Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN COFFE SHOP DI KABUPATEN

SUMENEP

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
Achmad Purwanto Hadi Kusuma
717310904

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

2020
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang, sehingga sektor yang

memegang peranan penting dalam perekonomian di negara berkembang

adalah sektor pertanian. Potensi pertanian di negara Indonesia sudah tidak

diragukan lagi, hingga negara Indonesia mendapatkan julukan sebagai negara

agraris, karena hampir semua tumbuhan bisa hidup di tanah Indonesia. Salah

satu penyumbang sumber devisa bagi negara adalah sektor perkebunan, hal ini

dapat dilihat dalam PDB sektor pertanian yang setiap tahun makin meningkat

tersaji dalam tabel 1.1

Tabel 1.1 PDB Atas Dasar Harga Konstan 2016 – 2020

PDB Lapangan Tahun (Miliyar)


No
Usaha 2018 2019 2020
1 Pertanian, Rp Rp Rp
Kehutanan dan 1,258,375.7 1,307,373.9 1,354,957.3
Perikanan
2 Pertanian,
Peternakan, Rp Rp Rp
Perburuan dan Jasa 970,262.9 1,005,775.9 1,039,255.1
Pertanian
3 Tanaman Pangan Rp Rp Rp
293,858.0 298,146.0 293,127.0
4 Tanaman Rp Rp Rp
Hortikultura 135,649.0 145,131.2 153,157.8
5 Tanaman Rp Rp Rp
Perkebunan 373,194.2 387,496.7 4,051,475.0
6 Peternakan Rp Rp Rp
148,688.8 155,539.9 167,741.5
7 Jasa Pertanian dan Rp Rp Rp
Perburuan 18,872.9 19,462.0 20,081.3
8 Kehutanan dan Rp Rp Rp
Penebangan Kayu 61,279.6 62,981.8 63,217.6
9 Perikanan Rp Rp Rp
226,833.2 238,616.2 2,524,846.0
Sumber : Data BPS 2020
Tabel 1.1 Menunjukkan nilai PDB dalam kurun waktu 3 tahun di mulai

dari tahun 2018 – 2020. Subsektor tanaman perkebunan mengalami grafik

kenaikkan yang sangat signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2018 tanaman

perkebunan menyumbangkan Rp. 373.194,2 miliar, terus mengalami

peningkatan hingga tahun 2020 sebesar Rp. 405.147,5 miliyar. Sektor

perkebunan di Indonesia yang paling potensial adalah kopi.

Kopi merupakan tanaman perkebunan yang bisa dikonsumsi dalam bentuk

minuman. Tanaman kopi sudah lama dibudidayakan dengan tujuan sebagai

penghasilan rakyat, kopi menjadi komoditas andalan ekspor dan sumber

pendapatan devisa negara (Rahardjo, 2012).

Masyarakat mengenal kopi yang ditanam di Indonesia ada dua jenis

spesies yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Tanaman kopi bukan tanaman asli

Indonesia, melainkan berasal dari benua afrika. Pada umumnya kopi

dikonsumsi bukan karena nilai gizi yang terkandung didalamnya, melainkan

karena nilai cita rasa dan pengaruh fisiologisnya yang dapat menyebabkan

orang tetap terjaga, menambah kesegaran, mengurangi kelelahan dan

membuat perasaan orang lebih bersemangat (Atmawinata et el, 2014).

Berdasarkan data dari FAO, Indonesia tercatat sebagai produsen kopi

terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan vietnam. Meskipun demikian,

ekspor dari indonesia tidak lebih banyak daripada ekspor kopi Brazil dan

Vietnam. Di dunia Indonesia terkenal dengan specialty coffe melalui berbagai

varian kopi dan kopi luwak (Wibowo, 2019). Indonesia mempunyai peluang

yang sangat besar dan terbuka untuk peningkatan perdangan kopi dunia,
mengingat Indonesia mempunyai lahan pertanian yang sangat potensial untuk

produksi kopi.

Tabel 1.2 Produksi Kopi Nasional tahun 2016 – 2020

N Tahun (Ton)
Provinsi
o 2016 2017 2018 2019 2020
1 Aceh 65.231 68.493 70.774 71.182 71.735
2 Sumatra Utara 65.926 67.544 71.023 72.343 72.922
3 Sumatra Barat 22.771 17.553 18.452 17.823 18.037
4 Riau 2.782 2.857 3.029 3.032 3.083
5 Kepulauan Riau
6 Jambi 13.395 14.395 15.461 16.588 16.864
120.90 184.16 193.50 196.01 199.32
7 Sumatra Selatan 4 6 7 6 4
Kepulauan Bangka
8 Belitung 3 4 9 12 12
9 Bengkulu 56.968 58.971 60.346 58.528 59.518
115.52 107.21 110.59 110.29 110.29
10 Lampung 4 9 7 1 1
11 Dki Jakarta
12 Jawa Barat 17.684 16.904 21.119 20.060 22.291
13 Banten 1.770 2.609 2.567 2.567 2.610
14 Jawa Tegah 18.911 17.196 23.686 24.063 24.456
15 DIY 465 417 483 479 487
16 Jawa Timur 63.586 64.711 64.529 66.681 68.769
17 Bali 17.165 13.570 15.243 15.306 15.606
18 Nusa Tenggara Barat 4.641 4.865 5.058 6.586 6.691
19 Nusa Tenggara Timur 22.335 21.468 23.737 23.791 24.122
20 Kalimantan Barat 3.736 3.688 3.617 3.614 3.675
21 Kalimatan Tengah 472 410 397 382 376
22 Kalimantan Selatan 1.929 1.569 1.517 1.353 1.377
23 Kalimantan Timur 392 325 297 267 250
24 Kalimantan Utara 276 213 173 238 242
25 Sulawesi Utara 3.291 3.478 3.892 3.681 3.743
26 Gorontalo 182 200 165 159 162
27 Sulawesi Tengah 2.927 2.688 2.817 2.888 2.949
28 Sulawesi Selatan 31.901 33.486 34.716 33.394 34.059
29 Sulawesi Barat 3.152 3.308 3.198 3.744 3.791
30 Sulawesi Tenggara 2.677 2.668 2.492 2.702 2.748
31 Maluku 411 397 400 400 406
32 Maluku Utara 83 88 10 8 8
33 Papua 2.271 2.503 2.742 2.785 2.805
34 Papua Barat 128 1 1 1 1
663.87 717.96 756.05 760.96 773.40
Indonesia 1 2 1 3 9
Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan.

Berdasarkan data di atas, provinsi Jawa Timur berada di posisi 5

sebagai produksi kopi terbesar di Indonesia dimana rata-rata produksi dari

tahun 2016 – 2020 sebasar 65.700 ton pertahun (Dirjen Perkebunan, 2020).

Tabel 1.3 Konsumsi Kopi di Indonesia 2016 – 2020

Tahun Konsumsi (Kg/Kapita/Tahun


2016 1,168
2017 1,162
2018 1,155
2019 1,149
2020 1,143
Sumber:Susenas 2020

Untuk tingkat konsumsi kopi dalam negeri berdasarkan hasil Survei Sosial

Ekonomi Nasional (SUSENAS) oleh BPS, permintaan kopi untuk konsumsi

rumah tangga pada umumnya berupa kopi bubuk/kopi biji. Selama tahun

2016-2020 konsumsi kopi perkapita cenderung mengalami penurunan. Pada

tahun 2016 konsumsi kopi sebesar 1,168 kg/kapita/tahun dan pada tahun 2020

konsumsi kopi di Indonesia sebesar 1,143 kg/kapita/tahun. Setiap tahunnya

penduduk akan mengalami peningkatan, dengan demikian untuk permintaan

kopi akan terus mengalami peningkatan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumsi kopi dalam negeri

merupakan peluang pasar yang sangat berpotensi dan menarik bagi kalangan

pengusaha. Mengingat, dari kalangan usia remaja sampai orang tua sangat

suka dengan kopi. Dilihat dari potensinya, peluang berbisnis yang berbahan
dasar kopi sangat diminati oleh pengusaha. Hal ini dipandang bisnis yang

sangat menjanjikan oleh pengusaha sehingga pengusaha mempunyai

keyakinan yang sangat tinggi untuk berinvestasi di bidang industri kopi.

Dewasa ini konsumsi kopi di masyarakat mulai menjamur dan sudah

menjadi trend dan bagi yang sudah kecanduan, kopi menjadi minuman pokok

(Rasmikayanti,et el. 2017). Dan dapat kita lihat saat ini banyak kedai kopi

yang bermunculan. Khususnya di Kabupaten Sumenep. Perilaku konsumen

merupakan proses yang dilakukan oleh konsumen dalam hal pengambilan

keputusan pembelian yang dimulai dari timbul rasa butuh hingga perasaan

pasca pembelian (Taan, ).

Informasi yang cukup mengenai perilaku konsumen seperti pemberi

petunjuk yang berharga, mempelajari keinginan, kebutuhan konsumen yang

akan berdampak pada pemahaman seorang pemasar. Faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkah laku konsumen itu sendiri adalah budaya, sosial,

pribadi, dan psikologis (Kotler dan Keller, 2007). Pendekatan perilaku

konsumen mengajarkan agar pemasar cenderung mempunayi orientasi lebih

kepada konsumen (consumer-driven orientation) dan tidak hanya sekedar

memasarkan apa yang diproduksi (sales-oriented approach).

Dengan pendekatan kepada konsumen, suatu produk diciptakan dengan

sejumlah manfaat yang diberikan kepada sekelompok konsumen (Assael,

2004). Perilaku konsumen menggambarkan suatu proses yang

berkesinambungan, dimulai dari ketika konsumen belum melakukan

pembelian, saat melakukan pembelian, dan setelah pembelian terjadi sehingga


hubungan antara satu tahap dengan tahapan lainnya menggambarkan

pendekatan proses pembuatan keputusan oleh konsumen (Suprapti, 2010).

Kabupaten Sumenep marupakan kabupaten ujung timur pulau Madura,

Provinsi Jawa timur. Dahulu Kabupaten Sumenep dikenal sebagai kerajaan

yaitu kerajaan Songennep. Dinamika perkembangan zaman telah mengubah

dimensi masyarakat adat menjadi masyarakat global yang berdampak terhadap

gaya hidup seseorang termasuk dalam memenuhi kebutuhan hiburan. Rutinitas

yang cukup tinggi mengakibatkan minimnya kesempatan untuk memikirkan

hiburan.

Sementara hal tersebut sangat penting dalam memperoleh keseimbangan

hidup yang menjanjikan, sehingga munculah banyak coffee shop yang

menawarkan konsep one stop shopping. pengunjung dapat memperoleh

keinginannya sekaligus dalam satu tempat misalnya pengunjung dapat

menikmati hiburan yang disediakan di coffee shop tersebut sambil menikmati

hidangan yang disediakan sekaligus sambil bekerja dengan memanfaatkan

fasilitas hotspot atau wifi yang kini banyak ditawarkan di coffee shop di

Kabupaten Sumenep dimana banyak kelas menengah berada dalam hal ini

termasuk pelajar dan mahasiswa.

Banyaknya Coffe Shop atau kedai kopi yang berada di kabupaten Sumenep

memberikan persaingan antar Coffe Shop di Sumenep menjadi semakin ketat.

Munculnya persaingan baru menyebabkan naik turunnya omset penjualan,

sehingga pembisnis coffe shop tidak hanya mampu menjual produknya, akan

tetapi harus berinovasi, kreatif dan mampu membaca kebutuhan konsumen


dan bisa bersaing dengan coffe shop yang lain. Yang pada akhirnya akan

bertahan dan mampu meningkatkan omset penjualan.

Oleh sebab itu, perlu adanya penelitian mengenai analisis perilaku

konsumen coffe shop di kabupaten Sumenep.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dirumuskan di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana perilaku konsumen yang paling dipertimbangkan pengunjung

coffe shop di Kabupaten Sumenep ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perilaku konsumen yang paling dipertimbangkan

pengunjung coffe shop di Kabupaten Sumenep.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan peneliti

dalam bidang pemasaran khususnya tentang perilaku konsumen Coffee

Shop di Kabupaten Sumenep.

b. Bagi produsen

Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengusaha dalam mengetahui perilaku

konsumen Coffee Shop di Kabupaten Sumenep.

c. Bagi pembaca
Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi peneliti yang akan

melakukan penelitian yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai