BAB I
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
2. Anamnesa
A. Keluhan Utama : keluar darah berwarna hitam dan merah
sejak tgl 27-12-2015 pukul 18.00
B. Riwayat Penyakit Sekarang : Ny. M mengatakan mengalami perdarahan
seperti menstruasi dengan darah berwarna hitam-merah sejak tanggal 27-12-
2015 pukul 18.00. pasien juga mengatakan sedang hamil 2 bulan.
Didapatkan nyeri perut.
C. Riwayat Penyakit Dahulu : tidak terdapat riwayat hipertensi, tidak
terdapat riwayat diabetes mellitus
D. Riwayat menstruasi :
Menarche : 12 tahun, teratur, lamanya 7 hari
Siklus : 28 hari
2
3. Pemeriksaan Fisik
A. Status General
1. Obstetric abdomen :-
2. Gynekologi anogenital :
Pemeriksaan dalam
Vulva :fluxus +, fluor -
Vagina : fluxus +, fluor -
Portio :tertutup, licin
CU :antefleksi
Adnexa kiri :massa -, nyeri -
Adnexa kanan: massa -, nyeri -
CD : t.a.k
Inspeculo :-
RT :-
4. Diagnosis :
Diagnosis ginekologis: Abortus inkomplit
Penyakit penyerta: -
5. Planning
Ginekologis:
- KIE (menganjurkan istirahat cukup dan menjaga personal hygine)
- Informed consent pro dilatasi dan kuretase PA
4
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat akibat tertentu
pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup diluar kandungan.
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa
intervensi dari luar untuk mengakhiri kehamilan tersebut, terminologi umum
untuk masalah ini adalah keguguran seperti abortus imminens, insipiens, komplit,
inkomplit, dan missed abortion. Sedangkan abortus buatan adalah abortus yang
terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses
kehamilan, terminologi untuk keadaan ini adalah pengguguran, aborsi atau
abortus provokatus.
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan, sedangkan abortus inkomplit adalah sebagian hasil
konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal.
Abortus inkomplit adalah dimana sebagian jaringan hasil konsepsi masih
tertinggal di dalam uterus dimana pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis
masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau menonjol pada ostium
uteri eksternum, perdarahannya masih terjadi dan jumlahnya bisa banyak atau
sedikit bergantung pada jaringan yang tersisa, yang menyebabkan sebagian
placental site masih terbuka sehingga perdarahan berjalan terus.
Etiologi
Abortus inkomplit merupakan salah satu abortus spontan, banyak faktor penyebab
terjadinya abortus spontan.
Penyebab abortus spontan:
a. Faktor genetik
1. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom yang sering ditemukan pada abortus
spontan adalah trisomi, monosomi, triploid/tetraploid
2. Abortus dua kali karena kelainan kromosom terjadi 80%
3. Sindrom Ehlers Danlos
5
g. Faktor paternal
1. Hiperspermatozoa, jumlah sperma lebih dari 250 juta
2. Oligospermatozoa, jumlah sperma kurang dari 20 juta
3. Prinsipnya kekurangan DNA
h. Faktor imunologis
1. Faktor alloimmune
Penolakan maternal terhadap hasil konsepsi yang
mengadakan implantasi
Jika tipe homolog HLA atau antipaternal antibody tinggi,
akan berlangsung abortus
Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian
diikuti oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil
6
b. Perdarahan yang bisa sedikit / banyak dan biasanya berupa stalsel (darah
beku)
c. Sudah ada keluar fetus / jaringan
d. Pada abortus yang sudah lama terjadi / pada abortus provokatus yang
dilakukan
e. Orang yang tidak ahli sering terjadi infeksi.
Pada pemeriksaan dijumpai gambaran :
a. Kanalis servikalis terbuka
b. Dapat diraba jaringan dalam rahim atau dikanalis servikalis.
c. Kanalis servikalis ditutup oleh perdarahan berlangsung terus.
d. Dengan pemeriksaan sande perdarajan bertambah.
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah
terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar
karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan.
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan ginekologi abortus inkomplit antara lain sebagai berikut :
1. Inpeksi vulva: pendarahan pervaginam, ada atau tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva.
2. Inspekulo: pendarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
tertutup, ada atau tidak jaringan yang keluar dari ostium, ada atau tidak
cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
3. Colok vagina: porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri, besar uteri lebih kecil dari usia kehamilan,
tidak nyeri saat porsio digoyang.
Penatalaksanaan
Penanganan umum :
a. Lakukan penilaian awal untuk menentukan kondisi pasien (gawat darurat,
komplikasi berat atau masih cukup stabil)
b. Pada kondisi gawat darurat, segera upayakan stabilisasi pasien sebelum
melakukan tindakan lanjutan (yindakan medic atau rujukan)
c. Penilaian medic untuk menentukan kelaikan tindakan di fasilitas kesehatan
setempat atau dirujuk kerumah sakit.
1. Bila pasien syok atau kondisinya memburuk akibat perdarahan
hebat segera atasi komplikasi tersebut
2. Gunakan jarum infuse besar (16G atau lebih besar) dan berikan
tetesan cepat (500 ml dalam 2 jam pertama) larutan garam
fisiologis atau Ringer
d. Periksa kadar Hb, golongan darah dan uji padanan silang (crossmatch)
1. Bila terdapat tanda tanda sepsis, berikan antibiotic yang sesuai
2. Temukan dan hentikan segera sumber perdarahan
9
Abortus inkomplit
a. Bila disertai syok karena perdarahan segera pasang infuse dengan cairan
NaCl fisiologis atau cairan Ringer Laktat, bila perlu disusul dengan
transfuse darah
b. Setelah syok teratasi, lakukan kerokan
c. Pasca tindakan berikan injeksi metal ergometrin maleat intra muscular
untuk mempertahankam kontraksi otot uterus
d. Perhatikan adanya tanda tanda infeksi
e. Bila tak ada tanda tanda infeksi berikan antibiotika prifilaksis (ampisilin
500 mg oral atau doksisiklin 100 mg)
f. Bila terjadi infeksi beri ampisilin I g dan metronidazol 500 mg setiap 8
jam
Penanganan abortus inkomplit :
1. Jika perdarahan tidak seberapab anyak dan kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum iso prostol 400 mg
per oral.
2. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsungd an usia kehamilan kurang
16 minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :
a. Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi
vakum manual tidak tersedia.
b. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol
400 mg peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
3. Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
a. Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam
fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes permenit
sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
b. Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam
sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mg)
10
Daftar Pustaka
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius.
Jakarta.