kehamilan tidak terdapat


bekas luka operasi dan terdapat linea nigra
11) Tungkai : Tidak tampak varises dan terdapat odeam
12) Genetalia : tidak ada luka parut pada perineum, tidak ada varices
dan tidak ada pembengkakan pada kelnjar bartholini
b. Palpasi
1) Abdomen
a) Leopold I : TFU 33 cm teraba 2 jari bawah px

b) Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba keras (PU-KI)


pada bagian kanan ibu teraba bagian terkecil janin
c) Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba bagian bulat,
keras, melenting ( pres-kep)
d) Leopold IV : Pada bagian terbawah janin sudah masuk PAP

2) TBJ : TFU (33 cm) -11 x 155 = 3410 gram


c. Auskultasi
DJJ (+) , terdengar jelas dan irama teratur, frekuensi 152x/menit
d. Perkusi
1) Refleks Patella : Kiri / Kanan , (+) / (+)
e. Pemeriksaan dalam
f. Vagina : tidak ada kelainan
Portio : lunak, tipis pembukaan 3 cm, portio ketuban utuh (+)
kepala H1
Pelepasan : lendir, darah

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 23 desember 2022
a. hemoglobin : 12,g/dL
b. Golongan darah : O

9
c. Protein uria : + (Positif 1)
d. Glukosa sewaktu : 81
Pemeriksaan USG dipoli KIA RSUD AMPANA Pada tanggal 22
desember 2022
Hasil : janin tunggal hidup, djj (+), hamil 36 minggu 5 hari,
presentasi kepala

C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan : G4P2A1 gravid aterm + inpartu kalla 1 fase laten
+ PEB

10
11
12
PENATALAKSANAAN
1. Melakukan informed consen
Hasil : ibu mengerti dan menyetujui tindakan yang akan dilakukan
2. Melakukan pemeriksaan tanda- tanda vital
Dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
TD : 160/100 mmHg,
Nadi : 109 x/,
Suhu : 36,80c,
Respirasi : 22 x/menit,
saat hamil : 77 kg,
tinggi badan :155 cm,
LILA : 28 cm.
Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Melakukan pemeriksaan dalam
Vagina : tidak ada kelainan
Portio : lunak, tipis pembukaan 3 cm, portio ketuban utuh (+)
kepala H1
Pelepasan : lendir, darah

Hasil : ibu mengetahui hasil pemeriksaan

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter

instruksi dokter,lakukan manejemen PEB


pasang infus + C.RL,
pasang kateter + urine Bag,
layani loading dose MgSo4
ambulasi kamar bersalin
hasil : jam 16.00 memasang infus + C. RL
jam 16.05 memasang kateter + urine bag
jam 16.20 melayani loading dose 4 gram Mgso4 40 % diencerkan
dengan 10 cc aquades ( MgSo4 10 cc + aquades 10 cc = 20 cc) secara IV
habis dalam waktu 15 menit

5. Melakukan edukasi persiapan persalinan pada ibu

13
- Mengajarkan ibu teknik relaksasi
- Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini
agar ibu dan keluarga tidak merasa cemas dan rileks dlam
menghadapi persalinan.
- Menjelaskan keluhan yang dirasakan ibu yaitu nyeri perut bagian
bawah tembus belakang keluar lendir darah adalah tanda-tanda
persalinan

- Hasil : Ibu dan keluarga mengerti tentang penjelasan yang


diberikan

6. Jam 17.30 memindahkan pasien ke kamar bersalin untuk tindakan


selanjutnya sesuai instruksi dokter

14
DAFTAR PUSTAKA

Indrieni, S. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PREEKLAMPSI


YANG DI RAWAT DI RUMAH SAKIT.

POGI. (2016). PNPK Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. 1–48.

Wahyuni. (2014). GAMBARAN FAKTOR–FAKTOR RISIKO PREEKLAMSIA DI


RSUD MARGONO SOEKARJO TAHUN 2013. UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO., iii(230–231), 9–18.
https://repository.ump.ac.id/2094/
SOAP RSUD AMPANA TAHUN,2018

15

Anda mungkin juga menyukai