KEBIJAKAN INTERVENSI SPESIFIK

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN STUNTING

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Presentation Title
Presenter Name Dr.dr.Bachtiar Baso,M.Kes
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Prov, Sulawesi Selatan
 Outline
PENDAHULUAN

STUNTING BERDASARKAN SSGI

DAN ePPGBM
KEBIJAKAN INTERVENSI SPESI-
FIK
GAMMARA’NA
DALAM MENDUKUNG
AKSI KONVERGENSI
Pidato Presiden pada
Sidang Paripurna
MPR-DPR-DPD tanggal 16 Agustus 2021
”Anggaran Kesehatan akan diarahkan untuk
melanjutkan penanganan pandemic, reformasi
system Kesehatan, percepatan penurunan

stunting, serta kesinambungan program JKN...

Selanjutnya, percepatan penurunan stunting
dilakukan melalui perluasan cakupan seluruh
kabupaten/kota di Indonesia, dengan penguatan
sinergi berbagai institusi”

3
 STRATEGI PENURUNAN STUNTING

TUJUAN STRANAS KELOMPOK SASARAN

1. Menurunkan prevalensi Stunting; Remaja

2. Meningkatkan kualitas penyiapan
Ibu menyusui
kehidupan berkeluarga;
3. Menjamin pemenuhan asupan gizi; Calon
pengantin
4. Memperbaiki pola asuh;
5. Meningkatkan akses dan mutu Anak berusia
0 - 59 bulan
pelayanan kesehatan; dan
6. Meningkatkan akses air minum Ibu hamil
dan sanitasi.

Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Dilaksanakan Dengan 5 (Lima) Pilar

Untuk Mencapai Target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2O3O.
 STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

RPJMD
Komitmen RKPD
Peningkatan Komitmen dan visi APBD
kepemimpinan di k/l, pemprov, PERAN
pemda kab/kota, dan pemdes. KEMENDAGRI
5 PILAR
STRATEGI NASIONAL DAN UPAYA
Peningkatan komunikasi MANAJERIAL PEMDA DALAM
perubahan perilaku dan PERCEPATAN PENURUNAN PREVALENSI
pemberdayaan masyarakat. STUNTING MELALUI 8 AKSI
KONVERGENSI

Peningkatan konvergensi,
intervensi spesifik dan
sensitive di k/l, pemprov, 8 Aksi
pemda kab/kota, dan pemdes. Konvergensi
Peningkatan ketahanan pangan
dan gizi pada tingkat individu, Pilar Pilar Pilar Pilar Pilar
keluarga, dan masyarakat. 1 2 3 4 5

Penguatan dan pengembangan

sistem, data, informasi riset,
dan inovasi
TARGET PENURUNAN PREVALENSI STUNTING
PROVINSI SULAWESI SELATAN
NASIONAL

14
 SUMBER DATA PREVALENSI STUNTING

ePPGBM
PEMANFAATAN DATA
E-PPGBM digunakan untuk : Intervensi kasus by name by address

Data Survey (SSGI dan Riskesdas) Untuk Evaluasi, Perencanaan dan

Kebijakan Program 8
Prevalensi stunting Sulawesi selatan adalah 27,4 %. Angka ini walau masih
berada diatas angka Nasional, Namun mengalami penurunan dari hasil
SSGI tahun 2019 yaitu 30,6%
Prevalensi stunting Kabupaten tertinggi di Provinsi Sulawesi selatan adalah
Kabupaten Jeneponto 37,9 %. Dan Kabupaten Terendah adalah Kota
Makassar 18,8%.
 PREVALENSI STUNTING DAN CAKUPAN PENGUKURAN STATUS GIZI ANAK DI 24 KAB/KOTA BERDASARKAN APLIKASI ePPGBM
TB/U
% ENTRY % ENTRY
SASARAN SASARAN REAL
BERDASARKAN BERSDASARKAN Jumlah Anak
No Kabupaten/Kota PUSDATIN (SUMBER DATA
SASARAN SASARAN di ukur TB Stunting % Stunting
2022 KAB/KOTA)
PUSDATIN 2022 KAB/KOTA (PB)/U
1 Selayar 11,483 53.97 9412 65.8 6486 1083 16.7
2 Bulukumba 30,458 71.87 27129 80.7 22566 1709 7.6
3 Bantaeng 13,578 91.27 13749 90.1 13262 1069 8.1
4 Jeneponto 27,846 93.13 29697 87.3 26753 4188 15.7
5 Takalar 22,590 106.86 25648 94.1 24992 3170 12.7
6 Gowa 62,424 77.84 54568 89.0 49867 2367 4.7
7 Sinjai 19,026 86.97 17955 92.2 17094 1502 8.8
8 Maros 29,946 96.19 32718 88.0 30509 4474 14.7
9 Pangkep 26,705 82.73 26066 84.8 23026 2743 11.9
10 Barru 12,618 92.76 13166 88.9 12127 1065 8.8
11 Bone 53,618 83.74 53618 83.7 46409 3044 6.6
12 Soppeng 13,123 82.65 12973 83.6 11724 1530 13.1
13 Wajo 26,601 85.07 26815 84.4 23187 928 4.0
14 Sidrap 22,108 117.00 25058 103.2 27541 1612 5.9
15 Pinrang 30,194 103.10 30194 103.1 32100 2723 8.5
16 Enrekang 19,109 72.75 15248 91.2 14632 3187 21.8
17 Luwu 33,105 67.46 28713 77.8 23766 2687 11.3
18 Tana Toraja 21,391 78.11 20359 82.1 17726 2659 15.0
19 Luwu Utara 27,038 70.46 22794 83.6 20476 3105 15.2
20 Luwu Timur 28,875 75.68 25975 84.1 22912 733 3.2
21 Toraja Utara 21,825 74.19 23990 67.5 17086 2105 12.3
22 Kota Makassar 120,193 61.41 89515 82.4 78427 4656 5.9
23 Kota Pare-Pare 11,772 54.97 8345 77.5 7033 1022 14.5
24 Kota Palopo 15,796 54.91 12601 68.8 9300 585 6.3
JUMLAH 701,422 78.79 548460 100.8 579001 53946 9.3
ALPINE SKI HOUSE 12
 PREVALENSI STUNTING 24 KAB/KOTA
BERDASARKAN EPPGBM BULAN FEBRUARI 2022

21.8

16.7
15.7 15.2
15.0 14.7 14.5
13.1 12.7
12.3 11.9
11.3
9.3
8.8 8.8 8.5 8.1 7.6
6.6 6.3 5.9 5.9
4.7
4.0
3.2

ng ar to ra aja os
r re ng lar ra ep u sel jai rru ng ng ba ne po sar ap wa ajo ur
y n a a a w l r
r
a t r a e
ek Sela epo u U To M re-P opp Tak a U ang
a t k Lu
Su Sin Ba inra ntae kum Bo Palo kas Sid Go W Tim
a j P a a u
En Je n w an Pa S ra P B ulu ta M w
Lu T ta To B Ko ota Lu
Ko K
ALPINE SKI HOUSE 13
KEBIJAKAN INTERVENSI SPESIFIK DALAM PROGRAM GAMMARA’NA
DALAM MENDUKUNG AKSI KONVERGENSI

14
 DINAS KESEHATAN PROVINSI
SULAWESI SELATAN

I N O VA S I
G E R A K A N M A S YA R A K AT M E N C E G A H S T U N T I N G
( G A M M A R A’ N A )
PR O V. S U L AW E S I S E L ATA N
2 0 20 - 2 0 2 1

Saat ini Sudah

Masuk dalam TOP
30 Inovasi
Pelayanan Publik
 PERMASALAHAN SEBELUM INOVASI GAMMARANA
Prevalensi Stunting Sulawesi selatan
Tahun 2018 : 35,6%
urutan 4 Tertinggi Nasional
Berdasarkan RISKESDAS 2018

Text Here
Modern
PowerPoint
Presentation

Your Text Here Your Text Here

Rendahnya cakupan layanan intervensi
Get a modern PowerPoint
Your Text Herespesifik penurunan stunting :
Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully Presentation that is beautifully
Get KEK Cakupan
a modern PowerPoint balita ditimbang
designed.
Prevalensi Wasting, Prevalensi Ibu hamil Keterbatasan
designed. jumlah tenaga
diposyandu
Presentation that is beautifully (77%), Ibu
(12,3%), Prevalensi 16,9% (Riskesdas 2018) gizi puskesmas yang harus
hamil TTD (86,7%) Remaja
designed.
Underweight (19,6%) ibu hamil KEK mendapat menjangkau seluruh desa
puteri mendapat TTD
Riskesdas 2018 PMT (87%). diwilayahnya
(63,1%
Inovasi : GAMMARA’NA
Gerakan Masyarakat Mencegah
Stunting

Tagline GAMMARA’NA Berasal dari Bahasa Makassar

ENREKANG
yang mengandung arti : gagah,cantik, bersih. Filosofi ini
2020 = 30 Desa Lokus
mengandung harapan akan anak-anak yang lahir di 2021 = 40 Desa Lokus.
Bumi Sulawesi selatan adalah anak yang gagah secara
fisik (tinggi) memiliki pertumbuhan normal (tidak
stunting)
BONE
Program “GAMMARA’NA dicanangkan oleh Gubernur Sulsel
2020 = 40 Desa Lokus
Tahun 2019 dan mulai dilaksanakan tahun 2020 - 2021 melalui 2021 = 45 Desa
kegiatan Pendampingan gizi, dengan menempatkan tenaga Lokus.
pendamping gizi di desa lokus stunting yang menjangkau .
hingga daerah terpencil.

Tenaga Pendamping Gizi Desa melakukan intervensi

Pendampingan Gizi langsung ke rumah sasaran Baduta, Balita,
Ibu Hamil, Remaja Puteri dan Pra Konsepsi juga
mendistribusikan paket Intervensi Gizi
Kondisi Sebelum
Tidak semua sasaran (Kelompok rawan gizi) mengunjungi
sarana Layanan kesehatan
Jumlah Petugas Gizi Puskesmas terbatas tidak dapat men- Your Picture Here Your Picture Here
jangkau seluruh desa lokus utamanya desa terpencil
Paket intervensi Gizi hanya didistribusikan tanpa Menge-
tahui apakah paket tersebut sampai ke mulut sasaran (De-
livered)

Kondisi Sesudah

Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here Your Picture Here

Petugas tinggal di Desa sehingga Semua sasaran di Semua sasaran diberikan Semua sasaran dipantau/
Mendekatkan layanan dampingi Paket intervensi Gizi Evaluasi status gizinya
Inovasi : GAMMARA’NA 6 Advokasi pemerintah
& Pengumpulan data
Gerakan Masyarakat Mencegah Stunting Sasaran
5
Mulai Bertugas Desa Lokus

4
Pelatihan Petugas TPGD 9
3 Pemantauan/
Rekruitmen TPGD Monev
8
2 Penentuan Desa Lokus
Paket intervensi Gizi

Rapat Provinsi & Kabupaten

1 7 Pendampingan Gizi
Pengumpulan data status gizi balita
DAMPAK (OUTPUT)
e Style
SEMUA SASARAN DILAKUKAN
PENDAMPINGAN GIZI
Sasaran yang didampingi Tahun
2020 adalah :
1. Baduta : 988 anak
2. Ibu hamil : 881 orang
3. Rematri : 214 orang
Sasaran yang didampingi Tahun
2021 adalah :
4. Baduta : 3708 anak
5. Ibu Hamil : 944 orang
6. Remaja Putri : 2784 orang
7. Pra Konsepsi : 403 orang
SEMUA SASARAN MEMPEROLEH SEMUA SASARAN DIPAN-
PAKET INTERVENSI GIZI TAU STATUS GIZINYA
Paket Intervensi Gizi yang didis- Coverage Sasaran yang di-
tribusikan Tahun 2020-2021 pantau Status Gizinya di-
adalah :
akhir Program :
1. Multivitamin Taburia :47.918 dos
2. Kapsul Kelor : 1181 Botol
Tahun 2020
3. TTD Rematri : 47.718 Butir
4. TTD Ibu hamil : 68.043 Butir
93,71%
5. PMT Ibu Hamil :5375 Dos Tahun 2021
6. PMT Balita : 25.162 Dos
7. Proten Soya : 12.042 Dos 90,3%
 OUTCOME
HASIL PENDAMPINGAN GIZI
PREVALENSI STUNTING SEBELUM DAN SETELAH INTERVENSI DI PREVALENSI STUNTING SEBELUM DAN SETELAH INTERVENSI DI
LOKUS KAB.BONE DAN ENREKANG TAHUN 2020 LOKUS KAB.BONE DAN ENREKANG TAHUN 2021
SEBELUM INOVASI SETELAH INOVASI SEBELUM
35 INOVASI SETELAH INOVASI
23.13 28.72
25
22.01 22.91 30 27.68 26.84 26.14 25.3 25.16
19.59 25
20

20
15 13.19
13.3 15 17
10 12.2 11.2 13.8 13.41
9.4 9.3 10 12.53
11.25 10.99
5
5

0
Agustus September Oktober November Desember 0
Juli Agustus September Oktober November Desember

Bone Enrekang Bone Enrekang

UNDERWEIGHT WASTING IBU HAMIL KEK

2020 :
KAB.BONE : 8,2% menjadi 6,8%
KAB.ENREKANG 8,3 menjadi 7,5%
2021 :
KAB.BONE : 14,7% menjadi 10,6%
KAB.ENREKANG 13,3 menjadi 7,6%
2020 :
KAB.BONE : 4,5% menjadi 3,6%
KAB.ENREKANG 2,3 menjadi 1,99%
2021 :
KAB.BONE : 7,3% menjadi 4,18%
KAB.ENREKANG 5,0 menjadi 1,6%
2020 :
KAB.BONE : 17,79% menjadi 16,7%
KAB.ENREKANG 16,7 menjadi 12,0%
2021 :
KAB.BONE : 15,2% menjadi 12,6%
KAB.ENREKANG 20,01 menjadi 11 %
OUTCOME PREVALENSI STUNTING BERDASARKAN SURVEY NASIONAL

RISKESDAS
2018
Tahun 2018 : Stunting SULSEL : 35,6%
(Peringkat 4 Teringgi Nasional)

SSGI, 2021
Tahun 2021, Prevalensi Stunting Sulsel
mengalami penurunan menjadi 27,4%
(Peringkat 15 Tertinggi Nasional)

Enrekang Tahun 2018 Prevalensi Stunting 42,7%

turun menjadi 31,9% Tahun 2021 (Turun 11
Point)
Bone : Tahun 2018 : 37,3 % turun menjadi
menjadi 34,1% Tahun 2021 (Turun 3 Point)
 Keberlanjutan Program
01 03
Tahun 2022 melakukan
Pengembangan program Publikasi Data dan Sharing
melalui perluasan wilayah Informasi GAMMARA’NA
menjadi 24 kabupaten/Kota Baik melalui kanal Media Massa
Dengan jumlah Desa lokus maupun media elektronik juga
keseluruhan yaitu 240 Desa lokus Publikasi melalui jurnal
dimana setiap kabupaten/kota Internasional
mendapat alokasi 10 Desa Lokus
Stunting

02
• SK Gubernur tentang Pembentukan
Tim Percepatan stunting melalui
pendampingan gizi (layanan Spesifik)
• Menetapkan Peraturan Bupati
tentang Alokasi Anggaran stunting
• Alokasi Anggaran DPA Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi selatan
• MOU dengan Stake Holder terkait
 SULSEL
STOP STUNTING

TERIMAKASIH

Date Your Footer Here 24