KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM PELAYANAN DARAH
DR. MAHMULSYAH MUNTHE, M.KES – KABID YANKES DINKES PROVINSI JAMBI
Disampaikan pada:
Pertemuan Pengelolaan Program Kerja Sama antara Puskesmas, UTD, dan RS dalam
Pelayanan Darah untuk Angka Kematian Ibu
Di Aula Dinas Kesehatan Kota Jambi 22 Januari 2019
DESKRIPSI SINGKAT
▪ TUJUAN UMUM:
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta mampu memahami kebijakan
pemerintah dalam pelayanan darah
▪ TUJUAN KHUSUS:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan:
a. kebijakan pemerintah dalam pelayanan darah
b. jejaring pelayanan darah nasional
c. gambaran umum pelayanan darah
POKOK BAHASAN
Pendahuluan
TRANSFUSI = TRANSPLANTASI
ISU UTAMA PELAYANAN DARAH
Perdarahan
Lain – lain 28% Perdarahan
29%
Hipertensi
Infeksi
Ggn Darah
Ggn Metabolik Ggn Metabolik
3%
Lain lain
Ggn darah
Hipertensi 25%
8%
Infeksi, 5%
Sumber Data : Data Rutin Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2016; Buku Saku Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2016
•DONOR SEHAT
AMAN •UJI SARING
DONOR
UTD
RS
•RANTAI DINGIN
BERKUALITAS •SISTEM
TERTUTUP
BAGAIMANA DARAH YANG AMAN
QUALITY
MANAGEMENT IN Donor
ALL ASPECTS kolompok
risiko rendah
Transfusi atas
Uji gol darah
indikasi medis
& IMLTD
& rasional
Penyimpanan Pengolahan
& komponen
transportasi darah
HASIL UJI SARING IMLTD (Persentase)
2006 – 2015
2.5
1.5
1 Hepatitis B
Hepatitis C
0.5
HIV
0 Sifilis
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Hepatitis B 1.78 1.95 2.13 1.95 1.8 1.75 1.64 1.64 1.52 1.4
Hepatitis C 0.59 0.58 0.56 0.59 0.59 0.55 0.4 0.41 0.4 0.4
HIV 0.07 0.05 0.06 0.04 0.02 0.03 0.07 0.22 0.26 0.27
Sifilis 0.37 0.38 0.45 0.62 0.66 0.76 0.84 0.83 0.86 0.83
KEBIJAKAN PEMERINTAH
DALAM PELAYANAN DARAH
PERATURAN TERKAIT PELAYANAN DARAH
PERATURAN TERKAIT PELAYANAN DARAH
Pasal 86
1. Pelayanan darah merupakan upaya pelayanan kesehatan dengan tujuan kemanusiaan dan
tidak untuk tujuan komersial.
2. Darah diperoleh dari pendonor darah sukarela yang memenuhi kriteria seleksi pendonor.
3. Darah sebelum digunakan harus dilakukan pemeriksaan laboratorium guna mencegah
penularan penyakit
Pasal 87
1. Penyelenggaraan donor darah dan pengolahan darah dilakukan oleh Unit Transfusi Darah.
2. Unit Transfusi Darah dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
organisasi sosial yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kepalang merahan.
1. UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN
Bab VI : UPAYA KESEHATAN, Bagian Kesebelas, Pasal 86-92
Pasal 90
1. Pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah yang aman, mudah diakses, dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
2. Pemerintah menjamin pembiayaan dalam penyelenggaraan pelayanan darah.
3. Darah dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun
Pasal 91
1. Komponen darah dapat digunakan untuk tujuan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
melalui proses pengolahan dan produksi.
2. Hasil proses pengolahan dan produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikendalikan oleh
Pemerintah.
Pasal 92
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan darah diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2. PP No. 7/2011 TENTANG PELAYANAN DARAH
BAB I : TUJUAN
Mengatur/membina, mengawasi
/ menyelenggarakn yan darah
aman, mudah diakses, sesuai
kebutuhan masyarakat
Mendorong litbang kegiatan
Pelayanan Darah
Pendanaan Pelayanan Darah
Permenkes
• Dilakukan oleh UTD dan BDRS No.83/2014
Pembiayaan PMI dan Pemerintah Pem. Provinsi & BPPD Pem. Kab/Kota & BPPD
KEMAMPUAN PELAYANAN
PARAMETER KELAS UTAMA KELAS MADYA KELAS PRATAMA
Uji saring IMLTD NAT, Chlia/EIA, Rapid, Slide Test Chlia, EIA, Rapid, Rapid, Slide Test
Slide Test
QC QC komponen & Uji Kontaminasi Konsolidasi Konsolidasi
bakteri
Serologi Golda Golda ABO dan Rhesus, cossmatch, Golda ABO, Rhesus, Golda ABO, Rhesus, crossmatch
skrining & identifikasi Ab crossmatch metoda metoda slide/tabung,/gel
metoda otomatik/slide/tabung/gel slide/tabung/gel
Rujukan Uji saring IMLTD, Serologi Golda, - -
kasus reaksi Transfusi
Pengolahan > 80% WB WB, PRC, TC, FFP, > 50% WB WB, WB & PRC
komponen Cryo, Leukodepleted PRC, TC
PEMBIAYAAN UTD
BPPD = Biaya
Kegiatan pelayanan UTD dapat memungut penyelenggaraan &
darah = nirlaba BPPD biaya operasional
pelayanan darah
BPPD :
- UTD Nasional SK Dirjen
BPPD = Unit Cost – Subsidi
- UTD Provinsi SK Gub
- UTD Kab/Kota SK Bupati/Walikota
24
PENYELENGARAAN BDRS
Akreditasi melekat pada
▪ Setiap RS wajib memiliki BDRS. akreditasi RS
BPPD = Biaya
Kegiatan pelayanan BDRS dapat penyelenggaraan &
darah = nirlaba memungut BPPD biaya operasional
pelayanan darah
5. Pemberian 2. Pelayanan
Transfusi Darah 6. Sistim Transfusi
kepada Pasien Informasi Darah di UTD
Manajemen
Indikator Target
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Puskesmas yang telah 200 1600 3000 4.400 5.600
berkerjasama melalui Dinas
Kesehatan dengan UTD dan RS
ROADMAP PUSKESMAS YANG BEKERJASAMA MELALUI DINKES
KAB/KOTA DENGAN UTD DAN RS TAHUN 2015 - 2019
2019
5600 Puskesmas yang telah bekerjasama
2018 melalui Dinkes dengan UTD dan RS
Total Puskesmas
yang telah bekerjasama
melalui Dinkes dengan
4400 Puskesmas yang telah bekerjasama
UTD dan RS:
1.668 Puskesmas
2017 melalui Dinkes dengan UTD dan RS
(104,25%)
3000 Puskesmas yang telah bekerjasama
melalui Dinkes dengan UTD dan RS
2016
212 Puskesmas yang telah
1600 Puskesmas yang telah bekerjasama
bekerjasama melalui Dinkes
melalui Dinkes dengan UTD dan RS
dengan UTD dan RS (106%) 2015
Tahun Target/Tahun Jumlah
200 Puskesmas yang telah bekerjasama Komulatif
UTD :
PUSKESMAS 1. Menjamin ketersediaan darah yang aman dan berkualitas
2. Melakukan pembinaan dan pendampingan teknis kepada
1. Sosialisasi mengenai donor darah sukarela di wilayah
Puskesmas untuk rekrutmen DDS
kerjanya 3. Melakukan seleksi donor, pengambilan dan pengolahan
2. Mendata semua ibu hamil, mengidentifikasi ibu hamil darah donor dari donor pendamping
dengan risti atau mempunyai gol. Darah langka 4. Pendistribusian darah ke BDRS
3. Mengedukasi ibu hamil dan keluarganya agar menyiapkan
minimal 4 calon donor pendamping siaga per ibu hamil
4. Memberikan informasi tentang persyaratan donor
5. Melakukan pemeriksaan Hb dan gol darah ibu hamil dan RS :
kesesuaian gol darah calon donor dengan ibu hamil 1. Melakukan koordinasi dengan UTD untuk menjamin
6. Melakukan seleksi awal donor ketersediaan ibu hamil yang akan melahirkan
7. Menginformasikan daftar ibu hamil dan Taksiran Partus 2. Merawat dan memberikan tranfusi darah kepada
kepada UTD serta calon donor siaga yang telah disiapkan pasien
8. Mengirimkan donor siaga ke UTD untuk pengambilan 3. Melakukan koordinasi dengan Dinkes dlm
darah (7-10 hari sebelum taksiran waktu melahirkan) peningkatan kapasitas nakes Pusksmas untuk
9. Merujuk Ibu Hamil Risiko tinggi yang akan melahirkan ke pemeriksaan dan deteksi kehamilan dengan Risti
RS
JEJARING PELAYANAN
DARAH NASIONAL
• Untuk menjamin ketersediaan, mutu, keamanan, sistem informasi
pendonor, akses, rujukan dan efisiensi
• Merupakan wadah & sarana komunikasi aktif antar UTD, BDRS, dan
Dinkes dalam yan transfusi darah.
• Jejaring Pelayanan Transfusi Darah dibentuk berjenjang dari tingkat
nasional, provinsi dan kabupaten/kota.
• Setiap UTD dan BDRS harus terdaftar dalam jejaring Pelayanan Transfusi
Darah.
• UTD sebagai penyedia darah dan BDRS sebagai pengguna darah aman
harus melakukan perjanjian kerja sama.
• Perjanjian kerja sama, paling sedikit berisi pemenuhan kebutuhan darah
rumah sakit, pengembalian darah yang tidak terpakai dan kadaluarsa,
dan kondisi khusus dalam hal UTD tidak dapat memenuhi kebutuhan
darah rumah sakit.
• Perjanjian kerja sama harus diberitahukan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota setempat
JEJARING TINGKAT KAB/KOTA
▪ Dibentuk oleh Bupati/walikota
▪ Penanggung jawab: Bupati/walikota melalui kepala dinas kesehatan kab/kota
▪ Anggota : Dinkes kab/kota (PUSKESMAS), UTD, Balai POM, BDRS/RS, PMI, organisasi
profesi, masyarakat.
▪ Manfaat :
• Membangun rasa memiliki dan tanggung jawab bersama
• Sebagai forum komunikasi
• Dapat menyelesaikan permasalahan secara bersama
• Institusi terkait saling mendukung tugas dan fungsi masing-masing
• Pemantauan dan pembinaan lebih mudah
• Dapat memantau kualitas dan keamanan darah
JEJARING TINGKAT KAB/KOTA (2)
▪ Setiap anggota memiliki visi dan misi yang sama yaitu mewujudkan yan
transfusi darah aman, jumlah cukup, tepat waktu dengan akses yang mudah
serta pemakaian secara rasional dilaksanakan secara terintegrasi & menjadi
tanggung jawab bersama.
▪ Diharapkan segala permasalahan ketersediaan darah aman dapat
ditanggulangi secara cepat dan dengan dukungan dari semua pihak
▪ Mekanisme pelayanan di suatu kabupaten perlu disepakati bersama dengan
manajemen yang baik (manajemen donor, manajemen pelayanan), sehingga
donor berhubungan dengan UTD, sementara pasien merupakan tanggung
jawab RS
JEJARING TINGKAT PROVINSI
▪ Dibentuk oleh Gubernur
▪ Penanggung jawab: Gubernur melalui dinas kesehatan provinsi
▪ Anggota : Dinkes provinsi, Dinkes kab/kota (PUSKESMAS), UTD, Balai POM,
BDRS/RS, PMI, organisasi profesi, masyarakat.
▪ Manfaat :
• Membangun rasa tanggung jawab bersama
• Sebagai forum komunikasi
• Saling membantu dalam menjalankan peran dan tugas masing-masing
• Permasalahan dapat diselesaikan segera dan secara bersama
• Pemantauan dan pembinaan lebih mudah
• Kualitas dan keamanan darah lebih terjamin
• Pelayanan darah di suatu provinsi terkoordinasi
JEJARING TINGKAT NASIONAL
▪ Anggota :
Dinkes provinsi, UTD tingkat provinsi, Badan POM, BDRS/RS,
PMI, organisasi profesi, masyarakat.
POKOK BAHASAN 3
GAMBARAN UMUM
PELAYANAN DARAH
UTD
ALUR PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH
BDRS
ALUR PELAYANAN
TRANSFUSI DARAH UTD
DI UTD
PENYIMPANAN DARAH