Anda di halaman 1dari 34

G2P1A0 gravida 12-13 minggu +

Abortus INKOMPLET
Preceptor: Dr.Ifa Siti Fasihah, Sp. OG
Keterangan umum
Nama Pasien : Ny. RN
Usia : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku : Sunda
RM : 311382
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat : JL. GA Manulang, Bandung Barat
Dikirim oleh : UGD
Tanggal rawat : 28 September 2018
Tanggal Periksa : 29 September 2018
ANAMNESIS
Keluhan utama : Keluar darah dari jalan lahir
Anamnesis umum :
Pasien dengan G2P1A0 usia kehamilan 12-13 minggu, datang dengan
keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak ± 6 jam sebelum masuk rumah
sakit. Darah dari jalan lahir diakui pasien berwarna merah segar disertai
adanya gumpalan darah seperti hati ayam. Keluhan disertai dengan adanya
mulas. Jumlah darah yang keluar kurang lebih sebanyak 2x ganti pembalut
dalam waktu 6 jam.
Anamnesis Khusus
Keluhan keluar darah dari jalan lahir tidak disertai dengan adanya nyeri
bagian perut bawah yang terasa hebat, keluhan juga tidak disertai keluarnya
gelembung-gelembung cairan atau seperti telur ikan pada jalan lahir, mual,
muntah, dan besar kehamilan dirasakan tidak lebih besar daripada usia
kehamilannya. Keluhan tidak didahului oleh adanya trauma sebelumnya.
Pasien tidak melakukan aktifitas berat ataupun sedang merasa kelelahan.
Anamnesis
Anamnesis Tambahan
Pasien mengaku hari pertama haid terakhir tanggal 19 juli 2018. Sebelumnya pasien
pertama kali memeriksakan kehamilannya ke bidan pada usia kehamilan 4 minggu. Saat ini
adalah kunjungan kedua pasien untuk memeriksa kehamilannya karena adanya darah yang
keluar dari jalan lahir.
Pada kehamilan pertama tahun 2017, ibu melahirkan bayi laki-laki secara spontan di bidan
dengan usia kehamilan aterm. Berat bayi saat lahir 3400 gram dengan panjang badan 52 cm.
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan serupa. Riwayat keguguran pada
keluarga pasien disangkal.
Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya : 3-4x ganti pembalut dalam sehari
Dismenorhae : Tidak ada
Riwayat Kehamilan Sekarang
● Usia ibu hamil : 25 tahun
● HPHT : 19 Juli 2018
● Taksiran Persalinan : 26 April 2019
● Usia Kehamilan : 12-13 minggu
● Perdarahan Pervaginam : Ada
● Keputihan : Tidak ada
● Mual dan Muntah : Tidak ada
● Pemakaian obat-obatan dan jamu : Tidak ada
Riwayat Pernikahan
● Status pernikahan : Menikah
● Pernikahan : pertama
● Usia suami menikah : 23 tahun
● Usia istri saat menikah : 21 tahun
● Lama pernikahan : 4 tahun
Riwayat Obstetri
1. Tahun 2017, laki-laki, usia kehamilan aterm, jenis persalinan spontan, ditolong
oleh bidan, berat badan lahir 3400 gram dengan panjang badan 52 cm

Riwayat KB
Tidak ada

Riwayat Sosial Ekonomi


- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : baik
- Jumlah keluarga di rumah yang dapat membantu ibu : 1 orang
- Pembuat keputusan dalam keluarga : suami
• Status generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda vital
- TD : 110/70 mmHg - Suhu : 36.8 C
- Nadi : 80x/m - Respirasi : 16 x/m
Kepala
• Mata : Konjungtiva anemis -/- Sklera ikterik -/-
Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thorax : Bentuk gerak simetris
• Cor : BJ 1,2 murni regular
• Pulmo : VBS kanan=kiri normal
Abdomen : datar, striae gravidaurm -, linea nigra -, bekas operasi -
, BU + normal, TFU: tidak teraba
• Hepar : tidak teraba
• Lien : tidak teraba
- Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema -/-
Status Obstetri
● Mammae
● • Papilla : Menonjol +/+
● • Areola : Hiperpigmentasi +/+
● • Abses : Tidak ada
● • Nyeri tekan : Tidak ada
Pemeriksaan Dalam
● Dinding vagina : Licin, massa (-)
● Portio : Lunak, canalis servikalis terbuka kurang lebih 1
cm, teraba jaringan yang menonjol, nyeri goyang portio (-)

Dinding vagina teraba licin, tidak teraba adanya massa, portio teraba bulat
lunak tebal, porsio terbuka diameter 1 cm, teraba jaringan yang menonjol,
nyeri goyang porsio (-), nyeri tekan dikedua adneksa (-), tampak darah
mengalir dari vagina, lendir (-).
Status Ginekologi
■ Inspeksi
– Labia mayora : simetris, hiperemis (-), laserasi (-)
– Labia minora : hiperemis (-), laserasi (-)
– Area bartholin : pembengkakan (-)
– Muara uretra : hiperemis (-), pembengkakan (-), sekret (-)
■ Palpasi
– Labia mayora : nyeri (-), pembengkakan (-)
– Area bartholin : nyeri (-), pembengkakan (-)
– Muara uretra : nyeri (-), sekret (-)
■ Inspekulo
– Dinding vagina : nyeri (-), pembengkakan (-)
– Lumen vagina : darah (+)
– Forniks : laserasi (-), cavum douglas tidak menonjol
– Kanalis servikalis: terbuka
– Portio : Erosi (-), hiperemis (-)
● Pemeriksaan bimanual

– Dinding vagina : nyeri (-)


– Forniks : cavum douglas tidak menonjol
– Portio : Lunak, kanalis servikalis terbuka kurang lebih
1 cm, teraba jaringan yang menonjol, nyeri goyang
portio (-)
– Corpus uteri : antefleksi, dengan besar sebesar telur
bebek ( tidak sesuai usia kehamilan), konsistensi
kenyal
– Parametrium : massa (-), nyeri (-)
– Adneksa : tidak teraba
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin 28-09-2018
● Hb : 11,9 g/dL
● Ht : 33,7 %
● Leukosit : 8800 /uL
● Trombosit: 290.000 /Ul

Hematologi
● Golongan Darah O

Diagnosa
G2P1A0 Gravida 12-13 minggu + abortus inkomplet
Tatalaksana:
- Tirah baring
- Dukungan emosional dan konseling kontrasepsi pasca persalinan
- Observasi tanda vital ibu, waspada syok.
- Infus RL 20 gtt/menit
- Kuretase

Prognosis
● Quo ad vitam : ad bonam
● Quo ad functionam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Abortus

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi


sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai
batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat
janin kurang dari 500 gram.
Epidemiologi
■ Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus banyak yang
tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi.
■ Abortus spontan dan tidak jelas umur kehamilannya, hanya sedikit memberikan
gejala atau tanda sehingga biasanya ibu tidak melapor atau berobat.
■ Sementara itu, dari kejadian yang diketahui, 15 – 20 % merupakan abortus spontan
atau kehamilan ektopik.
■ Sekitar 5% dari pasangan yang mencoba hamil akan mengalami 2 keguguran yang
berurutan, dan sekitar 1% dari pasangan mengalami 3 atau lebih keguguran yang
berurutan.
■ Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam.
■ Pada 1988 Wilcox dan kawan-kawan melakukan studi terhadap 221 perempuan
yang diikuti selama 707 siklus haid total. Didapatkan total 198 kehamilan, dimana
43 (22%) mengalami abortus sebelum saat haid berikutnya.
Spontan
Abortus Medisinalis
Provokatus
Kriminalis
Abortus Spontan
Iminens Insipiens Kompletus
• Abortus tingkat • Abortus yang • Seluruh hasil
permulaan dan sedang mengancam konsepsi telah
merupakan ditandai dengan keluar dari kavum
ancaman terjadinya serviks telah uteri pada
abortus, ostium mendatar dan kehamilan kurang
uteri masih ostium uteri telah dari 20 minggu
tertutup, hasil membuka, hasil atau berat janin
konsepsi masih konsepsi masih kurang dari 500
baik dalam dalam kavum uteri gram
kandungan. dan dalam proses
pengeluaran
Abortus Spontan
Missed
Inkomplet Habitualis Septik
Abortion
• Sebagian • Embrio atau • Abortus • Abortus yang
hasil fetus telah spontan yang diseertai
konsepsi meninggal terjadi 3 kali penyebaran
telah keluar dalam atau lebih infeksi pada
dari kavum kandungan berturut- peredaran
uteri dan dan hasil turut darah tubuh
masih ada konsepsi
yang seluruhnya
tertinggal masih
tertahan
dalam
kandungan
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
● Genetik
● Penyebab anatomik
● Autoimun
● Infeksi
● Hormonal
● Hematologik
● Faktor lingkungan
Patogenesis
■ Abortus dimulai dari perdarahan ke dalam decidua basalis yang
diikuti dengan nekrosis jaringan disekitar perdarahan.2 Jika terjadi
lebih awal, maka ovum akan tertinggal dan mengakibatkan kontraksi
uterin yang akan berakir dengan ekpulsi karena dianggap sebagai
benda asing oleh tubuh.2 Apabila kandung gestasi dibuka, biasanya
ditemukan fetus maserasi yang kecil atau tidak adanya fetus sama
sekali dan hal ini disebut blighted ovum.
■ Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan
seluruhnya, karena vili korialis belum menembus desidua terlalu
dalam, sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu, vili korialis telah
masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan
tertinggal.
Diagnosis
■ Anamnesis
■ Pemeriksaan Fisik
Perdarahan Serviks Uterus Gejala dan tanda Diagnosis
Bercak sedikit hingga Tertutup Sesuai dengan usia Kram perut bawah, Abortus immines
sedang gestasi uterus lunak
Tertutup/terbuka Lebih kecil dari usia Sedikit/tanpa nyeri Abortus komplit
gestasi perut bawah,riwayat
ekspulsi hasil konsepsi
Sedang sehingga massif Terbuka Sesuai dengan usia Kram atau nyeri perut Abortus insipien
kehamilan bawah, belum terjadi
ekspulsi hasil konsepsi

Kram atau nyeri perut Abortus inkomplit


bawah, ekspulsi
sebagian hasil konsepsi
Pemeriksaan Penunjang
■ Tes kehamilan,
■ Lab darah rutin
■ Waktu bekuan, waktu perdarahan
■ Gula darah sewaktu
■ Pada pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil
konsepsi dalam uterus.
PENATALAKSANAAN
a. Abortus Imminens.
■ Tirah baring sampai perdarahan berhenti
■ Pasien boleh dipulangkan setelah tidak terjadi
perdarahan dengan pesan khusus tidak boleh
berhubungan seksual dulu sampai lebih kurang 2 minggu.
■ Bisa diberikan spasmolitik atau hormon progesteron
b. Abortus Insipiens
- Kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi uterus dilakukan
dengan aspirasi vakum manual.
- Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan maka, Ergometrin 0,2
mg IM atau Misopristol 400mcg per oral dapat diberikan. Kemudian
persediaan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus dilakukan
dengan segera.
- Kehamilan lebih dari 16 minggu, ekpulsi spontan hasil konsepsi
ditunggu, kemudian sisa-sisa hasil konsepsi dievakuasi.
c. Abortus Komplet
- Evakuasi tidak perlu dilakukan lagi.
- Observasi untuk melihat adanya perdarahan yang banyak perlu
diteruskan dan kondisi ibu setelah penanganan tetap dibuat.
- Apabila terdapat anemia sedang, tablet sulfas ferrosus 600mg/hari
selama 2 minggu diberikan, jika anemia berat diberikan transfusi
darah.
d. Abortus Inkomplet
- Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16
minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum
untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks.
- Jika perdarahan berhenti, Ergometrin 0,2 mg IV atau misoprostol 400mg per
oral diberikan.

- Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung, dan usia kehamilan kurang
dari 16 minggu, hasil konsepsi dievakuasi dengan aspirasi vakum manual.
Evakuasi vakum tajam hanya digunakan jika tidak tersedia aspirasi vakum
manual (AVM). Jika evakuasi belum dapat dilakukan dengan segera,
Ergometrin 0,2mg IM atau Misoprostol 400mcg per oral dapat diberikan.

- Jika kehamilan lebih dari 16 minggu, infus oksitosin 20 unit diberikan dalam
500ml cairan IV (garam fisiologik atau RL) dengan kecepatan 40 tetes per
menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi. Jika perlu Misoprostol 200mcg
pervaginam diberikan setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
Hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus segera dievakuasi.
e. Abortus septik, Abortus Infesiosus
- Pengelolaan pasien pada abortus septik harus
mempertimbangkan keseimbangan cairan tubuh dan perlunya
pemberian antibiotika yang mencukupi sesuai dengan hasil
kultur dan sensitivitas kuman yang diambil dari darah dan
cairan flour yang keluar pervaginam.

- Tahap pertama dapat diberikan Penisillin 4x 1,2juta unit atau


ampicillin 4x 1gram ditambah gentamisin 2x80mg dan
metronidazol 2x1gram. Selanjutnya, antibiotik dilanjutkan
dengan hasil kultur.

- Tindakan kuretase dilaksanakan bila tubuh dalam keadaan


membaik minimal 6 jam setelah antibiotika adekuat telah
diberikan.
f. Pemantauan Pasca Abortus
- Sebelum ibu diperbolehkan pulang, diberitahu bahwa
abortus spontan hal yang biasa terjadi dan terjadi pada paling
sedikit 15% dari seluruh kehamilan yang diketahui secara
klinis.
- Kemungkinan keberhasilan untuk kehamilan berikutnya
adalah cerah kecuali jika terdapat sepsis atau adanya
penyebab abortus yang dapat mempunyai efek samping pada
kehamilan berikut
- Pasien dianjurkan kembali ke dokter bila pasien mengalami
kram, demam yang memburuk atau nyeri setelah perdarahan
baru yang ringan atau gejala yang lebih berat
Prognosis

■ Mayoritas pada penderita yang mengalami abortus


mempunyai prognosis yang tergantung pada cepat atau
tidaknya kita mendiagnosa dan mencari etiologinya.
Komplikasi yang sering ditimbulkan antara lain adalah:
perdarahan, perforasi, syok dan infeksi.
PEMBAHASAN
● Pada kasus ini, pasien didiagnosis G2P1A0 gravida 12-13 minggu +
Abortus inkomplet. Berdasarkan anamnesis, pasien datang dengan
keluhan adanya perdarahan dari jalan lahir. Perdarahan pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu (kehamilan usia muda) dapat
dipikirkan adanya abortus, molahidatidosa dan kehamian ektopik
terganggu. Keluhan perdarahan dari jalan lahir disertai dengan
riwayat keluar darah menggumpal disertai mulas pada 6 jam
sebelum datang berobat, ini menandakan adanya usaha
pengeluaran hasil konsepsi yang akhirnya keluar namun proses
pengeluaran hasil konsepsi masih berlanjut karena perdarahan
masih timbul hingga membuat pasien datang berobat.
■ Keluhan tidak disertai nyeri perut bagian bawah hebat menyingkirkan
adanya kehamilan ektopik terganggu. Tidak juga disertai keluarnya
gelembung-gelembung cairan atau seperti telur ikan pada jalan lahir,
mual, muntah, dan besar kehamilan dirasakan tidak lebih besar
daripada usia kehamilannya menyingkirkan mola hidatidosa.
■ Hari pertama haid terakhir pasien adalah 19 Juli 2018, dari sini
dapat diketahui taksiran usia kehamilan pasien sampai dengan saat
pemeriksaan adalah 12 - 13 minggu. Tanda kehamilan pada pasien ini
adanya haid yang terlambat, ketika kontrol ke bidan diketahui bahwa
pasien hamil dengan usia kehamilannya 4 minggu.
■ Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien dalam keadaan
komposmentis, tensi 110/70 mHg, nadi 80x/menit, respirasi
20x/menit dengan suhu 36,80C menunjukkan bahwa tidak ada
tanda-tanda syok pada pasien. Pada pemeriksaan kepala, mata
konjungtiva tidak anemis menandakan pasien tidak mengalami
anemia. Pemeriksaan ekstremitas didapatkan CRT < 2 detik
menandakan tidak terjadi syok pada pasien.
■ Pada pemeriksaan dalam ditemukan adanya porsio yang terbuka
dengan diameter 1 cm, teraba jaringan yang menonjol disertai
dengan darah yang mengalir dari vagina, merupakan tanda bahwa
proses pengeluaran sisa hasil konsepsi masih berlangsung. Besar
uterus sebesar telur bebek, menandakan tidak sesuai usia
kehamilan karena sebagian hasil konsepsi sudah keluar. Pada
pemeriksaan darah rutin menunjunkkan hasil dalam batas normal.
Ini menandakan tidak terjadi anemia, maupun infeksi pada pasien.
Pada pasien ini dilakukan tindakan kuretase dan diberikan
Cefadroksil 2x500 mg sebagai antibiotik profilaksis dan
Metergin 3x1 tablet. Pada teori, jika pada abortus
perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang
dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau
dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi
yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti,
Ergometrin 0,2 mg IV atau misoprostol 400mg per oral
diberikan., sementara pada pasien dapat dilakukan segera
tindakan evakuasi hasil konsepsi.

Anda mungkin juga menyukai