Anda di halaman 1dari 96

MANAJEMEN TERPADU

PELAYANAN KESEHATAN REMAJA


(MTPKR)

• dr. Ferry Susanto


• Kepala UPTD Puskesmas Wiradesa
LATAR BELAKANG

• Masalah kompleks  utama: masalah perilaku berisiko 


dampak luas JIKA KITA MELAKUKAN INTERVENSI
PADA REMAJA BANYAK MASALAH BISA DIHINDARI
DAN BISA BERDAMPAK PADA :
– Penurunan Angka Kematian Ibu
– Penurunan Angka kematian Bayi
– Penurunan penyalahgunaan NApza
– Penurunan kasus HIV/AIDS
– Dll
LANGKAH–LANGKAH PEMBENTUKAN
PKPR
1. Identifikasi dan kajian sederhana
 Gambaran remaja di wilayah
 Identifikasi sudut pandang remaja
 Jenis upaya kesehatan remaja yang ada
 Identifikasi kebutuhan sarana/prasarana
2. Advokasi kebijakan publik
 Dukungan Pemda dalam bentuk anggaran
 Penggalian potensi masy. untuk pendanaan
 Pembebasan retribusi/ pelayanan gratis
 Pembentukan jaringan khusus utk perkuat rujukan
sosial, medis dan pranata hukum
3. Persiapan pelaksanaan PKPR di puskesmas
a) Sosialisasi internal
b) Penunjukan petugas peduli remaja
c) Pembentukan Tim (dr, bidan, perawat,
UKS)
d) Pelatihan formal petugas PKP
e) Penentuan jenis kegiatan & pelayanan
f) Pemenuhan sarana & prasarana
g) Penentuan prosedur pelayanan
4. Sosialisasi Eksternal
• Melalui berbagai forum
• Ditempat remaja : sekolah, komunitas
remaja
5. Pelaksanaan PKPR
• Segera dilaksanakan walau sarana minim
• Penyempurnaan bertahap &
berkesinambungan
6. Evaluasi (supervisi fasilitatif==SN PKPR)
Rasional Pengembangan SN-PKPR3

 SN-PKPR merupakan “manual mutu” yang memberi arahan


tentang:
 Kebijakan dan kegiatan untuk meningkatkan mutu
layanan kesehatan bagi remaja
 Pengembangan standard-standard turunan
 SN-PKPR memberi panduan penyelenggaraan PKPR bagi
semua pemangku kepentingan yang terkait.
ALUR PELAYANAN KLINIK PKPR
DI PUSKESMAS
Mediasi
Kasus Kunjungan
Rumah PULANG APOTIK
LOKET
Seleksi umur
10 – 19 th Anamnesa
Pem. Fisik
Pem.
Penunjang
Pengobatan KIE Disesuaikan
Tidak Ada Dengan Umur
Masalah Dalam Jenis Kelamin
Skrining

Pengobatan
KLINIK Penyakit INTERNAL
PKPR
- LAB
- ISR, IMS, HIV
- GIZI
- POLI KLINIK lain
Skrining Masalah
Kesehatan
Remaja
Lewat Remaja Rujukan
perjanjian Bermasalah Konseling dan KIE EXTERNAL

dan rujukan
- R.S/spesialistik
konselor -LSM
sebaya -SOSIAL
-HUKUM
-P2TP2A, dll
ALUR TINDAKAN (cara sederhana)
ALGORITMA

MEDIS

obat
PENDAHULUAN

• 2014 : Kemenkes bersama organisasi profesi dan


WHO telah menyusun Pedoman Manajemen
Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama / Algoritma Kesehatan
Remaja.
• 2016-2017 : sedang dilakukan penyusunan
Pedoman Manajemen Terpadu Masalah
Kesehatan Remaja di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjut
•  materi pelayanan rujukan kesehatan remaja
•  merujuk pada Buku IMAI (Integrated Management
of Adolescent and Adult Illness) WHO.
Manajemen Terpadu
Pelayanan Kesehatan Remaja
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(Algoritma Kesehatan Remaja)

Adopsi dari Adolescent Job Aid (WHO)

Buku ini berfungsi untuk membentuk pola atau alur pikir dalam menangani masalah
kesehatan remaja yang sering datang dengan satu masalah atau satu keluhan, namun
terdapat berbagai permasalahan lain di belakangnya (multiple reasons).
Adaptasi dari WHO Adolescent Job aid
Dimodifikasi sesuai dengan keadaan
di Indonesia
Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja (MTPKR)
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
MTPKR
• Merupakan rujukan praktis untuk menangani kesehatan remaja.

Tujuan
• Memberikan kemudahan bagi petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif
dan sensitif terhadap remaja.

Sasaran
Petugas Kesehatan di FKTP
• 1. Dokter umum,
• 2. Perawat dan bidan dengan pelimpahan wewenang

Penggunaan
• Penggunaan mirip dengan MTBS
Tidak memuat panduan klinis semua penyakit  bila tidak terdapat dalam buku ini, merujuk
panduan praktik klinis bagi dokter di FKTP (Permenkes No 5 Tahun 2014).
Penggunaan Algoritma

Lihat algoritma Atasi keluhan Anamnesis Atasi masalah yang


Remaja datang ditemukan melalui
Tanya dan gali yang sesuai : utama dengan dengan
dengan TANYA dan LIHAT / algoritma yang
pendekatan HEEADSSS
keluhan utama pendekatan dengan algoritma yang
masalah RASA / DENGAR sesuai sesuai
HEEADSSS
Alur Manajemen Terpadu Pelayanan Kesehatan Remaja

 Pahami tata cara interaksi klinis dengan klien


remaja.
 Berangkatlah dari keluhan utama klien remaja.
 Dari keluhan tersebut, pilihlah satu algoritma
yang sesuai dengan keluhan tersebut.
 Telusuri algoritma tersebut dari kolom “Tanya”
lalu ke “Lihat/Rasa/Dengar” agar dapat
menentukan klasifikasi yang tepat sesuai
kondisi yang ditemukan pada klien remaja.
  Setelah selesai dengan algoritma yang sesuai
dengan keluhan utama remaja, lakukan
anamnesis dengan pendekatan HEEADSSS
untuk menggali aspek psikososial remaja yang
seringkali tidak diungkapkan oleh remaja bila
tidak ditanyakan oleh petugas kesehatan,
bahkan dapat pula disembunyikan oleh remaja
ketika ditanya oleh petugas kesehatan.
 Dari hasil anamnesis HEEADSSS dapat terpilih
satu atau lebih algoritma yang lain.
 Telusuri algoritma lain tersebut dari kolom
“Tanya” lalu ke “Lihat/Rasa/Dengar” agar dapat
menentukan klasifikasi yang tepat sesuai
kondisi yang ditemukan pada klien remaja
HEEADSSS
DASAR PEMIKIRAN
Remaja/Siswa dg kemampuan yg baik, mampu
mengatasi masalah

Konflik jiwa atau kesulitan yg tak dpt diatasi

Kemampuan jadi lemah

4k
Konseling
Kemampuan jadi pulih
Fenomena Gunung Es Pada Status Kesehatan Remaja Dan
Manfaat Skrining HEEADSSS

Merokok hanya bila diajak teman

Menonton konten pornografi di hp

Sex pra nikah dengan pacar

Merasa tidak dimengerti orangtua

Rendah diri, sensitif


Penerapan Pendekatan HEEADSSS
untuk mencegah miss opportunity
• Tujuan: menggali aspek psikososial yang dapat menjadi
Penyebab masalah remaja
• Terdiri dari:
– Home (terkait semua masalah yang terjadi rumah atau anggota
keluarga/kerabat yang tinggal serumah)
– Education (terkait sekolah/pendidikan)/Employment (tempat
kerja/pekerjaan)
– Eating (terkait pola makan)
– Activity (terkait aktivitas anak)
– Drugs (terkait penggunaan rokok, alkohol, narkoba)
– Sexuality (terkait aktivitas seksual)
– Safety (terkait keselamatan)
– Suicide (terkait dorongan bunuh diri, termasuk menggali masalah
terkait depresi pada remaja)
Skrining anamnesis HEEADSSS

• Pendekatan HEEADSSS
Pendekatan HEEADSSS dilakukan untuk mendeteksi
masalah remaja yang sering
(masalah di rumah atau anggota keluarga/kerabat yang serumah)
tidak diungkapkan bila tidak
digali dengan baik.
Jika tidak bertanya, maka
(sekolah/pendidikan)/ Employment (tempat kerja/pekerjaan)
remaja tidak akan menjawab.
(pola makan) HEEADSSS sebagai
panduan menemukan
(aktivitas sehari-hari) masalah utama.
(penggunaan rokok, alkohol, narkoba)

(aktivitas seksual)

dorongan bunuh diri, termasuk masalah depresi pada remaja)

(keselamatan)
HOME
• Remaja dalam keluarga
terpecah  gangguan
emosi dan kesehatan mental

Tiga hal utama yang


perlu digali

H Tingkat kenyamanan di
rumah/tempat tinggal
Punya pihak pendukung (remaja
merasa aman, bisa bicara secara
terbuka serta meminta tolong pada
Hal yang umumnya terjadi
di rumah yang bisa menjadi
“warisan” perilaku berisiko

O
orang tersebut) di rumah/tempat
tinggal

M Seksualitas Drug abuse kekerasan

E
EDUCATION/EMPLOYMENT
EDUCATION AND
EMPLOYMENT

Hal utama yang


perlu digali

Tingkat kenyamanan di Punya pihak pendukung (remaja Hal yang umumnya terjadi di
merasa aman, bisa bicara secara sekolah/tempat kerja yang bisa menjadi
sekolah/tempat kerja terbuka serta meminta tolong pada “warisan” perilaku berisiko (kekerasan,
orang ini) di sekolah/tempat kerja penggunaan alkohol dan penggunaan
obat terlarang, dan seksualitas)
EATING & EXERCISE

Pola makan tidak sehat


EATING

petugas memeriksa kemungkinan remaja


memiliki masalah terkait kebiasaan/pola
Bentuk tubuh Percaya diri Psikologi Depresi
makan

Hal utama yang perlu digali


• Kebiasaan makan, jenis makanan yang dikonsumsi dan perilaku
makan remaja terkait dengan stress
• Perubahan terkait berat badan
• Persepsi remaja tentang tubuhnya
ACTIVITY

Petugas memeriksa
kemungkinan remaja
memiliki masalah terkait
aktivitas

ACTIVITY
Hal utama yang
perlu digali

Hal yang dilakukan remaja Hubungan dengan teman- Persepsi terhadap diri dan
untuk menghabiskan waktu teman (teman dekat, sebaya) teman-teman
luangnya
DRUGS Petugas memeriksa kemungkinan
remaja memiliki masalah terkait
risiko penyalahgunaan NAPZA
DRUGS

Hal utama yang


perlu digali

Adanya lingkungan sekitar Perilaku konsumsi NAPZA


remaja yang pada remaja
mengkonsumsi NAPZA
SEXUALITY
Merupakan bagian paling sensitif
karenanya perlu persetujuan dan
pendekatan khusus
SEXUALITY
Petugas memeriksa kemungkinan
remaja memiliki masalah terkait
Hal utama yang risiko terkait aktivitas seksual
perlu digali

Kemungkinan kehamilan Kemungkinan IMS Kemungkinan kekerasan seksual


Adanya perilaku seksual pra nikah
atau perilaku sesksual berisiko
pada remaja
SAFETY
petugas memeriksa
kemungkinan remaja
memiliki masalah terkait
dengan keselamatan

Hal utama yang perlu digali


SAFETY

Rasa aman remaja saat Rasa aman remaja saat Rasa aman remaja saat
berada di keluarga berada di lingkungan berada di jalan raya
(sekolah, masyarakat)
SUICIDE AND DEPRESSION

petugas memeriksa kemungkinan


remaja memiliki masalah terkait risiko
bunuh diri dan depresi

SUICIDE
Hal utama yang perlu digali

Adanya keinginan/
kecenderungan remaja Kecenderungan, pola dan Kecenderungan, pola dan
perilaku remaja apabila sedang perilaku remaja apabila sedang
untuk menyakiti diri merasa sedih merasa cemas
sendiri
Masalah kesehatan jiwa
• Kesulitan belajar
• Kenakalan remaja
• Penyalahgunaan NAPZA
• Masalah perilaku seksual
• Gangguan emosional
• Gangguan psikotik
Kesulitan belajar
• Gangguan penglihatan dan pendengaran
• Keterbelakangan mental (ringan)
• Kesulitan belajar khusus (disleksia, disgrafia,
diskalkulia)
• Kondisi keluarga kurang mendukung
• Masalah emosional
Kondisi keluarga kurang mendukung

 Sering tidak masuk sekolah


 Tampak lelah dan kurang
perhatian di kelas
 Bila ditanya alasannya muncul
berbagai masalah di rumah
Kenakalan remaja
• Mencuri lebih dari sekali
• Sering berbohong
• Sering bolos sekolah
• Merusak barang milik orang lain dan lingkungan
• Tidak kekejaman atau penyiksaan terhadap hewan atau
sesama manusia
• Sering memulai perkelahian
• Perilaku provokatif
• Meninggalkan rumah tanpa pamit
Penyalahgunaan NAPZA
• Prestasi sekolah menurun
• Bersikap emosional
• Kebutuhan uang meningkat
• Sering menyendiri
• Perubahan pola tidur
• Penampilan lusuh, tidak memperhatikan
kebersihan diri
Masalah perilaku seksual
• Rasa ingin tahu  eksperimen
• Berpacaran berlebihan hingga melakukan hubungan
seksual bebas
• Timbulnya rasa cemas, rasa bersalah yang sering
mengganggu prestasi belajar
• Menarik diri dari pergaulan dan menjadi pendiam
• Sering bolos sekolah
• Terdapat tanda-tanda kehamilan
• Membawa buku bacaan atau VCD porno
Gangguan emosional

• Rasa cemas dan gelisah yang tidak jelas


penyebabnya
• Suasana perasaan yang depresif
• Keluhan badan (somatik yang majemuk,
berulang, dan sering berubah tanpa didasari
oleh gangguan organ tubuh
Gangguan psikotik
• Perilaku tidak lazim
• Terdapat persepsi panca indra tanpa adanya
rangsangan (halusinasi)
• Terdapat keyakinan yang salah yang idak sesuai
denham kenyataan
• Dapat disertai gangguan tidur
ALGORITMA
Algoritma
I. IDENTIFIKASI :
1. TANYA-LIHAT/RASA/DENGAR➔MEMILAH berdasarkan gejala
2. KLASIFIKASI➔ dalam tiga kelompok warna;
II. TATALAKSANA, tindakan sesuai dengan klasifikasi:
1. RUJUK  keterbatasan sarana & prasarana; kompetensi & ke-
ilmuan (~ KONSULTASI);
2. Pencegahan (Nasihat, Konseling);
3. Pengobatan;
4. Koordinasi  jejaring kerja (NetWorking): lintas program, lintas
dinas, org prof/masy., institusi masy. dll.
III. PEMANTAUAN: kontrol, kapan harus segera kembali.
Contoh Penggunaan Kolom Di Tabel Algoritma

2. Kolom 5. Kolom
1. Kolom 3. Kolom 4. Kolom
LIHAT/ PEMANTAUAN
TANYA KLASIFIKASI TATALAKSANA
RASA/DENGAR
BENTUK dan ARTI WARNA ALGORITMA
kondisi gawat darurat, harus
segera dirujuk ke fasilitas
kesehatan rujukan tingkat
lanjutan (FKRTL)

masalah dapat ditangani oleh fasilitas


kesehatan di tingkat pertama dengan
observasi dan/atau tindak lanjut

tergolong kondisi normal ATAU masalah


dapat diselesaikan secara tuntas di
fasilitas kesehatan di tingkat pertama
KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI
1. Pola makan gizi seimbang
2. Aktivitas fisik
3. Pubertas (pada laki-laki dan perempuan)
4. Aktivitas seksual
5. Kestabilan emosional
6. Penggunaan alkohol, tembakau dan zat lainnya
7. Cedera yang tidak disengaja
8. Kekerasan dan penganiayaan
9. Pencegahan kehamilan dan kontrasepsi
10.HIV
11.Rekomendasi imunisasi (IDAI)
LAMPIRAN
1. Status pasien remaja
2. Chart IMT berdasarkan umur
3. Grafik Tinggi Badan (TB) berdasarkan umur
4. Skala Tanner
5. Daerah endemik malaria
6. Status berhenti merokok
7. Kuesioner adiksi nikotin (Fagerstrom)
8. Surat izin praktik bidan dan surat ijin kerja bidan
9. Kewenangan dokter, perawat, bidan
10.Informed Consent
11.Lembar penolakan tindakan medis
Menyediakan bagan
untuk beberapa kasus
Grafik pertumbuhan sudah menggunakan WHO growth chart
Tindak Lanjut Manajemen Terpadu
Pelayanan Kesehatan Remaja
(MTPKR)
INFORMED CONSENT

Landasan Hukum : a. Informasi / penjelasan yang cukup pada pasien dan keluarga yang
mendampinginya tentang hasil pemeriksaan :
1. Psal 45 UU No. 29 Tahun - Diagnosis
2004 tentang Praktik - Tatacara Tindakan Medis / kedokteran
Kedokteran - Tujuan tindakan Medis / kedokteran yang akan dilakukan
2. Pasal 68 UU No. 36 Tahun - Alternatif tindakan lain dan resikonya
2014 tentang Tenaga - Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
Kesehatan - Prognosis terhadap tindakan yang akan dilakukan
- Perkiraan biaya
3. Permenkes No 290 Tahun
2008. Tindakan medis b. Penjelasan dicatat dalam rekam medis pasien dengan mencantumkan
tanggal, waktu, nama dan tanda tanga keluarga pendamping dan saksi
yang beresiko tinggi dari petugas lainnya.
merupakan tindakan c. Informed Consent diberikan oleh keluarga dekat : ayah / ibu kandung
medis yang berdasarkan atau saudara kandung yang telah dewasa
tingkat probabilitas
d. Dalam kondisi emergensi, pasien harus segera menerima tindakan
tertentu dapat medis dan pasien tidak didampingi oleh keluarga, maka penjelasan dan
mengakibatkan kematian Informed Consent dapat diberikan kepada pasien tersebut untuk
atau kecacatan menyelamatkan jiwa pasien. (harus disertai saksi)
Identitas remaja
• Berisi informasi identitas remaja, orang tua dan keterangan tempat tinggal, pendidikan/pekerjaan, status pernikahan

Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik


• Keluhan utama pasien remaja
• Hasil anamnesis sesuai algoritma kesehatan remaja
• Hasil pemeriksaan fisik

Hasil skrining HEEADSSS


PENCATATAN

• Hasil skrining/anamnesis HEEADSSS awal yang dilakukan


• Anamnesis dan pemeriksaan fisik tambahan berdasarkan hasil anamnesis HEEADSSS
• Klasifikasi berikutnya yang didapat sesuai anamnesis HEEADSSS

Hasil pemeriksaan penunjang


• Berisi hasil pemeriksaan laboratorium (darah, urin, duh tubuh dll), thorax dll yang diperlukan dalam menunjang klasifikasi

Hasil klasifikasi dan tatalaksana yang dilakukan


• jenis klasifikasi yang didapat sesuai anamnesis dan skrining HEEADSSS yang dilakukan
• Tatalaksana kasus yang dilakukan oleh petugas puskesmas

Konseling
• Masalah utama
• Latar belakang masalah
• Alternatif pemecahan masalah
• Keputusan tindakan klien remaja
• Observasi

Kunjungan selanjutnya
• penjadwalan dari petugas untuk kunjungan ulangan remaja tersebut dan
• kunjungan yang dilakukan oleh pasien remaja
• anamnesis, tatalaksana dan konseling tambahan yang dilakukan pada kunjungan ulang
PENCATATAN
PENCATATAN

• Prinsip privasi dan kerahasiaan


Menjaga rahasia kecuali:
• Seseorang dapat mencelakakan Anda
• Anda dapat mencelakakan diri sendiri
• Anda dapat mencelakakan orang lain

• Penyimpanan : status dan catatan


pendukung termasuk hasil
konselingnya disimpan di dalam
lemari khusus yang terkunci dan
hanya bisa diakses oleh petugas PKPR
KONSELING

• Adalah proses pemberian bantuan dari seorang


konselor kepada seorang atau sekelompok
orang (klien) agar klien dapat memahami
masalahnya dan mengambil keputusan dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
FILOSOFI KONSELING

Siapa saja dg kemampuan yg baik, mampu


mengatasi masalah

Mental block, Konflik jiwa atau kesulitan yg tak


dpt diatasi
BENANG

Kemampuan jadi lemah


KUSUT

Konseling BENANG KUSUT


DIURAI
Kemampuan jadi pulih
6 LANGKAH KUNCI KONSELING
GATHER..........SATU TUJU

• G – GREAT................SALAM
• A - ASK ..................TANYAKAN
• T – TELLING.............URAIKAN
• H – HELP..................BANTU
• E – EXPLAINING.....JELASKAN
• R –RETURN.............ULANGI
“SATU TUJU”
SA : Sambut, (dg ramah, tawarkan bantuan, Kesan ada waktu)
T : Tanyakan (apa masalahnya, dengarkan, tanyakan penyebabnya)
U : Uraikan (mengenai masalahnya 5W 1 H)
Tanyakan upaya yang sudah dilakukan dan upaya apa menurut klien yang paling
cocok atau baik
TU : Ban-TU (menggali kebutuhan dan berbagai pilihan dan
pertimbangan)
J : Jelaskan (mengenai pilihannya) konsekwensinya
Mendorong klien untuk mengambil Keputusan / ditangan klien
U : Undang (merencanakan tindak lanjutEvaluasi dan terminasi)
LANGKAH KONSELING DENGAN FORMULA 7
K
K1 = KEADAAN/KELUHAN/KONDISI (tanyakan apa yang dialami dan
pemahaman klien tentang masalahnya.
K2 = KENAPA tanyakan penyebab masalah itu terjadi.
K3 = KEMAUAN/KEINGINAN/KEHENDAK (Dengarkan harapan /keinginan
klien dan upaya apa yang sudah dilakukan
K4 = KIAT apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah, KIAT YANG BELUM DILAKUKAN
(JELASKAN Alternatif Solusi)
K5 = KONSEKWENSI dari semua Alternatif/Pilihan (jelaskan dampak dari
semua alternatif dan apa yang harus dilakukan serta berikan informasi2
penting, Termasuk INFORMASI PKHS)
K 6= Kemampuan/Potensi yang dimiliki
K7 = KEPUTUSAN KLIEN (bantu Klien mengambil keputusan yang paling
menguntungkan dan paling siap dan mudah dilakukan)
K8= KOMITMENT dan KEMBALI (Kukuhkan komitmen klien dan
undang/tawarkan untuk kembali konseling lanjutan jika diperlukan)
PKHS (Life Skill Education)

kemampuan psikososial seseorang untuk


memenuhi kebutuhan dan mengatasi
masalah kesehatan dalam kehidupan
sehari-hari secara efektif.
BAGI KONSELOR DAN REMAJA
Kemampuan...kecakapan...keterampilan
10 ASPEK
KOMPETENSI PSIKOSOSIAL
1. Empati
2. Kesadaran Diri / Intrapersonal
3. Pengambilan Keputusan
4. Mengatasi Masalah
5. Berpikir Kritis
6. Berpikir Kreatif
7. Kominikasi Asertif
8. Hubungan Interpersonal
9. Mengedalikan Emosi
10. Mengatasi Stress

SEMUANYA SALING BERKAITAN DAN DIPERLUKAN


DITERAPKAN BERSAMAAN
10 ASPEK
KOMPETENSI PSIKOSOSIAL
1. Empati: kemampuan untuk memposisikan perasaan orang lain
pada diri sendiri, bahkan untuk situasi yang tidak terbiasa bagi
kita sekalipun.
Beberapa cara mengembangkan empati

• Memahami sudut pandang orang lain


• Peka terhadap perasaan orang lain
• Mampu mendengar orang lain
• Peduli sama lingkungan
TINGKATKAN SIKAP EMPATI
10 Aspek Kompetensi Psikososial…

2. Kesadaran diri: Kemampuan untuk mengenal diri


sendiri tentang karakter, kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahannya, keinginan dan
ketidakinginan
Mengembangkan sikap
• Pahami diri sendiri ( sifat, karakter kelebihan
kekurangan)
• Memotivasi diri lebih baik dari orang lan
• Mempunyai perencanaan terhadap jenjang
pendidikan yang akan ditempuh, pekerjaan, usia
menikah (genre)
• Tidak mudah menyerah
• Membuka diri untuk perubahan
Multiple inteligensia
10 Aspek Kompetensi Psikososial…
3. Pengambilan keputusan: Kemampuan yang membantu untuk
mengambil keputusan secara konstruktif, dengan memikirkan
dan membandingkan pilihan alternatif dan dampak, konsekwensi
serta efek samping yang akan terjadi.
Sebelum mengambil keputusan
Pertimbangkan ..........
Beberapa cara mengembangkan kompetensi
pengambilan keputusan

• Jangan mengambil keputusan saat sedang


emosi
• Jernihkan pikiran sebelum mengambil
keputusan.
PRIORITAS PILIHAN KEPUTUSAN

EDUCATION
10 Aspek Kompetensi Psikososial…

4. Pemecahan masalah: Kemampuan yang memungkinkan


kita dapat menyelesaikan permasalahan secara konstruktif
didalam kehidupan.
DUKUNGAN DAN RUJUKAN.....

Support and
refferal
SWOT
10 Aspek Kompetensi Psikososial…
6. Berfikir kritis: Kemampuan untuk menganalisa
informasi dan pengalaman-pengalaman secara
obyektif.====
WHY......THINK
TWICE OR MORE....
BEFORE....
OK

modus
KATA-KATA
• JANGAN MUDAH PERCAYA
• WASPADA TIPU DAYA
• HATI-HATI BUJUK RAYU
• MODUS
• ADA MAUNYA
• AKAL BUSUK
• DIA MEMPELAJARI AKU....BALITA SAJA BISA
• JNGAN-JANGAN
BERANI BERKATA TIDAK
WASPADA bujuk rayu!!!!!!!!!!!!!!

HABISSSSS INI APA YAAAA ............ PIKIRKAN ......DAMPAKNYA !!!!!!!!


WASPADA.... tawaran, bujuk rayu, tipu
muslihat
10 Aspek Kompetensi Psikososial…
5. Berpikir kreatif: Kemampuan untuk menggali alternatif
yang ada dan berbagai konsekwensinya dari apa yang
kita lakukan atau tidak, dalam membuat keputusan atau
penyelesaian masalah.
10 Aspek Kompetensi Psikososial…
7. Komunikasi asertif : Kemampuan untuk
mengekspresikan diri secara verbal maupun non
verbal yang mengikuti budaya dan situasi.
10 Aspek Kompetensi Psikososial…
8. Hubunganinterpersonal: Kemampuan yang
dapat menolong untuk berinteraksi dengan
sesama secara positif. UNCONDITIONAL
POSITIF REGARD....5 S
Cara mengembangkan sikap hub
interpersonal
• 5s
• Memandang sisi positif orang lan
• Memberi perhatian
• Memiliki selera humor
• Empati
• Beradaptasi dengan lingkungan
“ SENYUM ADALAH
LENGKUNGAN YANG
MELURUSKAN”

“2/15/19
HARD ON THE PROBLEM, SOFT ON THE PEOPLE”
10 Aspek Kompetensi Psikososial…
9. Mengatasi emosi: Kemampuan keterlibatan pengenalan
emosi dalam diri dan orang lain sadar bagaimana
emosi mempengaruhi tingkah laku dan dapat menjawab
tantangan emosi secara tepat.
10 Aspek Kompetensi Psikososial…
10. Mengatasi stress: Kemampuan pengenalan sumber-
sumber yang menyebabkan stress dalam kehidupan,
bagaimana efeknya dan cara mengontrol diri terhadap
derajat/tingkat stress.
Stress dan Manajemen Stress
1. Perkawinan
2. Problem orang tua Contoh Stresor Psikososial
3. Hubungan
Interpersonal
4. Pekerjaan
5. Lingkungan hidup
6. Keuangan
7. Hukum
8. Perkembangan
9. Penyakit fisik/cedera
10.Faktor keluarga
11.trauma
Sebutkan cara mengatasi stress ?
Ketahui penyebab stress dan segera atasi ...
 Kesadaran diri
 Mengingat tuhan dan berdoa
 Olah raga
 Relaksasi Menanggulangi Stress
 Terapi kognitif
 Mengendalikan perilaku diri
 Jangan melakukanpekerjaan terlalu serius
 Menetapkan skala prioritas kebutuhan dan
keinginan
 Berpikir positif dan membuang pikiran negatif
 Menghindarkan diri dari persaingan
 Istirahat yang terartur
SEJAK TAHUN 2003,
PENGEMBANGAN DARI KRR

Pelayanan kesehatan yang ditujukan dan


dapat dijangkau oleh remaja,
Pelayanan kesehatan yang ditujukan
menyenangkan, menerima remaja dengan
dan dapat dijangkau oleh remaja,
tangan terbuka, menghargai remaja,
menyenangkan,
menjaga menerima
kerahasiaan, peka akanremaja
dengan tangan
kebutuhan terbuka,
yang terkait menghargai
dengan
remaja, menjaga
kesehatannya, serta kerahasiaan, peka
efektif dan efisien
akankebutuhan
dalam kebutuhan yang terkait dengan
tersebut
kesehatannya, serta efektif dan efisien
dalam
RUJUKAN kebutuhan
UNTUK tersebut
REMAJA BERMASALAH KESEHATAN FISIK, MENTAL, SOSIAL
DI PUSKESMAS MAMPU LAKSANA PKPR
Personal brandingnya ..keren
Mau...???
Kesimpulan
• Penggunaan Manajemen Terpadu Masalah Kesehatan Remaja
diharapkan dapat menjadi panduan bagi tenaga kesehatan dalam
melaksanakan layanan kesehatan remaja di tingkat primer.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai