Anda di halaman 1dari 47

MATERI INTI - 1

KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM PELAYANAN DARAH
DR. MAHMULSYAH MUNTHE, M.KES – KABID YANKES DINKES PROVINSI JAMBI

Disampaikan pada:
Pertemuan Pengelolaan Program Kerja Sama antara Puskesmas, UTD, dan RS dalam
Pelayanan Darah untuk Angka Kematian Ibu
Di Aula Dinas Kesehatan Kota Jambi 22 Januari 2019
DESKRIPSI SINGKAT

▪ Pelayanan Darah merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan,


untuk beberapa kasus masih menjadi satu- satunya upaya untuk
menyelamatkan nyawa atau memperbaiki kondisi kesakitan.
▪ Untuk menjamin keamanan darah transfusi mengarahkan perolehan
darah dari donor sukarela.
▪ Kegiatan pengerahan donor, seleksi pendonor darah untuk menetukan
calon donor yang memenuhi persyaratan donor.
▪ Selain dilakukan oleh Unit Transfusi Darah juga dilakukan oleh Puskesmas
dalam upaya penurunan angka kamatian ibu hamil melalui jaminan
ketersedian darah jika diperlukan ibu hamil yang bersangkutan.
TUJUAN MATERI PEMBELAJARAN

▪ TUJUAN UMUM:
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta mampu memahami kebijakan
pemerintah dalam pelayanan darah

▪ TUJUAN KHUSUS:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan:
a. kebijakan pemerintah dalam pelayanan darah
b. jejaring pelayanan darah nasional
c. gambaran umum pelayanan darah
POKOK BAHASAN

Pendahuluan

Kebijakan Pemerintah dalam Pelayanan Darah

Jejaring Pelayanan Darah

Gambaran Umum Pelayanan Darah


PENDAHULUAN
▪ SIAPA YANG PERNAH DONOR ?
▪ YANG PERNAH JADI RESIPIEN ?
▪ YANG PERNAH MELAKUKAN TRANSFUSI?
▪ TRANSPLANTASI?
PENDAHULUAN
▪ DARAH ADALAH MATERI BIOLOGIS (ORGAN) 
BELUM BISA DISINTESIS
▪ DARAH SANGAT VITAL – MEMBERI MANFAAT
▪ TRANSFUSI DARAH BERESIKO
▪ MENYUMBANGKAN DARAH = MENYUMBANGKAN
ORGAN

TRANSFUSI = TRANSPLANTASI
ISU UTAMA PELAYANAN DARAH

1. KEBUTUHAN DARAH TINGGI


o MENINGKATNYA PENYAKIT KEGANASAN,
o KASUS BEDAH, THALASEMIA, HEMOFILI, ANEMI ATAU KONDISI KLINIS
LAINNYA YANG MEMBUTUHKAN TRANSFUSI SECARA RUTIN
o 28 % KEMATIAN IBU SAAT KEHAMILAN, PERSALINAN ATAU PASCA
PERSALINAN DIKARENAKAN PERDARAHAN, 9% DARI PERDARAHAN
YANG TIDAK TERTANGANI DIAKIBATKAN KARENA TIDAK TERSEDIANYA
DARAH TEPAT WAKTU.
o PRODUKSI DARAH SECARA NASIONAL (2015)
 4,1 JUTA/TAHUN KANTONG DARAH DAN KOMPONENYA
(±80% KEBUTUHAN) DARI 3,4 JUTA DONASI
BERDASARKAN WHO, KEBUTUHAN DARAH SEKITAR 2% DARI JUMLAH
PENDUDUK ATAU 5,1 JUTA DARAH/TAHUN
PENYEBAB KEMATIAN IBU DI INDONESIA
TAHUN 2016

Perdarahan
Lain – lain 28% Perdarahan
29%
Hipertensi
Infeksi
Ggn Darah
Ggn Metabolik Ggn Metabolik
3%
Lain lain
Ggn darah
Hipertensi 25%
8%
Infeksi, 5%

Sumber Data : Data Rutin Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2016; Buku Saku Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2016

Data per Desember 2016


Minimal Kebutuhan Persentase Pemenuhan
No Provinsi Jumlah Darah (2% dari Produksi Darah Kebutuhan Darah
Penduduk jumlah penduduk)
1 Aceh 5.001.953 100.039 68.668 68,6
2 Sumatera Utara 13.937.797 278.756 102.969 36,9
3 Sumatera Barat 5.196.289 103.926 87.993 84,7
4 Riau 6.344.402 126.888 81.914 64,6
5 Kepulauan Riau 1.973.043 39.461 23.627 59,9
6 Jambi 3.402.052 68.041 28.018 41,2
7 Sumatera Selatan 8.052.315 161.046 57.029 35,4 KEBUTUHAN DAN
8 Bengkulu 1.874.944 37.499 14.005 37,3
9 Lampung 8.117.268 162.345 81.524 50,2
PEMENUHAN DARAH
10 Bangka Belitung 1.372.813 27.456 21.222 77,3 DI SETIAP PROPINSI
11 DKI Jakarta 10.177.924 203.558 588.475 289,1
12 Jawa Barat 46.709.569 934.191 524.047 56,1 DI INDONESIA
13 Banten 11.955.243 239.105 144.057 60,2
14 Jawa Tengah 33.774.141 675.483 652.961 96,7
15 Yogyakarta 3.679.176 73.584 115,296 156,7
16 Jawa Timur 38.847.561 776.951 905.576 116,6
17 Bali 4.152.833 83.057 96.303 115,9
18 Nusa Tenggara Barat 4.835.577 96.712 14.110 14,6 Hanya 5 dari 34 propinsi
19 Nusa Tenggara Timur 5.120.061 102.401 19.131 18,7
yang kebutuhan
20 Kalimantan Barat 4.789.574 95.791 45.335 47,3
21 Kalimantan Tengah 2.495.035 49.901 20.440 41 darahnya telah terpenuhi
22 Kalimantan Selatan 3.989.793 79.796 64.331 80,6
23 Kalimantan Timur 3.426.638 68.533 71.594 104,5
24 Kalimantan Utara 641.936 12.839 11.132 86,7
25 Sulawesi Utara 2.412.118 48.242 41.891 86,8
26 Sulawesi Tengah 2.876.689 57.534 25.115 43,7
27 Sulawesi Selatan 8.520.304 170.406 104.721 61,5
28 Sulawesi Tenggara 2.499.540 49.991 12.939 25,9
29 Gorontalo 1.133.237 22.665 14.015 61,8
30 Sulawesi Barat 1.282.162 25.643 7.021 27,4
31 Maluku 1.686.469 33.729 4.022 11,9
32 Maluku Utara 1.162.345 23.247 1.380 5,9
33 Papua Barat 871.510 17.430 1.796 10,3
34 Papua 3.149.375 62.988 19.779 31,4
10
Total 255.461.686 5.109.234 4.072.436 79,7
2. AMAN DAN BERKUALITAS

•DONOR SEHAT
AMAN •UJI SARING
DONOR

UTD

RS

•RANTAI DINGIN
BERKUALITAS •SISTEM
TERTUTUP
BAGAIMANA DARAH YANG AMAN

QUALITY
MANAGEMENT IN Donor
ALL ASPECTS kolompok
risiko rendah

Transfusi atas
Uji gol darah
indikasi medis
& IMLTD
& rasional

Penyimpanan Pengolahan
& komponen
transportasi darah
HASIL UJI SARING IMLTD (Persentase)
2006 – 2015
2.5

1.5

1 Hepatitis B
Hepatitis C
0.5
HIV
0 Sifilis
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Hepatitis B 1.78 1.95 2.13 1.95 1.8 1.75 1.64 1.64 1.52 1.4
Hepatitis C 0.59 0.58 0.56 0.59 0.59 0.55 0.4 0.41 0.4 0.4
HIV 0.07 0.05 0.06 0.04 0.02 0.03 0.07 0.22 0.26 0.27
Sifilis 0.37 0.38 0.45 0.62 0.66 0.76 0.84 0.83 0.86 0.83

• Prevalensi IMLTD tertinggi adalah Hepatitis B, sejalan dengan tingkat endemisitas


infeksi Hepatitis B di populasi Indonesia yang berada pada tingkat medium ke tinggi
• Pendonor darah dengan IMLTD reaktif, dirujuk ke RS untuk uji diagnostik dan pengobatan
POKOK BAHASAN 1

KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM PELAYANAN DARAH
PERATURAN TERKAIT PELAYANAN DARAH
PERATURAN TERKAIT PELAYANAN DARAH

▪ UU 36/2009 tentang Kesehatan


▪ PP 7/2011 tentang Pelayanan Darah
▪ PERMENKES 83/2014 tentang UTD, BDRS dan
Jejaring Pelayanan Transfusi Darah
▪ PERMENKES 72/2015 tentang Fraksionasi
Plasma
▪ PERMENKES 91/2015 tentang Standar
Pelayanan Transfusi Darah
▪ PERMENKES 92/2015 tentang Juknis
Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara
PUSKESMAS, UTD & RS dalam Pelayanan Darah 36
untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu
1. UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN
Bab VI : UPAYA KESEHATAN, Bagian Kesebelas, Pasal 86-92

Pasal 86
1. Pelayanan darah merupakan upaya pelayanan kesehatan dengan tujuan kemanusiaan dan
tidak untuk tujuan komersial.
2. Darah diperoleh dari pendonor darah sukarela yang memenuhi kriteria seleksi pendonor.
3. Darah sebelum digunakan harus dilakukan pemeriksaan laboratorium guna mencegah
penularan penyakit

Pasal 87
1. Penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan oleh Unit Transfusi Darah.
2. Unit Transfusi Darah dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
organisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kepalang merahan.
1. UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN
Bab VI : UPAYA KESEHATAN, Bagian Kesebelas, Pasal 86-92

Pasal 90
1. Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah yang aman, mudah diakses, dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Pemerintah menjamin pembiayaan dalam penyelenggaraan pelayanan darah.
3. Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun

Pasal 91
1. Komponen darah dapat digunakan untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
melalui proses pengolahan dan produksi.
2. Hasil proses pengolahan dan produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikendalikan oleh
Pemerintah.

Pasal 92
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan darah diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2. PP No. 7/2011 TENTANG PELAYANAN DARAH

BAB I : TUJUAN

 Mengatur/membina, mengawasi
/ menyelenggarakn yan darah
aman, mudah diakses, sesuai
kebutuhan masyarakat
 Mendorong litbang kegiatan
Pelayanan Darah
 Pendanaan Pelayanan Darah
Permenkes
• Dilakukan oleh UTD dan BDRS No.83/2014

• Diatur oleh Pemerintah & Pemda


• Dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemda, PMI, UTD &
masyarakat

• Pengambilan darah harus di uji saring untuk minimal 4 jenis IMLTD


sesuai standar
• Pengolahan darah di UTD sesuai standar
• Penyimpanan dan pemusnahan sesuai standar

Sistem tertutup & metode rantai dingin

Permenkes • Sesuai kebutuhan medis secara rasional


• Dilakukan uji silang serasi kepada pasien
No. 91/2015 • Dilaksanakan oleh dokter
20
Jenis, pengorganisasian, persyaratan, perijinan dan
penyelenggaraan UTD, serta pencatatan, pelaporan, dan
pembiayaan pelayanan darah

Penyelenggaraan, persyaratan, pengorganisasian,


pencatatan, pelaporan dan pembiayaan BDRS

Jejaring penyediaan darah dan informasi serta pembinaan


dan pengawasan
TINGKATAN UTD
PARAMETER UTD NASIONAL UTD PROVINSI UTD KAB/KOTA
Kemampuan Kelas Utama Min. Kelas Madya Min. Kelas Pratama

Jumlah Hanya 1  UTDP PMI Bisa >1, ditetapkan Gubernur Ditetapkan


Ditetapkan Menkes Bupati/Walikota

Tugas Perencanaan kebutuhan darah Perencanaan kebutuhan prop, Perencanaan kebutuhan


nasional, Penyediaan darah, Penyediaan darah, Pembinaan darah Kab/Kota ybs,
Pembinaan & Pemantauan kualitas & pemantauan kualitas tk. Penyediaan darah.
di tk. provinsi, Pusat rujukan kab/kota, pusat rujukan tk.
nasional, Litbang, Diklat, Koord Provinsi, Litbang, Diklat, Koord
jejaring plyn darah nasional, koord jejaring prop
Pengumpulan plasma, Logistik

Pembiayaan PMI dan Pemerintah Pem. Provinsi & BPPD Pem. Kab/Kota & BPPD
KEMAMPUAN PELAYANAN
PARAMETER KELAS UTAMA KELAS MADYA KELAS PRATAMA

Uji saring IMLTD NAT, Chlia/EIA, Rapid, Slide Test Chlia, EIA, Rapid, Rapid, Slide Test
Slide Test
QC QC komponen & Uji Kontaminasi Konsolidasi Konsolidasi
bakteri
Serologi Golda Golda ABO dan Rhesus, cossmatch, Golda ABO, Rhesus, Golda ABO, Rhesus, crossmatch
skrining & identifikasi Ab  crossmatch  metoda  metoda slide/tabung,/gel
metoda otomatik/slide/tabung/gel slide/tabung/gel
Rujukan Uji saring IMLTD, Serologi Golda, - -
kasus reaksi Transfusi

Pengolahan > 80% WB  WB, PRC, TC, FFP, > 50% WB  WB, WB & PRC
komponen Cryo, Leukodepleted PRC, TC
PEMBIAYAAN UTD

BPPD = Biaya
Kegiatan pelayanan UTD dapat memungut penyelenggaraan &
darah = nirlaba BPPD biaya operasional
pelayanan darah

BPPD :
- UTD Nasional  SK Dirjen
BPPD = Unit Cost – Subsidi
- UTD Provinsi  SK Gub
- UTD Kab/Kota  SK Bupati/Walikota
24
PENYELENGARAAN BDRS
Akreditasi melekat pada
▪ Setiap RS wajib memiliki BDRS. akreditasi RS

▪ RS telah memiliki UTD  BDRS terintegrasi dengan


pelayanan UTD.
▪ BDRS ditetapkan oleh kepala/direktur RS dan dapat
menjadi bagian dari laboratorium medik di RS.
▪ BDRS harus melakukan perencanaan kebutuhan darah
di RS setiap tahun dan dilaporkan kepada UTD di
wilayahnya.
TUGAS BDRS
▪ Menerima darah yang sudah di uji saring oleh UTD
▪ Menyimpan darah dan memantau persediaan darah
▪ Uji silang serasi darah pendonor dan darah pasien
▪ Rujukan bila ada kesulitan hasil uji silang serasi dan gol. darah ABO/rhesus ke
UTD secara berjenjang
▪ Menyerahkan darah yang cocok bagi pasien di RS
▪ Melacak penyebab reaksi transfusi atau kejadian ikutan akibat transfusi darah
yang dilaporkan dokter RS
▪ Mengembalikan darah yang tidak layak pakai ke UTD untuk dimusnahkan.
Jika BDRS belum mampu melakukan tugas2 tersebut BDRS dapat bekerjasama
dengan BDRS lain atau merujuk ke UTD wilayahnya
BDRS dan laboratorium di RS dilarang melakukan pemeriksaan uji
saring IMLTD ulang pada darah pendonor
PEMBIAYAAN BDRS

BPPD = Biaya
Kegiatan pelayanan BDRS dapat penyelenggaraan &
darah = nirlaba memungut BPPD biaya operasional
pelayanan darah

BPPD = Unit Cost – Subsidi


BPPD :
Tidak boleh > 50% BPPD UTD
Ditetapkan oleh dg kemampuan metoda
Direktur RS konvensional
27
1. Sistim
Manajemen
Mutu Yan
Darah

5. Pemberian 2. Pelayanan
Transfusi Darah 6. Sistim Transfusi
kepada Pasien Informasi Darah di UTD
Manajemen

4. Pelayanan 3. Pelayanan Transf.


Darah di Darah di Pusat
BDRS Plasmapheresis
PERMINTAAN DAN PENERIMAAN DARAH DONOR
▪ BDRS:
• Permintaan darah:
1. Rutin : Permintaan darah
dibuat tertulis oleh BDRS
kepada UTD setempat yang
mempunyai ikatan kerja sama
2. Pada keadaan khusus dan
keadaan darurat: Permintaan
darah dibuat tertulis oleh
BDRS kepada UTD walaupun
tidak mempunyai ikatan kerja
sama
PERMINTAAN DAN PENERIMAAN DARAH DONOR DARI UTD
▪ UTD: • Sampel pasien di dalam
tabung bukan di dalam spuit
• Pemenuhan permintaan darah: • Sampel dan formulir
permintaan darah dikemas
1. Rutin: Harus memberikan darah siap pakai bersamaan
dalam jumlah yang cukup dan aman.
2. Pada keadaan khusus:
Permintaan komponen darah tertentu, gol. darah
rhesus negatif atau gol. darah langka lainnya, harus
dipenuhi
Arsip/Form 3. Pada keadaan persediaan darah kosong, situasi
Permintaan gawat darurat dan kejadian luar biasa (KLB):
Darah Harus memberikan darah siap pakai dalam jumlah
yang cukup dan aman dengan mencarikan darah
tersebut ke UTD lain.
Sampel Masuk
Darah Keluar
LATAR BELAKANG:
 AKI di Indonesia masih tinggi.
 Tiga penyebab utama yaitu perdarahan, Hipertensi Dalam Kehamilan
(HDK) dan infeksi
 Perdarahan sebesar 28% (data rutin Kes Ibu thn 2016)  menjadi
perhatian Pemerintah
 Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015–2019:
Reformasi di bidang kesehatan dengan fokus utama peningkatan
pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan darah adalah salah satu
dari pelayanan kesehatan dasar

Indikator Target
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Puskesmas yang telah 200 1600 3000 4.400 5.600
berkerjasama melalui Dinas
Kesehatan dengan UTD dan RS
ROADMAP PUSKESMAS YANG BEKERJASAMA MELALUI DINKES
KAB/KOTA DENGAN UTD DAN RS TAHUN 2015 - 2019

2019
5600 Puskesmas yang telah bekerjasama
2018 melalui Dinkes dengan UTD dan RS
Total Puskesmas
yang telah bekerjasama
melalui Dinkes dengan
4400 Puskesmas yang telah bekerjasama
UTD dan RS:
1.668 Puskesmas
2017 melalui Dinkes dengan UTD dan RS
(104,25%)
3000 Puskesmas yang telah bekerjasama
melalui Dinkes dengan UTD dan RS
2016
212 Puskesmas yang telah
1600 Puskesmas yang telah bekerjasama
bekerjasama melalui Dinkes
melalui Dinkes dengan UTD dan RS
dengan UTD dan RS (106%) 2015
Tahun Target/Tahun Jumlah
200 Puskesmas yang telah bekerjasama Komulatif

melalui Dinkes dengan UTD dan RS 2015 200


2016 1.400 1.600
2017 1.400 3.000
2018 1.400 4.400
2019 1.200 5.600
32
Sumber : Perpres 2/2015 ttg RPJMN 2015-2019
PMK NO. 92 TAHUN 2015
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM KERJA SAMA PUSKESMAS, UTD
DAN RS DALAM PELAYANAN DARAH UNTUK MENURUNKAN AKI

NOTA KESEPAHAMAN DI DINAS KESEHATAN


KAB/KOTA

UTD :
PUSKESMAS 1. Menjamin ketersediaan darah yang aman dan berkualitas
2. Melakukan pembinaan dan pendampingan teknis kepada
1. Sosialisasi mengenai donor darah sukarela di wilayah
Puskesmas untuk rekrutmen DDS
kerjanya 3. Melakukan seleksi donor, pengambilan dan pengolahan
2. Mendata semua ibu hamil, mengidentifikasi ibu hamil darah donor dari donor pendamping
dengan risti atau mempunyai gol. Darah langka 4. Pendistribusian darah ke BDRS
3. Mengedukasi ibu hamil dan keluarganya agar menyiapkan
minimal 4 calon donor pendamping siaga per ibu hamil
4. Memberikan informasi tentang persyaratan donor
5. Melakukan pemeriksaan Hb dan gol darah ibu hamil dan RS :
kesesuaian gol darah calon donor dengan ibu hamil 1. Melakukan koordinasi dengan UTD untuk menjamin
6. Melakukan seleksi awal donor ketersediaan ibu hamil yang akan melahirkan
7. Menginformasikan daftar ibu hamil dan Taksiran Partus 2. Merawat dan memberikan tranfusi darah kepada
kepada UTD serta calon donor siaga yang telah disiapkan pasien
8. Mengirimkan donor siaga ke UTD untuk pengambilan 3. Melakukan koordinasi dengan Dinkes dlm
darah (7-10 hari sebelum taksiran waktu melahirkan) peningkatan kapasitas nakes Pusksmas untuk
9. Merujuk Ibu Hamil Risiko tinggi yang akan melahirkan ke pemeriksaan dan deteksi kehamilan dengan Risti
RS

AZAS PORTABILITAS DAN DISESUIKAN DENGAN KONDISI 24


DAERAH MASING-MASING
POKOK BAHASAN 2

JEJARING PELAYANAN
DARAH NASIONAL
• Untuk menjamin ketersediaan, mutu, keamanan, sistem informasi
pendonor, akses, rujukan dan efisiensi
• Merupakan wadah & sarana komunikasi aktif antar UTD, BDRS, dan
Dinkes dalam yan transfusi darah.
• Jejaring Pelayanan Transfusi Darah dibentuk berjenjang dari tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten/kota.
• Setiap UTD dan BDRS harus terdaftar dalam jejaring Pelayanan Transfusi
Darah.
• UTD sebagai penyedia darah dan BDRS sebagai pengguna darah aman
harus melakukan perjanjian kerja sama.
• Perjanjian kerja sama, paling sedikit berisi pemenuhan kebutuhan darah
rumah sakit, pengembalian darah yang tidak terpakai dan kadaluarsa,
dan kondisi khusus dalam hal UTD tidak dapat memenuhi kebutuhan
darah rumah sakit.
• Perjanjian kerja sama harus diberitahukan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat
JEJARING TINGKAT KAB/KOTA
▪ Dibentuk oleh Bupati/walikota
▪ Penanggung jawab: Bupati/walikota melalui kepala dinas kesehatan kab/kota
▪ Anggota : Dinkes kab/kota (PUSKESMAS), UTD, Balai POM, BDRS/RS, PMI, organisasi
profesi, masyarakat.
▪ Manfaat :
• Membangun rasa memiliki dan tanggung jawab bersama
• Sebagai forum komunikasi
• Dapat menyelesaikan permasalahan secara bersama
• Institusi terkait saling mendukung tugas dan fungsi masing-masing
• Pemantauan dan pembinaan lebih mudah
• Dapat memantau kualitas dan keamanan darah
JEJARING TINGKAT KAB/KOTA (2)
▪ Setiap anggota memiliki visi dan misi yang sama yaitu mewujudkan yan
transfusi darah aman, jumlah cukup, tepat waktu dengan akses yang mudah
serta pemakaian secara rasional dilaksanakan secara terintegrasi & menjadi
tanggung jawab bersama.
▪ Diharapkan segala permasalahan ketersediaan darah aman dapat
ditanggulangi secara cepat dan dengan dukungan dari semua pihak
▪ Mekanisme pelayanan di suatu kabupaten perlu disepakati bersama dengan
manajemen yang baik (manajemen donor, manajemen pelayanan), sehingga
donor berhubungan dengan UTD, sementara pasien merupakan tanggung
jawab RS
JEJARING TINGKAT PROVINSI
▪ Dibentuk oleh Gubernur
▪ Penanggung jawab: Gubernur melalui dinas kesehatan provinsi
▪ Anggota : Dinkes provinsi, Dinkes kab/kota (PUSKESMAS), UTD, Balai POM,
BDRS/RS, PMI, organisasi profesi, masyarakat.
▪ Manfaat :
• Membangun rasa tanggung jawab bersama
• Sebagai forum komunikasi
• Saling membantu dalam menjalankan peran dan tugas masing-masing
• Permasalahan dapat diselesaikan segera dan secara bersama
• Pemantauan dan pembinaan lebih mudah
• Kualitas dan keamanan darah lebih terjamin
• Pelayanan darah di suatu provinsi terkoordinasi
JEJARING TINGKAT NASIONAL

▪ Dibentuk oleh Menteri

▪ Penanggung jawab: Komite Pelayanan Darah

▪ Anggota :
Dinkes provinsi, UTD tingkat provinsi, Badan POM, BDRS/RS,
PMI, organisasi profesi, masyarakat.
POKOK BAHASAN 3

GAMBARAN UMUM
PELAYANAN DARAH
UTD

ALUR PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH

BDRS
ALUR PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH UTD
DI UTD
PENYIMPANAN DARAH

Blood Refrigerator Platelet Incubator dan Agitator Plasma Freezer


Suhu 2-6 oC Suhu 20-24 oC Suhu < -25 oC
Untuk WB dan PRC Untuk TC Untuk FFP
Tahan 35 hari Tahan 3-5 hari Tahan 1 tahun
ALAT TRANSPORTASI

Gambar 8. Alat transportasi darah dan komponennya sertapendingin yang dapat


digunakan sesuai standar suhu tranportasi
ALUR PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH BDRS
DI BANK DARAH - RS
TERIMA KASIH 82

Anda mungkin juga menyukai