Anda di halaman 1dari 50

Sub Direktorat Filariasis & Kecacingan

Direktorat P2PTVZ, Ditjen P2P, Kemkes RI


Nama : dr. Dauries Ariyanti Muslikhah, M.Epid
NIP : 197704032010122002
Agama: Islam
Status : Menikah ( 2 Anak )
Riwayat Pendidikan :
- MI Darul Ulum Bojonegoro, Jatim
- Mts Darul Ulum Bojonegoro, Jatim
- MAN 1 Bojonegoro Jatim
- FK Universitas Brawijaya Malang, Jatim
- S2 Epidemiologi FKM UI, Depok, Jawa Barat
Riwayat Pekerjaan :
- Dokter jaga UGD/ Klinik
- Dokter PTT Puskesmas Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat
- PNS Ditjen P2PL Kemenkes RI (Subdit Arbovirosis )
- PNS Ditjen P2P Kemenkes RI (Subdit Filariasis & Kecacingan)
SITUASI CACINGAN

Lebih dari 270 juta anak


Lebih dari 58
Lebih dari 1.5 milyar
pra sekolah dan lebih dari juta anak
600 juta anak usia sekolah
orang atau 24% tinggal di area yang menjadi
penduduk dunia,
terinfeksi cacingan
mudah tertular cacingan
dan membutuhkan sasaran minum
pengobatan dan
pencegahan cacingan.
obat cacing di
Indonesia
DISTRIBUSI CACINGAN GLOBAL
TUJUAN P2 CACINGAN
• Menurunkan prevalensi cacingan pada anak usia
Balita, usia Pra-sekolah dan anak usia Sekolah
Tujuan Umum Dasar

• 1. Menurunkan prevalensi cacingan anak usia


balita, usia pra sekolah dan anak usia
sekolah dasar sebesar 10 % secara bertahap

Tujuan Khusus • 2. Meningkatkan capaian cakupan Pemberian


Obat Pencegahan Massal (POPM) Cacingan
minimal sebesar 75%.
SASARAN
1. Anak Balita (1- 4 tahun)
2. Anak Usia Pra Sekolah (5-6 tahun)
3. Anak Usia Sekolah Dasar (7–12 tahun)

Posyandu, PAUD, TK, SD/MI,Pesantren

Dasar pemilihan sasaran :


Kelompok umur berisiko terinfeksi cacingan, karena sering
terpapar dengan tanah
1. Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Cacingan
di Kab/Kota dgn prevalensi :
• ≥ 50%  pemberian obat massal cacingan 2x setahun
• ≥ 20% - <50%  pemberian obat massal cacingan 1x
setahun
• <20%  pengobatan selektif
2. Promosi Kesehatan  Perilaku Hidup Bersih & Sehat
STRATEGI P2 CACINGAN

Lintas Sektor
Kemendikbud
Lintas Program Kemenag
. Program Kesling KemenPUPR
Mitra
Program Gizi
Perguruan Tinggi
Program Promkes
Dunia Usaha
KIA
LSM/NGOs

Integrasi
Program
INDIKATOR KINERJA KECACINGA (KSP)

JUMLAH ORANG YANG MINUM OBAT CACING

Tahun 2016 2017 2018 2019


Target 33.0 33.4 45.1 45.6
(Juta)
Capaian 24.5 30.6
(Juta)
Capaian Pemberian Obat Cacing Pada Anak Usia 1-12 Tahun
Tahun 2017
7,000,000

6,000,000

5,000,000

4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

Target Capaian

Nasional : Target = 42.559.693 anak; Capaian = 30.628.218 anak


Capaian Absolut Pemberian Obat Cacing Pada Anak Usia 1-12 Tahun
Tahun 2017
No Provinsi Target Capaian No Provinsi Capaian Total

1 Jawa Timur 6.550.569 4.902.174 16 Papua 777.579 436.759

2 17 Kalimantan Selatan 698.725 582.826


Jawa Barat 5.837.250 4.922.552
3 Jawa Tengah 18 697.456 688.799
3.728.409 3.178.011 Bali
4 Sumatera Utara 3.335.844 2.015.488 19 Kalimantan Tengah
577.050 478.236
5 DKI Jakarta 2.354.952 0 20 Riau 524.349 464.887
6 Lampung 21 Maluku 507.048 410.778
1.946.219 1.401.957
7 Sumatera Selatan 1.876.254 1.635.598 22 Sulawesi Tenggara 506.328 382.082

8 Sulawesi Selatan 1.577.493 1.444.100 23 Jambi 432.635 393.935

9 Nusa Tenggara Timur 24


1.291.953 1.038.116 DIY 425.379 355.649
10 Banten 1.238.643 282.702 25 Papua Barat 380.821 235.560

11 26 Sulawesi Barat 372.015 214.142


Sumatera Barat 1.174.655 1.099.370
12 Kalimantan Barat 27
1.050.519 829.232 Sulawesi Utara 360.734 237.190
13 Aceh 968.603 541.717 28 Kepulauan Riau
352.214 279.743
14 29 Sulawesi Tengah
Nusa Tenggara Barat 941.149 368.544 336.671 292.333
15 Kalimantan Timur 794.448 720.303 30 296.745 279.863
Kep. Bangka belitung
16 Papua 777.579 436.759 31 Bengkulu 282.899 206.069

17 Kalimantan Selatan 698.725 582.826 32 Maluku Utara 164.143 126.874

18 697.456 688.799 33 Kalimantan Utara 111.289 105.215


Bali
19 Kalimantan Tengah 34 Gorontalo 88.653 77.414
577.050 478.236
TOTAL 42.559.693 30.628.218
Persentase Capaian Pemberian Obat Cacing Pada Anak Usia 1-12 Tahun
Tahun 2017
120.00%

98.76%
100.00%
94.54% 94.31% 93.59%
91.54% 91.05% 90.67%
88.66%
87.32% 87.17% 86.83%
85.24%
84.33% 83.61% 83.41% 82.88%
81.01% 80.35%
79.42% 78.94%
80.00% 77.29% Target : 75%
75.46% 74.84%
72.84% 72.03%

65.75%

61.86%
60.42%
60.00% 57.56%
56.17% 55.93%

39.16%
40.00%

22.82%

20.00%

0.00%
0.00%
Prevalensi Cacingan berkisar 0,5 – 85,9%
Rata-rata Prevalensi Nasional 28,25%
Umumnya infeksi cacingan CACING GELANG
(Ascaris lumbricoides)
disebabkan oleh cacing tanah
(STH) :
- Ascaris lumbricoides
- Trichuris trichiura CACING CAMBUK
- Ancylostoma duodenale ( Tricuris trichiura )

CACING TAMBANG
(Ancylostoma duodenale
Necator americanus)
Telur dan larva cacing berkembang di
tanah yang terkontaminasi
Faktor resiko cacingan

1. Higiene sanitasi yang kurang baik


 Air bersih sukar didapat
 Jamban keluarga tidak tersedia
 Higiene perorangan kurang baik : tidak cuci tangan,
jarang mandi, tidak memakai alas kaki
2. Status gizi kurang baik
3. Sosial ekonomi keluarga kurang baik
Cacingan

KH & Protein dihisap Darah dihisap

Anemia Anak Anemia Bumil


GIZI BURUK Lemas
BBLR Perdarahan
mengantuk ibu bersalin

Kemampuan belajar turun/


sering tidak masuk sekolah Kematian Kematian

Prestasi belajar menurun

Produktivitas menurun
Tidak Berperilaku Hidup
Bersih dan Sehat

Stunting/ Anemia/ Tidak Minum


Pertumbuhan Balita Cacingan Obat Cacing
/Anak Terhambat

Akses Air Bersih Sulit /


Linkungan Tidak Sehat
ANUNG untuk PERENCANAAN 2018 KESMAS 21
1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal
Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah Stunting
22
Doddy Izwardy 2/15/2018
1. Suplementasi besi folat
2. Periksa kehamilan (Konseling Gizi Ibu hamil)
3. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
PENCEGAHAN 4. PMT Ibu hamil.

HAMIL
STUNTING PADA 1000 5. Penanggulangan cacingan pada ibu hamil.

IBU
HPK 6. Pemberian kelambu dan pengobatan bagi ibu
hamil yang positif malaria.

INTERVENSI 1. Persalinan ditolong Nakes.

IBU MENYUSUI
ANAK 0-6 BLN
SPESIFIK 2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
3. Promosi ASI Eksklusif (konseling).
4. Imunisasi dasar.
5. Pantau tumbuh kembang.
6. Penanganan bayi sakit.

1. Pemberian Makanan Pendamping (MP) ASI, ASI


diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih.
2. Pemberian kapsul vitamin A serta melengkapi
ANAK 7-23 BLN
IBU MENYUSUI

imunisasi dasar.
3. Pemantauan tumbuh kembang secara rutin setiap
bulan.
4. Penanganan anak sakit secara tepat.
5. Pemberian suplementasi zink.
6. Pemberian obat cacing dan;
7. Pemberian fortifikasi zat besi.
8. PMT pada Balita kurus
Doddy Izwardy 2/15/2018 23
PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5
Kampanye Konvergensi,
Komitmen dan Nasional Koordinasi, dan Mendorong Pemantauan
Berfokus pada
Visi Pimpinan Konsolidasi Kebijakan dan Evaluasi
pemahaman,
Tertinggi perubahan Program “Nutritional
Negara perilaku, Nasional, Food
komitmen Daerah, dan Security”
politik dan Masyarakat
akuntabilitas
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
TUMBUH KEMBANG ANAK YANG MAKSIMAL
(dengan kemampuan emosional, sosial dan fisik siap untuk belajar, berinovasi
dan berkompetisi)

MENGURANGI
MENINGKATKAN DAYA SAING
KESENJANGAN/INEQUALITY
100 KABUPATEN/KOTA SASARAN KEGIATAN STUNTING

SUMATERA
KALIMANTAN SULAWESI
17 KAB/KOTA PRIORITAS
MALUKU - PAPUA
5 KAB/KOTA PRIORITAS 9 KAB/KOTA PRIORITAS
1. ACEH TENGAH 11 KAB/KOTA PRIORITAS
2. PIDIE 1. KETAPANG 1. BOLAANG MONGONDOW
3. LANGKAT 2. BARITO TIMUR UTARA 1. MALUKU TENGAH
4. PADANG LAWAS 3. HULU SUNGAI UTARA 2. BANGGAI 2. SERAM BAGIAN BARAT
5. NIAS UTARA 4. PENAJAM PASER 3. ENREKANG 3. HALMAHERA SELATAN
6. GUNUNG SITOLI UTARA 4. BUTON 4. SORONG SELATAN
7. PASAMAN 5. MALINAU 5. BOALEMO 5. TAMBRAUW
8. PASAMAN BARAT 6. GORONTALO 6. JAYAWIJAYA
9. ROKAN HULU 7. MAJENE 7. TOLIKARA
10. KERINCI 8. POLEWALI MANDAR 8. NDUGA
11. OGAN KOMERING ILIR 9. MAMUJU 9. LANNY JAYA
12. KAUR 10. DOGIYAI
13. LAMPUNG SELATAN 11. INTAN JAYA
14. LAMPUNG TIMUR
15. LAMPUNG TENGAH
16. BANGKA BARAT
17. NATUNA

JAWA - BALI NUSA TENGGARA

39 KAB/KOTA PRIORITAS 19 KAB/KOTA PRIORITAS

1. KEPULAUAN SERIBU 11. INDRAMAYU 21. GROBOGAN 31. PROBOLINGGO 1. LOMBOK BARAT 11. ALOR
2. BOGOR 12. SUBANG 22. BLORA 32. NGANJUK 2. LOMBOK TENGAH 12. LEMBATA
3. SUKABUMI 13. KARAWANG 23. DEMAK 33. LAMONGAN 3. LOMBOK TIMUR 13. NGADA
4. CIANJUR 14. BANDUNG BARAT 24. PEMALANG 34. BANGKALAN 4. SUMBAWA 14. MANGGARAI
5. BANDUNG 15. CILACAP 25. BREBES 35. SAMPANG 5. DOMPU 15. ROTE NDAO
6. GARUT 16. BANYUMAS 26. KULON PROGO 36. PAMEKASAN 6. LOMBOK UTARA 16. SUMBA TENGAH
7. TASIKMALAYA 17. PURBALINGGA 27. TRENGGALEK 37. SUMENEP 7. SUMBA BARAT 17. SUMBA BARAT
8. KUNINGAN 18. KEBUMEN 28. MALANG 38. PANDEGLANG 8. SUMBA TIMUR DAYA
9. CIREBON 19. WONOSOBO 29. JEMBER 39. GIANYAR 9. TIMOR TENGAH 18. MANGGARAI
10. SUMEDANG 20. KLATEN 30. BONDOWOSO SELATAN TIMUR
10. TIMOR TENGAH 19. SABU RAIJUA
UTARA

4
TOTAL COVERAGE 100 % PELAKSANAAN PERCEPATAN PERBAIKAN
GIZI di masing-masing Kabupaten 100 DESA

ANUNG untuk POPM Ditjen P2P 26


Ada berapa wajah dalam Gambar ini?
KERUGIAN AKIBAT CACINGAN
 1.AKIBAT CACING GELANG
 Kehilangan Karbohidrat :
 (21% x 265.015.313 x 28,25% x 6 x 0,14gr x 365 hr) : 1000 x Rp.
11.000,-
 = Rp. 52.554.889.904
 Kerugian Rp 52,5 M/tahun
 Kehilangan Protein:
 (21% x 265.015.313 x 28,25% x 6 x 0,035gr x 365 hr) : 1000 x
 Rp 110.000,- = 131.387.224.760
 Kerugian Rp. 131,4 M/tahun
*(% anak sekolah x Jml Penduduk x Prevalensi x Rata-rata Jml Cacing/orang x
*Kehilangan Karbohidrat /protein oleh 1 ekor cacing / harix 1 tahun 365 hari)
*Rp. 11000 : harga 1 Kg beras rate tahun 2018
*Rp. 110.000 : harga 1 Kg Daging rate tahun 2018
2. KERUGIAN AKIBAT CACING TAMBANG
 Kehilangan darah
 (21%x265.015.313x28,25%x0,2ccx50ekor x365hr):1000 =
 56.877.586,48 liter/tahun

3. KERUGIAN AKIBAT CACING CAMBUK:


 Kerugian darah
 (21%x265.015.313x28,25%x0,005ccx100ekorx365hr): 1000 =
 2.843.879,32 liter/th
*(% anak sekolah x Jml Penduduk x Prevalensi x Jumlah darah dihisap seekor cacing
per harix Rata-rata Jml Cacing dalam tubuh perorang x
*1 tahun 365 hari )
*Sumber : FKM-UI
Pemberian Obat
Bumil Cacing
Ibu Menyusui dan
Intervensi Gizi
Spescifik Anak Usia 0-6
Bulan
Cacingan Vs
Stunting Ibu Menyusui dan Pemberian
anak usia 7 – 23 Obat Cacing
bulan
Intervensi Gizi
Sensitif Lintas Sektor
Terkait
Pemberian Obat Cacing berkontribusi
terhadap penurunan stunting sebesar 30%
1.Pemberian Obat Pencegahan Massal pada penduduk sasaran
usia 1-12 tahun dilaksanakan 2x setahun, dengan interval 6
bulan pada daerah stunting dan 1 x per tahun untuk daerah non
stunting
2. Pemeriksaan cacingan kepada ibu hamil dengan gejala
anemia
3. Pemberian obat cacing pada trimester kedua usia kehamilan
pada bumil yang hasil pemeriksaan cacingannya positif telur
cacing.
• Obat yang digunakan adalah Albendazol
• Dosis Albendazol :
a. anak usia 1 – 2 th : 200 mg dosis
tunggal
b. anak usia >2 tahun – 12 tahun : 400
mg dosis tunggal
STRATEGI P2 CACINGAN
Strategi Integrasi Program
Cacingan

Integrasi Pemberian Obat


Integrasi Pemberian Obat
Cacing Massal pada Anak
Cacing pada Bumil
Usia 1-12 Tahun

a, POPM Filariasis Program


b. Program Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Ibu
c. Program Kesehatan Anak Usia Sekolah Dasar
d. Program Kesehatan Anak Balita e. Program Gizi
f. Program Promosi Kesehatan
A. Strategi Integrasi POPM Filariasis dan Cacingan
• . Usia 12-23 bulan mendapat:
Usia 1-12 tahun mendapat Albendazole
•Usia 2-12 tahun mendapat:
Albendazole
Albendazole & DEC

Daerah
Endemis Agust
Feb April Oktober
Filariasis us

Daerah
Non Endemis
Filariasis Pemberian Obat Cacing pada usia 1-12 tahun
berintegrasi dengan kegiatan: bulan Vit. A & UKS
b. Strategi Terintegrasi dengan Kesehatan Lingkungan

 Water – Akses air bersih untuk cuci tangan dan membersihkan bahan
makan, untuk menekan resiko re-infeksi STH
 Sanitation - Kakus bersih untuk menampung kotoran manusia
agar tidak dibuang di tempat-tempat dimana manusia tinggal,
bekerja dan bermain
 Hygiene Education – Kesehatan perseorangan dan kesehatan
lingkungan untuk menekan resiko re-infeksi STH dan mencegah infeksi
baru
 Deworming – Pemberian obat cacing untuk menurunkan
angka infeksi cacingan
 Penjaringan
anak kelas 1 SD/MI, untuk
pemeriksaan tinja dan pemberian obat
cacing massal pada anak SD/MI

 Pemeriksaan kesehatan berkala anak


SD/MI untuk pemberian obat cacing
massal
 Usaha Kesehatan Sekolah SD/MI
(pemberian obat cacing pada anak kelas
1 sd 6 SD/MI sebagai salah satu Program
Kesehatan UKS)
 Pemberian vitamin A bersama
dengan pemberian obat cacing massal

e. Integrasi Program Gizi


 Pembinaan Teknis Gizi
 pemberian obat cacing & program
penanggulangan anemia (pemberian
tablet besi atau fortifikasi besi)
 pemberian obat cacing massal &
program PMT-AS
 Ibu hamil dengan pemberian Fe masih tetap anemia
dilakukan pemeriksaan tinja. Jika hasil positif diberikan
obat cacing.

 Skrining (pemeriksaan tinja) bagi ibu hamil yang


mengalami gejala Cacingan atau anemi pada saat
kunjungan Antenatal.

 Memberikan pengobatan bagi ibu hamil yang mempunyai


hasil (+) mulai trimester ke 2 di bawah pengawasan
dokter.
PHBS
 Cuci
tangan pakai sabun dan air bersih
 BAB dan BAK menggunakan jamban
sehat
 Jajan di kantin sehat di sekolah
 Kuku pendek dan bersih
 Memakai alas kaki
Manfaat Program Pengendalian
Cacingan

 Sumber Daya Manusia yang berkualitas & produktif baik untuk


jangka pendek dan jangka panjang
 Menurunkan prevalensi kecacingan melalui pemberian obat &
untuk mencegah dampak kecacingan
(Gizi buruk, anemia, Persistent Malnourish dan Stunting)
 Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan
 Dilakukan di Laboratorium Puskesmas
 Bila Puskesmas tidak memiliki laboratorium agar ditunjuk
laboratorium sebagai rujukan pemeriksaan cacingan
 SOP periksa tinja langsung 1feb2018.pdf
 Formulir pencatatan dan pelaporan terkait Bumil
(terlampir)
Bumil ANC di Puskesmas atau di
Bidan Desa

Periksa
Hb
Tidak
Anemi
Anemia
a
Pemeriksaa
n Cacingan

Cacingan Cacingan
Negatif Positif

Beri Obat Cacing pada


trimester ke 2 kehamilan
ulangi setiap 6 bulan
 Pemeriksaan cacingan dilakukan di puskesmas yang memiliki
laboratorium dan tenaga analis yang mampu melakukan
pemeriksaan cacingan, bila puskesmas tidak memiliki
laboratorium oleh dinkes kab/kota harus menunjuk
laboratorium yang menjadi rujukan pemeriksaan cacingan.
SUBDIT
FILARIASIS DAN
KECACINGAN
Minggu ke 4 bulan
pelaporan dinkes Form 7c • Hasil pemeriksaan cacingan di puskesmas
kab/kota direkapitulasi sesuai form 7a yang dilaporkan pada
minggu ke 4 setiap bulannya mengikuti pemeriksaan
DINKES ANC yang dilakukan setiap bulan, demikian seterusnya
PROVINSI sesuai alur pelaporan disamping
Minggu ke 2 bulan Form 7b
berikutnya
• Hasil pemeriksaan cacingan dilaporkan oleh
puskesmas yang merujuk setelah mendapatkan hasil
DINKES pemeriksaan dari laboratorium rujukan yang ditunjuk.
KAB/KOTA
Minggu ke 4 setiap Form 7a • Pelaporan menggunakan sistim e-Filca, data individu
bulannya yang dilaporkan melalui sms/android/internet.
PUSKESMAS
• Yang melaporkan hasil pemeriksaan laboratorium
(Pemeriksaan Lab bumil cacingan adalah petugas P2 di puskesmas,
Pada Bumil Anemia, kab/kota dan provinsi.
saat ANC)
 Edaran DJ P2P terkait POPM Caicingan November
2018.docx
 SE Menkes POPM Cacingan.pdf
 edit1feb_Format Laporan POPM cacingan 2018-1 (1).xls
 Form RR bumil cacingan.xlsx
 Komitmen KESEPAKATAN cacingan integrasi stunting 100
kab (1).pdf
 SOP periksa tinja langsung 1feb2018.pdf

Ascaris Lumbricodes
Trichuris Trichiura Ancylostoma duodenale
Necator americanus)
Keluarga Sehat Indonesia
Sejahtera

Anda mungkin juga menyukai