JUDUL
Indonesia selama ini telah dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam
beraneka ragam dan berlimpah, sehingga sering disebut sebagai negara agraris yang
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi usaha agribisnis. Usaha ini diharapkan
mampu memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap sektor pertanian dalam rangka
ketiga sebab sebagian besar penduduknya hidup dari itu. Jika pemerintah ingin menaikan
kesejahteraan mereka caram yang bisa diambil antara lain membantu menaikan produksi
serta menaikan harga yang diterima petani, meskipun cara ini tidak sepenuhnya menolong
produksi dan memperluas penganekaragaman hasil panen. Hal ini berguna untuk kebutuhan
pangan serta meningkatkan pendapatan, taraf hidup dan kesejahteraan petani. Tulang
punggung pembangunan terletak pada sector pertanian. Ini dikarenakan sebagian besar
masyarakat Indonesia terlibat dalam kegiatan pertanian. Indonesia merupakan Negara agraris
pembangunan pertanian periode 2005-2009 dilaksanakan melalui tiga program, yaitu (1)
Program peningkatan ketahanan pangan, (2) Program pengembangan agribisnis, dan (3)
pangan yang cukup, aman dan halal di setiap daerah setiap saat; dan antisipasi agar
Johnson, dalam Soenardi (1999), mengemukakan bahwa ada empat faktor penggerak
(four prime movers) dalam pembangunan pertanian, yaitu ada sumberdaya alam,
sumberdaya manusia, teknologi dan kelembagaan. Keempat faktor ini merupakan syarat
dikehendaki, artinya apabila satu atau lebih dari faktor tersebut tidak tersedia atau tidak
sesuai dengan persyaratan yang diperlukan maka tujuan untuk mencapai performa tertentu
yang dikehendaki dan kesejahteraan petani tidak akan dapat terwujud dengan baik.
meningkatkan produksi pertanian yang sekaligus akan menambah pendapatan para petani,
dalam rangka mencapai perbaikan taraf hidup masyarakat tani. Salah satu tugas
pembangunan Nasional dalam perekonomian baik di sector Migas maupun sector Non
Migas. Hal ini dapat dilihat dari kekayaan alam, yang juga sekaligus sebagai salah satu
pendapatan daerah seperti pada sector minyak dan gas. Selain sector tersebut,sector
pertanian khususnya perkebunan merupakan sector pendapatan lain bagi Provinsi Riau.
sasaran pembangunan daerah Riau harus mengacu pada 5 pilar utama, yaitu : 1)
seni budaya ; dan 5) pembangunan dalam rangka meningkatkan iman dan taqwa.
dipedesaan, nelayan, perajin, dan pengusaha industry kecil. Pemda Provinsi Riau, 2000
(Syahza, 2005)
pembangunan daerah Riau. Karena pembangunan daerah sangat ditentukan oleh potensi
yang dimiliki oleh suatu daerah, maka kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah daerah
harus mengacu kepada potensi daerah yang berpeluang untuk dikembangkan, khususnya
harus diarahkan kepada system agribisnis dan agroindustri, karena pendekatan ini akan dapat
meningkatkan nilai tambah sector pertanian, yang pada hakekatnya dapat meningkatkan
skala kecil, antara lain ( Syahza, 2003) : Pertama, Lemahnya struktur permodalan dan akses
terhadap sumber permodalan. Secara umum pemilikan modal petani masih relatif kecil,
karena modal ini biasanya bersumber dari penyisihan pendapatan usaha tani sebelumnya.
Kedua, ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah. Ketiga, pengadaan dan penyaluran
lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani. Keenam, kurangnya kuantitas dan kualitas
sumberdaya manusia untuk sektor agribisnis. Selain itu faktor lain yang dapat menjadi
kendala adalah masih sangat sederhananya pemasaran yang dilakukan para petani dalam
dan Provinsi Riau serta persentase kontribusinya dapat di lihat pada tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1
Komoditi
Tahun Kacang Patsai/
Cabe Ketimun Terong Bayam Kangkung Labu
Panjang Sawi
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia & Badan Pusat Statistik Prov. Riau
Kabupaten Pelalawan
Dari data diatas dapat dilihat bahwa komoditi Bayam menjadi komoditi paling besar
yang paling kecil berkontribusi yaitu komoditi jenis labu hal ini dikarenakan wilayah
Provinsi Riau memiliki iklim dan struktur tanah panas yang tidak cocok dengan komoditi
jenis sayuran ini serta para petani yang belum terlalu memahami cara pengembangan jenis
sayuran ini.
lingkup Nasional dan Kabupaten Pelalawan serta persentase kontribusinya dapat di lihat
Komoditi
Tahun
Pisang Durian Duku Mangga Jeruk Rambutan Pepaya Nenas Jambu
2005 29.834 7.227 1.657 3.067 85.151 14.841 7.966 46.630 4.570
2006 35.263 12.696 3.330 5.404 89.959 20.277 8.215 46.400 6.548
2007 21.420 8.739 2.622 4.820 25.934 13.382 4.314 33.753 3.206
2008 29.008 10.571 5.300 6.012 27.073 11.850 6.566 45.585 10.372
2009 31.594 11.510 3.542 7.029 19.221 21.989 8.842 66.422 13.539
2010 25.243 2.374 677 5.341 11.138 5.361 7.570 19.837 4.600
2011 6.132.695 883.969 171.113 2.131.139 1.818.949 811.909 958.251 1.540.626 211.836
2012 20.644 13.250 3.383 7.337 5.058 9.223 12.965 92.444 3.783
2013 19.685 7.951 2.645 6.210 5.195 7.604 19.517 96.173 3.882
2014 22.758 10.201 2.372 9.785 7.249 9.839 7.379 107.438 3.407
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia & Badan Pusat Statistik Prov. Riau
Kabupaten Pelalawan
Dari data diatas dapat dilihat bahwa komoditi Nenas menjadi komoditi paling besar
yang paling rendah berkontribusi yaitu komoditi jenis Pisang hal ini dikarenakan komoditi
ini termasuk dalam jenis buah-buahan tahunan dimana dapat panen pada umur 12-15 bulan,
dan hanya dapat di panen satu kali dalam setiap pohon sehingga sedikit kurang diminati para
Tanaman hortikultura yang sedang digalakan di Provinsi ini tentunya menjadi hal
yang tak asing bagi sebagian petani, dalam pengembangan usaha ini peningkatan
poroduktivitas adalaha hal yang peling mendominasi untuk dikembangkan. Terlebih bagi
sebagian masyarakat provinsi riau bertani hortikultura merupakan yang paling mudah dilihat
dari sisi waktu pengerjaannya dan cakupan lahan yang tidak memerlukan lahan yang terlalu
luas dan dari sisi biaya pertaniannya yang cenderung tidak terlalu besar sehingga mudah
untuk dikembangnkan.
Provinsi Riau ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Dengan Judul “Analisis
Provinsi Riau”.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan diatas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan yaitu :
2. MANFAAT PENELITIAN
1. Sebagai informasi tentang situasi dan keadaan petani hortikultura di Provinsi Riau.
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah atau instansi yang berkaitan dalam
menyusun kebijakan pembangunan ekonomi daerah.
3. Sebagai bahan masukan penelitian selanjutnya, terutama yang berhubungan dengan
penelitian yang sama.
E. KAJIAN TEORITIS
1. HORTIKULTURA
Di Indonesia, agribisnis merupakan sektor ekonomi penyumbang devisa negara yang
sangat penting, sumbangan sektor agribisnis pada tahun 1990 sebesar 45% dan meningkat
47% pada tahun 1995. Kurun waktu antara tahun 1996-1999, yaitu kurun waktu
buramnya perekonomian nasional, nilai GDP dari sektor pertanian masih meningkat
walaupun kecil, sebesar 0,84% pertahun dari Rp.63,8 triliun menjadi Rp.65,4 triliun.
Sementara ituu sektor ekonomi nasional, secara keseluruhan menurun 2,97% pertahun.
(Ashari, 2006)
Kondisi sektor perekonomian nasional pada tahun 1996, yaitu menjelang krisis
ekonomi, hanya 3 sektor yang mampu tumbuh positif yaitu industri pengolahan, listrik,
air dan gas serta sektor pertanian. Sementara itu sektor lainnya, seperti industri,
konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, perbankan, properti dan layanan masyarakat,
Pada tahun 1999, yang masih dalam era krisis ekonomi, nilai GDP dari sektor
agribisnis menduduki rangking kedua sesudah sektor industri pengolahan, yaitu masing-
masing 19,4% dan 25,8%. Pendapatan rumah tangga pada tahun 1999 dari usaha tani pn-
Pada tahun 1999, jumlah tenaga kerja yang terserap dibidang pertanian 30.069.886
orang. Sebanyak 84% dari jumlah tersebut terserap di subsektor tanaman pangan dan
terhadap serapan tenaga kerja dan secara tidak langsung mengurangi angka
di bidang tanaman pangan dan hortikultura, peternakan dan perikanan. Hal ini
menggambarkan begitu pentingnya sektor pertanian baik ditingkat rumah tangga maupun
1) Pengertian Hortikultura
Kata hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin, yakni hortus yang
berarti kebun dan colere yang berarti menumbuhkan (terutama sekali
mikroorganisme) pada suatu medium buatan.Secara harfiah, hortikultura berarti ilmu
yang mempelajari pembudidayaan tanaman kebun. Akan tetapi, pada umumnya para
pakar mendefinisikan hortikultura sebagai ilmu yang mempelajari budi daya tanaman
sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan, atau tanaman hias. Orang yang ahli mengenai
hortikultura (pakar hortikultura) dikenal sebagai seorang horticulturist.
(Zulkarnain,2010)
Zulkarnain,2010 menambahkan pada umumnya, isi kebun di Indonesia adalah
berupa tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman hias dan wangi-wangian,
tanaman bumbu masak, tanaman obat-obatan,dan tanaman penghasil rempah-rempah.
Sementara itu, di Negara-negara maju budi daya tanaman hortikultura sudah
merupakan satu usaha tani berpola kormesial, yakni diusahakan secara monokultur di
lading produksi yang luas; misalnya perkebunan apel, anggur, tomat, dan pear (Pyrus
communis) di Amerika; perkebunan mangga dan kelengkeng di Queensland,
Australia; serta perkebunan tomat hidroponik di New Zealand.
Istilah Hortikultura saat ini sering digunakan untuk menyebut beberapa jenis tanaman
yang bisa dibudidayakan. Jadi prosesnya meliputi pembibitan, kultur jaringan, panen,
pengemasan dan distribusi. System hortikultura sering digunakan dalam proses
pertanian modern.
2) Jenis-jenis Tumbuhan Hortikultura
Tumbuhan Hortikultura terbagi menjadi 4 bagian yakni :
a. Olericulture (Tanaman Sayur)
Menurut Zulkarnain,2010 Olericulture yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang
mempelajari budi daya tanaman sayuran.
Sedangkan tanaman jenis ini sendiri secara umum dibagi menjadi dua yakni
sayuran yang ditanam secara musiman dan tahunan.
a) Sayuran Tahunan
Sayuran tahunan merupakan sayuran yang bisa ditanam sepanjang tahun dan
tidak terikat dengan jenis muasim dan lingkungan. Contoh jenis sayuran ini
ialah jengkol, petai, melinjo, dan jenis sayuran lain.
b) Sayuran Musiman
Sayuran musiman merupakan jenis sayuran yang hanya bisa ditanam pada
musim tertentu dan tidak bisa ditanam selainmusim tersebut. Cintoh jenis
sayuran ini ialah kangkung, wortel, kol, kubis, bawang dan jenis tanaman
lainnya.
b. Fruticulture (Tanaman Buah)
Menurut Zulkarnain, 2010 Fruticulture yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang
mempelajari budi daya tanaman buah-buahan.
Tanaman Buah-buahan merupakan jenis tanaman yang menghasilkan buah
biasanya untuk menanamnya memerlukan beberapa syarat tertentu. Tanaman buah
juga mempunyai masa berbuah, ada yang berbuah musiman, ada juga yang
berbuah tahunan. Jenis tanaman buah yang berbuah secara musiman seperti,
semangka, jeruk, rambutan, stroberi, melon dan beberapa jenis buah lainnya.
Sedangkan untuk yang berbuah tahunan seperti pisang, nanas, salak, nangka,
sawo, belimbing dan mangga.
c. Floriculture (Tanaman Bunga)
Menurut Zulkarnain, 2010 Floriculture yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang
mempelajari budi daya tanaman hias.
Tanaman Bunga merupakan jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai tanaman
hias. Jenis tanaman hias bunga ada beraneka jenis dan rupa. Ada yang ditanam
menggunakan pot seperti bunga mawar, melati, bunga kenanga dan beberapa jenis
bunga lainnya. Ada juga yang ditumbuhkan menempel pada kulit pohon seperti
bunga anggrek. Semua jenis tanaman trsebut memiliki fungsi utama yang sama
yakni untuk menambah nilai estetika pada suatu taman atau ruangan.
d. Biofarmaka (Tanaman Obat)
Jenis tanaman ini juga biasa disebut dengan tanaman toga (tanaman obat
keluarga). Tanaman obat bagi orang Indonesia tentu sudah tidak asing lagi,karena
orang-orang zaman dahulu sudah sering menggunakan berbagai rempah sebagai
obat untuk mengatasi berbagai penyakit. Selain itu tanam-tanaman obat ini
biasanya juga digunakan sebagai bahan untuk membuat kosmetik dan produk
kecantikan lainnya. Contoh tanaman obat seperti lengkuas, temu lawak, kayu
manis, mengkudu, brotowali, serai, dan masih banyak lagi.
2. PENDAPATAN
1. Pengertian Pendapatan
income) yaitu jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga dan bisnis nonkorporasi
seperti lahan pertanian kecil, toko, kelontong kecil dan konsultan hukum.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah
jumlah atau masukan yang didapat seseorang atau rumahtangga dari pembayaran atas
Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap ketersediaan menjadi tenaga kerja,
produktifitasnya.
Asset produktif adalah asset yang memberikan pemasukan atas balas jasa
keuntungan atas modal (capital gain) bila diperjual belikan. Kedua asset bukan
pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atau input yang diberikan
rendah.
Syahza (2008) yaitu pedagang (dagang barang-barang harian, dagang karet, tiket
angkutan dan penjual es), pegawain (guru, pemerintah desa), industri rumah
tangga (industri tahu, roti, dan percetakan genteng) buruh kasar, nelayan, pencaru
Jumlah produksi dan harga jual merupakan salah satu hal yang sangat
harga jual, maka akan memberikan pendapatan yang besar pula, begitu juga
sebaliknya.
b) Penerapan teknologi
sehingga akan menimbulkan nilai jual yang tinggi yang tentunya akan
Pengeluaran terbesar dalam suatu usaha adalah pengeluaran untuk tenaga kerja
sehingga biaya produksi yang dikeluarkan dapat ditekan maka akan berdampak
d) Permodalan
pendapatan usaha akan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu sangat diperlukan
peranan pemerintah dalam menyediakan fasilitas kredit atau dana bergulir kepada
setiap pengusaha.
f) Pemasaran
Pemasaran terjamin sangat didambakan oleh pengusaha karena hal tersebut dapat
4. Kegunaan Pendapatan
Menurut Todaro Michael. P dalam Leni Herlina (2011) ada tiga nilai hakiki
a. Kebutuhan untuk bisa hidup artinya dengan pendapatan yang diperoleh dapat
dan pemerataan bahan-bahan kebutuhan pokok yang diperlukan untuk bisa hidup
c. Bebas dari perbudakan atau bebas memilih, yaitu keuntungan dari adanya
3. PRODUKTIVITAS
1. Pengertian Produktivitas
Produktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Lanny Lingga. 2010. Cerdas Memilih Sayuran. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.
Leni Herliani Afrianti. 2010. 33 Macam Buah-buahan untuk Kesehatan. Alfabeta. Bandung.
Leni Herlina. 2011. Analisis Pendapatan Petani Karet Desa Lubuk Ambacang Kecamatan
Hulu Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi. Universitas Riau. Pekanbaru.
Muchdarsyah Sinungan. 2005. Produktivitas: apa dan bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta.
Putri Lestari. 2011. Pengaruh Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) Terhadap
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Di Desa Limau Manis Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar. Skripsi.Universitas Riau. Pekanbaru.
Redaksi Agromedia. 2009. Buku Pintar Budidaya Tanaman buah unggul Indonesia. PT.
Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.
Sadono Sukirno. 2011. Makro Ekonomi Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sukanto Reksohadiprodjo dan Pradono. 2007. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energi
edisi2. BPFE. Yogyakarta.
Sumeru Ashari. 2006. Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Tony Sarr. 2014. Awas ini dia Buah, Sayur, dan Herbal Beracun. Trans Idea Publishing.
Jogjakarta.