Manajerial
Koordinasi sektor terkait, Mitra
Pembangunan, akademisi, OP, LSM,
Pusat dll
• Kajian
• Pihak • Kajian: besaran masalah, target
terlibat cakupan, lokus
• Peningkatan kualitas layanan
• Sumber Provinsi
• Pemantauan dan evaluasi program
daya • Dukungan untuk kecamatan
• Peran • Sosialisasi informasi strategis dan
serta Kabupaten/Kot advokasi
aktif a
Pelayanan
masyara
kat • Kajian: kasus, logistik, tenaga
Puskesmas • Layanan faskes dan kunjungan
rumah
• Peningkatan kualitas layanan
• Pemantauan
• Advokasi pemantapan kerjasama
• Tata
Pencegahan dan Peran
Laksanaserta masyarakat
Gizi Buruk
2
pada Balita
Klasifikasi Status Gizi Menurut WHO
Fase Stabilisasi
Mulai pemberian formula rendah natrium, rendah protein dan tinggi
karbohidrat (F75 – 75 kkal per 100 ml).
Mulai pemberian dengan jumlah kecil namun sering – setiap 2 jam (siang
dan malam), untuk tidak membebani usus, hati dan ginjal.
• Energi : 80 – 100 Kkal/kgBB/hari
• Protein : 1 – 1,5 g/kgBB/hari
• Cairan: 130 ml/kgBB/hari atau
100 ml/kgBB/hari (bila edema +++)
• Bila asupan < 80 % dalam dua kali pemberian makan → gunakan
NGT
Fase transisi
Makanan tumbuh kejar yang tinggi kalori dan protein (F100)
diberikan secara bertahap.
– Energi: 100 – 150 Kkal/kgBB/hari
– Protein: 2 – 3 g/kgBB/hari
– Cairan: 150 ml/kgBB/hari
Fase Rehabilitasi
Pada fase rehabilitasi terjadi replesi (pemulihan) jaringan
tubuh sehingga diperlukan energi dan protein yang cukup,
sbb:
Energi : 150 – 220 Kkal/kgBB/hari
Protein : 4 – 6 g/kgBB/hari
Cairan : 150 – 200 ml/kgBB/hari
lemak minimal 40 % total energi
Fase rehabilitasi dapat dilakukan di rawat jalan atau tetap
rawat inap.
Bila masih menyusui, ASI tetap diberikan sebagai tambahan.
Orientasi PGBT 18
Rawat Jalan
3. Ready to Use Therapeutic Food
(RUTF)
• Siap dimakan
• Padat energi – setara dengan F-100
• Difortifikasi dengan mineral dan vitamin, termasuk zat besi.
• Tidak perlu disimpan di kulkas dan risiko kontaminasi rendah.
• Direkomendasikan sebagai
makanan terapi gizi untuk
balita gizi buruk ≥ 6 bulan oleh
WHO
• Komposisi energi dan zat gizi
sesuai dengan rekomendasi
WHO untuk RUTF
Orientasi PGBT 21
Rawat Jalan
3. Ready to Use Therapeutic Food (RUTF)
Orientasi PGBT 22
Rawat Jalan
Dosis RUTF rasio per hari dan minggu
Berat badan balita Paket per hari Paket per minggu Kkal per
(kg) hari
Orientasi PGBT 24
Rawat Jalan
RUTF – Important Information
RUTF mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk mengobati anak
kurang gizi
Vitamin dan mineral tambahan tidak perlu diberikan
RUTF siap untuk dimakan dan tidak membutuhkan pemasakan
RUTF aman dari mikroorganisme dan tidak membutuhkan disimpan dalam
lemari pendingin
Jangan campur RUTF dengan air atau makanan lain RUTF
sudah mendapatkan sertifikasi halal
Penting untuk memberikan konseling kepada setiap ibu tentang
bagaimana memberikan RUTF kepada anaknya ketika anak masuk rawat
jalan dan setiap kunjungan lanjutan
Orientasi PGBT 25
Rawat Jalan
Urutan pemberian makan-
pengingat
Pertama
ASI, jika anak masih disusui
Kedua
RUTF
Ketiga
Makanan keluarga yang
bergizi dapat diberikan, jika
anak telah makan semua
rasio RUTF hari itu
Orientasi PGBT 26
Rawat Jalan
Informasi dan konseling saat
penerimaan di rawat jalan
Tiga komponen
1. Dukungan untuk orangtua/pengasuh
2. Informasi dan konseling mengenai perawatan balita
gizi buruk dan RUTF
3. Informasi dan konseling mengenai PMBA atau
pemberian makan sesuai umur
Orientasi PGBT 44
Rawat Jalan
2. RUTF – informasi dan konseling
Pesan kunci untuk pengasuh (lanjutan):
◦ Pastikan kemasan RUTF bersih sebelum memberikan RUTF kepada
anak.
◦ Cuci tangan dan muka anak dengan sabun sebelum anak makan RUTF
◦ Selalu berikan air minum yang bersih dan direbus dalam jumlah banyak
ketika anak makan RUTF – anak mungkin membutuhkan
minum lebih banyak dari biasanya
◦ Bujuk anak untuk makan RUTF dalam jumlah sedikit dan sering (sampai 8
kali perhari)
◦ Remas-remas kemasan sebelum digunakan. Buka kemasan, tekan
dan makan
◦ Berikan RUTF langsung dari kemasan
◦ Gunakan RUTF dalam waktu 24 jam setelah membuka kemasan
47
2. RUTF – informasi dan konseling
Pesan kunci
◦ Simpan RUTF di wadah yang bersih dan tertutup, hindari sinar
matahari langsung
◦ Kembalikan kemasan RUTF kosong ke rawat jalan pada setiap
kunjungan
◦ Jika anak kehilangan nafsu makan atau menderita penyakit lain,
segera bawa anak ke fasilitas kesehatan
◦ Jika anak diare jangan hentikan pemberian makanan: teruskan
pemberian RUTF, ASI (jika masih menyusui) dan air minum bersih
yang telah direbus.
◦ Anak gizi buruk harus selalu dalam keadaan hangat (pastikan anak
memakai pakaian yang tebal/baju hangat)
◦ Selalu minta pengasuh untuk mengulang cara pemberian RUTF
dan obat lain untuk anak dirumah
Orientasi PGBT 48
Rawat Jalan
3. Informasi dan konseling PMBA
Pada saat penerimaan
Lengkapi penilaian PMBA menurut umur
Jika anak masih menyusu,
◦ Beri semangat ibu untuk terus menyusui
◦ Ingatkan ibu agar menyusui anak sebelum memberikan RUTF
◦ Bicarakan kesulitan dalam menyusui
Diskusikan mengenai pemberian makan secara aktif untuk
RUTF
Jangan membicarakan makanan pendamping pada saat anak
masuk rawat jalan karena dapat mempengaruhi konsumsi
RUTF – pesan utama harus mengenai menyusui dan
konsumsi RUTF
Orientasi PGBT 49
Rawat Jalan
Jadwal kunjungan lanjutan
Minggu ke Jenis kunjungan
Minggu 1 Masuk 1
Minggu 2 Kunjungan lanjutan 2
Minggu 3 Kunjungan lanjutan 3
Minggu 4 Kunjungan lanjutan 4
Minggu 5 Kunjungan lanjutan 5
Minggu 10 Kunjungan lanjutan 10
Minggu 12 dll.. Kunjungan lanjutan 12 dll..
Tidak ada waktu minimal balita gizi buruk dirawat di layanan rawat jalan
Proses penyembuhan berbeda untuk setiap anak (rata-rata 2 sampai 4 bulan)
Setelah 3 bulan tidak sembuh, anak dinyatakan tidak ada respon terhadap
pengobatan
Orientasi PGBT 50
Rawat Jalan
Terimakasih