Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH PRODUKSI PADI, PRODUKTIVITAS PADI DAN LUAS

LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI PROVINSI INDONESIA


PERIODE 2013-2015

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang dimana sektor pertanian


menyumbang peranan penting dalam perekonomian. Hal ini didukung dengan
wilayah yang sangat luas sehingga sangat cocok untuk budidaya berbagai macam
komoditas pertanian, seperti pertanian padi, palawija, beternak, perkebunan teh,
menanam kelapa sawit, membuka agro bisnis, dan lain- lain. Oleh karena itu
sektor pertanian dapat dikembangkan menjadi sektor yang strategis. Hal ini
disebabkan selain sektor pertanian merupakan penyedia kebutuhan pangan, sektor
ini juga memasok kebutuhan faktor produksi bagi sektor industri dan sektor -
sektor lain. Selain itu sebagian besar anggota masyarakat menggantungkan
hidupnya pada sektor pertanian ( Soekartawi, 1996 : 164 ).

Berbicara tentang pertanian,tanaman padi merupakan tanaman yang paling


banyak ditanam di Indonesia. Dalam pengembangannya tanaman padi
memerlukan pemeliharaan yang teliti dan insentif guna memperoleh hasil yang
tinggi. Untuk itu harus diperhatikan teknik budidaya seperti penggunaan varietas
unggul, penggunaan pupuk kimia, pestisida, pengolahan yang baik. Penggunaan
varietas unggul ini didasarkan pada bibit unggul yang mempunyai ketahanan
terhadap penyakit serta mempunyai produktifitas yang tinggi dan mempunyai
umur yang relatif pendek, seperti IR 64. Dengan keunggulan ini maka lahan
pertanian yang relatif sempit dapat dimanfaatkan secara penuh dan diharapkan
bibit unggul tersebut tumbuh dan berproduksi sesuai dengan yang diharapkan.
Disamping itu, pengolahan tanah yang baik juga memungkinkan terpeliharanya
lahan pertanian dari kerusakankerusakan akibat erosi. Padi memberikan
keuntungan yang tinggi, tetapi resikonya jauh lebih tinggi dibandingkan tanaman
lain, baik dari harga panen maupun gangguan alam seperti kekeringan serta
serangan hama dan penyakit.

Hasil akhir dari proses produksi padi adalah beras. Beras yang dihasilkan dari
tanaman padi merupakan makanan pokok lebih dari separoh penduduk Asia. Di
Indonesia sendiri beras bukan hanya sekedar komoditas pangan, tapi juga
merupakan komoditas strategis yang memiliki sensitivitas politik, ekonomi dan
kerawanan sosial yang sangat tinggi. Demikian tergantungnya penduduk
Indonesia pada beras maka sedikit saja terjadi gangguan pada produksi beras
misalkan gagal panen maka pasokan menjadi terganggu, dan harga jual meningkat
(Agus Andoko, 2002:11).

Produksi adalah suatu proses dimana barang dan jasa yang disebut input
diubah menjadi barang dan jasa-jasa lain yang disebut output. Banyak jenis
aktifitas yang terjadi didalam proses produksi, yang meliputi perubahan-
perubahan bentuk, tempat, dan waktu penggunaan hasil-hasil produksi. Masing-
masing perubahan ini menyangkut penggunaan input untuk menghasikan output
yang diinginkan. Jadi produksi meliputi semua aktifitas menciptakan barang dan
jasa (Ari Sudarman, 1999: 85 ).

Luas lahan yang ditanami padi berpengaruh terhadap keuntungan usaha tani.
Semakin luas lahan garapan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh. Tetapi
pada kenyataannya luas lahan akan mempengaruhi skala usaha dan pada akhirnya
akan mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian padi. Karena
semakin luas, lahan yang dimiliki petani semakin tinggi tingkat resiko yang harus
ditanggung oleh petani. Karena disini bertemunya input untuk diproses menjadi
output sehingga petani harus bisa mengatur sedemikian rupa supaya tidak terjadi
kelebihan input.

Produktivitas padi adalah produksi padi per satuan luas lahan yang digunakan
dalam berusahatani padi. Produktivitas diukur dalam satuan ton per hektar
(ton/ha).

Tabel 1. Pendapatan Buruh Subsektor Tanaman Pangan (Rp/hari)

No Provinsi 2016 2017 2018


1 Sumatera 56.636 58.291 60.996
Utara
2 Sumatera 56.161 56.787 59.449
Barat
3 Jawa Barat 39.211 40.311 45.819
4 Jawa Tengah 33.263 34.527 38.569
5 DIY 31.615 32.129 35.023
Yogyakarta
6 Jawa Timur 39.156 40.415 45.486
7 Banten 40.365 42.099 45.385
8 Bali 61.710 62.442 65.972
9 Nusa 42.808 44.511 49.462
Tenggara
Barat
10 Nusa 37.319 39.123 39.748
Tenggara
Timur
Tabel 2. Produksi Padi (Ton)

No Provinsi 2016 2017 2018


1 Sumatera 4.609.791 5.136.186 5.423.154
Utara
2 Sumatera 2.503.452 2.824.509 2.754.079
Barat
3 Jawa Barat 12,540.550 12.299.701 12.494.919
4 Jawa Tengah 11.473.161 11.473.161 11.401.821
5 DI 882.702 882.702 878.136
Yogyakarta
6 Jawa Timur 13.633.701 13.633.701 13.000.475
7 Banten 2.358.202 2.413.477 2.470.538
8 Bali 845.559 836.097 848.698
9 Nusa 2.095.117 2.323.701 2.432.285
Tenggara
Barat
10 Nusa 924.403 1.090.821 1.213.760
Tenggara
Timur

Tabel 3. Produktivitas Padi (Ku/Ha)


No Provinsi 2016 2017 2018
1 Sumatera 52.05 51.98 51.06
Utara
2 Sumatera 50.90 52.47 51.57
Barat
3 Jawa Barat 60.49 58.87 58.91
4 Jawa Tengah 58.73 56.68 58.34
5 DI 55.82 55.48 57.01
Yogyakarta
6 Jawa Timur 59.84 57.15 57.62
7 Banten 56.63 56.31 55.41
8 Bali 60.60 59.09 60.70
9 Nusa 46.49 49.26 51.35
Tenggar barat
10 Nusa 35.65 35.42 36.49
Tenggara
Timur
Tabel 4. Luas Lahan (Ha)
No Provinsi 2016 2017 2018
1 Sumatera 885.576 988.068 1.062.048
Utara
2 Sumatera 491.876 538.277 534.017
Barat
3 Jawa Barat 2.037.203 2.089.291 2.120.947
4 Jawa Tengah 195.593 2.010.465 1.954.476
5 DI 158.132 158.818 154.045
Yogyakarta
6 Jawa Timur 2.278.460 2.285.232 2.256.403
7 Banten 416.452 428.628 445.847
8 Bali 139.529 141.491 139.810
9 Nusa 450.662 471.728 471.882
Tenggara
Barat
10 Nusa 259.270 307.988 332.626
Tenggar
Timur

Model Persamaan

Y =α + β1X1 + β2X2+ β3X3 + €

Y = Nilai Tukar Petani (%)

α = Konstanta

β1-β3 = Koefisien Regresi

X1 = Produksi Padi

X2 = Impor Padi (Juta US$)

X3 = Luas Lahan (Hektar)

€ = Error

Anda mungkin juga menyukai