Anda di halaman 1dari 13

KONTRIBUSI TERNAK SAPI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT

KECAMATAN KUPANG TIMUR

Disusun oleh

VALENTINUS KOTA

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVESITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2023

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan sub-sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian.
Tujuan pembangunan peternakan yaitu berusaha mencapai suatu kondisi peternakan yang
tangguh; yang dicirikan dengan kemampuan mensejahterakan para petani peternak dalam
mendorong pertumbuhan sektor terkait secara keseluruhannya. Pembangunan peternakan
diarahkan untuk meningkatkan mutu hasil produksi, meningkatkan pendapatan, memperluas
lapangan kerja, serta memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat di pedesaan. Peternakan
yang tangguh memerlukan kerja keras, keuletan, dan kemauan yang kuat dari peternak itu
sendiri agar mencapai tujuan yang diinginkan. Keberhasilan yang ingin dicapai tersebut memacu
motivasi peternak untuk terus berusaha memelihara ternak diantaranya ternak sapi secara terus
menerus dan berusaha menjadikan usaha ini sebagai mata pencaharian utama (Hoddi, dkk.
2011).
Sapi merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki manfaat besar
bagi pemenuhan dan peningkatan gizi masyarakat. (Sugeng, 2003) menyatakan bahwa daging
sapi merupakan salah satu sumber protein hewani yang sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pangan dan gizi masyarakat. Peternakan mempunyai prospek yang baik dimasa
depan, karena permintaan akan bahan-bahan yang berasal dari ternak akan terus meningkat
seiring dengan permintaan jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran masyarakat untuk
mengkonsumsi pangan bergizi tinggi sebagai pengaruh dari naiknya tingkat pendidikan rata-rata
penduduk (Santosa, 2006).
Ternak sapi sebagai salah satu sumber penghasil daging, produktivitasnya masih sangat
memprihatinkan karena volumenya masih jauh dari target yang diperlukan konsumen.
Permasalahan ini disebabkan oleh produksi daging masih rendah. Beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu populasi dan produksi rendah (Sugeng, 2007). Kebutuhan daging sapi di
dalam negeri belum mampu dicukupi oleh peternak di Indonesia sebagai produsen lokal.

Kabupaten Kupang memiliki luas wilayah sebesar 5.298,13 Km 2 yang merupakan salah
satu wilayah dengan potensi alam yang cukup baik dalam usaha pengembangan ternak sapi
potong karena didukung dengan padang penggembalaan seluas 227.400 Ha (Statistik Peternakan,
2006) dan budaya beternak dari masyarakat di Kabupaten Kupang. Kondisi seperti ini
menjadikan Kabupaten Kupang memiliki populasi ternak sapi potong terbesar dari kabupaten
lain khususnya di daratan Timor.

Tabel 1.1 Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak dan Kecamatan di Kabupaten Kupang.

NO Kecamatan Sapi Kerbau Kuda Kambin Domba Babi


g
1 Semau 10.546 34 77 6.601 - 10.422
2 Semau Selatan 12.050 3 25 11.321 - 7.021
3 Kupang Barat 24.853 39 28 13.605 25 21.198
4 Nekamese 15.675 124 8 12.550 10 13.329
5 Kupang Tengah 13.257 20 41 6.198 - 16.370
6 Taebenu 10.105 13 - 4.152 - 9.667
7 Amarasi 17.920 15 198 6.198 2 14.902
8 Amarasi Barat 28.727 - 209 11.652 7 22.056
9 Amarasi Selatan 14.291 - 142 3 295 - 12.383
10 Amarasi Timur 20.450 - 51 3.742 2 16.283
11 Kupang Timur 55.340 297 44 9.674 83 22.161
12 Amabi Oefeto Timur 24.075 34 55 5.820 5 20.640
13 Amabi Oefeto 13.241 - 32 2.304 - 9.812
14 Sulamu 40.873 140 413 3.915 - 10.468
15 Fatuleu 39.112 47 202 13.847 2 28.625
16 Fatuleu Barat 29.445 367 520 2.606 - 19.683
17 Fatuleu Tengah 9.042 42 85 435 - 6.534
18 Takari 48.387 44 204 4.245 33 40.538
19 Amfoang Selatan 34.806 80 6144 2.392 - 15.488
20 Amfoang Barat Daya 23.277 25 54 387 7 14.478
21 Amfoang Utara 18.574 80 70 4.350 - 19.741
22 Amfoang Barat Laut 24.957 135 357 1.720 - 21.778
23 Amfoang Timur 26.261 345 79 5.671 - 20.072
24 Amfoang Tengah 31.453 152 1.104 254 - 11.188
Jumlah 586.717 2.036 4.612 137.152 176 404.837
Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Kupang

Jika dilihat dari table yang ada, populasi ternak besar seperti sapi di Kecamatan Kupang
Timur menduduki peringkat pertama setelah diikuti oleh Kecamatan Takari dan Kecamatan
Sulamu. Ternak Sapi di Kecamatan Kupang Timur sangat banyak bila dibandingkan dengan
populasi ternak sapi di kecamatan-kecamatan lainnya dimana, ternak sapi di Kecamatan Kupang
Timur menyumbang sebesar 55.340 ekor dengan jumlah ternak sapi seluruh kecamatan yaitu
586.717 ekor. Hal ini berarti Kecamatan Kupang Timur menyumbang ternak sapi sebesar 0,094
% dari presentase keseluruhan populasi ternak di Kabupaten Kupang.

Kecamatan Kupang Timur merupakan wilayah yang memiliki jumlah ternak sapi
terbanyak jika dibandingkan dengan beberapa Kecamatan di Kabupaten Kupang. Kecamatan
Kupang Timur memiliki luas wilayah 338,60 Km2 dengan jumlah penduduk sebesar 60.544 jiwa.
Berklim Tropis, Flora Hampir sebagian terdiri dari pegunungan dan padang dan fauna terdiri
dari ternak besar seperti : sapi, kerbau, dan kuda ; ternak kecil : kambing, domba dan babi ;
unggas : ayam dan itik. Dari semua jenis ternak yang ada Kecamatan Kupang Timur memiliki
jumlah ternak sapi yang terbanyak dan terus meningkat tiap tahunnya.

Tabel 1.2 Populasi Ternak Sapi di Kecamatan Kupang Timur.

N Kecamatan 2015 2016 2017


O
1 Kupang Timur 17.596 29.918 55.340
Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Kupang

Ternak sapi di Kecamatan Kupang Timur jika dilihat dari 3 tahun terakhir mengalami
peningkatan yang signifikan yaitu dari tahun 2015-2017 mengalami peningkatan mencapai
25.422 ekor atau pertambahan sebesar 0,538 %. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk,
kebutuhan akan konsumsi daging indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Peluang usaha
berternak sapi sangat menjanjikan karena dengan melihat peningkatannya permintaan bahan
makanan yang berasal dari hewan sebagai sumber protein hewani khususnya daging. Ternak sapi
biasanya menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa
daging, disamping hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kompos, biogas, kulit, tulang dan
lain sebagainnya.

Usaha ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil jika telah memberikan kontribusi
pendapatan dan memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, hal ini dapat dilihat dari
berkembangnya jumlah kepemilikan ternak, pertumbuhan berat badan ternak dan tambahan
pendapatan rumah tangga. Pengelolaan dan pemeliharaan sapi adalah salah satu cara untuk
meningkatkan pendapatan rumah tangga di kecamatan kupang timur.

Dengan populasi ternak sapi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain,
maka kegiatan pemasaran ternak sapi di Kecamatan Kupang timur juga lebih tinggi. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya ternak sapi yang dikeluarkan untuk tujuan antar pulau dalam rangka
meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Produksi ternak sapi jika dilihat dari 3 tahun
terakhir, ternak sapi di Kecamatan Kupang Timur mengalami peningkatan sehingga sangat
memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan Kupang
Timur. Tetapi belum diketahui berapa besar kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga
masyarakat di Kecamatan Kupang Timur.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk menulis proposal dengan judul
“Kontribusi Ternak Sapi Terhadap Pendapatan Masyarakat Kecamatan Kupang Timur”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:

1. Berapa besar pendapatan usaha ternak sapi di Kecamatan Kupang Timur ?


2. Bagaimanakah kontribusi ternak sapi terhadap pendapatan masyarakat di Kecamatan
Kupang Timur ?
3. Bagaimanakah analisis kelayakan usaha ternak sapi di Kecamatan Kupang Timur ?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui besar pendapatan usaha ternak sapi di Kecamatan Kupang Timur
2. Mengetahui kontribusi ternak sapi terhadappendapatan masyarakat di Kecamatan
Kupang Timur
3. Mengetahui cara analisis kelayakan usaha ternak sapi di Kecamatan Kupang Timur

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang peternakan
b. Bahan acuan dan pertimbangan bagi peneliti-peneliti selanjutnya
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru, sebagai masukan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat mengetahui
pendapatan, kontribusi, dan analisis kelayakan usaha.
b. Bagi mahasiswa, sebagai ilmu tambahan dalam dunia ternak sapi
c. Bagi dunia penelitian, sebagai acuan penelitian mengenai pendapatan, kontribusi, dan
analisis kelayakan usaha.
d. Bagi peneliti, sebagai bekal menjadi pendidik atau pembisnis di masa mendatang,
menambah pengetahuan dan pengalaman
e. Bagi Universitas Nusa Cendana, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan atau
menambah referensi pendidikan yang berhubungan dengan kontribusi ternak sapi
terhadap pendapatan masyarakat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sapi adalah hewan ternak yang bisa dibilang tidak sulit dirawat apalagi dikembangkan
sebagai usaha agribisnis. Keahlian khusus untuk beternak sapi memang diperlukan, sehingga tak
jarang lulusan sarjana peternakan menekuni bidangnya untuk menjadi seorang peternak sapi.
Sapi memerlukan perawatan intensif dan perhatian khusus. Jika tidak, maka sapi menjadi kurang
sehat dan kualitasnya menurun.

Bisnis Ternak Sapi memang salah satu usaha peternakan yang memerlukan ketelitian dan


kesabaran khusus dalam menjalankannya. Tidak mudah, dikarenakan ada banyak sekali hal hal
yang perlu diperhatikan baik dalam kandang sendiri ataupun impactnya terhadap lingkungan
sekitar. Seperti salah satunya adalah kotoran sapi dimana hal ini sangat perlu diperhatikan agar
tidak mengganggu aktifitas lain terutama aktifitas para penduduk di sekitar kandang. Lalu bagi
anda para pengusaha peternakan sapi agar selalu dibekali dengan pengetahuan lengkap seputar
sapi dan bagaimana mengurusnya dengan baik.

Karena seperti yang kita ketahui, mengurus sapi memerlukan tenaga ekstra dibandingkan
ternak lainnya seperti ternak ayam, kambing, cacing dan lain lainnya. Untuk itu mari kita bahas
bagaimana bisnis ternak sapi yang baik dan benar agar usaha ternak sapi kita berjalan lancar.
Usaha peternakan sapi sendiri bukanlah sebuah usaha ternak yang menjanjikan dengan modal
kecil dan menguntungkan dalam waktu yang singkat. Anda memerlukan ekstra kesabaran dan
modal yang cukup untuk bisa melakukan pembibitan, perawatan (pemberian pakan kepada
hewan dan perawatan kandang), dan strategi bisnis ternak yang mumpuni.

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang yang
berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta
yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan sehari – hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghidupan
seseorang secara langsung mau pun tidak langsung (Suroto, 2000).

Menurut Sukirno (2002), pendapatan dapat dihitung melalui tiga cara yaitu:

1. Cara pengeluaran, cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai pengeluaran /
perbelanjaan ke atas barang – barang dan jasa.
2. Cara produksi, cara ini pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa
yang dihasilkan.
Cara pendapatan, dalam perhitungan ini pendpaatan diperoleh dengan cara menjumlahkan
seluruh pendapatan yang diterima.

Kontribusi adalah sumbangan atau pemasukan terhadap suatu perkumpulan atau suatu

usaha yang dijalankan. Kontribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu contribute, contribution,

maknanva adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti

dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya

seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama. Kontribusi

dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang

kemudian memberikan dampak balk positif maupun negatif terhadap pihak lain.

Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisisensi dan

efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang

kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi

dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme,

finansial, dan lainnya.

BAB III

METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.


Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan yang terbagi atas satu bulan waktu
pengumpulan data dan dua bulan waktu analisis data, penulisan, dan pertanggung jawaban.

Metode Pengambilan Contoh

Pengambilan contoh dilakukan melalui dua tahap. Pada tahap pertama penentuan desa
contoh digunakan metode purposive (sengaja), dengan pertimbangan banyaknya populasi ternak
sapi. Dengan demikian dari 8 desa dan 5 kelurahan yang ada di Kecamatan Kupang Timur,
dipilih 3 desa yang dapat mewakili yakni Desa Oefafi, Desa Pukdale dan Desa Oesao. Pada
tahap kedua penentuan responden/rumah tangga peternak contoh dilakukan dengan
menggunakan teknik proportional random sampling. Adapun kriteria peternak responden adalah
sebagai berikut; 1) memiliki usaha ternak sapi; 2) memiliki pengalaman usaha ternak sapi
minimal 2 tahun dan pernah menjual hasil usaha sapi.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode survei untuk memperoleh data primer
dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi
terhadap responden yang berpedoman pada kuisioner yang telah dipersiapkan. Sedangkan data
sekunder diperoleh dari laporan-laporan instasi terkait serta hasil-hasil penelitian maupun
referensi lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini.

Metode Analisis Data

Data yang terkumpul telah ditabulasi dan dianalisis sesuai petunjuk Sudjana (2005).

∑ Xi
X= n

KV= (SB/X) x 100%


Keterangan:
X = nilai rata-rata pengamatan contoh

∑ Xi = jumlah nilai pengamatan contoh


SB = Simpangan Baku
KV = Koefisien Variasi
n = jumlah contoh

Pendapatan dari masing-masing sumber pendapatan dapat diperoleh dengan melakukan


analisis input-output sesuai petunjuk Soekartawi (2003). Adapun persamaanya sebagai berikut:
Pd = Pt – Bt
Keterangan:
Pd = Pendapatan
Pt = Penerimaan total
Bt = Biaya total

Analisis kelayakan usaha tani tanaman pangan dan usaha ternak sapi dengan
menggunakan rumus R/C ratio dan B/C ratio, sesuai petunjuk Soekartawi (1995) :

Penerimaan
R/C = biaya

Kriteria keputusan yang dipakai adalah :

R/C < 1, usaha tersebut tidak menguntungkan atau rugi.

R/C > 1, usaha tersebut menguntungkan (tambah manfaat/penerimaan lebih besar dari tambahan
biaya ),

Analisis R/C ini dipakai untuk menguji hipotesis 1 sebagai berikut :

H0 : R/C < 1, artinya usaha ternak sapi tidak menguntungkan/rugi.

Ha : R/C > 1, artinya usaha ternak sapi menguntungkan.


Penerimaan−Biaya
B/C = Biaya

Kriteria keputusan yang dipakai adalah :

B/C < 1, usaha ternak sapi dikatakan tidak layak.

B/C > 1, usaha ternak sapi dikatakan layak.

Analisis B/C ini dipakai untuk menguji hipotesis 1 sebagai berikut :

H0 : B/C < 1, artinya usaha tani tanaman pangan maupun usaha ternak sapi tidak layak.

Ha : B/C > 1, artinya usaha tani tanaman pangan maupun usaha ternak sapi layak.

Hasil analisis input-output untuk masing-masing cabang usaha kemudian


diperbandingkan dengan total pendapatan keluarga untuk melihat besarnya kontribusi dari
masing-masing cabang usaha sesuai dengan petunjuk Soekartawi (2003). Pendapatan keluarga
adalah total pendapatan yang diperoleh petani dari usaha pokok dan usaha ternak sapi.
Kontribusi masing-masing cabang usaha dihitung dengan rumus sebagai berikut :

pendapatan pokok
Kontribusi pendapatan pokok ¿ x 100 %
total pendapatan

pendapatan usaha ternak sapi


Kontribusi usaha ternak sapi ¿ X 100 %
total pendapatan

Analisis kontribusi ini dipakai untuk menguji hipotesis 2 sebagai berikut :

H0 : ρ1=ρ2 artinya kontribusi pendapatan dari usaha tani tanaman pangan sama dengan usaha
ternak sapi.
Ha : ρ1≠ρ2 artinya kontribusi pendapatan usaha tani tanaman pangan tidak sama dengan usaha
ternak sapi.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. Kiat Mengatasi Permasalah Praktis. Penggemukan Sapi potong. Jakarta :
Agro Media Pustaka, 2002.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang. 2018. Kabupaten Kupang Dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Kecamatan Kupang Timur. 2018. Kecamatan Kupang Timur Dalam
Angka.

Direktorat Jenderal Peternakan. 2003. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Melalui


Integrasi Usaha Peternakan Pada Usaha Tani Lahan Sempit. Direktorat
Jenderal Peternakan. Jakarta.

Jelantik, I G. N. 2001. Improving Bali cattle (Bibos banteng Wagner) Production


Through Protein Supplementation. Ph.D Thesis. Dept. Anim. Sci. And Anim.
Health. The Royal Veterinary and Agricultural University, Denmark.
Jelantik, I G.N., Manggol, Y.H., Jegho, Y., Sutedjo, H., Keban, A., Kune, P., Deno Ratu,
R., Kleden, M.M., Sogen, J., Kleden, P., Jermias, J. Dan Leo Penu, C. 2007.
Kajian Mutu Genetik Sapi Bali Di Nusa Tenggara Timur. Laporan Akhir. Fapet
Undana.
Jumriah Syam. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Sapi Potong
di Kabupaten pinrang. Jurnal Capacity Volume 7 No 1. Maret 2011.

Sukirno. 2002, Pengantar Teori Makroekonomi, edisi kedua, Rajawali Pers, Jakarta.

Soekartawi, 2003. Ilmu dan Penelitian untuk Pembangunan Petani Kecil. Universitas
Indonesia, Jakarta.

Suroto. 2000. Strategi pembangunan dan Perencanaan Perencanaan Kesempatan


Kerja.Yogyakarta: Gajah Mada Univercity.

Anda mungkin juga menyukai