Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan sebagian besar

penduduknya bekerja pada bidang pertanian. Sebutan negara agraris diberikan

kepada Indonesia karena memiliki lahan pertanian yang luas dan kekayaan

sumber daya alam melimpah serta beraneka ragam. Hal ini kemudian

menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar dunia dalam

beberapa komoditas pertanian.

Sektor pertanian berperan penting dalam kehidupan, pembangunan,

dan perekonomian Indonesia. Sebagai negara agraris, sektor pertanian mampu

melestarikan sumber daya alam, memberi hidup dan penghidupan,

menciptakan lapangan pekerjaan serta dapat menjadi penyumbang devisa

bagi negara. Kondisi iklim dan sumber daya alam yang mendukung juga

menjadikan pertanian di Indonesia mengalami kemajuan seiring berjalannya

waktu. Sejak masih dikerjakan manual menggunakan tenaga hewan dan

manusia, hingga kini menggunakan alat-alat canggih dan modern.

Selain itu, sektor pertanian juga mampu menyediakan lapangan

pekerjaan, sumber pemasokan pangan dan menyumbangkan devisa.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) diketahui bahwa hingga

tahun 2021, sektor pertanian mengalami pertumbuhan sekitar 1,84% dengan

kontribusi terhadap perekonomian nasional hingga sebesar 13,28%. Pada

pertengahan tahun 2022, sektor pertanian juga menunjukkan pertumbuhan

1
positif di angka 1,37% dan memiliki kontribusi hingga 12,8% terhadap

perekonomian nasional. Hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah dengan

kebijakan-kebijakannya da juga kontribusi langsung dari para petani disertai

dengan faktor-faktor pendukung aktivitas pertanian seperti lahan, modal, dan

juga tenaga kerja.

Dalam konteks pertanian, lahan merujuk pada area fisik yang

digunakan untuk kegiatan pertanian. Lahan pertanian bisa mencakup tanah

pertanian, lahan subur, dan segala fasilitas yang digunakan untuk menanam

tanaman atau mengembangkan hewan ternak. Lahan pertanian menjadi unsur

kunci dalam memenuhi kebutuhan pangan sekaligus ekonomi bagi para petani

dan juga sebagai bentuk pelestarian lingkungan hidup. Dalam prakteknya,

luas lahan dapat berpengaruh terhadap pendapatan petani dimana semakin

luas lahan yang digarap maka pendapatan yang diperoleh akan meningkat,

dan peningkatan pendapatan sudah pasti mempengaruhi perekonomian

regional maupun nasional. Menteri Pertanian menjelaskan bahwa saat ini

Indonesia memiliki total luas lahan pertanian mencapai 70 juta Ha (hektar),

dengan 45 juta Ha efektif untuk produksi pertanian.

Berikutnya adalah modal. Modal dalam pertanian merujuk pada

sumber daya finansial, fisik, dan manusia yang dibutuhkan untuk memulai

dan menjalankan aktivitas pertanian. Nilai aset bergerak yang digunakan

dalam satu kali masa panen juga disebut sebagai modal. Ada beberapa aspek

yang perlu diperhatikan dalam permodalan pertanian seperti modal awal,

saprotan (sarana produksi pertanian), teknik budidaya, dan juga pemasaran.

2
Modal sangat penting karena perannya dalam penyediaan lahan, biaya

operasional untuk budidaya, distribusi komoditas pertanian, dan lain

sebagainya. Namun, fakta di lapangan masih banyak petani yang kurang

mendapatkan akses modal yang baik.

Faktor yang terakhir adalah tenaga kerja, yaitu istilah yang digunakan

untuk menggambarkan jumlah orang yang tersedia untuk bekerja dalam suatu

kegiatan ekonomi termasuk pertanian. Dalam konteks ekonomi tenaga kerja

berperan dalam menciptakan produk dan layanan, menghasilkan pendapatan,

serta mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Aktivitas pertanian seperti

bercocok tanam, perawatan tanaman, dan pengolahan hasil biasanya

membutuhkan tenaga kerja. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat

40,64 juta tenaga kerja di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan pada

Februari 2022. Jumlah ini porsinya mencapai 29,96% dari total penduduk

bekerja yang sebanyak 135,61 juta jiwa, sekaligus menjadi yang terbesar

dibanding lapangan pekerjaan utama lainnya.

Hal ini kemudian yang menyebabkan pertanian menjadi salah satu

sektor yang sangat bergantung pada tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja

dalam pertanian tergantung pada ukuran usaha pertanian (luas lahan), tingkat

mekanisme, dan jenis pertanian (komoditas yang dihasilkan). Beberapa

komoditas pertanian yang ada di Indonesia yaitu perkebunan, peternakan,

tanaman pangan, dan holtikultura.

Salah satu komoditas unggulan di Indonesia adalah komoditas

holtikultura, yaitu komoditas cabang pertanian yang berhubungan dengan

3
tanaman kebun seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan juga tanaman hias.

Biasanya lahan yang diperlukan untuk budidaya tanaman jenis ini tidak

terlalu luas, sehingga sering disebut dengan budidaya di kebun ataupun

pekarangan. Contoh dari komoditas ini adalah cabai, bawang-bawangan,

kubis, kentang, pisang, durian, mangga, jeruk, tanaman-tanaman hias, dan

juga tanaman obat.

Holtikultura merupakan komoditas yang biasanya dikonsumsi setiap

hari sebagai pendamping atau pelengkap dari tanaman pangan (makanan

pokok). Komoditas holtikultura sangat perlu dikembangkan karena komoditas

ini selain sebagai bentuk penyediaan pangan, fungsi kesehatan dan sosial

budaya, juga karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Melihat nilai

ekonomis dari komoditas holtikultura, maka apabila dikembangkan dalam

suatu sistem usaha tani yang komersial dapat meningkatkan pendapatan

petani.

Salah satu tanaman dari komoditas holtikultura yang mempunyai

tingkat permintaan yang tinggi dan banyak dibudidayakan di Indonesia adalah

cabai. Kebutuhan cabai untuk kota besar yang berpenduduk satu juta atau

lebih sekitar 800.000 ton/tahun atau 66.000 ton/bulan. Kebutuhan pada cabai

musim hajatan atau hari besar keagamaan biasanya meningkat sekitar 10 -

20% dari kebutuhan normal. Produksi cabai rawit cenderung mengalami

peningkatan seiring dengan bertambahnya luas panen, akan tetapi persediaan

cabai rawit cenderung fluktuatif karena waktu puncak panen yang tidak

teratur setiap tahunnya (Thew et al., 2015).

4
Di Indonesia, produksi cabai khususnya jenis cabai rawit mengalami

peningkatan sepanjang periode 2016-2019. Berdasarkan data BPS tahun

2020, peningkatan produksi cabai rawit tertinggi terjadi pada tahun 2018

dengan peningkatan produksi 25,53 persen. Tahun 2017 dan 2019 juga terjadi

peningkatan produksi sebesar 6,47 persen dan 23,60 persen. Provinsi Jawa

Timur merupakan provinsi dengan kontribusi produksi cabai rawit terbesar

nomor satu di Indonesia, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat dan Jawa Tengah.

(Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2018).

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah salah satu wilayah sentra

pengembangan komoditas holtikultura, diantaranya tanaman sayur-sayuran

cabai rawit. Prospek usaha komoditas holtikultura khususnya tanaman sayur-

sayuran cabai rawit di NTB menunjukkan perkembangan tiap tahunnya,

produksi cabai NTB berfluktuasi sesuai dengan permintaan pasar. Daerah

pengembangan cabai yang utama di NTB dan dilaksanakan secara intensif

adalah di kabupaten Lombok Timur dan Lombok Barat (DPTP NTB, 2014).

Produksi cabai rawit di Kabupaten Lombok Timur mengalami

fluktuatif, hal ini disebabkan oleh banyak faktor diantaranya keterampilan

petani dalam mengelola usaha tani dan berbagai faktor lingkungan lainnya.

Potensi pasar cabai juga salah satu faktor yang menyebabkan produksi cabai

rawit berfluktuatif. Pada saat harga cabai di pasaran naik, para petani banyak

yang ingin menanam cabai sehingga produksi cabai tinggi.

5
Tabel 1.1
Luas Panen Tanaman Cabai Rawit
di Kabupaten Lombok Timur (Ha) Tahun 2018, 2019, dan 2020
Luas Lahan (Ha)
No Kecamatan
2018 2019 2020
1 Keruak 5 2 11
2 Jerowaru 65 11 124
3 Sakra 56 30 64
4 Sakra Barat 15 6 13
5 Sakra Timur 14 34 59
6 Terara 36 28 7
7 Montong Gading 5 19 15
8 Sikur 14 4 184
9 Masbagik 31 28 60
10 Pringgasela 86 53 28
11 Sukamulia 186 310 281
12 Suralaga 1.347 1.573 2.533
13 Selong 484 822 703
14 Labuhan Haji 500 800 961
15 Pringgabaya 836 205 1.030
16 Suela 1 5 -
17 Aikmel 279 277 227
18 Wanasaba 118 97 101
19 Sembalun 1 24 9
20 Sambelia 384 176 489

Sumber: Dinas Pertanian dan Perternakan Kabupaten Lombok Timur

Tabel di atas menunjukkan bahwa luas panen tanaman cabai rawit di

Kabupaten Lombok Timur yang paling luas salah satunya adalah di

Kecamatan Labuhan Haji, dengan luas panen 500 Ha pada tahun 2018,

meningkat menjadi 800 Ha pada tahun 2019, dan 961 Ha pada tahun 2020.

6
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa penulis memilih Kecamatan

Labuhan Haji sebagai lokasi pelaksanaan penelitian ini.

Kecamatan Labuhan Haji merupakan salah satu sentra pengasil cabai

di Kabupaten Lombok Timur. Keadaan ini didukung oleh kondisi iklim dan

tanah yang cocok untuk tanaman cabai. Untuk mencapai produktivitas yang

maksimal, sistem budidaya cabai harus dilakukan secara intensif sehingga

perlu ketrampilan dan keuletan ekstra dari setiap individu petani. Mengkaji

persoalan tentang luas lahan, modal dan tenaga kerja. Teknis budidaya yang

dilakukan oleh petani yang menunjukkan pada seberapa besar output atau

pendapatan maksimum yang dapat dihasilkan dari tiap input yang tersedia.

Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan suatu usaha,

semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan

suatu usaha untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan. Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep

pendapatan yang menujukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh

seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.

Terdapat beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap

pendapatan petani di Kecamatan Labuhan Haji, beberapa di antaranya adalah

luas lahan, modal dan tenaga kerja. Adapun yang mempengaruhi pendapatan

petani di daerah tersebut jika dilihat dari luas lahan yaitu antara penggarap

lahan dan pemilik lahan, penggarap lahan dikenakan sewa atas lahan yang

digarap dan bagi pemilik lahan dikenakan pajak atas kepemilikan lahannya.

Bagi petani yang bukan merupakan pemilik lahan maka semakin luas lahan

7
yang akan ditanami akan menyebabkan sewa terhadap lahan tersebut semakin

tinggi, menyebabkan biaya untuk produksi akan semakin tinggi dan akan

berdampak pada menurunnya pendapatan.

Faktor lainnya adalah modal, untuk satu jenis unit penangkap modal

yaitu terdiri dari: perlengkapan mengelolah tanah (traktor, cangkul, tali,

tembilang dan lain-lain), bahan bakar, bibit cabai, alat-alat untuk membasmi

hama (semprot mesin dan pestisida), serta mesin air untuk memompa air pada

saat proses penanaman dan perawatan setelah penanaman. Masalah mengenai

modal yang biasa ditemui yaitu masih banyak petani di Kecamatan Labuhan

Haji yang kurang mendapatkan akses permodalan yang baik untuk kebutuhan

pertanian tanaman cabainya.

Faktor tenaga kerja juga berpengaruh dan dapat mendatangkan

permasalahan apabila tidak terpenuhi. Tenaga kerja adalah tiap orang yang

mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan

kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat. Akan tetapi penyerapan jumlah tenaga kerja tentunya tidak

berlebihan karena akan meningkatkan pemborosan atau kerugian, apalagi

dengan adanya peningkatan upah yang terjadi tiap tahunnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis kemudian tertarik untuk

mengetahui lebih dalam dengan cara melakukan penelitian yang diberi

label/judul “Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja Terhadap

Pendapatan Petani Cabai di Kecamatan Labuhan Haji”.

8
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah, maka dapat

diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Harga sewa lahan yang tinggi yang berakibat pada tidak maksimalnya

pendapatan yang diterima oleh petani penggarap.

2. Masih banyak petani cabai di Kecamatan Labuhan Haji yang masih

kurang mendapatkan akses permodalan yang baik khususnya untuk

keperluan pertaniannya.

3. Peningkatan penyerapan dan upah tenaga kerja menyebabkan hasil atau

pendapatan petani cabai tidak maksimal.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini berdasarkan keputusan peneliti

terkait apa yang akan dimasukkan dan apa yang akan dikeluarkan agar

penelitian lebih terkendali dan relevan. Oleh sebab itu, batasan masalah pada

penelitian ini terbatas hanya pada pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga

kerja terhadap pendapatan petani cabai yang ada di wilayah Kecamatan

Labuhan Haji.

D. Rumusan Masalah

Merujuk pada identifikasi dan batasan masalah, maka disusun

rumusan masalah yaitu sebagai berikut:

1. Apakah luas lahan, modal, dan tenaga kerja secara parsial berpengaruh

terhadap pendapatan petani cabai di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten

Lombok Timur?

9
2. Apakah luas lahan, modal, dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh

terhadap pendapatan petani cabai di Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten

Lombok Timur?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari pelaksanaan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui luas lahan, modal, dan tenaga kerja secara parsial

berpengaruh terhadap pendapatan petani cabai di Kecamatan Labuhan

Haji Kabupaten Lombok Timur.

2. Untuk mengetahui luas lahan, modal, dan tenaga kerja secara simultan

berpengaruh terhadap pendapatan petani cabai di Kecamatan Labuhan

Haji Kabupaten Lombok Timur.

F. Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal yang pokok dalam melaksanakan

proses dari hasil penelitian ini, peneliti mengharapkan dapat memberikan

manfaat, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dalam penelitian ini adalah diharapkan dapat

berguna sebagai sarana informasi dan pengembangan pengetahuan ilmiah

dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan di bidang pertanian

khususnya masalah pendapatan petani cabai.

10
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa/Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi mahasiswa/peneliti yaitu dapat menambah

pengetahuan serta pengalaman tentang pengaruh luas lahan, modal,

dan tenaga kerja terhadap pendapatan petani cabai.

b. Bagi Pihak/Peneliti Lain

Manfaat penelitian ini bagi pihak lain yaitu diharapkan memberikan

acuan terhadap pengembangan ataupun pembuatan dalam penelitian

yang sama.

3. Manfaat Akademis

Secara akademis penelitian ini diharapkan memberikan manfaat

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana S1 pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi

(FISE) di Universitas Hamzanwadi.

11
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pertanian

a. Pengertian Pertanian

Secara umum pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang

termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan

juga kehutanan. Sebagian besar kurang lebih dari 50 persen mata

pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani, sehingga

sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan di negara kita.

Pengertian pertanian dalam arti sempit hanya mencakup pertanian

sebagai budidaya penghasil tanaman pangan padahal kalau kita tinjau

lebih jauh kegiatan pertanian dapat menghasilkan tanaman maupun

hewan ternak demi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Sedangkan

pengertian pertanian yang dalam arti luas tidak hanya mencakup

pembudidayaan tanaman saja melainkan membudidayakan serta

mengelola dibidang perternakan seperti merawat dan membudidayakan

hewan ternak yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat

banyak seperti: ayam, bebek, angsa. Serta pemanfaatan hewan yang

dapat membantu tugas para petani kegiatan ini merupakan suatu

cakupan dalam bidang pertanian (Bukhori, 2014).

Pertanian merupakan sektor ekonomi yang utama di Negara-

Negara Berkembang. Peran atau kontribusi sektor pertanian dalam

12
pembangunan ekonomi suatu negara menduduki posisi yang penting

sekali. Hal ini antara lain disebabkan beberapa faktor (Totok

Mardikanto, 2007:3). Pertama, sektor pertanian merupakan sumber

persediaan bahan makanan dan bahan mentah yang dibutuhkan oleh

suatu Negara.

Kedua, tekanan-tekanan demografis yang besar di negara-negara

berkembang yang disertai dengan meningkatnya pendapatan dari

sebagian penduduk menyebabkan kebutuhan tersebut terus meningkat.

Ketiga, sektor pertanian harus dapat menyediakan faktor-faktor

yang dibutuhkan untuk ekspansi sektor-sektor lain terutama sektor

industri. Faktor-faktor ini biasanya berwujud modal, tenaga kerja, dan

bahan mentah.

Keempat, sektor pertanian merupakan sektor basis dari hubungan-

hubungan pasar yang penting berdampak pada proses pembangunan.

Sektor ini dapat pula menciptakan keterkaitan kedepan dan keterkaitan

kebelakang yang bila disertai dengan kondisi-kondisi yang tepat dapat

memberi sumbangan yang besar untuk pembangunan.

Kelima, sektor ini merupakan sumber pemasukan yang diperlukan

untuk pembangunan dan sumber pekerjaan dan pendapatan dari

sebagian besar penduduk negara-negara berkembang yang hidup di

pedesaan.

13
b. Komoditas Pertanian di Indonesia

Beberapa komoditas pertanian yang ada di Indonesia yaitu

perkebunan, peternakan, tanaman pangan, dan holtikultura.

1) Komoditas perkebunan, yaitu komoditas sub-sektor pertanian yang

memerlukan lahan, media tanam dan ekosistem yang sesuai untuk

membudidayakan suatu tanaman dalam jumlah besar. Contoh

komoditas perkebunan seperti tebu, kopi, teh, tembakau, cengkeh,

pala, lada, karet, kelapa, kelapa sawit, kapas, kapuk, dan lain-lain.

2) Komoditas peternakan, merupakan sub-sektor pertanian dengan

memelihara hewan, mengembangbiakkannya, dan juga

memanfaatkannya untuk kebutuhan manusia. Contoh komoditas

peternakan yaitu sapi perah, sapi potong, kerbau, kambing, domba,

itik, ayam lokal, dan babi.

3) Komoditas tanaman pangan, yaitu sub-sektor pertanian yang

sebagian besar merupakan tanaman dengan karbohidrat tinggi,

sehingga bisa dijadikan sebagai makanan pokok. Contoh komoditas

tanaman pangan adalah padi, jagung, kedelai, dan juga ubi kayu

atau singkong.

4) Komoditas holtikultura, yaitu komoditas cabang pertanian yang

berhubungan dengan tanaman kebun seperti buah-buahan, sayur-

sayuran, dan juga tanaman hias. Biasanya lahan yang diperlukan

untuk budidaya tanaman jenis ini tidak terlalu luas, sehingga sering

disebut dengan budidaya di kebun ataupun pekarangan. Contoh

14
dari komoditas ini adalah cabai, bawang-bawangan, kubis, kentang,

pisang, durian, mangga, jeruk, tanaman-tanaman hias, dan juga

tanaman obat.

Sektor pertanian khususnya komoditas holtikultura memegang

peranan penting sebagai pemasok kebutuhan konsumsi penduduk di

Indonesia. Produksi tanaman holtikultura dapat ditingkatkan melalui

perluasan areal (ekstensifikasi). Dan peningkatan produktivitas

(ekstensifikasi). Tersedianya lahan yang lebih luas dan teknologi

produksi yang mampu menaikkan produktivitas tidak dengan

sendirinya akan mendorong petani untuk lebih produktif berproduksi,

akan tetapi dibutuhkan adanya rangsangan-rangsangan agar mereka

lebih bergairah untuk berproduksi. Rangsangan dimaksud dapat

berupa harga saranaproduksi yang terjangkau, kemudahan

mendapatkan sarana produksi, harga jual serta teknologi dan sarana

penanganan pasca panen yangmampu menjaga keawetan produk (et

al., 2021).

2. Tanaman Cabai

Cabai merupakan salah satu tanaman holtikultura yang ada di dunia

yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya dari Amerika Tengah dan

Selatan, serta Meksiko. Jenis-jenis tanaman cabai yang tersebar ke seluruh

dunia dalam perkembangan sekarang ini banyak mengalami perubahan,

baik bentuk, rasa, maupun warna karena hal tersebut disebabkan oleh

adaptasi lingkungan dimana tanaman cabai tersebut tumbuh dan

15
dibudidayakan serta dipengaruhi oleh faktor alam seperti iklim, suhu,

lingkungan, kondisi tanah, dan yang lainnya.

Selain faktor alam, faktor lain yang mempengaruhi yaitu faktor

manusia yang banyak melakukan proses peningkatan kualitas cabai dengan

ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Misalnya saja mereka melalukan

berbagai rekayasa genetika sehingga dihasilkan berbagai jenis cabai

hibrida yang banyak memiliki keunggulan.

Salah satu cabai unggulan yang telah dikembangkan yaitu jenis cabai

rawit (Capsicum frutescens L). Cabai rawit merupakan jenis tanaman

holtikultura (sayuran) yang buahnya banyak dimanfaatkan untuk keperluan

aneka pangan. Jenis cabai rawit yang banyak dibudidayakan oleh petani di

Indonesia kebanyakan terdiri dari jenis lokal dan hibrida hasil pemuliaan.

Terdapat beberapa jenis cabai rawit lokal yang banyak dikenal di

Indonesia antara lain: a) cabai rawit jemprit, b) cabai rawit putih/cabai

domba, c) cabai rawit celepik. Selain jenis cabai rawit lokal, jenis cabai

hibrida yang sering dibudidayakan di Indonesia antara lain yaitu varietas

cakara putih dan cakara hijau.

Tanaman cabai rawit termasuk dalam golongan famili terung-

terungan (Solanaceae). Tanaman cabai rawit merupakan golongan

tanaman semusim atau disebut juga tanaman berumur pendek yang

tumbuh sebagai perdu atau semak, yang mempunyai tinggi dapat mencapai

1,5 m.

16
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, tanaman cabai rawit

diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Sub kingdom : Tracheobionita (tumbuhan berpembuluh)

Super divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Divisi : Magnoliophyta (menghasilkan bunga)

Kelas : Magnoliopsida (biji berkeping dua/dikotil)

Ordo : Solanes

Famili : Solanaceae (suku terong-terongan)

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum frutescens L. (Alif, 2017).

Secara morfologi, bagian-bagian/organ-organ penting pada tanaman

cabai rawit yaitu terdiri dari akar tunggang yang tumbuh lurus menuju

pusat bumi (vertikal), dan akar serabut yang tumbuh ke bagian samping

(horizontal), batang yang keras dan berkayu (Warisno, 2018) .

Daun berbentuk bulat telur dengan ujungnya meruncing dan tepi

daun rata, bunga termasuk bunga tunggal yang berbentuk bintang. Buah

cabai rawit terbentuk setelah terjadi penyerbukan, memiliki

keanekaragaman dalam bentuk, ukuran, warna, dan juga rasa buah. Biji

berukuran lebih kecil dibandingkan dengan biji cabai besar dapat

digunakan dalam perbanyakan/perkembangbiakan tanaman (Cahyono,

2003).

17
Habitat tanaman cabai rawit yaitu di dataran tinggi maupun dataran

rendah. Kandungan zat-zat gizi pada buah cabai rawit cukup lengkap, yaitu

lemak, protein, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, B2, C

dan senyawa alkaloid seperti capsaicin, flavanoid, oleoresin, dan minyak

atsiri (Ibrahim, 2014).

Cabai rawit meskipun mempunyai rasa yang pedas, ternyata

mempunyai banyak kandungan dan nutrisi bagi kesehatan. Cabai rawit

banyak mengandung vitamin dan juga mineral. Setiap 100 gram cabai

rawit dapat memenuhi asupan gizi harian yang direkomendasikan. Selain

mengandung vitamin, juga terdapat beberapa mineral penting dalam

jumlah yang cukup tinggi, juga terdapat beberapa fitonutrisi. Kandungan

capsaicin pada cabai rawit ditunjukkan oleh studi ilmiah bahwa hal

tersebut merupakan anti-bakteri, anti-karsinogenik, analgesik, anti-

diabetes, dan dapat membantu mengurangi kadar kolesterol pada penderita

obesitas. Cabai rawit mengandung kapsikol berfungsi mengatasi rasa

pegal, sakit gigi, sesak nafas, iritasi kulit. Juga mengandung zat oleoresin

dapat diperoleh dengan ekrtraksi menggunakan pelarut organik.

Kandungan flavanoid dan antioksidan cabai rawit dapat membantu

mencegah kanker (Alif, 2017).

3. Pendapatan

a. Pengertian pendapatan

Berdasarkan ilmu ekonomi, pendapatan adalah hasil dari kegiatan

penjualan barang atau jasa di sebuah perusahaan dalam periode tertentu.

18
Menurut (Suryati, 2017) dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa

pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa

uang maupun barang. “Berwirausaha dapat memberikan pendapatan

yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan

untuk memperoleh pendapatan itulah yang dapat menimbulkan

minatnya untuk berwirausaha”.

Lebih lanjut lagi (Suryati, 2017) menjelaskan bahwa jika

seseorang berharap untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi

dengan menjadi seorang wirausaha, ia akan semakin terdorong untuk

menjadi wirausaha. Seseorang akan tertarik untuk menjadi wirausaha

karena pendapatan yang diperolehnya jika sukses melebihi karyawan.

Seseorang dengan harapan pendapatan yang lebih tinggi daripada

bekerja menjadi karyawan menjadi daya tarik untuk menjadi wirausaha.

Pendapatan memang salah satu penentu minat untuk berwirausaha, laba

yang tinggi merupakan alasan untuk seseorang berwirausaha.

Pendapatan diartikan sebagai keseluruhan dari penghasilan atau

penerimaan yang diperoleh para pemilik faktor produksi selama

menjalankan kegiatan ekonomi pada masyaraat dalam kurun waktu

tertentu (Susilo, 2019).

Suparta dalam Tambusai (2006 : 69) mendefinisikan pendapatan

sebagai sejumlah dana yang diperoleh dari pemanfaatan faktor produksi

yang dimiliki. Sumber pendapatan tersebut meliputi:

19
1) Sewa kekayaan yang digunakan oleh orang lain, misalnya

menyewakan rumah, tanah.

2) Upah atau gaji karena bekerja kepada orang lain ataupun menjadi

pegawai negeri.

3) Bunga karena menanamkan modal di bank ataupun perusahaan,

misalnya mendepositokan di bank dan membeli saham.

4) Hasil dari usaha wiraswasta, misalnya berdagang, beternak,

mendirikan perusahaan, ataupun bertani.

Dari pengertian yang telah disebutkan di atas, penulis

menyimpulkan bahwa pendapatan adalah penghasilan yang diterima

oleh seseorang dari usaha atau kegiatan yang dilakukan dalam jangka

waktu tertentu yang dapat berupa barang atau jasa.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah sebagai

berikut (et al., 2021):

1) Keuletan bekerja

Pengertian keuletan bekerja dapat disamakan dengan ketekunan,

keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan. Bila saat

menghadapi kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk

meniti ke arah kesuksesan dan keberhasilan.

2) Kesempatan kerja yang tersedia

Semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia berarti semakin

banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.

20
3) Kecakapan dan keahlian

Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat

meningkatkan efisien dan efektifitas yang pada akhirnya

berpengaruh pula terhadap penghasilan.

4) Motivasi

Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah penghasilan

yang diperoleh, semakin besar dorongan seseorang untuk

melakukan pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang

diperoleh.

5) Banyak sedikitnya modal yang digunakan

Besar kecilnya usaha yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi

oleh besar kecilnya modal yang digunakan.

c. Indikator pendapatan

Beberapa poin yang dijadikan indikator untuk mengukur

pendapatan dalam penelitian ini yaitu:

1) Hasil dari kegiatan usaha yang dilakukan, yaitu segala bentuk

pencapaian atau produk yang dihasilkan sebagai bentuk timbal

balik dari usaha yang dijalankannya.

2) Kualitas produk, merupakan sejauh mana produk tersebut

memenuhi atau melebihi harapan, kebutuhan, atau standar yang

telah ditetapkan.

3) Harga, yaitu jumlah uang atau nilai tukar yang diterima atas barang

dan produk yang diproduksi/dijual.

21
4) Umur tanaman, mengacu pada jumlah waktu yang telah berlalu

sejak benih tanaman ditanam.

4. Luas Lahan

a. Pengertian luas lahan

Lahan merupakan bagian dari bentang alam (landscape) yang

mencakup pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief,

tanah, hidrologi, dan bahkan keadaan vegetasi alami (natural

vegetation) yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap

penggunaan lahan (FAO, 1976).

Menurut (Nisa et al., 2018) bahwa, lahan sebagai salah satu faktor

produksi yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai

kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Besar kecilnya

produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya

lahan yang digunakan. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak

efisien usaha tani yang dilakukan kecuali bila usahatani dijalankan

dengan tertib. Luas kepemilikan atau penguasaan berhubungan dengan

efisiensi usaha tani. Penggunaan masukan akan semakin efisien bila

luas lahan yang dikuasai semakin besar.

Penggunaan luas lahan untuk pertanian secara umum dapat

dibedakan atas: penggunaan luas lahan semusim, tahunan, dan

permanen. Penggunaan luas lahan tanaman semusim diutamakan untuk

tanaman musiman yang dalam polanya dapat dengan rotasi atau

tumpang sari dan panen dilakukan setiap musim dengan periode

22
biasanya kurang dari setahun. Penggunaan luas lahan tanaman tahunan

merupakan penggunaan tanaman jangka panjang yang pergilirannya

dilakukan setelah hasil tanaman tersebut secara ekonomi tidak produktif

lagi, seperti pada tanaman perkebunan. Penggunaan luas lahan

permanen diarahkan pada lahan yang tidak diusahakan untuk pertanian,

seperti hutan, daerah konservasi, perkotaan, desa dan sarananya,

lapangan terbang, dan pelabuhan.

Luasnya lahan mengakibatkan upaya untuk melakukan tindakan

yang mengarah pada segi efisiensi akan berkurang karena hal berikut:

1) Lemahnya pengawasan pada factor produksi seperti bibit, pupuk,

obat-obatan, dan tenaga kerja.

2) Terbatasnya persediaan tenaga kerja, disekitar daerah itu yang pada

akhirnya akanmempengaruhi efisiensi usaha pertanian tersebut.

3) Terbatasnya persediaan modal untuk membiayai usaha pertanian

dalam skala luas tersebut.

Luas lahan dapat diartikan sebagai lahan sawah dan lahan bukan

sawah baik yang digunakan dan tidak digunakan termasuk lahan yang

sementara tidak digunakan atau diusahakan (BPS Provinsi Bali, 2003).

Pengertian atau definisi luas lahan dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

1) Lahan Sawah adalah lahan pertanian yang berpetak petak dan

dibatasi pematang (galengan atau saluran) untuk menahan atau

mengalirkan air yang biasanya ditanami padi sawah tanpa

23
memandang status tanah. Lahan sawah digolongkan sebagai

berikut:

a) Lahan sawah irigasi teknis adalah lahan sawah yang

memperoleh irigasi dan irigasi teknis yaitu jaringan irigasi

dimanasaluran pemberi terpisah dari saluran pembuang agar

penyediaan dan pembagian irigasi dapat sepenuhnya diatur

dengan mudah. Biasanya jaringan semacam ini terdiri dari

saluran induk serta bangunan dipelihara dan di bangun oleh

Dinas Irigasi atau Pemerintah.

b) Lahan Irigasi Setengah Teknis adalah lahan sawah yang

memperoleh irigasi dari irigasi setengah teknis, dimana dinas

irigasi hanya menguasai bangunan penyadap untuk dapat

mengatur dan mengukur pemasukan air yang ada pada jaringan

selanjutnya tidak diukur dan dikuasai oleh dinas irigasi atau

pemerintah.

c) Luas lahan tadah hujan adalah lahan yang irigasinya

tergantung pada air hujan.

d) Lahan sawah pasang surut adalah lahan sawah yang irigasinya

tergantung pada air sungai yang diperoleh pasang surutnya air

laut.

e) Lahan sawah lebak adalah lahan sawah yang irigasinya berasal

dari rawa lebak.

24
f) Lahan sawah polder adalah lahan sawah yang terdapat di delta

sungai yang irigasinya dipengaruhi oleh air sungai tersebut

atau rembesan-rembesan rawa yang biasanya ditanami padi.

g) Lahan sawah lainnya adalah lahan terkena rembesan rawa yang

biasanya ditanami padi-padian.

h) Lahan sawah tidak tanam adalah lahan yang selama setahun

ditanami selain padi.

i) Lahan sawah sementara tidak diusahakan adalah lahan yang

tidak diusahakan, karena alasan misalnya tidak ada tenaga

lebih dari setahun dan kurang dari dua tahun.

2) Bukan Lahan Sawah adalah semua lahan selain lahan sawah yang

biasanya ditanami dengan tanaman palawija atau padi gogo, dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

a) Pekarangan atau tanah untuk bangunan dan halaman adalah

tanah halaman sekitar rumah termasuk dipakai untuk bangunan

rumah. Diluar tanah pekarangan disebut tegalan.

b) Tegal atau kebun adalah tanah kering yang ditanami tanaman

musiman atau tahunan dan letaknya terpisah dengan halaman

sekitar rumah serta pemakaiannya tidak terpisah.

c) Ladang atau huma adalah tanah yang ditanami tanaman

musiman, pemakaiannya hanya semusim atau dua musim,

kemudian di tinggalkan karena tidak subur lagi.

25
d) Pengembalaan atau padang rumput adalah tanah yang dipakai

pengembalaan ternak.

e) Lahan yang sementara tidak diusahakan adalah tanah yang

biasanya tidak diusahakan tetapi untuk sementara tidak

diusahakan.

f) Tanah hutan rakyat adalah tanah yang ditumbuhi kayu-kayuan

termasuk bambu baik yang tumbuh sendiri maupunyang

sengaja ditanami seperti semak-semak dan pohon-pohonan

yang hasil utamanya kayu.

g) Hutan negara adalah tanah hutan yang berada di bawah

pengawasan Dinas Kehutanan atau Perhutanan.

h) Perkebunan adalah tanah yang ditanami tanaman perkebunan

seperti vanili, kelapa, kopi, cengkeh, dan lain-lain diusahakan

oleh rakyat atau perusahaan wilayah kecamatan.

i) Rawa-rawa adalah tanah yang tergenang air yang tidak

dipergunakan untuk sawah.

j) Tambak adalah tanah yang dipergunakan untuk melakukan

pemeliharaan ikan, udang atau binatang air lainnya.

b. Indikator luas lahan

Terdapat beberapa indikator yang dapat dijadikan untuk

menjangkau atau mengetahui luas lahan dalam penelitian, yaitu:

26
1) Pajak, yaitu jumlah uang yang harus dibayar kepada pemerintah

berdasarkan luas lahan yang dimiliki sebagai bentuk kontribusi

untuk mendukung berbagai program dan layanan publik.

2) Kepemilikan lahan, mengacu pada klaim atas sebidang tanah

dimana si pemilik memiliki hak untuk menggunakan, mengelola,

dan memanfaatkannya.

3) Pengaruh dari luas lahan, yaitu dampak signifikan yang diterima

pemilik lahan atas besaran atau luas lahan yang dikelolan dan

dimanfaatkan.

4) Upah pekerja, yaitu imbalan yang diberikan kepada seseorang atas

pekerjaan yang dilakukannya.

5) Jenis lahan, mengacu pada klasifikasi atau kategorisasi lahan

berdasarkan fisik, penggunaan, atau fungsi tertentu.

5. Modal

a. Pengertian modal

Modal adalah produk atau kekayaan yang digunakan untuk

memproduksi hasil selanjutnya. Modal kerja pada hakikatnya

merupakan jumlah yang terus menerus ada dalam menopang usaha

yang menjabatani antara pengeluaran untuk memperoleh bahan atau

jasa dengan waktu penerimaan penjualan. Modal kerja mempunyai 2

fungsi yaitu untuk menompang kegiatan produksi serta menutup dana

anggaran pengeluaran tetap dan dana yang tidak berhubungan secara

langsung dengan produksi dan penjualan.

27
Modal kerja yang merupakan syarat keberhasilan suatu usaha

apalagi bagi usaha kecil. Modal kerja sangat erat hubungannya dalam

rangka menghitung kebutuhan modal kerja. Perhitungan modal kerja

yang berbeda akan menyebabkan perhitungan kebutuhan modal kerja

yang berbeda (Puspitasari, 2020).

Kecukupan modal mempengaruhi ketepatan waktu dan ketepatan

takaran dalam penggunaan masukan. Kekurangan modal menyebabkan

kurangnya masukan yang diberikan sehingga menimbulkan resiko

kegagalan atau rendahnya yang akan diterima.

Umumnya istilah modal selalu dikaitkan dengan uang, sehingga

jika tidak ada uang maka tidak ada modal. Padahal pengertian modal

bukan hanya yang meliputi uang. Sebenarnya modal adalah sesuatu

yang dapat digunakan untuk mejalankan usaha atau upaya. Dengan

demikian, modal dapat berupa benda fisik ataupun bukan. Pikiran,

kesempatan, waktudan pendidikan adalah benda abstrak yang

sesungguhnya merupakan modal yang tidak ternilai penting dan sangat

menentukan keberhasilan dalam berusaha (Sebagai et al., 2019).

Arti sederhananya, modal sama artinya dengan harta kekayaan

yang dimiliki oleh seseorang yaitu semua harta berupa uang, tabungan,

tanah, mobil, dan lain sebagainya disebut sebagai modal (Shakespeare,

2014). Jadi, modal dapat disimpulkan sebagai setiap hasil atau produk

kekayaan yang digunakan untuk memproduksi hasil selanjutnya.

28
Manfaat modal yaitu untuk membeli berbagai input produksi

seperti alat dan sebagainya, modal memiliki peranan penting. Modal

biasanya terdapat di wilayah operasinya saja dan untuk memperolehnya

ditentukan oleh lingkungan sendiri. Masalah mengenai modal dapat

menghambat peningkatan usaha karena adanya kelangkaan di dalam

ketersediaan modal. Jumlah modal yang relatif terbatas dan di samping

itu sering sulit untuk diperolehnya. Sebagai akibatnya tingkat

pendapatan petani menurun akibat rendahnya tingkat modal yang

digunakan dalam usaha. Rendahnya pendapatan akan mengakibatkan

juga rendahnya kemampuan masyarakat untuk menabung (Sciences,

2018).

Modal dalam suatu usaha adalah seperti bahan bakar atau energy

penggerak awal sebuah motor. Misalnya makin besar motor yang

digerakkan maka makin banyak energy yang digunakannya dan akan

semakin besar juga modal yang akan digunakan dalam usaha itu. Modal

merupakan factor penentu dalam kegiatan produksi, besar kecilnya

modal berpengaruh terhadap jumlah output yang dihasilkan. Jadi,

apabila modal yang digunakan besar maka pendapatan yang diterima

oleh petani cabai akan meningkat (Susilo, 2019).

b. Indikator modal

Beberapa indikator yang dapat dijadikan untuk menjangkau atau

mengetahui informasi tentang modal dalam penelitian, yaitu:

29
1) Sumber modal, yaitu segala hal atau sumber daya yang digunakan

oleh perusahaan atau individu untuk membiayai dan mendukung

kegiatan bisnis atau usaha yang dilakukan.

2) Biaya yang dikeluarkan, merujuk pada jumlah uang atau sumber

daya yang harus dikeluarkan untuk membiayai atau membayar

berbagai kegiatan dalam aktivitas usahanya.

3) Benih, yaitu struktur reproduksi dalam tanaman atau tumbuhan

yang berperan dalam perkembangan tanaman baru dan merupakan

aspek penting dalam pertanian karena merupakan cara utama untuk

menghasilkan tanaman baru secara sistematis.

4) Alat, yaitu berbagai perangkat (dapat berupa mesin atau perangkat)

yang digunakan untuk membantu melancarkan proses atau kegiatan

usaha.

6. Tenaga Kerja

a. Pengertian tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usaha tani,

khususnya tenaga kerja keluarga beserta anggota keluarganya. Jika

masih dapat dikerjakan oleh tenaga kerja keluarga sendiri maka tidak

perlu mengupah tenaga kerja luar, sehingga tingkat efisiensi biaya yang

dikeluarkan mampu memberikan pendapatan yang sangat signifikan

bagi keluarga petani (Suryati, 2017).

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu

diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah cukup bukan saja

30
terlihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam

tenaga kerja perlu juga diperhatikan. Besar-kecilnya upah tenaga kerja

ditentukan oleh mekanisme pasar, jenis kelamin (kualitas tenaga kerja

dan umur tenaga kerja. Oleh karena itu, penilaian terhadap upah perlu

di standarisasi menjadi hari kerja orang (HKO) (Thew et al., 2015).

Tenaga kerja dalam pertanian atau usaha tani dibedakan atas

tenaga kerja pria, tenaga kerja wanita dan tenaga kerja anak-anak.

Tenaga kerja usaha tani dapat diperoleh dari dalam keluarga diperoleh

dengan cara upah. Tenaga kerja upahan ini biasanya terdapat pada

usahatani yang berskala luas. Dalam usahatani sebagian besar tenaga

kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri dari ayah sebagai

kepala keluarga, isteri, dan anak-anak petani. Tenaga kerja yang berasal

dari keluarga petani ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi

pertanian secara keseluruhan tidak pernah dinilai dengan uang, ukuran

tenaga kerja dapat dinyatakan dalam hari orang kerja (HOK) (Isfrizal &

Rahman, 2018).

Menurut (Nisa et al., 2018) Kebutuhan tenaga kerja meliputi

seluruh proses produksi berlangsung untuk pertanaman kegiatan itu

dapat dilakukan pada usaha-usaha mulai dari persiapan tanaman,

pengadaan sarana produksi, penanaman, pemeliharaan, hingga

penjualan.

Sederhananya, tenaga kerja dapat diartikan sebagai tiap orang

atau individu yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam

31
maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

b. Indikator tenaga kerja

Beberapa indikator yang dapat dijadikan untuk menjangkau atau

mengetahui informasi tentang tenaga kerja dalam penelitian ini yaitu:

1) Jumlah tenaga kerja, yaitu keseluruhan individu atau pekerja yang

terlibat dan dibutuhkan dalam kegiatan-kegiatan mulai dari

persiapan tanaman, pengadaan sarana produksi, penanaman,

pemeliharaan, hingga penjualan.

2) Kualitas tenaga kerja, mengacu pada kemampuan, keterampilan,

pengalaman, hingga pendidikan tiap-tiap individu yang bekerja

dalam suatu industri atau usaha pertanian.

B. Kajian Penelitian Relevan

Penelitian mengenai pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja

terhadap pendapatan petani cabai di Kecamatan Labuhan Haji sepengetahuan

peneliti sampai sejauh ini belum dilakukan. Namun terdapat beberapa hasil

penelitian terdahulu yang relevan terhadap penelitian ini, antara lain:

1. Suryati (2017) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Modal

Kerja, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Petani

Cabai di Desa Sakuru Kecamatan Monta Kabupaten Bima” Penelitian

ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif Karena

dalam pelaksanaanya meliputi data, analisis, dan interprestasi tentang arti

data yang diperoleh, data yang digunakan data primer dan sekunder.

32
Adapun alat bantu yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah

dengan menggunakan SPSS 21 dan di analisis dengan menggunakan

teknik analisis regresi linear berganda. Dari hasil penelitian diperoleh

bahwa variabel modal kerja, luas lahan, dan tenaga kerja secara simultan

berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap tingkat

pendapatan pendapatan petani bawang merah di Desa Sakuru Kecamatan

Monta Kabupaten Bima. Variable modal kerja dan tenaga kerja secara

parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pendapatan petani

bawang merah, sedangkan luas lahan berpengaruh signifikan dan

berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan petani bawang merah di

Desa Sakuru Kecamatan Monta Kabupaten Bima.

2. Isfrizal dan Bobby Rahman (2018) “Pengaruh Luas Lahan Persawahan,

Modal Dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Petani Sawah Pada

Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh Utara (Studi Kasus

Kemukiman Teupin Punti)” Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data primer. Metode analisis data adalah dengan menggunakan

analisis regresi linier berganda. Hasil pembebasan lahan tidak signifikan

dan berpengaruh positif terhadap pendapatan petani lahan sawah, modal

dan tenaga kerja secara signifikan, dan berpengaruh positif terhadap

pendapatan petani padi di Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten Aceh

Utara.

3. Rani Aprianingsih (2021) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh

Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Petani

33
Cabai di Kecamatan Suralaga”. Penelitian yang dilakukan bertujuan

untuk mengetahui pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja secara

parsial ataupun secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan petani

cabai di Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur. Dengan

menggunakan metode kuantitatif deskriptif diperoleh hasil bahwa luas

lahan, modal, dan tenaga kerja secara parsial dan simultan berpengaruh

terhadap pendapatan Hal ini ditunjukkan dengan hasil luas lahan terhadap

pendapatan dengan nilai t hitung sebesar 5,230, nilai t hitung modal

sebesar 3,070, dan nilai t hitung tenaga kerja sebesar 2,455 lebih besar

daripada nilai t tabel yaitu 1,985; serta nilai f hitung sebesar 46,086 lebih

besar daripada nilai f tabel 2,70.

Tabel 2.1
Mapping Penelitian Relevan
Nama Peneliti
No. Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
(Tahun)
1 Suryati (2017) Pengaruh Modal Kerja, a. Kesamaan variabel a. Berbeda lokasi
Luas Lahan, dan bebas (luas lahan dan penelitian terkait
Tenaga Kerja Terhadap tenaga kerja) dan waktu dan tempat
Pendapatan Petani variabel terikat dilakukannya.
Cabai di Desa Sakuru (pendapatan). b. Menggunakan
Kecamatan Monta b. Menggunakan jenis modal kerja dalam
Kabupaten Bima penelitian deskriptif arti khusus sebagai
kuantitatif. salah satu variabel
bebas.
2 Isfrizal dan Pengaruh Luas Lahan a. Kesamaan variabel a. Berbeda lokasi
Bobby Rahman Persawahan, Modal bebas (luas lahan, penelitian terkait
(2018) Dan Tenaga Kerja modal dan tenaga waktu dan tempat
Terhadap Pendapatan kerja) dan variabel dilakukannya.
Petani Sawah Pada terikat (pendapatan). b. Lebih fokus pada
Kecamatan Syamtalira b. Menggunakan jenis pendapatan petani

34
Aron Kabupaten Aceh penelitian deskriptif sawah secara
Utara (Studi Kasus kuantitatif. umum.
Kemukiman Teupin
Punti)
3 Rani Pengaruh Luas Lahan, a. Kesamaan variabel Berbeda lokasi
Aprianingsih Modal, dan Tenaga bebas (luas lahan, penelitian terkait
(2021) Kerja Terhadap modal dan tenaga waktu dan tempat
Pendapatan Petani kerja) dan variabel dilakukannya.
Cabai di Kecamatan terikat (pendapatan).
Suralaga b. Menggunakan jenis
penelitian deskriptif
kuantitatif.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah suatu dasar penelitian yang mencakup

penggabungan antara teori, observasi, fakta, serta kajian pustaka yang akan

dijadikan landasan dalam melakukan karya tulis ilmiah. Kerangka pikir juga

dianggap sebagai visualisasi dalam bentuk diagram yang saling berhubungan

atau alur logis yang berjalan melalui penelitian yang dilakukan.

Dalam kerangka pikir, variabel-variabel penelitian bisa dijelaskan

dengan lebih mendalam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti.

Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu luas lahan, modal, dan tenaga

kerja sebagai variabel bebas yang memberikan pengaruh terhadap pendapatan

yang menjadi variabel terikat.

Setiap aktivitas pertanian dijalankan memerlukan lahan, modal, dan

tenaga kerja. Ketiganya tersebut termasuk dalam faktor produksi, yaitu faktor

yang menyebabkan adanya kegiatan produksi. Tanpa faktor produksi maka

kegiatan pertanian tidak akan berjalan, akibatnya tidak ada pendapatan yang

35
akan diperoleh dari pertanian tersebut. Oleh karena itu untuk memperoleh

hasil maksimal maka faktor produksi tersebut harus diberikan dalam susunan

atau jumlah yang maksimal.

Dengan demikian, maka kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut.

Luas Lahan
(X1)

Modal
Pendapatan
(X2)
(Y)

Tenaga Kerja
(X3)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

“Hipotesis berasal dari kata hipo yang artinya bawah, dan tesis artinya

pendapat. Hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih rendah atau

kadar kebenarannya masih belum meyakinkan” (Sudjana, 2009:37).

“Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya”

(Supardi, 2011:82).

Jadi yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu dugaan sementara

yang dijadikan sebagai pemecahan masalah yang masih perlu diuji terlebih

36
dahulu. Hasil pengujian itu menyatakan apakah hipotesis itu terbukti benar

atau tidak. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh luas lahan, modal, dan

tenaga kerja secara parsial terhadap pendapatan petani cabai di

Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh luas lahan, modal,

dan tenaga kerja secara simultan terhadap pendapatan petani cabai di

Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur

37
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif deskriptif. Dimana penelitian ini bertujuan untuk menyajikan

gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi

dan klarifikasi mengenai fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan

mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit

yang diteliti dengan fenomena yang diuji.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menyajikan data berupa

angka-angka sebagai hasil penelitiannya. Sedangkan, metode penelitian

deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia,

suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran, atau peristiwa saat ini. Metode

deskriptif digunakan untuk membuat gambaran atau deskripsi secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena yang ada.

Dengan demikian, maka penelitian kuantitatif deskriptif bisa diartikan

sebagai penelitian yang menggambarkan variabel secara apa adanya didukung

dengan data-data berupa angka yang dihasilkan dari keadaan sebenarnya.

Karena pada penelitian ini menggambarkan suatu variabel, gejala atau

keadaan yang diteliti secara apa adanya dan menggunakan data yang bersifat

angka yang diperoleh dari angket atau kuesioner. Kuantitatif disebut juga

metode konfirmatif. Karena metode ini cocok digunakan untuk

pembuktian/konfirmasi. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data

38
penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Bahri

& Zamzam, 2014).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey. Metode

survey adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data tentang

keyakinan, pendapat, hubungan variable atau karakteristik perilaku melalui

sampel yang diambil dari populasi tertentu (Kusumastuti dkk., 2020).

Selanjutnya menurut Bahri & Zamzam (2014:7), metode survey

ditujukan untuk menggeralisasikan pengamatan yang belum mendalam pada

populasi besar maupun kecil. Akan tetapi generalisasi akan lebih akurat bila

menggunakan sampel yang akurat.

Jenis penelitian survei ini dipilih karena disesuaikan dengan tujuan

penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas luas lahan,

modal, dan tenaga kerja terhadap pendapatan. Hal yang mempengaruhi

pendapatan yaitu luas lahan, modal, dan tenaga kerja karena ketiga hal

tersebut tergolong dalam faktor produksi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian mengenai pengaruh luas lahan, modal dan tenaga kerja

terhadap pendapatan petani cabai dilakukan di Kecamatan Labuhan Haji,

Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pemilihan

lokasi ini dilakukan secara purposive. Hal ini didasarkan pada

pertimbanagan bahwa daerah ini sebagian besar penduduknya adalah

39
petani cabai dan merupakan salah satu desa sentral produksi cabai di

Lombok Timur.

2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian

Bulan
Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan
Septemb
April Mei Juni Juli Agustus
er
Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
Kegiatan Minggu
Ke: Ke: Ke: Ke: Ke:
ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Usulan Judul
Penelitian

Studi Literan
dan
Kepustakaan

Penyusunan
bab I,II,III

Penyusunan
instrument
Penelitian

Pengambilan
Data

Analisis dan
Pengolahan
Data

Penyusunan
Bab IV dan
Bab V

Bimbingan
dan
Konsultasi

40
Ujian Skripsi

Penjilidan
Skripsi

41
C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Berkenaan dengan pengertian populasi, (Sugiyono, 2007:57)

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek

yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(Arikunto, 2002:108) mengatakan populasi ialah semua nilai baik

hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif,

daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap

dan jelas. Jadi populasi merupakan seluruh subjek penelitian yang akan

menjadi wilayah generalisasi atas semua nilai baik hasil perhitungan

maupun pengukuran, baik secara kuantitatif maupun kualitatif mengenai

karaktersitik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah petani cabai yang ada

di Kecamatan Labuhan Haji yang berjumlah 12.476 orang petani.

2. Sampel

Karena berbagai alasan, tidak mungkin semua hal yang ingin

dijelaskan atau diramalkan atau dikendalikan dapat diteliti, maka

penelitian ini hanya dilakukan atas sebagian dari anggota populasi yang

mana anggota populasi yang diambil sebagai subjek penelitian dinamakan

sampel. “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”

(Arikunto, 2002:109).

42
Hasil kesimpulan dari sampel yang diteliti akan digeneralisasikan

kepada seluruh anggota populasi, agar kesimpulan yang dicapai mampu

menggambarkan seluruh karakteristik dari populasi. Maka sampel yang

diambil haruslah menggambarkan seluruh karakteristik dari populasi,

dengan kata lain sampel harus representatif.

Karena populasi dalam penelitian ini sebanyak 12.476 petani cabai,

maka untuk mendapatkan sampel peneliti menggunakan teknik sampling

insidental. Menurut (Sugiyono, 2018:85) dikatakan sampling insidental

adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja

yang saecara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui

itu cocok sebagai sumber data dengan rumus:

N
n n= 2
1+ N e

12.476
n= 2
1+ ( 12.476 ) x ( 0 , 1 ) ¿
¿

12.476 12.476
n= n=
1+ ( 12.476 ) x ( 0 , 01 ) ¿ 125 , 76 ¿
¿ ¿

12.476
n=
125 , 76 ¿
¿

¿ 99

Keterangan:

1 = Konstanta

43
n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e2 = Persentase kesalahan sampel, dalam penelitian ini 10% dengan tingkat

kepercayaan 90%.

Sampel yang akan menjadi objek dalam penelitian ini adalah para

petani cabai di Kecamatan Labuhan Haji. Teknik pengambilan sampel

yaitu dengan menggunakan teknik simple random sampling berupa sampel

acak sederhana. Untuk kepentingan analisis yang dilakukan maka di ambil

99 sampel petani cabai dari populasi sebesar 12.476 petani cabai di

Kecamatan Labuhan Haji.

D. Variabel Penelitian

Identifikasi variabel dapat diartikan sebagai: “gejala yang menjadi

fokus penelitian untuk diamati” (Sugiyono, 2006:2). Untuk mendapatkan

gambaran yang jelas mengenai obyek perlu diadakan identifikasi. Ada dua

variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel

terikat (dependen). Variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah luas lahan

(X1), modal (X2), dan Tenaga kerja (X3).

2. Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dipengaruhi karena

adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Pendapatan petani cabai di Kecamatan Labuhan Haji (Y).

E. Teknik dan Instrumen Penelitian

44
1. Teknik Pengumpulan Data

Pemilihan teknik penelitian sangat ditentukan oleh beberapa hal,

yaitu: objek penelitian, sumber data, waktu, dana yang tersedia, jumlah

tenaga peneliti, teknik yang akan digunakan untuk mengolah data bila

sudah terkumpul.

a. Metode Observasi

Pengertian observasi dikemukakan oleh (Sukardi, 2000:153-

154) bahwa “observasi adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan

pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki”. Selanjutnya

(Ridwan, 2008:282) “observasi adalah pengamatan terhadap apa

yang sesungguhnya terjadi dan ada”.

Dalam kegiatan obsevasi perlu disisipkan format pengamatan.

Dalam penelitian ini, pedoman obsevasi disusun dengan

menggunakan pedoman observasi model check list (daftar cek).

“Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi aspek-aspek yang

mungkin terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku, maupun kegiatan

individu yang menjadi fokus perhatian” (Sukardi, 2000:157).

45
b. Angket atau Kuisioner

Angket menurut kamus (Ridwan, 2009:263) adalah “daftar

pernyataan tertulis mengenai masalah tertentu dengan memberikan

ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan”. Angket atau kuisioner

merupakan teknik pengumpulan data secara tidak langsung.

Responden diminta untuk menjawab angket sesuai dengan maksud

penelitian.

Karakteristik angket sebagai berikut:

1) Angket terbuka, berisi pertanyaan atau pernyataan yang dapat

dijawab oleh responden secara bebas sesuai dengan persepsi

masing-masing.

2) Angket terstruktur, pertanyaan atau pernyataan sudah disusun

secara terstruktur, disamping ada pertanyaan juga ada sub-

subnya.

3) Angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan telah memiliki

alternatif jawaban atau option, responden tinggal memilih dan

tidak bisa memberikan respon selain pilihan itu.

Agar data-data yang diperoleh dengan angket memenuhi

syarat-syarat, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Beri pengantar dan petunjuk pengisian. Dalam pengantar

dijelaskan maksud pengedaran angket, jaminan, kerahasiaan

jawaban serta ucapan terima kasih kepada responden. Petunjuk

46
pengisian menjelaskan bagaimana cara menjawab angket

tersebut.

2) Butir-butir pertanyaan atau pernyataan dirumuskan dengan jelas,

menggunakan kata-kata yang biasa, kalimat tidak perlu panjang.

Pada angket tertutup sebaiknya setiap pertanyaan hanya berisi

satu pesan sederhana. Pada angket terbuka bisa berisi satu pesan

kompleks. Pada angket terstruktur untuk subnya sebaiknya

hanya berisi satu pesan yang tidak kompleks.

3) Untuk angket terbuka dan terstruktur disediakan kolom untuk

menuliskan jawaban secukupnya. Jawaban untuk angket tertutup

telah disediakan pilihannya. Jawaban untuk angket tertutup

dapat diberikan pada lembaran yang sama atau terpisah.

Dalam penelitian ini, teknik angket digunakan untuk

memperoleh data tentang pengaruh luas lahan terhadap pendapatan

petani cabai di Kecamatan Labuhan Haji dan jenis angket yang

digunakan adalah angket tertutup, yaitu responden diberikan

beberapa pilihan jawaban dan responden cukup memberikan tanda

pada jawaban yang diinginkan dengan menggunakan skala likert

dengan empat alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak

setuju, dan sangat tidak setuju.

c. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006), dokumentasi adalah teknik mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan atau

47
dokumen tertulis, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Tujuannya adalah

supaya hasil kajian dan penelitian yang dilakukan dapat disajikan

lebih valid dan lebih lengkap, sehingga paparan yang dihasilkan

akan lebih akurat dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai kajian

yang kredibel dan ilmiah.

Pada penelitian ini dokumentasi dilakukan dengan cara

mencari dan mengumpulkan data berupa catatan atau dokumen

tertulis sebagai bukti keabsahan data penelitian. Selain itu

dokumentasi juga dilakukan dengan cara mengambil gambar atau

foto proses pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sebagai

bukti bahwa penelitian ini benar-benar dilakukan.

2. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002:134), instrumen pengumpulan data adalah

alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya

mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan di

permudah olehnya. Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik

variabel secara objektif.

Instrumen pengumpul data menurut Arikunto (2002:52) adalah alat

yang digunakan untuk merekam keadaan dan aktivitas atribut-atribut

psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya

digolongkan menjadi kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi

48
mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif,perangsangnya adalah

pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah

pernyataan.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan informasi kuantitatif tentang variabel yang sedang

diteliti. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah. Instrumen

penelitian dapat diartikan pula sebagai alat untuk mengumpulkan,

mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta

objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu

hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa

disebut instrumen penelitian.

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Pendapatan

No Variabel Pengertian Indikator No


Jumlah
item

Pendapatan Penghasilan yang 1. Hasil dari 1,2,3, 5


diterima oleh kegiatan 4,5
seseorang dari
usaha yang
kegiatan usaha
yang dilakukan dilakukan
dalam jangka 2. Kualitas 6,7 2
waktu tertentu
Produk
3. Harga 8 1

4. Umur 9 1
tanaman

49
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Luas Lahan
No
No Variabel Pengertian Indikator Jumlah
item

Luas Lahan Luas areal 1. Pajak 10 1


persawahan yang
akan ditanami 2. Kepemilikan 11 1
lahan
3. Pengaruh 12,13, 3
dari luas 14,

lahan
4. Upah 15 1
pekerja
5. Jenis lahan 16 1

50
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Modal
No
No Variabel Pengertian Indikator Jumlah
item

Modal biaya untuk 1. Sumber 17, 18 2


modal
sarana produksi
2. Biaya yang 19,20, 3
pertanian
dikeluarkan 21

3. Benih 22, 23 2

4. Alat 24 1

Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Tenaga Kerja
No
No Variabel Pengertian Indikator Jumlah
item
Tenaga Tenaga kerja 1. Jumlah 25,26 3

Kerja yang dicurahkan Tenaga kerja 27

untuk usaha tani 2. Kualitas 28,29, 3

tenaga kerja 30

F. Validitas dan Reabilitas Instrumen

1. Validitas Instrumen

Validitas (validity, kesahihan) berkaitan dengan permasalahan

“apakah instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur sesuatu itu

memang dapat mengukur secara tetap sesuatu yang akan diukur

tersebut”. Secara singkat dapat dikatakan bahwa validitas alat penelitian

mempersoalkan apakah alat itu dapat mengukur apa yang akan diukur

51
(Nugiyantoro, 2015:414). Menurut (Nugiyantoro, 2015:414) validitas

merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran hasil tes sesuai

dengan tujuan penggunaan tes.

Uji validitas suatu alat digunakan untuk mengukur instrumen

penelitian yang menunjukkan keabsahan atau valid tidaknya suatu

kuesioner (Suryani, 2015 : 144). Pada penelitian ini, uji validitas

digunakan dengan menggunakan SPSS 16 untuk mendapatkan data

primer, peneliti menyebar 99 kuesioner terhadap petani cabai di

Kecamatan Labuhan Haji, kuesioner tersebut berisi pernyataan tentang

pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap pendapatan petani.

Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas

Item R Hitung R Tabel Keterangan


Variabel
Item 1 0,634 0,361 Valid
Item 2 0,665 0,361 Valid
Item 3 0,634 0,361 Valid
Item 4 0,893 0,361 Valid
Pendapatan Item 5 0,501 0,361 Valid
Item 6 0,732 0,361 Valid
Item 7 0,893 0,361 Valid
Item 8 0,893 0,361 Valid
Item 9 0,393 0,361 Valid
Item 1 0,729 0,361 Valid
Item 2 0,678 0,361 Valid
Item 3 0,729 0,361 Valid
Luas Lahan Item 4 0,821 0,361 Valid
Item 5 0,545 0,361 Valid

52
Item 6 0,685 0,361 Valid
Item 7 0,821 0,361 Valid
Item 1 0,844 0,361 Valid
Item 2 0,374 0,361 Valid
Item 3 0,382 0,361 Valid
Item 4 0,592 0,361 Valid
Modal Item 5 0,666 0,361 Valid
Item 6 0,554 0,361 Valid
Item 7 0,644 0,361 Valid
Item 8 0,511 0,361 Valid
Item 1 0,698 0,361 Valid
Item 2 0,626 0,361 Valid
Tenaga Kerja Item 3 0,396 0,361 Valid
Item 4 0,858 0,361 Valid
Item 5 0,778 0,361 Valid
Item 6 0,410 0,361 Valid

Sumber: Data primer diolah, 2023

Berdasarkan pada tabel 3.2 diatas, menunjukkan bahwa semua

variabel memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel (r hitung > r

tabel). Hal ini menunjukkan bahwa telah sesuai syarat dan dikatakan

valid.

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan menggunakan

aplikasi SPSS (hasil ada di lampiran), diketahui nilai Sig. (2-tiled) dari

butir soal 1 sampai dengan butir soal 20 lebih kecil dari 0,05 dan

memiliki nilai Pearson Correlation postif, maka bisa dikatakan bahwa

seluruh butir soal yang ada di dalam angket tersebut bersifat valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas (reability, keterpercayaan) menunjuk pada pengertian

apakah sebuah instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara

53
konsisten dari waktu ke waktu. Jadi,kata kunci untuk syarat kualifikasi

suatu instrumen pengukur adalah konsistensi, keajegan, atau tidak

berubah-ubah (Nugiyantoro, 2015:417).

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel yang menunjukkan sejauh mana sauatu

pengukuran tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin

pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam

instrumen. Butir pernyataan dikatakan reliabel atau handal apabila

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen

penelitian dapat diandalkan atau dapat dipercaya, dan tetap konsisten dari

waktu ke waktu dengan menggunakan item-item pada instrumen yang

sama. Metode yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah dengan

melihat nilai Cronbach’s Alpha. Adapun kriteria pengambilan keputusan

yaitu instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha

> 0,6. Berikut disajikan hasil pengujian reliabilitas.

Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan


Luas Lahan 0,831 Reliabel
Modal 0,706 Reliabel
Tenaga Kerja 0,685 Reliabel
Pendapatan 0,859 Reliabel

Sumber: Data primer diolah, 2023

54
Berdasarkan tabel 3.3 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai

Cronbach’s Alpha pada masing-masing variabel baik itu variabel

independen yaitu luas lahan, modal, tenaga kerja maupun variabel

dependen yaitu pendapatan memiliki nilai yang lebih besar dari 0,6

(Cronbach’s Alpha > 0,6) sehingga dapat dinyatakan bahwa setiap

variabel dalam penelitian ini reliabel atau dapat diandalkan dan

dipercaya.

G. Teknik analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam

analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merrumuskan

hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan (Sugiyono, 2017:147).

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah,

sebagai berikut:

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Istilah “normalitas” menunjuk pada pengertian adanya sebaran

data yang normal. Normal dalam arti mengikuti asumsi distribusi

normal sebuah sebaran data. Untuk memastikan bahwa sebuah

55
sebaran data berdistribusi normal, perlu dilakukan uji normalitas

(Nugiyantoro, 2015:403). Dalam analisis regresi ada residu (sisa)

yaitu selisih antara data faktual dan hasil prediksi. Residu yang ada

itu haruslah berdistribusi normal.

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar

maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk

mengikuti apakah data berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji

statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Residual berdistribusi normal

jika P > 0,05, jika P < 0,05 maka data bersifat tidak normal (Imam

Ghozali, 2011: 160-165).

b. Uji Multikolinieritas

Istilah “multikolinieritas” menunjuk pada pengertian bahwa

antarvariabel independen saling berkorelasi secara signifikan. Hal itu

dapat terjadi jika dilakukan analisis regresi ganda yang melibatkan

lebih dari satu variabel independen. Untuk memastikan terjadi atau

tidak masalah multikolinieritas tersebut, perlu dilakukan uji

multikolinieritas (Nugiyantoro, 2015:405).

56
Menurut (Imam Ghozali, 2011:105-106) uji multikolinieritas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mengetahui data

mengandung multikolinieritas atau tidak dengan melihat nilai VIF

dan tolerance pada SPSS. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan atau nilai

Tolerance lebih dari 0,01 maka dapat disimpulkan dengan tegas

bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas. Dan sebaliknya

maka dapat disimpulkan dengan tegas pula bahwa multikolinearitas

telah terjadi dalam model.

Jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan atau nilai Tolerance

lebih dari 0,10 maka dapat disimpulkan dengan tegas bahwa tidak

terdapat masalah multikolinearitas. Dan sebaliknya maka dapat

disimpulkan dengan tegas pula bahwa multikolinearitas telah terjadi

dalam model.

c. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model

regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel

pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut

dengan homoskedastisitas. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Imam Ghozali,

2011:139-143)

57
Untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas dapat

digunakan metode analisis grafik. Metode analisis grafik dilakukan

dengan mengamati scatterpolt dimana sumbu horizontal

menggambarkan nilai predicted standardized sedangkan sumbu

vertikal menggambarkan nilai residual studentized. Jika scatterpolt

membentuk pola tertentu, hal ini menunjukkan adanya masalah

heteroskedastisitas pada pola regresi yang dibentuk. Sedangkan jika

scatterpolt menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak

terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang

dibentuk.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut (Sa'diyah, 2012:37) analisis regresi linier berganda

digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel

bebas terhadap variabel terikat dengan metode kuadrad kecil atau

Ordinary Least Square (OLS).

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan

sistem. Hasil perhitungan data menggunakan komputer dengan program

SPSS for windows 16.0 untuk mengolah data statistik.

Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut (Suliyanto,

2011:54):

Y’ = a + b1X1+ b2X2+b3X3+€

Y = Pendapatan petani cabai

a = intercept (Konstanta)

58
b1 = Koefisien Regresi untuk Pengaruh Luas Lahan

b2 = Koefisien Regresi untuk Pengaruh Modal

b3 = Koefisien Regresi untuk Pengaruh Tenaga Kerja

X1 = Luas Lahan

X2 = Modal

X3 = Tenaga Kerja

€ = Nilai Residu

3. Analisis Korelasi Ganda (R)

Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang

menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen

secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen

(Sugiyono, 2017:231).

R disebut koefisien korelasi ganda (multiple coefficient of

correlatio) untuk mengukur kuatnya hubungan antara variabel X secara

bersama-sama terhadap Y (Firdaus, 2011:131).

Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai

berikut(Sugiyono, 2017:231):

Tabel 3.8
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Jumlah Keterangan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

59
0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 0,1000 Sangat Kuat

4. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Menurut (Widyawati, 2013:61) analisis koefisien determinasi (R2)

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi variabel independen

dapat menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

vaeiabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Ciri-ciri dari R2 adalah bahwa R2 merupakan fungsi yang menaik

(non decreasing function) dari variabel-variabel bebas yang tercakup

dalam persamaan regresi linier berganda. Makin banyak variabel yang

tercakup dalam model, makin menaik fungsi tersebut, artinya makin

besar nilai R2 tersebut. Jadi, setiap penambahan variabel bebas dalam

model akan memperbesar R2 (Firdaus, 2011:131).

Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel

bebas terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi koefisien

determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variabel perubahan pada variabel tergantungnya (Suliyanto,

2011:55).

5. Pengujian Hipotesis

60
a. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Menurut (Imam Ghozali, 2011:97) tujuan dari uji parsial

adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh dari variabel

independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara parsial.

Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat

signifikansi 0,05 (α = 5%) atau tingkat keyakinan sebesar 0,95%.

Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

Ho : bi = 0

Ha : bi ≠ 0

Nilai t hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara

parsial (per variabel) terhadap variabel tergantungnya. Apakah

variabel tersebut memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel

tergantungnya atau tidak. Nilai t hitung digunakan untuk menguji

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel tergantung atau tidak. Suatu variabel akan memiliki

pengaruh yang berarti jika nilai t hitung variabel tersebut lebih besar

dibandingkan dengan nilai t tabel(Suliyanto, 2011:62)

Dasar pengambilan keputusan Uji t berdasarkan nilai

signifikansi:

1) Jika nilai Signifikansi (Sig.) ˂ probabilitas 0,05 maka ada

pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau

hipotesis diterima.

61
2) Jika nilai Signifikansi (Sig.) ˃ probabilitas 0,05 maka tidak ada

pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau

hipotesis ditolak.

Dasar pengambilan keputusan Uji t berdasarkan perbandingan

nilai t hitung dengan t tabel:

1) Jika nilai t hitung ˃ t tabel maka ada pengaruh variabel bebas

(X) terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesis diterima.

2) Jika nilai t hitung ˂ t tabel maka tidak ada pengaruh variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesis ditolak.

b. Uji Koefisisen Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)

Menurut (Imam Ghozali, 2011:41) uji statistik F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam

model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

terikat/dependen.

Nilai F hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara

simultan variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Jika

variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel

tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria

cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara

simultan maka masuk dalam kategori tidak cocok atau not fit. Nilai F

hitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of fit).

Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk menguji

apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu

62
menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung atau tidak

(Suliyanto, 2011:55 & 61).

Dasar pengambilan keputusan dalam uji F berdasarkan nilai

signifikansi (Sig):

1) Jika nilai Sig. ˂ 0,05 maka hipotesis diterima. Maka artinya

semua variabel bebas (X) secara simultan berpengaruh

terhadap variabel terikat (Y).

2) Jika nilai Sig. ˃ 0,05 maka hipotesis ditolak. Maka artinya

semua variabel bebas (X) secara simultan tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat (Y).

Dasar pengambilan keputusan dalam uji F berdasarkan

perbandingan nilai F hitung dengan F tabel:

1) Jika nilai F hitung ˃ F tabel maka hipotesis diterima. Maka

artinya semua variabel bebas (X) secara simultan berpengaruh

terhadap variabel terikat (Y).

2) Jika nilai F hitung ˂ F tabel maka hipotesis ditolak. Maka

artinya semua variabel bebas (X) secara simultan tidak

berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

63
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Data Responden

Data penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan

kepada responden penelitian dilakukan dengan cara langsung mendatangi

responden. Kuesioner yang telah diisi oleh responden, dari data tersebut

kemudian dilakukan pengolahan lebih lanjut karena telah lengkapnya

pengisian kuesioner yang disebar, jumlah data yang diolah untuk

penelitian ini sebanyak 99 yang berasal dari para petani cabai di

Kecamatan Labuhan Haji.

Objek penelitian ini pendapatan petani cabai yang berada di

Kecamatan Labuhan Haji. Subjek dalam penelitian ini adalah para petani

cabai di Kecamatan Labuhan Haji sebanyak 99 Orang . Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

N Jenis Kelamin Jumlah


o
1 Laki-laki 96
2 Perempuan 3
Total 99

Sumber: Data primer diolah, 2023

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagaian besar dari

responden adalah berjenis kelamin laki-laki yakni dengan jumlah 96 orang

64
atau sekitar 97%, sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan

berjumlah 3 orang yaitu sebesar 3% dari total 99 total responden.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai responden

berdasarkan jenis kelamin, dapat di lihat diagram dibawah ini:

3%

Laki-Laki
Perempuan

97%

Gambar 4.1 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan gambar 4.1 tentang persentase responden berdasarkan

jenis kelamin menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah laki-

laki dengan persentase sebesar 97% (96 orang), sedangkan sebesar 3%

menunjuskkan responden perempuan, sebanyak 3 orang saja.

Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Umur

No Umur Responden Frekuensi


1 40-49 22
2 50-59 46
3 60-69 28
4 70-79 3
Total 99

Sumber: Data primer diolah, 2023

Dari 99 responden yang terlibat dalam penelitian ini, pada tabel 4.2

diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini

65
adalah mayoritas umur 50-59 tahun yakni berjumlah 46 orang atau sebesar

47%, disusul oleh responden dengan umur 60-69 berjumlah 28 orang atau

28%, sedangkan responden dengan umur 40-49 tahun berjumlah 22 orang,

dan responden dengan umur 70-79 berjumlah 3 orang.

Adapun untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai usia

frekuensi responden berdasarkan tingkat usia di atas, dapat di lihat

diagram dibawah ini:

3%

22%
28% 40-49 tahun
50-59 tahun
60-69 tahun
70-79 tahun

46%

Gambar 4.2 Persentase Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan gambar 4.2 tentang persentase responden berdasarkan

usia menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada jenjang

usia 50-59 tahun dengan persentase sebesar 47%, diikuti responden dengan

usia 60-69 tahun sebesar 28%, usia 40-49 tahun sebesar 22%, dan usia 70-

79 tahun dengan persentase paling kecil yaitu 3%.

66
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah


1 SD 75
2 SMP 7
3 SMA 16
4 S1 1
Total 99

Sumber: Data primer diolah, 2023

Berdasarkan pada tabel 4.3 diatas, menunjukan sebagian besar dari

responden yang terlibat dalam penelitian ini memiliki pendidikan terakkhir

SD dengan jumlah 75 orang sekitar 76% dari keseluruhan, responden

dengan pendidikan terakhir SMA berjumlah 16 orang yaitu sebesar 16%,

responden dengan pendidikan terakhir SMP berjumlah 7 orang, dan

responden dengan pendidikan terakhir S1 berjumlah 1 orang.

Adapun untuk mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai usia

frekuensi responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir, dapat dilihat

diagram dibawah ini:

1%

16%
SD
7% SMP
SMA
Sarjana
76%

Gambar 4.3 Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan

67
Berdasarkan gambar 4.3 tentang persentase responden berdasarkan

pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan

lulusan SD dengan persentase sebesar 76% yaitu sebanyak 75 orang,

diikuti responden lulusan SMA sebanyak 16 orang dengan persentase

sebesar 16%, lulusan SMP sebanyak 7 orang dengan besaran persentase

7%, dan sarjana (S1) dengan persentase paling kecil yaitu 1% hanya 1

orang.

2. Analisis Deskriptif Variabel

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Berikut dapat

dilihat hasil statistik deskriptif dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Variabel
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Luas Lahan 99 15.00 28.00 20.86 3.261
Modal 99 15.00 31.00 24.36 3.483
Tenaga Kerja 99 13.00 24.00 19.89 1.622
Pendapatan 99 20.00 36.00 27.52 3.535
Valid N (listwise) 99

a. Nilai minimum untuk variabel luas lahan adalah 15,00, nilai

maximum 28,00, nilai mean 20,86 dan nilai standar deviasi pada luas

lahan adalah 3,261.

68
b. Nilai minimum untuk variabel modal adalah 15,00, nilai maximum

31,00, nilai mean 24.36 dan nilai standar deviasi pada modal adalah

3,483.

c. Nilai minimum untuk variabel tenaga kerja adalah 13,00, nilai

maximum 24,00, nilai mean 19.89 dan nilai standar deviasi pada

modal adalah 1,622.

d. Nilai minimum untuk peendapatan adalah 20,00, nilai maximum

36,00, nilai mean 27,52 dan nilai standar deviasi pada pendapatan

adalah 3,535.

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu

dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk mengikuti apakah data

berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji statistik Kolmogorov

Smirnov Test. Residual berdistribusi normal jika P > 0,05, jika P < 0,05

maka data bersifat tidak normal (Imam Ghozali, 2011: 160-165).

69
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas
Variabel Asymp. Sig. (2-tailed)
Luas Lahan 0,200
Modal 0,142
Tenaga Kerja 0,070
Pendapatan 0,117

Sumber: Data primer diolah, 2023

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel diatas, didapatkan

nilai signifikansi pada baris Asympy. Sig (2-tailed) variabel luas lahan

(X1) sebesar 0,200 > 0,05. Signifikansi pada baris Asympy. Sig (2-

tailed) pada variabel modal sebesar 0,142 > 0,05. Signifikansi pada

baris Asympy. Sig (2-tailed) untuk variabel tenaga kerja sebesar 0,07 >

0,05. Dan nilai signifikansi pada baris Asympy. Sig (2-tailed) untuk

variabel pendapatan sebesar 0,117 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa hasil uji normalitas tiap variabel sudah sesuai dengan hipotesis

(a) dan menunjukkan bahwa data telah berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut (Imam Ghozali, 2011:105-106) uji multikolinieritas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mengetahui data

mengandung multikolinieritas atau tidak dengan melihat nilai VIF dan

tolerance pada SPSS. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan atau nilai

Tolerance lebih dari 0,01 maka dapat disimpulkan dengan tegas bahwa

tidak terdapat masalah multikolinearitas. Dan sebaliknya maka dapat

70
disimpulkan dengan tegas pula bahwa multikolinearitas telah terjadi

dalam model.

Jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan atau nilai Tolerance lebih

dari 0,10 maka dapat disimpulkan dengan tegas bahwa tidak terdapat

masalah multikolinearitas. Dan sebaliknya maka dapat disimpulkan

dengan tegas pula bahwa multikolinearitas telah terjadi dalam model.

Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinieritas
Colinearity Statistics
Variabel Keterangan
Tolerance VIF
Tidak Terjadi
Luas Lahan 0,906 1,103
Multikolinearitas
Tidak Terjadi
Modal 0,940 1,063
Multikolinearitas
Tidak Terjadi
Tenaga Kerja 0,876 1,142
Multikolinearitas

Sumber: Data Primer diolah, 2023

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa pada setiap

variabel independen yaitu luas lahan (X1), modal (X2), dan tenaga

kerja (X3) tidak ditemukan adanya gejala multikolinearitas, hal ini

berdasarkan nilai dari masing-masing variabel independen yang

memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Imam Ghozali, 2011:139-143).

71
Untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas dapat

digunakan metode analisis grafik. Metode analisis grafik dilakukan

dengan mengamati scatterpolt dimana sumbu horizontal

menggambarkan nilai predicted standardized sedangkan sumbu vertikal

menggambarkan nilai residual studentized. Jika scatterpolt membentuk

pola tertentu, hal ini menunjuk kan adanya masalah heteroskedastisitas

pada pola regresi yang dibentuk. Sedangkan jika scatterpolt menyebar

secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk.

Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa diagram

scatterplot tidak membentuk pola tertentu dan menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa pada

penelitian ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dan memenuhi

syarat sebagai model regresi.

72
2. Analisis Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hubungan

antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen

(Latan, 2014:191). Adapun pada penelitian kali ini analisis regresi linear

berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara

variabel independen yaitu luas lahan (X1)), modal (X2), dan tenaga kerja

(X3) terhadap variabel dependen yaitu pendapatan petani cabai (Y).

Berikut disajikan analisis regresi linear berganda sebagai berikut:

Tabel 4.7
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -
-3.385 3.244 .299
1.044
Luas Lahan .462 .079 .426 5.863 .000
Modal .340 .072 .335 4.702 .000
Tenaga
.653 .161 .300 4.055 .000
Kerja

Sumber: Data primer diolah, 2023

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dibuat suatu model persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y = -3,385 + 0,462X1 + -0,340X2 + 0,653X3 + e

Keterangan:

Y : Pendapatan Petani Cabai

a : intercept/konstanta

73
b123 : slope/koefisien regresi untuk masing-masing variabel

bebas

X1 : variabel luas lahan

X2 : variabel modal

X3 : variabel tenaga kerja

e : error term/variabel error

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Konstanta sebesar -3,385; artinya jika luas lahan (X1), modal (X2)

dan tenaga kerja (X3) nilainya adalah 0 satuan, maka Pendapatan (Y)

nilainya -3,385 satuan.

2) Koefisien regresi variabel luas lahan (X1) sebesar 0,462; artinya jika

variabel independen lain nilainya tetap dan luas lahan (X1)

mengalami kenaikan 1 satuan, maka pendapatan (Y) akan mengalami

kenaikan sebesar 0,462 satuan. Koefisien berniliai positif artinya

terdapat hubungan yang positif antara luas lahan (X1) dengan

pendapatan (Y), semakin meningkat luas lahan (X1) maka semakin

meningkat pula pendapatan (Y).

3) Koefisien regresi variabel modal (X2) sebesar 0,340; artinya jika

variabel independen lain nilainya tetap dan modal (X2) mengalami

kenaikan 1 satuan, maka pendapatan (Y ) akan mengalami kenaikan

sebesar 0,340 satuan. Koefisien berniliai positif artinya terdapat

hubungan yang positif antara modal (X2) dengan pendapatan (Y),

74
semakin meningkat modal (X2) maka semakin meningkat pula

pendapatan (Y).

4) Koefisien regresi variabel tenaga kerja (X3) sebesar 0,653; artinya jika

variabel independen lain nilainya tetap dan tenaga kerja (X3)

mengalami kenaikan 1 satuan, maka pendapatan (Y) akan mengalami

kenaikan sebesar 0,653 satuan. Koefisien berniliai positif artinya

terdapat hubungan yang positif antara tenaga kerja (X3) dengan

pendapatan (Y), semakin meningkat tenaga kerja (X3) maka semakin

meningkat pula pendapatan (Y).

3. Analisis Korelasi Ganda

Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang

menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel independen

secara bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen (Sugiyono,

2017:231).

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau

lebih variabel independen (X1, X2,…Xn) terhadap variabel dependen (Y)

secara serentak. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang

terjadi antara variabel independen (X1, X2,……Xn) secara serentak

terhadap variabel dependen (Y). nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai

semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat,

sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi

semakin lemah.

75
Tabel 4.8
Hasil Analisis Korelasi Ganda
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .739a .546 .532 2.41924

Sumber: Data primer diolah, 2023

Berdasarkan tabel 4.8 diatas diperoleh angka R sebesar 0,739. Hal

ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara luas lahan,

modal, dan tenaga kerja terhadap pendapatan petani cabai.

4. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Menurut (Widyawati, 2013:61) analisis koefisien determinasi (R2)

bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi variabel independen dapat

menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah

antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi vaeiabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen.

Tabel 4.9
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .739a .546 .532 2.41924

Sumber: Data primer diolah, 2023

Berdasarkan tabel 4.9 diatas diperoleh angka Adjusted R Squer

sebesar 0,532 atau (53,2%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase

76
sumbangan pengaruh variabel independen (luas lahan, modal, dan tenaga

kerja) terhadap variabel dependen (pendapatan) sebesar 53,2%. Atau

variasi variabel independen yang digunakan dalam model (luas lahan,

modal, dan tenaga kerja) mampu menjelaskan sebesar 54,6% variasi

variabel dependen (pendapatan). Sedangkan sisanya sebesar 46,8%

dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

dalam model penelitian ini.

C. Pengujian Hipotesis

a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk menegetahui apakah variabel independen

yaitu luas lahan (X1), modal (X2), dan tenaga kerja (X3) secara parsial

atau individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu

pendapatan (Y). Dasar pengambilan keputusan yaitu apabila t hitung > t

tabel atau nilai signifikansi < 0,05 maka variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t tabel diperoleh

dari α = 5% : 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) = n -

k - 1 atau 99 - 3 - 1 = 95 (n merupakan jumlah sampel dan k adalah

jumlah variabel independen). Sehingga diperoleh nilai t tabel sebesar

1,985.

77
Tabel 4.10
Hasil Uji t
Variabel Independen t hitung sig. t tabel Keterangan
Luas Lahan (X1) 5,863 0,000 1,985 Signifikan
Modal (X2) 4,702 0,000 1,985 Signifikan
Tenaga Kerja (X3) 4,055 0,000 1,985 Signifikan

Sumber: Data Primer Diolah, 2023

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat diuraikan beberapa hal sebagai

berikut:

a) Pada variabel luas lahan (X1) nilai t hitung > t tabel (5,863 > 1,985) maka

dapat disimpulkan bahwa variabel luas lahan (X1) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan (Y). maka

dapat dinyatakan bahwa hipotesis diterima

b) Pada variabel modal (X2), nilai t hitung >t tabel (4,702 > 1,985) maka

dapat disimpulkan bahwa variabel modal (X2) secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan (Y). maka

dapat dinyatakan bahwa hipotesis diterima.

c) Pada variabel tenaga kerja (X3) nilai t hitung >t tabel (4,055 > 1,985)

maka dapat disimpulkan bahwa variabel tenaga kerja (X3) secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel pendapatan (Y).

maka dapat dinyatakan hipotesis diterima.

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Berbeda dengan uji t, maka uji F digunakan untuk mengetahui

apakah variabel independen yaitu luas lahan (X1), modal (X2), dan

tenaga kerja (X3) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh

78
signifikan terhadap variabel dependen yaitu pendapatan (Y). Dasar

pengambilan keputusan yaitu apabila F hitung > F tabel atau jika nilai sig. > α

(0,05) maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Nilai F tabel

diperoleh dari df 1 = jumlah variabel - 1 atau 4 -1 = 3 dan df 2 = n – k –

1 atau 99 – 3 – 1 = 95 ( dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah

jumlah variabel independen) sehingga diperoleh nilai F tabel sebesar 2,70.

Berikut disajikan hasil uji F:

Tabel 4.11
Hasil Uji F
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 668.717 3 222.906 38.086 .000b
Residual 556.010 95 5.853
Total 1224.727 98

Sumber: Data primer diolah, 2023

Berdasarkan tabel 4.15 diatas dapat diketahui bahwa nilai F hitung >

F tabel (38,086 > 2,70) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis

diterima. Hal ini juga berarti bahwa variabel luas lahan (X1), modal

(X2), dan tenaga kerja (X3) secara bersama-sama atau simultan

berpengaruh terhadap pendapatan petani cabai (Y).

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi yang diajukan

adalah berdistribusi normal, tidak mengandung gejala multikolinearitas,

heteroskedastisitas dan dilengkapi dengan statistik deskriptif berarti model

79
regresi pada penelitian ini signifikan. Sehingga diketahui bahwa Luas Lahan

(X1), Modal (X2), dan Tenaga Kerja (X3), secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap Pendapatan Petani Cabai (Y) di Kecamatan Labuhan Haji.

Dan secara parsial juga ada pengaruh signifikan antara variabel luas lahan,

modal, dan tenaga kerja terhadap pendapatan.

Sesuai dengan hipotesis yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan dua hipotesis alternatif yang dimana secara parsial ada

pengaruh secara signifikan antara variabel luas lahan, modal, dan tenaga kerja

terhadap pendapatan. Dan secara simultan ada pengaruh signifikan antara

variabel luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap pendapatan.

1. Secara Parsial

a. Pengaruh luas lahan terhadap Pendapatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan luas lahan terhadap pendapatan, karena t hitung > t tabel

(5,863 > 1,985) hal ini berarti bahwa luas lahan berpengaruh positif

terhadap pendapatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan logika teori

menurut Mubyarto (2001:98) bahwa, lahan sebagai salah satu faktor

produksi yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai

kontribusi yang cukup besar terhadap usahatani. Besar kecilnya

produksi dari usahatani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya

lahan yang digunakan. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak

efisien usaha tani yang dilakukan kecuali bila usahatani dijalankan

dengan tertib. Luas kepemilikan atau penguasaan berhubungan dengan

80
efisiensi usaha tani. Penggunaan masukan akan semakin efisien bila

luas lahan yang dikuasai semakin besar.

b. Pengaruh modal terhadap Pendapatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan luas lahan terhadap pendapatan, karena t hitung > t tabel

(4,702 > 1,985) hal ini berarti bahwa modal berpengaruh positif

terhadap pendapatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan logika teori

menurut (Wijandi, 2007:66) dimana modal merupakan faktor penentu

dalam kegiatan produksi, besar kecilnya modal berpengaruh terhadap

jumlah output yang dihasilkan. Jadi, apabila modal yang digunakan

besar maka pendapatan yang diterima oleh petani cabai akan

meningkat.

c. Pengaruh tenaga kerja terhadap Pendapatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan luas lahan terhadap pendapatan, karena t hitung > t tabel

(4,055 > 1,985) hal ini berarti bahwa tenaga kerja berpengaruh positif

terhadap pendapatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan logika teori

Daniel (2002:65) mengatakan, pengaruh tenaga kerja terhadap produksi

tidak sama pada setiap cabang produksi .Tenaga kerja merupakan faktor

penting dalam usaha tani, khususnya tenaga kerja keluarga beserta

anggota keluarganya. Jika masih dapat dikerjakan oleh tenaga kerja

keluarga sendiri maka tidak perlu mengupah tenaga kerja luar, sehingga

tingkat efisiensi biaya yang dikeluarkan mampu memberikan

81
pendapatan yang sangat signifikan bagi keluarga petani (Suratiyah,

2008:145).

2. Secara Simultan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif

antara luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap pendapatan. Hal ini

dibuktikan dengan F hitung 38,086 sebesar dan F tabel sebesar 2,70, oleh

karena F hitung > F tabel (38,086 > 2,70), ini berarti secara simultan

ketiga variabel berpangaruh signifikan terhadap pendapatan petani cabai.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh S

suryati (2017) dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Modal

Kerja, Luas Lahan, dan Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Petani

Cabai di Desa Sakuru Kecamatan Monta Kabupaten Bima”, Rani

Aprianingsih (2021) yang berjudul “Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan

Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Petani Cabai di Kecamatan Labuhan

Haji”, serta penelitian dari Isfrizal dan Bobby rahman (2018) “Pengaruh

Luas Lahan Persawahan, Modal Dan Tenaga Kerja Terhadap

Pendapatan Petani Sawah Pada Kecamatan Syamtalira Aron Kabupaten

Aceh Utara (Studi Kasus Kemukiman Teupin Punti)”.

82
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian “Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja

Terhadap Pendapatan Petani Cabai di Kecamatan Labuhan Haji”, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara Parsial

a. Pengaruh luas lahan terhadap pendapatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan luas lahan terhadap pendapatan, karena t hitung > t tabel

(5,863 > 1,985) hal ini berarti bahwa luas lahan berpengaruh positif

terhadap pendapatan.

b. Pengaruh modal terhadap pendapatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan luas lahan terhadap pendapatan, karena t hitung > t tabel

(4,702 > 1,985) hal ini berarti bahwa modal berpengaruh positif

terhadap pendapatan.

c. Pengaruh tenaga kerja terhadap pendapatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan luas lahan terhadap pendapatan, karena t hitung > t tabel

(4,055 > 1,985) hal ini berarti bahwa tenaga kerja berpengaruh positif

terhadap pendapatan.

83
2. Secara Simultan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif

antara luas lahan, modal, dan tenaga kerja terhadap pendapatan. Hal ini

dibuktikan dengan F hitung 38,086 sebesar dan F tabel sebesar 2,70,

oleh karena F hitung > F tabel (38,086 > 2,70), ini berarti secara

simultan ketiga variabel berpangaruh signifikan terhadap pendapatan

petani cabai.

B. Saran

1. Secara teoritis

Bagi peneliti selanjutnya disarankan dapat mengembangkan

penelitian ini dengan meneliti pengaruh luas lahan, modal, dan tenaga

kerja terhadap pendapatan petani cabai, selain itu peneliti selanjutnya

juga dapat menggunakan metode lain dalam meneliti pendapatan.

2. Secara praktis

Berdasarakan hasil penelitian diketahui bahwa luas lahan, modal,

dan tenaga kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

pendapatan petani cabai di Kecamatan Labuhan Haji. Secara simultan

juga luas lahan, modal, dan tenaga kerja terdapat hubungan positif. Oleh

karena itu, petani cabai perlu meningkatkan cara untuk mendapatkan

penghasilan yang sesuai dengan harapan.

3. Secara akademik

Peneliti menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam

penelitian ini. Peneliti menilai masih banyak pengaruh lain yang dapat

84
mempengaruhi pendapatan petani cabai. Oleh karena itu diharapkan

penelitian berikutnya dapat mengkaji lebih dalam lagi mengenai

pengaruh terhadap pendapatan petani cabai.

85
DAFTAR PUSTAKA

A Muri Yusuf. 2017. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan


Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana.

Aprianingsih, Rani. (2021). Pengaruh Luas Lahan, Modal, dan Tenaga Kerja
terhadap Pendapatan Petani Cabai di Kecamatan Labuhan Haji. Skripsi.

BPS Indonesia. Data Harga Cabai Nasional. https://www.bps.go.id diakses 04


Juli 20.

Bungin Burhan. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana.

Cahyono, D. (2003). Cabai Rawit Teknik Budidaya dan Analisis Usahatani.


Yogyakarta: Kanisius

Defi Astutik, S. (2019). Analisis Produksi Dan Keuntungan Usahatani Cabai


Rawit (Capsicum Frutescens L) Di Kabupaten Lumajang (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Jember)

Departemen Pertanian (Deptan). (2012). Sub Sektor Pertanian. Departemen


Pertanian. Jakarta.

Ikhsani, N. H. (2019). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan


petani cabai di kecamatan pematang silimakuta kabupaten simalungun
(Doctoral dissertation, UNIMED).

Isfrizal, I., & Rahman, B. (2018). Pengaruh luas lahan persawahan, modal dan
tenaga kerja terhadap pendapatan petani sawah pada kecamatan
syamtalira aron kabupaten aceh utara. Jurnal Akuntansi dan Pembangunan
(JAKTABANGUN) STIE Lhokseumawe, 4(1), 19-34.

Nisa, U. C., Haryono, D., & Murniati, K. (2018). Pendapatan usahatani cabai
merah di Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmu
Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science, 6(2).

86
Rahmah, S. A., & Wulandari, E. (2021). Analisis Pendapatan Petani Kentang dan
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pendapatan Kentang di
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Jurnal Ekonomi Pertanian
dan Agribisnis, 5(1), 1-15.

Santoso, Singgih. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta:


Gramedia

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


PT Alfabet.

Suryani. (2015). Metode Riset Kuantitatif. Jakarta : Pernada Media grup.

Suryati, S. (2017). Pengaruh modal kerja luas lahan, dan tenaga kerja terhadap
pendapatan petani bawang merah di desa sakuru kecamatan monta
kabupaten bima (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar).

Susilo, A., & Adzim, A. (2019). Pengaruh Luas Lahan, Biaya Produksi Dan
Harga Pasar Terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Bawang Merah:
Studi Kasus Di Desa Banaran Wetan Kecamatan Bagor Kabupaten
Nganjuk. Journal of Public Power, 3(1), 12-29.

Zamrodah, Y., & Pintakami, L. B. (2020). Pendapatan dan kelayakan usahatani


cabai rawit. Journal of Agricultural Socio-Economics (JASE), 1(1), 41-46.

Zubaedah, Z. (2017). Analisis pendapatan pengepul cabai rawit (capsicum


frutescens l) di kecamatan suralaga kabupaten lombok timur (Doctoral
dissertation, Universitas Gunung Rinjani).

87

Anda mungkin juga menyukai