Anda di halaman 1dari 46

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

PELAYANAN JAMINAN PERSALINAN


TERINTEGRASI PROGRAM JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL

4 Maret 2022
BAB I
PENDAHULUAN

2
REVIEW IMPLEMENTASI JAMPERSAL
2017-2019 2020 2021

• realisasi dana Jampersal yang rendah Analisis lanjut Riskesdas 2018,


(<70%) Analisis DAK Non Fisik Bidang
• kurangnya sinkronisasi perencanaan
untuk meningkatkan
Kesehatan pada Dana Jampersal
dan penganggaran antara pemerintah (PPJK, 2020) : pemanfaatan pembiayaan
pusat dan daerah kesehatan dalam
• sumber pembiayaan persalinan
• tidak meratanya pemahaman daerah
terhadap petunjuk teknis Jampersal hanya sebesar 3,75% pelayanan kesehatan ibu
dibandingkan dengan sumber
• bervariasinya mekanisme dan dan bayi baru lahir yang
ketentuan pertanggung jawaban pembiayaan persalinan lainnya
keuangan daerah • eligibilitas peserta dalam lebih efektif dan efisien,
• sebagian daerah tidak memberlakukan Jampersal masih kurang tepat serta mempertimbangkan
Jampersal di luar wilayah kabupaten/ sasaran
kota
prinsip portabilitas, maka
• portabilitas masih menjadi
• alokasi anggaran Jampersal yang tidak diperlukan integrasi
sama dengan usulan daerah masalah dalam implementasi
• tidak tersedianya data sasaran yang Jampersal (ibu yang mengakses Jampersal dengan
valid fasilitas kesehatan yang berada program JKN.
• lemahnya pencatatan dan pelaporan di luar kabupaten/ kota tempat
rutin. tinggalnya )
TUJUAN Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kehamilan sesuai
standar
b. Meningkatkan cakupan persalinan di fasilitas
Tujuan Umum pelayanan Kesehatan
c. Meningkatkan cakupan pelayanan nifas sesuai
Menurunkan angka kematian standar
ibu dan bayi baru lahir d. Meningkatkan cakupan KB pasca persalinan
dengan peningkatan akses e. Meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir.
pelayanan kesehatan sesuai f. Meningkatkan penanganan kasus komplikasi pada
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
standar melalui jaminan g. Mendorong penerima manfaat Jampersal menjadi
kesehatan. peserta JKN
h. Mendorong agar pembiayaan pelayanan Ibu dan Bayi
baru lahir lebih efektif dan efisien
Ketentuan Umum
1. Membiayai pelayanan ibu dan bayi baru lahir di fasilitas
pelayanan kesehatan yang kompeten sehingga tidak terjadi
keterlambatan dalam merujuk, melakukan pencegahan dini
terhadap terjadinya komplikasi baik dalam kehamilan,
persalinan ataupun masa nifas termasuk pelayanan dan
penanganan komplikasi pada bayi baru lahir.
2. Dana Jampersal tidak boleh digunakan untuk membiayai
pelayanan kesehatan yang telah dibiayai melalui dana APBN,
APBD, BPJS, maupun sumber dana lainnya.
3. Pasien Jampersal hanya dapat dirawat diruang kelas III dan
tidak dapat pindah kelas.
RUANG LINGKUP PELAYANAN JAMPERSAL

1.
Sasaran dan
Manfaat

4.
2.
Pelaporan,
Peran dan
monitoring
Fungsi
dan evaluasi

3.
Pembiayaan
BAB II
SASARAN & MANFAAT
PELAYANAN JAMPERSAL

7
Jampersal

Jaminan persalinan merupakan mekanisme pembiayaan untuk menjamin


dan melindungi proses kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan
pelayanan KB paska persalinan, serta komplikasi yang terkait bagi ibu dan
bayi dari fakir miskin dan tidak mampu , yang belum punya jaminan serta
terintegrasi dalam program JKN.
ELIGIBILITAS KEPESERTAAN JAMPERSAL
Untuk mendapatkan pelayanan dalam program Jampersal diperlukan syarat agar eligibilitas dapat diterbitkan.
Syarat untuk mendapatkan eligibitas peserta Jampersal sebagai berikut :

1. Berdomisili di wilayah Indonesia dan menunjukkan identitas yang berlaku. Tidak dibatasi oleh wilayah kependudukan.
2. Memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang valid sesuai data Dukcapil.
3. Bukan peserta JKN atau jaminan/asuransi lain.
4. Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir yang termasuk dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial)
namun belum ditetapkan sebagai peserta PBI oleh Kementerian Sosial.
5. Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan bayi baru lahir yang miskin dan tidak mampu yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pejabat daerah yang berwenang minimal setingkat kepala desa.
6. Peserta yang tahun sebelumnya terdaftar sebagai Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) dan Pekerja
Bukan Penerima Upah (PBPU) Pemda yang non aktif pada saat menerima pelayanan dan masih masuk kriteria miskin serta
tidak mampu.
7. Peserta JKN yang dibayar perusahaan, yang sudah tidak ditanggung lagi preminya karena pemutusan hubungan kerja
(PHK) dan masih masuk kriteria miskin serta tidak mampu.
8. Ibu Hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang memenuhi syarat eligibilitas telah ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kriteria/ketentuan.
PENETAPAN DATA SASARAN
Data sasaran ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan melalui mekanisme:  
1. Dinas kesehatan kabupaten/kota mengusulkan calon sasaran program jampersal dan diinput ke
dalam fitur Jampersal di e-kohort.
2. Mengunggah/upload kelengkapan untuk validasi sasaran (KTP/Kartu Keluarga, Surat keterangan
Tidak Mampu) ke dalam fitur Jampersal di e-kohort.
3. Tim Pengelola Jampersal Kementerian Kesehatan melakukan validasi calon sasaran Jampersal yang
sudah di input melalui :
a. Integrasi e-kohort dengan sistem informasi Dukcapil untuk memastikan akurasi NIK
b. Integrasi e-kohort dengan sistem informasi BPJS Kesehatan untuk mengetahui status
kepesertaan JKN
c. Integrasi e-kohort dengan sistem informasi Kementerian Sosial untuk mengetahui status peserta
JKN PBI yang sudah di non aktifkan
4. Pengajuan klaim Jampersal di aplikasi JKN yang digunakan oleh fasilitas kesehatan terintegrasi
dengan fitur Jampersal di e-kohort yang memiliki data sasaran yang sudah di validasi oleh tim
pengelola Jampersal Kementerian Kesehatan
Masa Berlaku Manfaat Jampersal
• Petunjuk teknis Penggunaan Dana Jaminan Persalinan Terintegrasi Program Jaminan
Kesehatan Nasional Tahun Anggaran 2022, berlaku sejak juknis ditandatangani
dalam Permenkes sampai dengan 31 Desember 2022. ( Akan ada edaran Sekjen untuk
memulai pelayanan Jampersal )

• Pelayanan yang diberikan sampai dengan tanggal 30 November 2022, diajukan klaim
terakhir pada tanggal 3 Desember 2022, hasil verifikasi diterima pada tanggal 13
Desember 2022 dan pembayaran dilakukan sampai dengan 16 Desember 2022.

• Pelayanan yang diberikan tanggal 1 – 31 Desember 2022, pengajuan klaim verifikasi


dan pembayaran dilaksanakan pada Tahun Anggaran berikutnya
FASILITAS KESEHATAN YANG MELAYANI JAMPERSAL

1. Penerima manfaat Jampersal dapat dilayani di


semua fasilitas kesehatan yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan, baik FKTP maupun FKRTL.

2. Untuk pelayanan Jampersal di bidan praktek


mandiri, diperkenankan dengan persyaratan bidan
tersebut berjejaring dengan FKTP yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan.
PELAYANAN JAMPERSAL DI FKTP
1. Pelayanan antenatal sebanyak 4 kali ( 1 kali TM 1, 1 kali TM 2, 2 kali
TM 3 dengan mengikuti standar 10 T)
2. Persalinan spontan (pervaginam);
3. Pelayanan ibu dan bayi baru lahir pra rujukan;
4. Pelayanan bayi baru lahir/ neonatal esensial saat lahir
5. Pelayanan pasca persalinan bagi ibu dan bayi (KF 3 kali dan KN 3 kali)
6. Pelayanan KB pasca persalinan.
7. Pelayanan dan besaran pembiayaan pelayanan Jampersal di FKTP
mengikuti manfaat pelayanan JKN, apabila terdapat perubahan
manfaat pelayanan JKN maka manfaat pelayanan Jampersal mengikuti
manfaat pelayanan JKN.
PELAYANAN JAMPERSAL DI FKRTL
1. Pelayanan antenatal bagi ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi

2. Persalinan pervaginam tanpa komplikasi,

3. Persalinan pervaginam dengan komplikasi .

4. Persalinan pervaginam dengan penyulit

5. Pelayanan persalinan dengan sectio caesarea (SC)

6. Pelayanan pasca keguguran, Kehamilan Ektopik Terganggu (KET), mola hidatidosa dan histerektomi.

7. Pelayanan KB pasca persalinan

8. Pelayanan ibu nifas dengan faktor risiko atau komplikasi

9. Pelayanan bayi baru lahir/ neonatal esensial saat lahir

10.Pelayanan bayi baru lahir dengan komplikasi

11.Pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang membutuhkan ruang rawat intensif.

12.Pelayanan di FKRTL mengikuti manfaat pelayanan JKN, apabila terdapat perubahan manfaat pelayanan JKN
maka manfaat pelayanan Jampersal mengikuti manfaat pelayanan JKN.
Komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas antara lain
 Hyperemesis gravidarum

 Anemi sedang-berat

 Ketuban pecah dini

 Perdarahan pervaginam :

• Antepartum : keguguran, plasenta previa, solution plasenta

• Intra partum : robekan jalan lahir

• Post partum : atonia uteri, retensio plasenta, plasenta inkarserata, plasenta akreta, kelainan pembekuan darah, subinvolusi uteri.

 Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

 Abortus

 Hipertensi dalam kehamilan

 Ancaman persalinan premature

 Infeksi berat dalam kehamilan : demam berdarah, tifus abdominalis, sepsis, tuberculosis, malaria

 Distosia: persalinan macet, persalinan tak maju

 Infeksi masa nifas

 Komplikasi dan komorbiditas  lain yang berakibat memperberat proses kehamilan, persalinan dan nifas ( jantung, autoimun, dll).
Alur Pelayanan Pemanfaatan Jampersal di FKTP

Validasi sasaran oleh Tim Pengelola


Jampersal Kemenkes
Alur Pelayanan Pemanfaatan Jampersal di FKRTL
BAB III
PERAN & FUNGSI

18
BAB 3
PERAN DAN FUNGSI

Dinas Kesehatan Provinsi


a. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan
pelayanan Jampersal tingkat kabupaten/ kota.

b. Memfasilitasi penyelesaian kendala pelayanan rujukan lintas batas


BAB 3
PERAN DAN FUNGSI
Dinas Kesehatan Kab/Kota
a. Menetapkan 2 (dua) orang penanggung jawab Pengelola Jampersal dan Tim Penyelesaian Klaim Dispute (TPKD)

b. Melakukan pendataan calon peserta Jampersal

c. Melakukan input data calon peserta Jampersal ke dalam fitur Jampersal di aplikasi e-kohort Kementerian
Kesehatan,

d. Input data calon peserta Jampersal dilakukan setiap bulan sesuai dengan penambahan ibu hamil baru yang
masuk dalam kriteria penerima manfaat Jampersal

e. Mengumpulkan nomor rekening Bank Fasyankes yang memberikan pelayanan Jampersal dan disampaikan
kepada tim pengelola Jampersal Kementerian Kesehatan

f. Pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian klaim pelayanan
pasien Jampersal pada fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

g. Melakukan koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan dalam penyelesaian klaim pending dan klaim
dispute di wilayah kerjanya.

h. Membantu pasien melengkapi persyaratan Jampersal


Puskesmas/Klinik PMB RS

Memberikan pelayanan sesuai Memberikan pelayanan sesuai a. Memberikan pelayanan


standar standar Jampersal sesuai standar.

Memastikan pasien adalah sasaran Memastikan pasien adalah sasaran Memastikan pasien adalah sasaran
Jampersal yang sudah tervalidasi Jampersal yang sudah tervalidasi Jampersal yang sudah tervalidasi
Mengajukan ke BPJS setempat
Mengajukan klaim ke BPJS melalui Puskesmas atau FKTP mengajukan klaim melalui aplikasi
setempat jejaringnya yang sudah E-Klaim ke BPJS setempat
bekerjasama dengan BPJS
merespon kelengkapan dokumen merespon kelengkapan dokumen merespon kelengkapan dokumen
jika ada klaim dispute jika ada klaim pending melalu E-Klaim jika ada klaim
dispute
koordinasi dengan BPJS Kesehatan, 1) koordinasi dengan Puskesmas atau FKTP koordinasi dengan BPJS Kesehatan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota jejaringnya, BPJS Kesehatan, Dinas Kesehatan dan Tim Penyelesaian Klaim
terkait permasalahan klaim Kabupaten/Kota terkait permasalahan klaim Dispute (TPKD) terkait
dispute.
dispute permasalahan klaim dispute
Menerima pembayaran klaim 1) Menerima pembayaran Menerima pembayaran klaim
dari Kemenkes klaim dari Kemenkes dari Kemenkes
BAB IV
PEMBIAYAAN JAMPERSAL

22
Mekanisme Pelayanan, Penagihan dan Verifikasi Klaim Jampersal di FKTP (Puskesmas, Klinik dan Tempat Praktek Mandiri Bidan yang berjejaring)

1) FKTP mengakses e-kohort untuk memastikan peserta Jampersal

• Jika persyaratan belum lengkap, untuk pelayanan rawat inap Peserta Jampersal wajib melengkapi
persyaratan dalam waktu 3x24 jam hari kerja atau sebelum pulang. Apabila FKTP belum mempunyai
akses e-kohort, untuk memastikan kepesertaan Jampersal akan berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan Kab/Kota.

• Persyaratan peserta Jampersal meliputi : 1) memastikan sasaran bukan peserta JKN. 2) memiliki NIK
padan Dukcapil 3) Surat Keterangan Tidak Mampu yang dikeluarkan oleh minimal kepala desa atau
pejabat yang setingkat kepala desa.

2) FKTP memberikan pelayanan sesuai dengan indikasi medis dan standar pelayanan. Bila berdasarkan
indikasi medis memerlukan penanganan oleh FKRTL maka FKTP merujuk peserta jampersal sesuai
dengan ketentuan.

3) FKTP melengkapi dokumen pendukung klaim dan melakukan verifikasi internal atas berkas klaim
yang akan diajukan kepada BPJS Kesehatan.
Mekanisme Pelayanan, Penagihan dan Verifikasi Klaim Jampersal di FKTP (Puskesmas, Klinik dan Tempat Praktek Mandiri Bidan yang berjejaring)

4) FKTP melakukan pengajuan klaim Jampersal secara lengkap dan periodik setiap bulan melalui aplikasi yang
dikembangkan oleh BPJS Kesehatan (Pcare e-Klaim)

Alur dan Dokumen/berkas pengajuan klaim Jampersal terdiri atas:

a. formulir pengajuan klaim (FPK) ;

b. rekapitulasi pelayanan

c. kuitansi asli bermeterai cukup;

d. surat pernyataan tanggung jawab mutlak yang ditandatangani oleh Pimpinan FKTP atau pejabat lain yang
diberi wewenang;

e. bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota keluarga;

f. formulir klaim pelayanan primer (FKPP) yang sudah ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien;

g. salinan lembar pelayanan pada Buku KIA atau e-kohort sesuai pelayanan yang diberikan.

5) FKTP mengirimkan dokumen berkas klaim ke BPJS Kesehatan (serah terima klaim), selanjutnya BPJS
Kesehatan melakukan pengecekan kelengkapan berkas klaim.
Mekanisme Pelayanan, Penagihan dan Verifikasi Klaim Jampersal di FKTP (Puskesmas, Klinik dan Tempat Praktek Mandiri Bidan yang berjejaring)

6) Setelah berkas diterima lengkap dan dokumen berkas lengkap terbit, BPJS Kesehatan melakukan verifikasi
pelayanan klaim Jampersal melalui aplikasi yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan (Pcare SIGAP).

• Dalam hal terdapat kekurangan kelengkapan berkas klaim, BPJS Kesehatan menyampaikan kekurangan
berkas kepada FKTP melalui aplikasi Pcare.

7) BPJS Kesehatan melakukan verifikasi terhadap berkas yang lengkap dan menyampaikan hasil verifikasi
akhir berupa umpan balik verifikasi klaim dalam waktu 14 hari kerja sejak berkas klaim dinyatakan lengkap.

8) Umpan balik verifikasi klaim pelayanan pasien Jampersal disetujui oleh pimpinan FKTP dan BPJS Kesehatan
secara manual atau elektronik.

9) Data umpan balik verifikasi klaim pelayanan Jampersal yang sudah layak bayar disampaikan oleh BPJS
Kesehatan kepada Kementerian Kesehatan melalui integrasi sistem (e-kohort).

10)Proses pengajuan pembayaran klaim oleh Kementerian Kesehatan dilakukan maksimal tanggal 20 setelah
klaim dinyatakan layak bayar. Untuk berkas klaim yang dinyatakan layak bayar dan dikirimkan melewati
tanggal 14, akan diproses periode bulan berikutnya.
Mekanisme Pelayanan, Penagihan dan Verifikasi Klaim Jampersal di FKRTL

1) FKRTL mengakses e-kohort untuk memastikan peserta Jampersal

• Jika persyaratan belum lengkap, untuk pelayanan rawat inap Peserta Jampersal wajib
melengkapi persyaratan dalam waktu 3x24 jam hari kerja atau sebelum pulang. Apabila FKRTL
belum mempunyai askes e-kohort, untuk memastikan kepesertaan Jampersal akan
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota.

• Persyaratan peserta Jampersal meliputi : 1) memastikan sasaran bukan peserta JKN. 2)


memiliki NIK padan Dukcapil 3) Surat Keterangan Tidak Mampu yang dikeluarkan oleh
minimal kepala desa atau pejabat yang setingkat kepala desa.

2) FKRTL memberikan pelayanan rujukan dari FKTP dan/atau pelayanan kegawatdaruratan


maternal dan neonatal sesuai dengan indikasi medis dan standar pelayanan.

3) FKRTL melengkapi dokumen pendukung klaim dan melakukan verifikasi internal atas berkas
klaim yang akan diajukan kepada BPJS Kesehatan.
Mekanisme Pelayanan, Penagihan dan Verifikasi Klaim Jampersal di FKRTL

4) FKRTL mengajukan klaim Jampersal melalui aplikasi E-Klaim INA CBGs Kemenkes yang terintegrasi dengan aplikasi pengajuan klaim BPJS Kesehatan
(V-claim). Pengajuan klaim Jampersal melalui aplikasi E-Klaim INA CBG Kemenkes disertai upload dokumen/berkas klaim berupa hasil scanning file pdf,
yang terdiri atas:

a. Resume medis diisi lengkap dan ditandatangani oleh DPJP

b. Surat persetujuan/konfirmasi pergantian pembayaran Jampersal yang ditandatangani oleh petugas RS dan pasien/penanggungjawab pasien.

c. Bukti pendukung salinan laporan operasi atau laporan tindakan persalinan.

5) Berkas klaim pasien Jampersal diupload melalui aplikasi E-Klaim INA CBG yang akan diterima oleh server Kementerian Kesehatan (e-Kohort). Dari
pengajuan klaim pada E-Klaim akan keluar text file encrypted yang akan diupload ke aplikasi V-Klaim (verifikasi klaim) BPJS Kesehatan.

6) Rumah sakit mengajukan klaim Jampersal kepada BPJS Kesehatan dilakukan secara periodik dan lengkap setiap bulan untuk dilakukan verifikasi oleh
verifikator BPJS Kesehatan yang tujuannya adalah untuk menguji kebenaran administrasi pertanggungjawaban pelayanan yang telah dilaksanakan oleh
fasilitas kesehatan

7) Verifikasi klaim oleh BPJS Kesehatan melalui aplikasi Vidi berupa bukti penerimaan klaim dan Berita Acara Hasil Verifikasi (BAHV). Berita Acara Hasil
Verifikasi pembayaran klaim Jampersal diterbitkan paling lambat 14 (empat belas ) hari kerja  sejak klaim diterima lengkap oleh BPJS Kesehatan.

8) BAHV Jampersal disetujui oleh pimpinan rumah sakit dan BPJS Kesehatan melalui aplikasi Vidi BPJS Kesehatan yang terintegrasi dengan sistem
pembayaran jampersal Kementerian Kesehatan. Dokumen asli disimpan oleh fasilitas kesehatan.
Mekanisme Pelayanan, Penagihan dan Verifikasi Klaim Jampersal di FKRTL

9) Klaim pelayanan Jampersal dinyatakan klaim pending oleh BPJS Kesehatan apabila pada hasil
verifikasi ditemukan dokumen/berkas klaim yang diupload rumah sakit tidak lengkap . Rumah
sakit harus segera melakukan perbaikan dengan melengkapi dokumen/berkas klaim yang
dibutuhkan berdasarkan hasil verifikasi awal BPJS Kesehatan melalui aplikasi E-Klaim INA CBG
sebelum ketentuan masa kadaluarsa terlampaui.

10) Proses pengajuan pembayaran klaim oleh Kementerian Kesehatan dilakukan maksimal tanggal
20 setelah klaim dinyatakan layak bayar. Untuk berkas klaim yang dinyatakan layak bayar dan
dikirimkan melewati tanggal 14, akan diproses pada periode bulan berikutnya.
Metode pembayaran

Pembiayaan pelayanan Jampersal sesuai dengan tarif


yang berlaku dalam Program Jaminan Kesehatan
Nasional yang diatur melalui regulasi dan perundangan
yang berlaku.
Klaim Dispute
1) Penyelesaian klaim dispute dilakukan berdasarkan BAHV dari BPJS Kesehatan yang menyatakan klaim yang diajukan FKTP dan FKRTL
merupakan klaim dispute. Penyelesaian klaim dispute dilakukan oleh Tim Penyelesaian Klaim Dispute TPKD kabupaten/kota. Apabila tidak
dapat diselesaikan di TPKD kabupaten/kota maka klaim dispute akan diselesaikan oleh (TPKD) Pusat yang berkedudukan di Kementerian
Kesehatan dan Tim Penyelesaian Klaim Dispute (TPKD) Pusat ditetapkan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat. Tim Penyelesaian
Klaim Dispute (TPKD) Kabupaten/ Kota ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.

2) Dalam proses penyelesaian klaim dispute oleh TPKD Kabupaten/ Kota atau TPKD Pusat melakukan verifikasi, validasi data, dan/atau cross
check ke FKTP dan /atau FKRTL dan berkoordinasi dengan BPJS Kesehatan.

3) Dalam hal diperlukan klarifikasi dari FKTP dan/atau FKRTL, pimpinan FKTP dan FKRTL harus memenuhi data dukung yang dibutuhkan paling
lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan kekurangan pemenuhan persyaratan dari TPKD

4) Kekurangan data dukung yang dibutuhkan disampaikan secara online melalui aplikasi e-Klaim .

5) TPKD Kabupaten/ Kota harus menyelesaikan klaim dispute dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak berita acara klaim dispute
diterima.

6) Tata cara penyelesaian klaim dispute oleh TPKD Kabupaten/ Kota dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Direktur
Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Klaim Dispute
7) Hasil keputusan TPKD Kabupaten/ Kota berupa klaim jaminan pelayanan pasien Jampersal sesuai untuk dilakukan
pembayaran, tidak sesuai untuk dilakukan pembayaran, atau tindak lanjut oleh TPKD Pusat.

8) Hasil keputusan TPKD Kabupaten/ Kota berupa klaim jaminan pelayanan Jampersal sesuai untuk dilakukan pembayaran
disampaikan kepada Kementerian Kesehatan untuk dilakukan pembayaran, dan dengan tembusan kepada BPJS Kesehatan.

9) Tata cara penyelesaian klaim dispute oleh TPKD Pusat dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan

10) TPKD Pusat harus menyelesaikan klaim dispute dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya klaim
dispute.

11) Hasil keputusan TPKD Pusat bersifat final. Hasil keputusan TPKD Pusat menjadi dasar Kementerian Kesehatan untuk
melakukan pembayaran klaim.

12) Hasil keputusan klaim dispute yang telah sesuai untuk dilakukan pembayaran selanjutnya dapat didownload melalui aplikasi
untuk dijadikan Berita Acara Hasil Verifikasi yang ditandatangani oleh Dinkes Kabupaten/Kota selanjutnya akan diupload kembali
melalui aplikasi.

13) Berkas Berita Acara Hasil Verifikasi yang telah ditandatangani oleh pimpinan FKTP/FKRTL tersebut, selanjutnya akan
ditandatangani oleh ketua TPKD Kabupaten/Kota atau ketua TPKD Pusat dan disampaikan kepada Kementerian Kesehatan
(melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)) untuk dilakukan proses pembayaran melalui KPPN
Tata cara pembayaran klaim oleh Kementerian Kesehatan

Setelah Kementerian Kesehatan (c.q Ditjen Kesmas) menerima Berita Acara Hasil Verifikasi (BAHV)
pembayaran klaim Jampersal maka :

1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jampersal melakukan verifikasi/keabsahan rekening fasilitas


kesehatan melalui Aplikasi Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI).

2. PPK membuat rekapitulasi klaim Jampersal yang terdiri dari nama fasyankes, nomor rekening
fasyankes, nilai klaim jampersal fasyanke, dan meyerahkan tagihan klaim Jampersal kepada
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)

3. PPSPM melakukan pengujian tagihan klaim Jampersal.

4. PPSPM mengirimkan SPM kepada KPPN untuk diajukan pembayaran tangal 20 setiap bulannya
Masa kadaluarsa klaim

• Masa kadaluarsa diberlakukan untuk pengajuan klaim pelayanan ibu dan bayi baru lahir baru
atau belum pernah diajukan. Tidak berlaku untuk klaim dispute.

 Masa kadaluarsa klaim adalah 60 hari sejak pelayanan berakhir. Bukan 60 hari kerja.
Besaran Tarif
a) Besaran tarif untuk pelayanan Jampersal mengacu kepada penetapan standar tarif non
kapitasi dalam program JKN sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang
berlaku.

b) Besaran tarif Jampersal di FKRTL mengacu kepada penetapan standar tarif INA CBG
dalam program JKN sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan.
Prosedur Pengusulan Peserta PBI
• Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir yang sudah menjadi peserta
Jampersal diusulkan menjadi peserta PBI JK atau PBPU Pemda. Usulan disampaikan
oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota kepada Dinas Sosial Kab/Kota.
BAB V
PELAPORAN, MONITORING
DAN EVALUASI

36
PELAPORAN BULANAN
HASIL VERIFIKASI KLAIM & PEMANFAATAN JAMPERSAL
PEMANFAATAN

di FKRTL
• Jumlah ibu hamil yang
melakukan ANC (rawat
di FKTP jalan )
• Jumlah ibu hamil yang • Jumlah ibu hamil
melakukan ANC komplikasi yang
• Jumlah ibu bersalin mendapat perawatan
• Jumlah ibu nifas yang • Jumlah persalinan
dilakukan pemeriksaan komplikasi pervaginam
• Jumlah ibu yang • Jumlah persalinan SC
mendapat pelayanan pra • Jumlah ibu yang Realisasi
rujukan mendapat pelayanan
• Jumlah ibu yang nifas (rawat jalan)
dilakukan pelayanan KB • Jumlah ibu nifas
pasca salin komplikasi yang
• Jumlah bayi baru lahir mendapat perawatan
yang dilakukan • Jumlah pelayanan KB
pemeriksaan pasca salin
• Jumlah bayi baru lahir
yang mendapat
pelayanan

Pelaporan bulanan oleh BPJS Kesehatan tentang pemanfaatan, sasaran, dan realisasi penggunaan dana
Jampersal sesuai dengan format di Juknis Jampersal
• • pema

MONITORING DAN EVALUASI


Data
ntauasasara
n n,
perlupencat
atan,
dilaku
kanpelapo
ran
untukdan
mend penang
apatkanan
an keluha
•Pemantau
gamb n
an dan
• aran Pelaksa
evaluasi
naan
dilakukan
meng pelaya
secara
enai nan
berkala
kesesJamina
baikn
uaian Monitoring
bulanan,
Persali
antara dilakukan oleh Kementerian
triwulan,
rencanan
semester
melipu Kesehatan
na ti
maupun
dan ( Dirjen Kesmas , P2JK, Biro
Tuju jumlah
tahunan
an pelaks
olehkunjun
Pusat Perencanaan) dan BPJS
anaan
dangan ke
Monitoring
Dinas
fasilita
Ruang
diKesehatan
lapans
Lingku Provinsi/Ka
keseha
p gan,
bupaten/K
tan
sedan
Meka
otatingkat
gkan
melalui
kegiatan-
pertam MONITORING
nism evalu
kegiatan
a
e asi maupu
sebagai
n
bertuj
berikut:
uan•jumlah
Pertem
menil
rujuka
nuan
ke
BULAN
koordin
ai fasilita
pencasasi
paian (tingkat
keseha
Pusat;
tan
indika
Provinsi
tor tingkat
keberlanjuta
dan
n;
EVALUASI
hasilaKabupa
• Kualita
n sten/Kot
a)
pelaksa
•Pengola
naan
han dan
pelaya
analisis
nan
data
Jamina
•nSupervi
siPersali
nan
BAB VI
PENUTUP

39
• Program Jaminan Persalinan (Jampersal) merupakan program untuk
mendekatkan akses pelayanan Kesehatan ibu dan anak serta untuk
memobilisasi persalinan ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
kompeten untuk mencegah secara dini terjadinya komplikasi bayi,
persalinan ataupun masa nifas
•  Manfaat program ini diterima khususnya oleh ibu hamil, ibu bersalin
dan ibu dalam masa nifas yang belum mempunyai jaminan persalinan
dan masuk dalam kriteria masyarakat tidak mampu
TERIMA KASIH
Pelayanan Persiapan Pra Rujukan
adalah penatalaksanaan awal sebelum melakukan rujukan, dilakukan pada
kasus kegawatdaruratan atau pada kasus yang tidak dapat ditangani di
fasilitas pelayanan kesehatan karena tim inter-profesi tidak mampu
melakukan dan atau peralatan yang diperlukan tidak tersedia.

Pasien yang dalam kondisi sakit cukup berat dan atau kegawatdaruratan
medik, maka proses pra rujukan mengacu pada prinsip :
Ketepatan menentukan Kecepatan melakukan persiapan
diagnosis dan menyusun rujukan dan tindakan secara tepat
Menuju/memilih fasilitas
rencana rujukan sesuai sesuai dengan rencana yang
rujukan terdekat secara
dengan kemampuan dan disusun atau sesuai hasil
tepat dan mudah
kewenangan tenaga dan konsultasi dari tenaga kesehatan
dijangkau dari lokasi
fasilitas kesehatan di fasilitas rujukan
BAB 3
PERAN DAN FUNGSI

Kementerian Kesehatan

a. mengalokasikan anggaran dalam rangka pelaksanaan Program Jampersal;

b.mengalokasikan anggaran dalam rangka pelaksanaan Program Jampersal;

c. menyusun dan menetapkan pedoman teknis pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir melalui Program
Jampersal termasuk tata cara pembayaran klaim Program Jampersal;

d.melakukan validasi dan menetapkan sasaran ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dalam Program Jampersal berkoordinasi dengan
dinas kesehatan kabupaten/kota, Kementerian Sosial, Dukcapil Kemendagri, BPJS;

e. melakukan pemetaan dan penetapan fasilitas pelayanan kesehatan pemberi layanan Program Jampersal;

f. melakukan pembayaran klaim Program Jampersal yang sudah terverifikasi kepada fasilitas pelayanan kesehatan sesuai alokasi yang
ditetapkan;

g. melakukan sinkronisasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan Program Jampersal;

h.melakukan interkoneksi sistem informasi validasi kepesertaan JKN dan klaim Program Jampersal Kementerian Kesehatan dengan sistem
informasi BPJS Kesehatan,

i. melakukan interkoneksi sistem informasi validasi daftar DTKS dengan Kementerian Sosial

j. melakukan interkoneksi sistem informasi validasi NIK dengan Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri

k.melaporkan secara berkala hasil pelayanan Jampersal kepada Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
BAB 3
PERAN DAN FUNGSI

Kementerian Dalam Negeri untuk:

a. memfasilitasi kepemilikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) bagi ibu hamil


dan keluarganya;

b. menyediakan akses data penduduk berbasis Nomor Induk Kependudukan


(NIK) untuk dimanfaatkan sebagai data kepesertaan Program Jampersal;

c. menugaskan gubernur dan bupati/walikota untuk mengusulkan peserta


Program Jampersal yang memenuhi kriteria miskin dan tidak mampu menjadi
peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. menugaskan gubernur dan bupati/walikota untuk memfasilitasi pemenuhan


sumber daya pada fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan dalam
mendukung Program Jampersal.
BAB 3
PERAN DAN FUNGSI

Kementerian Sosial untuk:

a. melakukan percepatan pemutakhiran data hasil verifikasi dan validasi


yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka penetapan
peserta Jampersal sebagai peserta PBI Jaminan Kesehatan Nasional
secara berkala; dan

b. melakukan penetapan peserta Jampersal sebagai Peserta PBI Jaminan


Kesehatan berdasarkan usulan Kementerian kesehatan dan pemerintah
daerah.
BAB 3
PERAN DAN FUNGSI
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) Kesehatan

a. melakukan interkoneksi sistem informasi data sasaran dan verifikasi tagihan klaim Program Jampersal dengan
sistem informasi Kementerian Kesehatan; dan

b. melakukan verifikasi tagihan pelayanan persalinan bagi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir yang
belum memiliki kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;

c. menyampaikan hasil verifikasi tagihan pelayanan persalinan bagi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir
yang belum memiliki kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional kepada Kementerian Kesehatan;

d. menyampaikan data peserta penerima manfaat Program Jampersal kepada pemerintah daerah untuk
dilakukan verifikasi dan validasi pendaftaran sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan segmen PBI atau
Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Kelas III;

e. melakukan interkoneksi sistem informasi verifikasi tagihan klaim Program Jampersal dengan sistem informasi
Kementerian Kesehatan; dan

f. melaporkan secara berkala hasil verifikasi Jampersal kepada Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai