Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KALAKARYA

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

PUSKESMAS BENTEG
TAHUN
2022
PEMERINTAH KOTA AMBON
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BENTENG
Jl. Gudang Arang, Kel. Benteng Kec. Nusaniwe, Kode Pos 97117
Email : puskesmasbenteng3@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA


KALAKARYA MTBS

I. PENDAHULUAN

Sejak tahun 1996 Departemen Kesehatan bekerja sama dengan WHO


mengembangkan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di
Indonesia. Keterpaduan pelayanan tidak hanya pelayanan kuratif berupa
pengobatan penyakit saja, namun sekaligus pelayanan preventif seperti
Imunisasi, pemberian Vitamin A, menilai dan memperbaiki cara pemberian
ASI serta pelayanan promotif seperti memberikan konseling kepada ibu
tentang cara merawat dan mengobati anak sakit di rumah, serta masalah
pemberian makan.
Dalam penerapan MTBS, tenaga kesehatan diajarkan untuk
memperhatikan anak dalam keadaan sakit berat dan perlu segera dirujuk.
Jika penyakitnya tidak parah, selanjutnya tenaga kesehatan bisa
memberikan pengobatan sesuai pedoman MTBS.
Metode MTBS telah dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1997.
Walau pun sudah 20 tahun, namun implementasi di lapangan masih
belum optimal. Salah satu kendala yang dihadapi adalah masih kurangnya
jumlah tenaga yang dilatih karena untuk pelatihan MTBS membutuhkan
biaya yang cukup besar.
Kalakarya Manajemen Terpadu Balita Sakit termasuk salah satu
standar pelayanan kesehatan anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar.
Penerapan pelayanan kesehatan anak yang sesuai standar MTBS sejalan
dengan Undang-Undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan
Permenkes No. 25 tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak serta
Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota.
Kalakarya merupakan salah satu metode peningkatan kapasitas tenaga
kesehatan dalam menerapkan pelayanan balita sakit dan bayi muda
dengan pendekatan MTBS, yang dilaksanakan dengan pendampingan di
Puskesmas. Dalam pelaksanaan kalakarya MTBS, peserta didampingi oleh
pendamping sambil dibimbing langsung untuk melakukan tatalaksana
balita sakit maupun bayi muda sampai pada akhirnya dihasilkan
pelayanan kesehatan balita yang berkualitas, yang ditandai dengan
kepatuhan petugas terhadap standar.

1
II. LATAR BELAKANG
Kematian balita merupakan salah satu indikator penting dalam
menunjukkan derajat kesehatan masyarakat. Hasil survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 menunjukkan bahwa angka kematian
balita di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara Asia
Tenggara, yaitu sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup.
Salah satu upaya dalam menurunkan angka kematian balita antara lain
melalui peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan di Puskesmas melalui
Pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Kalakarya
Manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan merupakan salah satu standar
pelayanan kesehatan anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar.
Penerapan pelayanan kesehatan sesuai standar ini sejalan dengan Undang-
Undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Anak serta Standar
Pelayanan Minimal. Pelayanan balita sakit dengan pendekatan Manajemen
Terpadu Balita Sakit dinilai dapat memberikan kontribusi yang sangat
besar dalam menurunkan angka kematian neonates, bayi dan anak balita
bila dilaksanakan secara benar dan luas. Dengan demikian tenaga
kesehatan yang memiliki kewenangan melayani balita sakit harus kompeten
melakukan melakukan MTBSdengan benar sesuai standarserta
menerapkan pendekatan MTBS secara luas terhadap semua balita sakit dan
bayi muda yang dating ke puskesmas.
Pelatihan MTBS yang telah diselenggarakan dengan kontribusi berbagai
pihak, namun disadari bahwa pengembangan pelatihan MTBS belum
optimal sebagimana diharapkan, diantaranya penerapan yang terkendala
karena kurangnya bimbingan tekhnis bagi pelaksana, atau karena
pemantauan paska pelatihan sebagai bagian dari paket pelatiahnyang
sering dilupakan. Kalakarya seyogyanya lebih efektif dibandingkan dengan
pelatihan karena peserta dipacu untuk lebih aktif dan memiliki kesempatan
praktik lebih banyak. Dalam pelaksanaan kalakarya MTBS, peserta
didampingi oleh pendamping sambal dibimbing langsung untuk melakukan
tatalaksana balita sakit maupun bayi muda sampai pada akhirnya
dihasilkan pelayanan kesehatan balita yang berkualitas, yang ditandai
dengan kepatuhan petugas terhadap standar.
Masih kurangnya jumlah petugas terlatih MTBS serta belum
maksimalnya pelayanan Bayi/Balita melalui pendekatan MTBS menjadi
latar belakang diadakannya Kalakarya MTBS di Puskesmas Benteng.

III. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam menerapkan
pelayanan balita sakit dan bayi muda dengan pendekatan MTBS secara
benar dan luas, yang dilaksanakan melalui pendampingan di
Puskesmas.
2. Tujuan khusus
a. Peserta dapat memahami serta menerapkan pelayanan Bayi/Balita
dengan pendekatan MTBS di Puskesmas.
b. Peserta dapat memahami pencatatan dan pelaporan MTBS/MTBM.

2
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


1 Penyuluhan Metode yang digunakan adalah metode
ceramah dan Tanya jawab langsung ke
sasaran yaitu Ibu balita
2 Simulasi Pada metode ini peserta melakukan
praktek langsung ke sasaran yaitu
Balita/Bayi Muda.

V. METODA ATAU CARA PELAKSANAAN


 Pendamping mendampingi 3-4 orang peserta
 Metode : membaca modul dan atau buku bagan, curah pendapat,
diskusi, Tanya jawab, latihan studi kasus, penayangan video dan
atau foto, simulasi dan praktik klinis.
 Kegiatan ini dilaksanakan selama 14 hari (jadwal kegiatan
terlampir)
VI. SASARAN
1. Sasaran langsung : Perawat, Bidan
2. Sasaran tidak langsung : Gizi, petugas Apotek dan Bagian
pendaftaran.
VII. PENANGGUNG JAWAB
Penanggung Jawab Program MTBS : Nindar Waty

VIII. VOLUME KEGIATAN


Kegiatan Kalakarya MTBS dilaksanakan 1x dalam setahun

IX. JADWAL KEGIATAN


Kegiatan Kalakarya MTBS dijadwalkan pada bulan Juni-Juli 2022

X. LOKASI
Kegiatan Kalakarya MTBS dilaksanakan di Puskesmas Benteng.

XI. PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT


Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. In focus
2. Laptop
3. Formulir MTBS/MTBM sebanyak peserta
4. Register rawat jalan MTBS/MTBM
5. Alat tulis
6. Timbangan Bayi/Anak
7. Thermometer
8. Pita pengukur LILA
9. ARI Timer

XII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi dilaksanakan setelah selesai kegiatan.

3
XIII. SUMBER DANA
Dana untuk kegiatan kalakarya MTBS adalah dari dana BOK.

Mengetahui, Ambon, April 2022

Kepala Puskesmas Benteng Penanggung Jawab Program MTBS

dr. Augie M. G. Joltuwu Nindar Waty, S. Kep.Ns


Nip : 198708172017052012 NIP : 198208222005012013

4
5

Anda mungkin juga menyukai