PENDAHULUAN
sistem agribisnis karena mempunyai keterkaitan yang kuat baik ke hulu maupun
mulai dari penyediaan input produksi sampai dengan pengolahan dan pemasaran
(Jayaputra, 2008).
tergolong ke dalam suku Solonaceae. Buah cabai merah sangat digemari karena
memiliki rasa pedas dan dapat merangsang selera makan. Selain itu, buah cabai
memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin, diantaranya kalori, protein, lemak,
Produksi cabai merah Indonesia tahun 2018 mencapai1,2 juta ton yang
dihasilkan oleh hampir setiap provinsi di Indonesia, salah satunya adalah Provinsi
Jawa Barat dengan kontribusi 22,71 persen terhadap produksi cabai nasional
(Tabel 1.)
1
2
masyarakat Indonesia baik untuk di konsumsi oleh rumah tangga maupun industri
Secara umum, harga cabai merah bervariasi cukup tinggi setiap bulannya
dalam satu tahun. Sedangkan jika dilihat antar tahun, terdapat pola pergerakan
harga cabai merah yang mirip. Pada sekitar akhir tahun hingga awal tahun
berikutnya harga cabai merah selalu menempati nilai tertinggi. Hal tersebut dapat
faktor cuaca, tingginya harga cabai merah juga diperparah dengan inefisiensi
merah dengan kontribusi 19,77 persen terhadap produksi cabai merah Jawa
Barat. Pada Tahun 2019 produksi tanaman cabai merah di Kabupaten Ciamis
produksi tanaman cabai merah mengalami penurunan yang cukup besar dari
tahun sebelumnya yaitu menjadi sebesar 47.986 kwintal, hal ini dapat
disebabkan dari permintaan pasar yang semakin sedikit dan dengan harga
produksi yang semakin tinggi. Berikut ini produksi tanaman cabai merah di
pada Tabel 2.
Produksi Pertumbuhan
N
Kabupaten/Kota Tanaman Cabai Merah (%)
o
2019 2020
1 Kab. Bogor 38.097 36.699 3,67
2 Kab. Sukabumi 179.321 216.741 20,87
3 Kab. Cianjur 365.501 299.142 18,16
4 Kab. Bandung 496.546 434.261 12,54
5 Kab. Garut 911.354 925.690 1,57
6 Kab. Tasikmalaya 168.977 151.832 10,14
7 Kab. Ciamis 59.809 47.986 19,77
8 Kab. Kuningan 6.472 7.155 10,55
9 Kab. Cirebon 64.987 55.647 14,37
10 Kab. Majalengka 130.489 124.314 4,73
11 Kab. Sumedang 42.033 50.348 19,78
12 Kab. Indramayu 26.272 25.237 3,94
13 Kab. Subang 51.854 49.963 3,65
14 Kab. Purwakarta 44.131 38.755 12,18
15 Kab. Karawang 197 285 44,67
16 Kab. Bekasi 629 637 1,27
17 Kab. Bandung Barat 140.378 161.903 15,33
18 Kab. Pangandaran 937 3.328 255,17
19 Kota Bogor 1.930 1.440 25,38
20 Kota Sukabumi 980 665 32,14
21 Kota Cirebon 1.077 321 70,19
22 Kota Bekasi 90 - 100
23 Kota Cimahi 140 350 150
24 Kota Tasikmalaya 5.340 4.513 15,48
25 Kota Banjar 2.833 2.280 19,52
JUMLAH 2.740.374 2.639.492 3,68
Sumber : Badan Statistika Provinsi Jawa Barat, 2020
cabai yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari produksi cabai merah yang
dihasilkan Kabupaten Ciamis pada Tahun 2018 sebesar 61.626 kwintal. Penghasil
cabai merah terbesar yaitu Kecamatan Panumbangan dengan luas tanam seluas
cabai merah terbesar. Berikut ini merupakan produktivitas tanaman cabai merah
yang ada di Kabupaten Ciamis Tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 3.
1
Panawangan
8 20 23 205,91 4.736
1
Kawali
9 4 7 84,29 590
2
Panjalu
0 63 85 87,36 7.426
2
Panumbangan
1 145 77 100,84 7.765
2
Sindangkasih
2 7 5 92,60 463
2
Baregbeg
3 6 7 69,29 485
2
Lumbung
4 2 4 142,50 570
2
Purwadadi
5 1 1 78,00 78
2
Sukamantri
6 149 214 140,60 30.089
2
Banjaranyar
7 5 6 128,83 773
JUMLAH
482 512 120,36 61.626
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Ciamis, 2018
oleh sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai dan sangat besar
daya alam.
Luas Luas
Produktivitas Produksi
No Desa Tanam Panen
Ku/Ha (Ton)
(Ha) (Ha)
1 Sindangmukti 5,5 0,5 85 4,25
2 Tanjungmulya 0,5 0,5 85 4,25
3 Sukakerta 0,5 0,3 85 2,55
4 Sindangbarang 20 5 85 42,5
5 Buanamekar 117,5 28 85 238
JUMLAH 144 34,3 425 291,55
daya yang sangat menunjang untuk melaksanakan usahatani cabai merah. Hal ini
ditunjang dengan sistem irigasi dalam pengairannya yang sangat memadai dan
siap untuk diolah serta luas lahan garapan yang berupa ladang 287 hektar (Desa
Buanamekar, 2018).
untuk menghasilkan cabai yang bermutu tinggi dengan harga dan keuntungan
yang layak, diperlukan penanganan yang baik mulai dari perencanaan tanam,
konsumen.
tidak jarang petani yang menghitung detail usahatani secara ekonomi. Artinya
berupa biaya pembelian pupuk, pestisida, sewa lahan, maupun biaya tenaga kerja
serta tidak pernah menghitung jumlah penerimaan dalam sekali panen. Sehingga
8
berapa keuntungan yang didapatkan dalam sekali panen hampir tidak diketahui.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pendidikan dan pengetahuan petani itu
sendiri.
motivasi petani itu sendiri dalam melakukan usahatani. Semakin besar pendapatan
yang diperoleh petani maka semakin giat dan bersemangat petani tersebut
diperoleh oleh petani maka semakin malas dan tidak bersemangat petani tersebut
berikut:
Universitas Galuh.
cabai merah.