Anda di halaman 1dari 50

SEKSI PEMBERANTASAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG


TAHUN 2018

1
RUANG LINGKUP P2PTM
PJPD

PDMGM

PKKD

PPKGI

GIF
Program prioritas P2PTM
3

 Hipertensi
 Stroke
 Penyakit Jantung Koroner (PJK)
 Diabetes melitus
 Obesitas
 Kanker leher rahim
 Kanker payudara
 Kanker pada anak
 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
 Asma
 Gangguan penglihatan dan kebutaan
 Gangguan pendengaran dan ketulian
 Gangguan fungsional.
TANTANGAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Kurang bergerak, konsumsi


rendah serat dan tinggi GGL,
merokok, alkohol, stres.
Penyakit Menular masih
merupakan masalah dan
PTM semakin meningkat

PTM

Usia produktif dan usia


lanjut meningkat yang
Masalah gizi buruk / kurang, kurus dan
rentan terhadap PTM
pendek (Stunting), kegemukan dan
obesitas pada anak, remaja dan dewasa
4
BEBAN MASALAH PTM

MASALAH
UTAMA
KESEHATAN

SEBAGIAN
PENYEBAB
BESAR
KEMATIAN
TIDAK
UTAMA
TERDETEKSI
PTM

BIAYA BANYAK
YANKES PENDERITA
TINGGI USIA MUDA

5
PTM SEBAGAI PENYEBAB UTAMA
KEMATIAN

Sumber : SRS Indonesia (Balitbangkes Kemenkes RI)

6
BEBAN BIAYA PTM

14,585
TOTAL 14,337
8,884

119
HEMOFILIA 100
48

182 Biaya Pelayanan Kesehatan Penyakit Katastropik


LEUKEMIA
yang ditanggung JKN tahun 2014-2016
188
126

SIROSIS HEPATIS
230
255
(dalam Miliaran Rupiah)
180

476 2016
THALASEMIA 448
215 2015
1,274 2014
STROKE 1,155
742

2,295
KANKER 2,469
1,538

2,586
GAGAL GINJAL 2,784
1,626

7,423
JANTUNG 6,938
4,409

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000

7
Mengapa PTM Menjadi Masalah

Sebagian besa
r masyarakat
tidak mengerti
10 juta

Tidak
Terdiagnosa
63.2%

Tidak
Hipertensi
v
Hipertensi
25.8%
74.2%
Terdiagnosa/
Minum obat
36.8%
5 dari 100 orang Indonesia 53 dari 100 orang Indonesia 27 dari 100 orang Indonesia
mengkonsumsi Gula lebih mengkonsumsi Garam lebih 15 dari 100 orang Indonesia
mengkonsumsi Lemak lebih
dari 50 g/hari dari mengalami Obesitas
dari
2000 mg/hari 67 g/hari

KONSUMSI GULA OBESITAS


KONSUMSI GARAM KONSUMSI LEMAK
Tertinggi di Tertinggi di Sulawesi
Tertinggi di DKI Tertinggi di DKI
DI Yogyakarta Utara (24,1 %)
Jakarta (65,4 %) Jakarta (48,2 %)
(16,9 %)
ASUPAN GGL BERLEBIH BERISIKO
PTM
BONUS DEMOGRAFI

TRANSISI
DEMOGRAFI
PERBAIKAN
KUALITAS
PENDUDUK
(Pendidikan,
Keahlian Kerja,
Kesehatan)
SECARA TERUS
MENERUS
Bonus Demografi Terancam
15 dari 100 orang Indonesia
mengalami Obesitas

26 dari 100 orang Indonesia


menderita hipertensi

Tren Persentase anak usia 15 - 19 Tahun yang


merokok di Indonesia tahun 2001 - 2016

23 dari 100 orang anak


Indonesia usia 15 - 19 tahun
adalah perokok
PTM SEBAGAI PRIORITAS

3/10
• Hanya 3 dari 10 penderita PTM
yang terdeteksi, selebihnya tidak
mengetahui bahwa dirinya sakit
karena PTM tidak ada gejala dan
tanda sampai terjadi komplikasi ;

• Dari 3 penderita PTM tersebut


hanya 1 orang yang berobat teratur. 1/3

14
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

AGENDA GLOBAL
Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dibutuhkan SDM yang
sehat, berkualitas dan berdaya saing
Target SDGs 3.4 : Penurunan 1/3 kematian dini akibat PTM pada tahun 2030

NAWACITA PRESIDEN-WAPRES
Agenda 5 : Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui program
Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Bekerja dan Indonesia Sejahtera

PROGRAM INDONESIA SEHAT


Diwujudkan dengan 3 pilar : Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan
Kesehatan dan JKN
Paradigma Sehat dilaksanakan melalui Promotif-Preventif, Pemberdayaan
Masyarakat dan Keterlibatan Lintas Sektor serta Pendekatan Keluarga

15
KEBIJAKAN NASIONAL P2PTM

RPJMN
PIS-PK GERMAS

TARGET
SPM
GLOBAL
PTM
RENSTRA
RAN PTM
KEMENKES

16
17
DASAR HUKUM :
Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
PP Nomor 02 Tahun 2018 tentang SPM
Perpres nomor 02 tahun 2015 ttg RPJMN tahun 2015-2019
Permenkes 71 tahun 2013 ttg JKN
Permenkes No.34 tahun 2015 dg perubahannya No.29 tahun
2017 ttg penanggulangan kanker payudara dan kanker leher
rahim
Permenkes 43 tahun 2016 ttg SPM
Permenkes 71 tahun 2015 ttg penanggulangan PTM
Permendes PDT nomor 19 Tahun 2017 tentang Penetapan
Prioritas Penggunaan Dana Desa
Perda Kab.Bandung No.19 tahun 2016 ttg Penanggulangan
Penyakit
Perbup Kab Bandung Nomor 11 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Desa
18
Penurunan Prevalensi Tekanan Darah
Tinggi (Hipertensi) usia ≥ 18 th dari
25,8% (2013) menjadi 23,4% (2019)

Pengendalian Obesitas usia ≥ 18 th


tetap 15,4%

Penurunan Prevalensi Merokok usia ≤


18 th dari 7,2% (2013) menjadi 5,4%
(2019)
19
50 % Puskesmas melaksanakan
2019
Pengendalian Terpadu PTM (PANDU PTM)

50 % Desa/Kelurahan melaksanakan
2019
Posbindu PTM

2019
50 % Perempuan usia 30-50 tahun dideteksi
dini kanker serviks dan payudara

50 % Kab/Kota melaksanakan Kebijakan KTR


2019
minimal 50% sekolah
20
PROGRAM UNGGULAN SEBAGAI
STRATEGI P2PTM

PEMBATASAN
KONSUMSI
GGL
POSBINDU KONSELING
PTM UBM

KTR

PANDU KAMPANYE
PTM CERDIK
IVA & INDERA &
SADANIS FUNGSIONAL

21
PANDU PTM SEBAGAI PENDEKATAN FAKTOR
RISIKO PTM TERINTEGRASI DI FKTP

 Peningkatan tatalaksana faktor risiko utama (Konseling Upaya


Berhenti Merokok, Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas dll) di
fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas, Dokter
Keluarga, Klinik/Praktek Swasta).
 Peningkatan Respons Cepat Kegawatdaruratan PTM di
masyarakat dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama .
 Tatalaksana terintegrasi Hipertensi dan Diabetes melalui
pendekatan Faktor Risiko.
 Prediksi risiko penyakit Jantung dan Pembuluh Darah dengan
Charta WHO PEN.

22
PROGRAM INDONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK)
(PERMENKES NO. 39 TAHUN 2016)

A Program Gizi, Kesehatan Ibu & Anak:


1 Keluarga mengikuti KB
2 Ibu bersalin di faskes
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
B Pengendalian Peny. Menular & Tidak Menular:
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar
7 Penderita hipertensi berobat teratur
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C Perilaku dan kesehatan lingkungan:
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok
10 Keluarga memiliki/memakai air bersih
11 Keluarga memiliki/memkai jamban sehat
12 Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
23
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
BIDANG KESEHATAN
(PP 2 TAHUN 2018) : 12 JPD

1. Pelayanan kesehatan ibu hamil


2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4. Pelayanan kesehatan balita
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
8. Pelayanan kesehatan penderita Hipertensi
9. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes Melitus
10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat
11. Pelayanan kesehatan orang TERDUGA TB
12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV

24
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
BIDANG KESEHATAN
(PERMENKES 43 TAHUN 2016)

Pelayanan kesehatan pada usia produktif


Adalah setiap warga negara usia 15-59 tahun mendapatkan
skrining kesehatan sesuai standar
 Pelayanan skrining kesehatan dilakukan di Puskesmas dan
jaringannya(Posbindu PTM)
 Pelayanan skrining kesehatan dilakukan minimal 1 tahun
sekali
 Pelayanan skrining kesehatan meliputi deteksi obesitas,
deteksi hipertensi, deteksi DM, deteksi gangguan mental
emosional, pemeriksaan ketajaman penglihatan,
pemeriksaan pendengaran, deteksi dini kanker servik dan
payudara

25
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
BIDANG KESEHATAN
(PERMENKES 43 TAHUN 2016)

Pelayanan kesehatan Penderita Hipertensi


Adalah setiap penderita Hipertensi mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
 Pemeriksaaan dan monitoring tekanan darah, edukasi,
pengaturan diet seimbang, aktifitas fisik dan pengelolaan
farmakologi.
 Pelayanan kesehatan dilakukan untuk mempertahankan
tekanan darah dan mencegah terjadinya komplikasi jantung,
stroke, DM, dan penyakit ginjal kronis
 Target prevalensi hypertensi : 25,8% jumlah penduduk

26
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
BIDANG KESEHATAN
(PERMENKES 43 TAHUN 2016)

Pelayanan kesehatan Penderita Diabetes Melitus


Adalah setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar
 Penduduk yang ditemukan menderita DM atau penyandang
DM memperoleh pelayanan kesehatan dan upaya promotif
preventif di FKTP
 Pelayanan kesehatan meliputi edukasi, aktifitas fisik, terapi
nutrisi medis dan intervensi farmakologi.
 Setiap penyandang DM mendapatkan pemeriksaan HbA1C
 Bagi Penyandang DM yang belum menjadi peserta JKN
diwajibkan menjadi peserta JKN
 Target prevalensi DM : 6,9% jumlah penduduk

27
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
(GERMAS)
(Instruksi Presiden Republik Indonesia No.1/2017)

 Tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan


secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa
dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat.

 Tujuan : untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan


beban biaya pelayanan kesehatan dan memperbaiki
kualitas hidup masyarakat.

28
 GERMAS dilakukan melalui :
(1) Peningkatan aktifitas fisik.
(2) Peningkatan perilaku hidup sehat.
(3) Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan
gizi.
(4) Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit.
(5) Peningkatan kualitas lingkungan, dan
(6) Peningkatan edukasi hidup sehat.

FOKUS KEGIATAN
• Aktifitas Fisik
• Konsumsi Buah dan Sayur
• Deteksi Dini

29
SIAPA YANG MELAKSANAKAN ?
SELURUH LAPISAN MASYARAKAT

Mempraktekkan pola
hidup sehat sehari-hari

Individu Keluarga Masyarakat


Menggerakkan institusi
dan organisasi masing-
masing

Menyediakan : kurikulum
pendidikan, fasilitas olahraga, Akademisi Dunia Usaha Organisasi Masyarakat
sayur dan buah, fasilitas
kesehatan, transportasi,
Kawasan Tanpa Rokok, taman Pemerintah
untuk beraktivitas, Iklan Pusat dan
Layanan Masyarakat, car free Daerah
day, dsb
30
MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK
DAPAT DILAKUKAN DIMANA SAJA, KAPAN SAJA ...

Rumah Perjalanan Sekolah Tempat kerja Tempat umum

Minimal 30 menit sehari


31
MENGONSUMSI SAYUR DAN BUAH
TERSEDIA DALAM MENU SEHARI-HARI

32
MEMERIKSAKAN KESEHATAN BERKALA

CEK TES DARAH


CEK CEK
KADAR LENGKAP
TEKANAN KOLES-
GULA DI LABO-
DARAH TEROL
DARAH RATORIUM

DETEKSI
CEK DINI
LINGKAR KANKER
PERUT LEHER
RAHIM
UNTUK WUS

33
RUANG LINGKUP PANDU PTM

UKBM
FKTP FKRTL

Rujukan Balik

Melakukan deteksi dini Melakukan deteksi dini FR PTM,


FR PTM, monitoring, monitoring, KIE dan aktivitas
konseling dan aktivitas bersama
bersama
Dokter dan tenaga medis melakukan
pemeriksaan fisik, penegakkan diagnosis
Melakukan rujukan ke dan pemeriksaan laboratorium sederhana
Puskesmas/FKTP sesuai serta tatalaksana kasus PTM (PANDU PTM)
kriteria rujukan
Melakukan rujukan kasus bila ada
kerusakan organ target atau penyakit
penyerta

Melakukan upaya rehabilitatif dan paliatif


terbatas
KONSEP DASAR PANDU PTM DI FKTP

• Pengertian
Pandu PTM di FKTP adalah penyelenggaraan pencegahan dan
pengendalian PTM yang dilaksanakan secara komprehensif dan
terintegrasi melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP).
• Tujuan
Pencegahan dan pengendalian PTM adalah upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek
kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan, kecacatan, dan kematian.
• Sasaran
Sasaran Pandu PTM di FKTP meliputi individu dan/atau kelompok
masyarakat baik yang berisiko PTM maupun yang tidak berisiko.
PENGEMBANGAN PELAYANAN PTM
DI FKTP
PUSKESMAS PTM
Revitalisasi
Puskesmas

Manajemen
Yan PTM

Sarana &
Prasarana
RUANG LINGKUP PANDU PTM DI FKTP

1. Promosi Kesehatan
2. Deteksi Dini Faktor Risiko PTM
3. Peningkatan Peran Serta Masyarakat
4. Penemuan Kasus PTM
5. Penanganan Kasus PTM
6. Pencatatan dan Pelaporan PTM
7. Surveilans Terpadu PTM
8. Pemantauan dan Penilaian Kegiatan
1. PROMOSI KESEHATAN
Promosi kesehatan
bertujuan untuk
mewujudkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dengan
menciptakan dan
mentradisikan perilaku
CERDIK masyarakat

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar seharusnya memiliki


kemampuan untuk memberikan pendidikan dan koseling terhadap faktor risiko PTM
2. DETEKSI DINI FR PTM
Deteksi dini dilakukan untuk menemukan faktor risiko PTM sedini
mungkin terhadap individu dan/atau kelompok yang berisiko atau
tidak berisiko secara rutin;
 Deteksi Dini
Kegiatan deteksi dini faktor risiko ini dapat dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan atau pada kelompok masyarakat khusus
melalui Posbindu.
 Skrining/Uji Tapis
Skrining/Uji Tapis bukan untuk diagnosis tetapi untuk menjaring
dan menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau
tidak, oleh karena itu memerlukan follow-up yg cepat dan
pengobatan yang tepat pula.
3. PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan
pengendalian PTM, baik secara perorangan maupun kelompok
dilakukan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM) dengan membentuk dan mengembangkan Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) PTM.
Pada Posbindu PTM dapat dilaksanakan kegiatan deteksi dini,
monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri
dan berkesinambungan dibawah pembinaan puskesmas.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI POSBINDU PTM

Bindu PTM
Kegiatan

Sekolah

Tempat Kerja
Monitoring :
• Obesitas Konseling :
• Hipertensi • Diet,
• Hiperglikemi • Stop merokok
Jemaah Haji / KBIH • Hiperkolesterol • Stress
• Pem.Klinis Payudara • Self Care
• Faktor lain

PO Bus /Terminal Kegiatan Bersama


Rumah Sehat • KIE
Desa • Aktifitas Fisik
• Sarasehan
Tempat Umum / Mall
4. PENEMUAN KASUS PTM
P Periksa Kesehatan secara rutin
Melakukan penemuan kasus PTM sedini dan ikuti anjuran dokter
mungkin (early diagnosis) melalui Atasi Penyakit dengan
A
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pengobatan yang tepat dan
pemeriksaan penunjang. teratur
T Tetap diet sehat dengan gizi
5. PENANGANAN KASUS PTM seimbang,
Penanganan kasus PTM sesegera mungkin Upayakan beraktivitas fisik
U dengan aman,
(prompt treatment) melalui pelayanan
pengobatan dan perawatan, serta rujukan Hindari rokok, alkohol dan zat
H karsinogenik lainnya
ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan bila
diperlukan.
Dalam melakukan penanganan kasus, Program Patuh bagi yang sudah menyandang
PTM diselenggarakan agar mereka rajin kontrol
tenaga kesehatan di FKTP harus dan minum obat

mempromosikan perilaku ”PATUH”.


6. PENCATATAN DAN PELAPORAN Alur-1
PENGENDALIAN PTM MULAI DARI POSBINDU PTM, PUSKESMAS,
Setiap penyelenggaraan DAN RUMAH SAKIT

kegiatan dalam rangka


pencegahan dan pengendalian FR PTM:
PENYAKIT TIDAK
MENULAR:
-Hipertensi DIAGNOSIS: - PJK-PD
PTM harus dicatat dan Hasil
wawancara dan
-Dislipidemia
-Hiperglikemia
- Pemeriksaan
- Pemeriksaan
-Stok
-Diabetes Melitus
pemeriksaan
dilaporkan oleh petugas -Obesitas
-dan lain-lain
penunjang -Kanker
-PPOK dan Asma
-Gakti
penanggung jawab sesuai
dengan sistem pelaporan yang POSBINDU
PTM PUSKESMAS
terintegrasi dalam sistem TATALAKSANA DINI
-Respon cepat
informasi kesehatan. -Pengobatan dini

KONSELING
Pencatatan dan pelaporan - Berhenti merokok
rutin, merujuk pada sistem RUJUKAN:
-
-
Konsumsi makanan sehat
Berhenti minum alcohol
- Lakukan aktifitas fisik secara
pencatatan dan pelaporan RUMAH SAKIT
teratur
- Kendalikan stres
KIE
“CERDIK”

melalui Sistem informasi dan - Taat terhadap pengobatan

Surveilans PTM
7. SURVEILANS TERPADU PTM
Surveilans PTM adalah kegiatan
pengamatan yang sistematis dan
terus menerus terhadap data dan
informasi tentang kejadian faktor
risiko dan kasus PTM, serta
kondisi yang mempengaruhi
peningkatannya untuk
memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan
tindakan pencegahan dan
pengendalian secara efektif dan
efisien.
8. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KEGIATAN
• Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
melakukan pemantauan dan penilaian (monitoring dan evaluasi)
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian PTM di FKTP sesuai
dengan kebijakan dan strategi pencegahan dan pengendalian PTM di FKTP.
• Tujuan kegiatan penilaian kinerja pengendalian PTM di puskesmas adalah
untuk mengetahui:
o Tingkat kesadaran masyarakat;
o Tingkat pemanfaatan Puskesmas sebagai pusat pelayanan pengendalian
PTM di masyarakat dan pusat rujukan antara/rujukan medik spesialistik
terbatas antar puskesmas;
o Tingkat kemampuan menangani kasus emergensi/komplikasi, dalam
batas kewenangan yang boleh dilakukan oleh tim inter-profesi terlatih;
o Mendapatkan data dan informasi untuk perencanaan tahun yang akan
datang;
o Pemanfaatan data dan informasi yang dihasilkan.
P2PTM di Kabupaten Bandung:
CERDIK PATUH SABILULUNGAN
KEBIJAKAN PENGENDALIAN P2PTM
SURVEILANS
Kebijakan berwawasan SEKTOR LAIN
Kesehatan UPAYA
PROMKES
KES

Peningkatan CERDIK
Peran Serta FAKTOR
Penguatan RISIKO
PTM
Peran Masyarakat
Pemerintah
INSTITUSI PENDIDIKAN
PROFESI PKK, KADER DAN LAIN LAIN
PERSADIA
KLUB JANTUNG
MAJELIS TAKLIM/ SEHAT
KBIH
CERDIK PATUH SABILULUNGAN

POSBINDU PANDU
FKRTL
PTM PTM FKTP
PENUTUP

 Upaya P2PTM sebagai bagian dari Program P2P diarahkan


pada upaya-upaya Detect, Prevent dan Response melalui
Pendekatan Keluarga dalam siklus kehidupan dan
pendekatan institusi (sekolah, fasum, tempat kerja dll).
 Pencegahan dan Pengendalian PTM dilakukan melalui
upaya promotif dan preventif dengan pendekatan faktor
risiko PTM, penemuan dini penyakit dan pencegahan
kecacatan serta penatalaksanaan yang adekuat.
 SPM, Pendekatan Keluarga dan Germas dapat memperluas
cakupan pengendalian faktor risiko penyakit.
 Promotif dan preventif sebagai upaya pencegahan dan
pengendalian PTM dilakukan di FKTP melalui Pelayanan
Terpadu (Pandu) PTM.

49
5
0

Anda mungkin juga menyukai