Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KASUS LAYANAN PUBLIK BAGI ANALIS MUTU HASIL PERIKANAN

INSTANSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KENDAL

MATERI : AGENDA 2
NAMA PEMATERI : YUDIANA HADIYAT, S.T., M.Eng
NAMA PESERTA : MARCHELLA DHARMA ARUMSARI, S.Pi
NIP : 199203042022032012
ANGKATAN :V
KELOMPOK :1

A. PENDAHULUAN
Analis Mutu Hasil Perikanan adalah jabatan fungsional yang ada di Bidang Perikanan Tangkap,
Seksi Bina Mutu. Tugas pokoknya masuk ke dalam Seksi Bina Mutu yaitu melaksanakan bimbingan
pengembangan aneka usaha perikanan meliputi pendampingan perijinan mutu, peningkatan sumber
daya manusia melalui pelatihan dan pembinaan keterampilan masyarakat.

B. BENTUK ATAU JENIS LAYANAN


Prinsip dari tugas seorang analis mutu adalah memastikan dan mengedukasi masyarakat untuk
menyajikan hasil perikanan yang aman dan berkualitas. Jenis pelayanan yang akan dianalisa adalah
Pendampingan Perijinan Mutu. Salah satu jaminan suatu produk perikanan berkualitas dan aman
adalah mempunyai perijinan mutu. Kepemilikan perijinan mutu juga menjadi poin penting dalam
bersaing dengan produk lain. Perijinan mutu yang wajib dimiliki oleh UMKM Perikanan adalah PIRT
dan SKP. Dalam hal perijinan, Dinas Kelautan dan Perikanan hanya membantu mengedukasi
masyarakat dan membantu persiapan perijinan. Perijinan PIRT dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan
sedangkan SKP dikeluarkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan Peraturan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 22 Tahun 2018 tentang pedoman pemberian
sertifikat Pangan Industri Rumah Tangga, dijelaskan bahwa pengertian PIRT adalah sertifikat izin
Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang diberikan oleh Bupati atau Walikota melalui Dinas
Kesehatan. Sertifikat ini mengacu bahwa pangan hasil produksi yang dihasilkan telah memenuhi
persyaratan dan standar keamanan yang telah ditentukan. Perijinan SKP adalah Sertifikasi Kelayakan
Pengolahan. Sertifikat ini diberikan kepada UPI (Unit Pengolah Ikan) yang telah menerapkan Cara
Pengolahan Ikan yang Baik dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Standar Sanitasi.

C. KONDISI LAYANAN SAAT INI DAN PENINGKATAN YANG DAPAT DILAKUKAN


Pendampingan Perijinan Mutu diawali dengan sosialisasi mengenai perijinan. Materi sosialisasi
mengenai perijinan sudah lengkap dan pemberi materi sudah mempunyai kompetensi dalam bidang
perijinan. Selanjutnya dilakukan pembinaan ke rumah produksi. Tapi sebagian besar pelaku usaha
masih berpendidikan rendah sehingga kesulitan membuat prosedur manual Cara Pengolahan Ikan
yang Baik dan menerapkannya. Perijinan SKP tidak hanya menilai proses produksi tapi juga bangunan
dan lingkungannya sedangkan untuk perbaikan bangunan membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Sehingga perlu upaya pendampingan yang lebih intens untuk mengubah pola pikir pelaku usaha
dalam membuat dan menerapkan Cara Pengolahan Ikan yang Baik dan memenuhi persyaratan
Prosedur Operasi Standar Sanitasi, serta upaya untuk memberikan strategi dalam pemenuhan
bangunan dan lingkungan yang sesuai dengan SKP.

D. FAKTOR SWOT UNTUK PENINGKATAN LAYANAN


Analisa SWOT adalah suatu metode perencanaan strategis untuk menganalisa sistem yang
terdapat di dalam perusahaan atau sistem-sistem akademik dan sistem-sistem di pemerintahan. SWOT
adalah singkatan dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan
Threats (ancaman). Analisa SWOT untuk pelayanan pendampingan perijinan mutu adalah sebagai
berikut:
1. Strength (kekuatan)
a. Materi sosialisasi mengenai perijinan dan pemateri sudah kompeten.
b. Dinas dan Kementerian terkait sudah jelas dalam memberikan informasi persyaratan yang
harus dipenuhi.
c. Akses pelayanan juga mudah dijangkau melalui sistem online.
2. Weakness (kelemahan)
a. Rata-rata tingkat pendidikan pelaku UMKM yang didampingi untuk mengajukan perijinan mutu
masih rendah.
b. Pola pikir pelaku UMKM untuk meningkatkan mutunya sebagai upaya untuk meningkatkan
daya saing masih sulit.
c. Pelaku usaha mempunyai keterbatasan dana untuk memperbaiki bangunan dan sarana
prasarananya supaya sesuai dengan SKP.
3. Opportunities (peluang)
a. Dinas Kelautan dan Perikanan rutin mengadakan pelatihan-pelatihan untuk membuat
prosedur manual Cara Pengolahan Ikan yang Baik dan persyaratan Prosedur Operasi
Standar Sanitasi.
b. Anggota dari kelompok UMKM ada yang masih berusia muda sehingga dapat
mengoperasikan internet untuk mengakses pelayanan perijinan melalui sistem online.
c. Terdapat beberapa contoh pelaku UMKM berpendidikan rendah di Kabupaten Kendal yang
menjadi binaan Dinas Kelautan dan Perikanan tapi mampu menerapkan prosedur Cara
Pengolahan Ikan yang Baik dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Standar Sanitasi
sehingga dapat memperoleh Sertifikat Kelayakan Pengolahan.
d. Adanya Badan perkreditan dengan bunga yang yang sangat rendah, pengelolanya dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pelaku usaha perikanan.
4. Threats (ancaman)
a. Setiap orang yang melakukan penanganan dan pengolahan ikan yang tidak memenuhi dan
tidak menerapkan persyaratan kelayakan pengolahan ikan, sistem jaminan mutu dan
keamanan hasil perikanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat 3 akan dikenai sanksi
administratif.
b. Pasal 89 UU 11/2020 Cipta Kerja menyatakan setiap orang yang melakukan penanganan dan
pengolahan ikan yang tidak memenuhi dan tidak menerapkan persyaratan kelayakan
pengolahan ikan, sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang menimbulkan
korban terhadap kesehatan manusia dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 tahun dan
denda paling banyak Rp 800.000.000,00.
c. Saat ini konsumen sudah peduli dengan produk yang dikonsumsi terutama mengenai jaminan
kemanan dan mutunya sehingga konsumen lebih cenderung membeli produk yang sudah
mempunyai perijinan mutu.

E. STRATEGI TAHAPAN-TAHAPAN PERBAIKAN


Berdasarkan analisa SWOT yang sudah dipaparkan di atas maka diperoleh strategi yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analis mutu memberikan pendampingan dalam membuat prosedur Cara Pengolahan Ikan yang
Baik dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Standar Sanitasi secara intens ke pelaku UMKM
2. Analis mutu memberikan pengarahan mengenai bangunan dan sarana prasarana yang tidak sesuai
dengan perijinan mutu yang diajukan serta memberikan saran yang tidak menyulitkan pelaku
UMKM
3. Pelaku UMKM dibantu untuk meningkatkan kemampuan mengakses internet sehingga
memudahkan pendamping untuk membantu mendaftarkan perijinan mutu

Anda mungkin juga menyukai