PROPOSAL PENELITIAN
Asisten Pembimbing
Fandy Adry Willy Putranto
Oleh
Maziatur Rofiah
NIM 161510601117
No. Tahun Kg
1. 2013 0,169
2. 2014 0,171
3. 2015 1,940
4. 2016 1,983
5. 2017 2,119
Sumber : Badan Pusat Statistik (2017)
Berdasarkan tabel 1.2, dapat diketahui bahwa rata-rata konsumsi per kapita
atau masing-masing individu dalam seminggu ialah cukup tinggi di Indonesia,
naik setiap tahunnya hingga mencapai diatas 2,119 kilogram pada tahun 2017. Hal
tersebut menjadi cerminan bahwa masyarakat di Indonesia pada gemar
mengkonsumsi telur ayam karena dalam satu minggu masing-masing individu
dapat mengkonsumsi 2,119 kilogram per minggu, tentunya kegemaran masyarakat
Indonesia dalam mengkonsumsi telur tidak lepes dari produksi telur yang stabil.
Produksi ayam petelur di Indonesia tentu tidaklah sama di setiap wilayah.
Beberapa daerah tentunya ada yang menjadi sentra ayam petelur. Produksi ayam
petelur dapat dilihat pada tabel di bawah ini yang memperlihatkan perkembangan
produksi ayam petelur pada masing-masing provinsi di Indonesia.
Tabel 1.3 Produksi (ton) ayam petelur dari 2012-2016 di Indonesia
No Tahun Pertumbuhan
Provinsi
. 2012 2013 2014 2015 2016 (%)
1 Aceh 3.640 2.196 1.892 3.080 3.231 4,90
2 Sumatra Utara 108.018 140.711 132.949 136.258 136.596 0,25
3 Sumatra Barat 62.687 65.688 63.706 65.046 65.296 0,38
4 Riau 2.022 2.217 1.019 987 1.026 4,00
5 Jambi 4.641 7.332 4.950 4.878 4.927 1,00
6 Sumatra Selatan 49.540 59.106 55.354 56.242 58.782 4,52
7 Bengkulu 576 529 561 987 1.118 13,25
8 Lampung 61.335 51.388 50.786 37.839 37.987 0,39
9 Bangka Belitung 544 1.238 669 583 631 8,29
10 Kep. Riau 3.425 3.154 2.927 3.620 4.101 13,27
11 DKI. Jakarta - - - - - -
12 Jawa Barat 120.123 131.586 134.581 133.436 140.136 5,02
13 Jawa Tengah 192.071 204.357 191.546 202.110 209.373 3,59
14 D.I Yogyakarta 25.802 24.660 26.493 28.083 28.208 0,44
15 Jawa Timur 270.700 293.352 291.399 390.055 399.158 2,33
16 Banten 47.455 46.751 40.279 45.918 46.513 1,29
17 Bali 47.969 36.590 36.602 40.987 41.352 0,89
18 Nusa Tenggara
1.338 1.551 2.293 3.598 3.933 9,29
Barat
19 Nusa Tenggara
1.164 1.317 1.333 1.341 1.349 0,58
Timur
20 Kalimantan Barat 23.905 19.875 43.800 31.851 32.249 1,25
21 Kalimantan
209 285 1.191 1.403 1.520 8,36
Tengah
22 Kalimantan
20.955 33.947 47.651 60.262 74.297 23,29
Selatan
23 Kalimantan Timur 12.240 9.462 5.291 7.451 8.803 18,14
24 Kalimantan Utara - - 348 377 415 10,00
25 Sulawesi Utara 8.552 9.774 9.949 10.453 10.707 2,43
26 Sulawesi Tengah 4.621 6.690 7.837 7.389 8.245 11,59
27 Sulawesi Selatan 60.144 64.017 80.815 89.331 98.264 10,00
28 Sulawesi Tenggara 1.126 1.113 1.191 1.524 1.778 16,67
29 Gorontalo 2.149 2.437 2.773 2.828 2.847 0,64
30 Sulawesi Barat 638 774 770 1.107 1.140 3,00
31 Maluku 371 83 155 72 54 -25,61
32 Maluku Utara 130 325 227 109 157 4,84
33 Papua Barat 705 784 865 914 928 1,58
34 Papua 1.153 931 2.109 2.710 3.076 13,51
Indonesia 1.139.946 1.224.400 1.244.312 1.372.829 1.428.195 4,03
1.3.2 Manfaat
1. Bagi petani, dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam usaha ternak
ayam petelur.
2. Bagi mahasiswa, dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran terkait potensi
dan metode pengembangan usaha ternak ayam petelur.
3. Bagi masyarakat, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penggunaan faktor produksi usaha ternak ayam petelur secara efisien.
4. Bagi pemerintah, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
pemerintah daerah setempat dalam pengambilan kebijaksanaan
pengembangan usaha ternak ayam petelur di Kabupaten Halmahera Barat.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Indikator : Indikator :
1. Perkembangan produktivitas 1. Bekerja sama dengan lembaga lain
ayam ras petelur yang pesat 2. Mengoptimalkan peran penyuluh
2. Adanya dukungan dari untuk mendampingi dan melatih
peternak
pemerintah
Analisis SWOT
Deskriptif Kualitatif
Perencanaan Triangulasi
Pagi
Wawancara mendalam B
C
Gambar 3.4 Triangulasi Sumber
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa triangulasi sumber
dapat dilakukan dengan cara mencari informasi tidak hanya dari satu sumber saja
melainkan dari banyak. Wawancara dengan banyak sumber ini dilakukan guna
mengetahui data atau informasi yang lebih valid. Pengujian sumber data dari satu
sumber dengan sumber yang lain dilakukan guna menguji keabsahan datu satu
dengan yang lain, selain triangulasi sumber terdapat triangulasi teknik untuk
memudahkan peneliti dalam menemukan jawaban yang paling valid.
Menurut Amir (2015), teknik triangulasi teknik merupakan pengumpulan
data dengan cara melakukan tes, wawancara, dan pedoman wanwancara. Peneliti
akan menggunakan cara observasi yang pastisipatif, wawancara secara mendalam,
dan dokumentasi. Penelitian dengan triangulasi teknik bertujuan untuk
mengumpulkan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari berbagai
sumber. Berikut merupakan gambar triangulasi teknik.
Observasi partisipatif
Wawancara mendalam
Sumber
Dokumentasi Gambar 3.5 Triangulasi Teknik data sama
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa peneliti menggunakan
triangulasi teknik dalam memperoleh data. Triangulasi teknik digunakan peneliti
guna memperoleh data yang valid sehingga jawaban atas rumusan permasalahan
yang diambil dapat ditemukan dengan tepat. Pengujian keabsahan dengan
triangulasi teknik merupakan tahap akhir yang dilakukan peneliti dalam
memperoleh data yang konkret dalam konteks uji kredibilitas.
3.6.2 Uji Transferabilitas
Kriterium uji transferabilitas merupakan validasi eksternal dalam
penelitian kualitatif. Validasi eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil.
Konsep validitas menyatakan bahwa generalisasi suatu penemu dapat berlaku atau
diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan
yang diperoleh pada sampel yang secara representatif mewakili populasi tersebut.
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara konteks
pengirim dan penerima. Pengalihan peneliti mencari dan mengumpulkan kejadian
empiris tentang kesamaan.
3.6.3 Uji Dependabilitas
Kriterium dependabilitas atau kebergantungan merupakan subtitusi istilah
reliabilitas dalam penelitian yang nonkualitatif. Uji dependabiltas dalam penelitian
kualitatif disebut reliabilitas. Penelitian yang realibel adalah bagaimana orang lain
dapat mengulang atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Konsep
kebergantungan lebih luas daripada reliabilitas, hal tersebut disebabkan oleh
peninjauannya sendiri dari segi bahwa konsep ini memperhitungkan segalanya,
yaitu faktor-faktor lainnya yang bersangkutan. Faktor lain dalam uji dependitas
yakni peternak ayam ras petelur yang ada di Kabupaten Halmahera Barat.
3.6.4 Uji Konfirmasibilitas
Kriterium konfirmasibilitas atau kepastian berasal dari knsep objektivitas
menurut nonkualitatif, menetapkan objektivitas dari segi kesepakatan antar
subjek. Kriteria ini digunakan untuk mencocokkan data observasi dan data
wawancara atau data pendukung lainnya pada saat kegiatan penelitian berikutnya
untuk menemukan solusi atau berlangsung. Dalam proses ini temuan-temuan
penelitian dicocokan kembali dengan data yang diperoleh lewat rekaman atau
wawancara. Apabila diketahui data-data tersebut cukup koheren, maka temuan
penelitian ini dipandang cukup tinggi tingkat konfirmabilitasnya. Untuk melihat
konfirmabilitas data, peneliti melakukanpengecekan hasil yang dilakukan secara
berulang-ulang serta dicocokkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian.
3.7 Terminologi
1. Usaha ternak ayam ras petelur di Halmahera Barat merupakan kegiatan yang
dilakukan peternak untuk mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan
dengan tujuan memperoleh keuntungan atau profit.
2. Peternak ayam petelur di Halmahera Barat merupakan orang yang memiliki
kegiatan untuk membudidayakan dan mengembangbiakkan ayam petelur.
3. Potensi pengembangan usaha ternak ayam ras petelur merupakan kekuatan
dan kelebihan yang dimiliki usaha ternak ayam ras petelur kemudian
kelebihan tersebut lebih dikembangkan.
4. Strategi pengembangan usaha ternak ayam ras petelur merupakan cara untuk
mencegah maupun mengatasi ancaman yang datang dari dalam maupun luar
usaha ternak ayam ras petelur.
5. Deskriptif dalam penelitian ini merupakan metode yang digunakan untuk
menggambarkan fenomena yang terjadi secara mendalam dalam penelitian.
6. Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperolehdari tangan
pertama untuk analisis masalah yang diteliti.
7. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang telah dikumpulkan
oleh para peneliti, data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan lainnya,
serta informasi yang tersedia dari sumber publikasi atau nonpublikasi entah di
dalam atau luar organisasi, semua yang dapat berguna bagi peneliti.
8. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini merupakan suatu metode
pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dan
data-data yang diperlukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada
narasumber.
9. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan.
10. Analisis SWOT yang digunakan dlama penelitian ini merupakan alat analisis
yang digunakan untuk mengetahui kelemahan serta kekuatan yang dimiliki
oleh suatu usaha.
11. Purposive method yang digunakan dalm penelitian ini merupakan suatu
metode penentuan lokasi secara sengaja dengan pertimbangan-pertimbangan
serta kriteria tertentu untuk mendukung tercapainya tujuan dan penelitian.
12. Metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.
13. Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan suatu
metode yang digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data
yang mengandung makna.
14. Key Informan dalam penelitian merupakan informan kunci yang menjadi
informan utama dalam mendapatkan informasi serta data-data yang
dibutuhkan yaitu Kepala Bappeda, Kepala Dinas Peternakan dan lain
sebagainya.
15. Analisis data dalam penelitian ini yaitu mengupayakan untuk mengolah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan
bermanfaat untuk solusi permasalahan, tertutama masalah yang berkaitan
dengan penelitian ayam ras petelur.
16. Valid dalam penilitian ini yaitu derajat ketepatan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti.
17. Objektif dalam penelitian ini merupakan suatu sikap yang lebih pasti dan
lebih dapat diyakini keabsahannya dan juga dapat melibatkan perkiraan serta
diasumsikan oleh pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ajizah, S. 2017. Analisis Usaha dan Strategi Pengembangan Ternak Ayam Ras
Petelur di Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Diterbitkan.
Skripsi. Universitas Lampung.
Amir, M. Faizal. 2015. Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam
Memecahkan Masalah Berbentuk Soal Cerita Matematika Berdasarkan
Gaya Belajar. Jurnal Math Educator Nusantara, 1(2) : 160-170.
Anggraini, R. 2015. Dampak Usahatani Kebun Kelapa Sawit terhadap
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Merlung Kecamatan Merlung Kabupaten
Tanjung Jabung Barat. Sosio Ekonomika Bisnis, 18 (2) : 12 - 24.
Ismail, E. 2010. Strategi Pengembangan Agribisnis Ayam Ras Petelur Pada CV.
Bintani Poultry Shop Kendari. JITRO, 3(3) : 20-31.
Ismail, H.N. 2010. Budidaya Ayam Petelur. Kalimantan Timur : Badan Perijinan
dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
Khalik, R., Safrida dan A.H. Hamid. 2013. Optimasi Pola Tanam Usahatani
Sayuran Selada dan Sawi di Daerah Produksi Padi. Agrisep, 14(1): 19-27.
Kurniawan, M.F.T, D.P. Darmawan, Nw. Sri Astiti. 2015. Strategi Pengembangan
Agribisnis Peternakan Ayam Petelur di Kabupaten Tabanan.Manajemen
Agribisnis 1(2): 53-66.
Lapani, K.,B. 2014. Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur
UD. Putra Tamago Di Kecamatan Palu Selatan Kota Palu. Agrotekbis 2 (1) :
96-100.
Ribek, P.K. 2016. Formulasi Strategi Bersaing dan Implikasinya terhadap Kinerja
Pemasaran pada Gallery Yansugem Art And Design. Bakti Saraswati, 5(1):
1-6.
Yaman, A. 2013. Ayam Kampung : Agribisnis Pedaging dan Petelur. Jakarta: PT.
Penebar Swadaya.