Anda di halaman 1dari 22

A.

JUDUL

ANALISIS PRODUKTIVITAS TANAMAN HORTIKULTURA DAN


PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI PROVINSI RIAU.

B. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Indonesia selama ini telah dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

beraneka ragam dan berlimpah, sehingga sering disebut sebagai negara agraris yang

memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi usaha agribisnis. Usaha ini diharapkan

mampu memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap sektor pertanian dalam rangka

meningkatkan perekonomian nasional maupun perekonomian daerah. Sektor pertanian

memiliki peranan yang penting dalam pembangunan suatu negara.

Pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi khususnya negara-negara

ketiga sebab sebagian besar penduduknya hidup dari itu. Jika pemerintah ingin menaikan

kesejahteraan mereka caram yang bisa diambil antara lain membantu menaikan produksi

serta menaikan harga yang diterima petani, meskipun cara ini tidak sepenuhnya menolong

semua orang. (Sukanto dan Pradono, 2007)

Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

produksi dan memperluas penganekaragaman hasil panen. Hal ini berguna untuk kebutuhan

pangan serta meningkatkan pendapatan, taraf hidup dan kesejahteraan petani. Tulang

punggung pembangunan terletak pada sector pertanian. Ini dikarenakan sebagian besar

masyarakat Indonesia terlibat dalam kegiatan pertanian. Indonesia merupakan Negara agraris

dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai tani.

Musyawarah perencanaan pembangunan pertanian merumuskan bahwa kegiatan

pembangunan pertanian periode 2005-2009 dilaksanakan melalui tiga program, yaitu (1)

Program peningkatan ketahanan pangan, (2) Program pengembangan agribisnis, dan (3)

Program peningkatan kesejahteraan petani. Program ketahanan pangan tersebut diarahkan

pada kemandirian masyarakat/petani yang berbasis sumberdaya lokal yang secara


operasional dilakukan melalui program peningkatan produksi pangan; menjaga ketersediaan

pangan yang cukup, aman dan halal di setiap daerah setiap saat; dan antisipasi agar

tidak terjadi kerawanan pangan. ( Dwidjono, 2005)

Johnson, dalam Soenardi (1999), mengemukakan bahwa ada empat faktor penggerak

(four prime movers) dalam pembangunan pertanian, yaitu ada sumberdaya alam,

sumberdaya manusia, teknologi dan kelembagaan. Keempat faktor ini merupakan syarat

kecukupan (sufficient condition) untuk mencapai suatu performa pembangunan yang

dikehendaki, artinya apabila satu atau lebih dari faktor tersebut tidak tersedia atau tidak

sesuai dengan persyaratan yang diperlukan maka tujuan untuk mencapai performa tertentu

yang dikehendaki dan kesejahteraan petani tidak akan dapat terwujud dengan baik.

Pembangunan pertanian merupakan suatu proses yang ditujukan untuk selalu

meningkatkan produksi pertanian yang sekaligus akan menambah pendapatan para petani,

dengan jalan mengefektifkan partisipasi faktor-faktor produksi dengan semaksimal mungkin

dalam rangka mencapai perbaikan taraf hidup masyarakat tani. Salah satu tugas

pembangunan pertanian adalah menemukan cara-cara penggunaan lebih produktif dan

menciptakan sumberdaya pendidikan, perlengkapan usaha tani, kredit, dan saluran

pemasaran, sehingga dapat memudahkan petani dalam meningkatkan hasil produksi

pertanian dalam perkembangannya.

Provinsi Riau sendiri merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam

pembangunan Nasional dalam perekonomian baik di sector Migas maupun sector Non

Migas. Hal ini dapat dilihat dari kekayaan alam, yang juga sekaligus sebagai salah satu

pendapatan daerah seperti pada sector minyak dan gas. Selain sector tersebut,sector

pertanian khususnya perkebunan merupakan sector pendapatan lain bagi Provinsi Riau.

Perkembangan sector pertanian di daerah Riau sampai saat inicukup

menggembirakan, namun tingkat pendapatan masyarakat dari usaha pertanian belum


meningkat seperti yang diharapkan. Karena itu, pemerintah daerah Riau mencanangkan

sasaran pembangunan daerah Riau harus mengacu pada 5 pilar utama, yaitu : 1)

Pembangunan Ekonomi berbasiskan kerakyatan ; 2) pembinaan dan pengembangan sumber

daya manusia ; 3) pembangunan kesehatan atau olahraga ; 4) pembangunan atau kegiatan

seni budaya ; dan 5) pembangunan dalam rangka meningkatkan iman dan taqwa.

Pembangunan ekonomi kerakyatan difokuskan kepada pemberdayaan petani terutama

dipedesaan, nelayan, perajin, dan pengusaha industry kecil. Pemda Provinsi Riau, 2000

(Syahza, 2005)

Setiap pembangunan yang dilaksanakan harus mengacu kepada 5 pilar utama

pembangunan daerah Riau. Karena pembangunan daerah sangat ditentukan oleh potensi

yang dimiliki oleh suatu daerah, maka kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah daerah

harus mengacu kepada potensi daerah yang berpeluang untuk dikembangkan, khususnya

sector pertanian. Potensi tersebut antaralain : 1) Tanaman Hortikultura ; 2) Tanamn

Perkebunan ; 3) Usaha Perikanan ; 4) Usaha Peternakan; 5) Usaha petambangan; 6) Sektor

Industri; dan 7) Potensi Kepariwisataan. Pengembangan sector pertanian,dalam arti luas

harus diarahkan kepada system agribisnis dan agroindustri, karena pendekatan ini akan dapat

meningkatkan nilai tambah sector pertanian, yang pada hakekatnya dapat meningkatkan

pendapatan bagi pelaku-pelaku agribisnis dan agroindustri di daerah. ( Syahza, 2003a)

Adapun kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian khususnya petani

skala kecil, antara lain ( Syahza, 2003) : Pertama, Lemahnya struktur permodalan dan akses

terhadap sumber permodalan. Secara umum pemilikan modal petani masih relatif kecil,

karena modal ini biasanya bersumber dari penyisihan pendapatan usaha tani sebelumnya.

Kedua, ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah. Ketiga, pengadaan dan penyaluran

sarana produksi. Keempat, terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi. Kelima,

lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani. Keenam, kurangnya kuantitas dan kualitas
sumberdaya manusia untuk sektor agribisnis. Selain itu faktor lain yang dapat menjadi

kendala adalah masih sangat sederhananya pemasaran yang dilakukan para petani dalam

penjualan hasil panen yang didapatnya.

Tingkat produksi tanaman hortikultura jenis sayur-sayuran Dalam lingkup Nasional

dan Provinsi Riau serta persentase kontribusinya dapat di lihat pada tabel 1.1 berikut ini :

Tabel 1.1

Produksi Tanaman Sayur-sayuran menurut komoditi untuk wilayah Nasional,

Kabupaten Pelalawan dan Persentase Kontribusinya.

Komoditi
Tahun Kacang Patsai/
Cabe Ketimun Terong Bayam Kangkung Labu
Panjang Sawi

661.730 552.891 333.328 466.387 123.785 229.997 548.453 180.029

2005 7.731 5.991 2.421 7.230 5.256 5.880 967 38

1,17 1,08 0,73 1,55 4,25 2,56 0,18 0,02

736.019 598.890 358.095 461.239 149.435 292.950 509.401 212.697

2006 11.372 13.037 9.962 9.640 6.013 8.880 1.149 408

1,55 2,18 2,78 2,09 4,02 3,03 0,23 0,19

676.827 581.206 390.846 488.500 155.862 335.087 564.912 254.056

2007 12.158 23.329 16.113 10.450 5.959 12.977 1.449 1.540

1,8 4,01 4,12 2,14 3,82 3,87 0,26 0,61

695.707 540.122 427.166 455.524 163.817 323.757 565.636 394.386

2008 8.740 14.483 9.471 7.950 4.703 7.648 1.979 601

1,26 2,68 2,22 1,75 0,87 2,36 0,35 0,15

787.433 583.139 451.564 483.793 173.750 360.992 562.838 321.023

2009 11.215 19.241 10.651 9.973 4.899 8.957 2.338 782

1,42 3,3 2,36 2,06 2,82 2,48 0,42 0,24

2010 807.160 547.141 482.305 489.449 152.334 350.879 583.770 369.846

11.941 15.774 14.170 11.056 4.944 9.716 2.964 671

1,48 2,89 2,93 2,26 3,22 2,78 0,51 0,18


888.852 521.535 519.481 458.307 160.513 355.466 580.969 428.197

2011 15.832 15.667 14.424 12.827 6.463 10.155 2.424 333

1,78 3 2,78 2,8 4,03 2,86 0,42 0,08

954.363 511.525 518.827 455.615 155.118 320.144 594.934 428.083

2012 15.906 13.545 13.861 11.573 7.804 12.556 3.266 251

1,67 2,65 2,07 2,54 5,03 3,92 0,55 0,06

1.012.879 491.636 545.646 450.859 140.980 308.477 635.728 387.617

2013 15.509 20.726 17.257 12.447 8.381 13.955 3.484 515

1,53 4,22 3,16 2,76 5,94 4,52 0,55 0,13

1.074.611 477.989 557.053 450.727 134.166 319.618 602.478 357.561

2014 15.608 19.332 14.883 12.787 7.984 13.884 3.190 522

1,45 4,04 2,67 2,84 5,95 4,34 0,53 0,15

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia & Badan Pusat Statistik Prov. Riau

Keterangan : Statistik Indonesia

Kabupaten Pelalawan

Persentase Kontribusi (%)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa komoditi Bayam menjadi komoditi paling besar

berkontribusi terhadap pertanian nasional dibandingkan dengan komoditi lain, sedangkan

yang paling kecil berkontribusi yaitu komoditi jenis labu hal ini dikarenakan wilayah

Provinsi Riau memiliki iklim dan struktur tanah panas yang tidak cocok dengan komoditi

jenis sayuran ini serta para petani yang belum terlalu memahami cara pengembangan jenis

sayuran ini.

Sedangkan untuk Tingkat produksi tanaman hortikultura jenis Buah-buahan Dalam

lingkup Nasional dan Kabupaten Pelalawan serta persentase kontribusinya dapat di lihat

pada tabel 1.2 berikut ini :


Tabel 1.2

Produksi Tanaman Buah-buahan menurut komoditi untuk wilayah Nasional,

Provinsi Riau dan Persentase Kontribusinya.

Komoditi
Tahun
Pisang Durian Duku Mangga Jeruk Rambutan Pepaya Nenas Jambu

5.177.607 566.205 163.389 1.412.884 2.214.019 675.579 548.657 925.082 178.509

2005 29.834 7.227 1.657 3.067 85.151 14.841 7.966 46.630 4.570

0,58 1,28 1,01 2,22 3,85 2,20 1,45 5,04 2,56

5.037.472 747.848 157.655 1.621.997 2.565.543 801.077 643.451 1.427.781 196.180

2006 35.263 12.696 3.330 5.404 89.959 20.277 8.215 46.400 6.548

0,70 1,70 2,11 0,33 3,51 2,53 1,28 3,25 3,34

5.454.226 594.842 178.026 1.818.619 2.625.884 705.823 621.524 1.395.566 179.474

2007 21.420 8.739 2.622 4.820 25.934 13.382 4.314 33.753 3.206

0,39 1,47 1,47 0,27 0,99 1,90 0,69 2,42 1,79

6.004.615 682.323 158.649 2.105.085 2.467.632 978.259 717.899 1.433.133 212.260

2008 29.008 10.571 5.300 6.012 27.073 11.850 6.566 45.585 10.372

0,48 1,55 3,34 0,29 1,10 1,21 0,91 3,18 4,89

6.373.533 797.798 195.364 2.243.440 2.131.768 986.841 772.844 1.558.196 220.202

2009 31.594 11.510 3.542 7.029 19.221 21.989 8.842 66.422 13.539

0,50 1,44 1,81 0,31 0,90 2,23 1,14 4,26 6,15

5.755.073 492.139 228.816 1.287.287 2.028.904 522.852 675.801 1.406.445 204.551

2010 25.243 2.374 677 5.341 11.138 5.361 7.570 19.837 4.600

0,44 0,48 0,30 0,41 0,55 1,03 1,12 1,41 2,25

2011 6.132.695 883.969 171.113 2.131.139 1.818.949 811.909 958.251 1.540.626 211.836

26.498 11.787 2.029 6.005 4.586 10.381 7.391 100.374 4.215

0,43 1,33 1,19 0,28 0,25 1,28 0,77 7,10 1,99


6.189.052 888.130 258.457 2.376.339 1.611.784 757.343 906.312 1.781.899 208.151

2012 20.644 13.250 3.383 7.337 5.058 9.223 12.965 92.444 3.783

0,33 1,49 1,31 0,31 0,31 1,22 1,43 5,19 1,82

6.279.290 759.058 233.125 2.192.935 1.654.745 582.460 909.827 1.882.807 181.644

2013 19.685 7.951 2.645 6.210 5.195 7.604 19.517 96.173 3.882

0,31 1,05 1,13 0,28 0,31 1,31 2,15 5,11 2,14

6.862.568 859.127 208.427 2.431.329 1.926.560 737.247 840.121 1.835.491 187.418

2014 22.758 10.201 2.372 9.785 7.249 9.839 7.379 107.438 3.407

0,33 1,19 1,14 0,40 0,38 1,33 0,88 5,85 1,82

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia & Badan Pusat Statistik Prov. Riau

Keterangan : Statistik Indonesia

Kabupaten Pelalawan

Persentase Kontribusi (%)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa komoditi Nenas menjadi komoditi paling besar

berkontribusi terhadap pertanian nasional dibandingkan dengan komoditi lain, sedangkan

yang paling rendah berkontribusi yaitu komoditi jenis Pisang hal ini dikarenakan komoditi

ini termasuk dalam jenis buah-buahan tahunan dimana dapat panen pada umur 12-15 bulan,

dan hanya dapat di panen satu kali dalam setiap pohon sehingga sedikit kurang diminati para

petani di wilayah Provinsi Riau.

Tanaman hortikultura yang sedang digalakan di Provinsi ini tentunya menjadi hal

yang tak asing bagi sebagian petani, dalam pengembangan usaha ini peningkatan

poroduktivitas adalaha hal yang peling mendominasi untuk dikembangkan. Terlebih bagi

sebagian masyarakat provinsi riau bertani hortikultura merupakan yang paling mudah dilihat

dari sisi waktu pengerjaannya dan cakupan lahan yang tidak memerlukan lahan yang terlalu

luas dan dari sisi biaya pertaniannya yang cenderung tidak terlalu besar sehingga mudah
untuk dikembangnkan.

Dengan terlihatnya perkembangan Pertanian Tanaman Hortikultura yang ada di

Provinsi Riau ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Dengan Judul “Analisis

Produktivitas Tanaman Hortikultura Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Petani Di

Provinsi Riau”.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan diatas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan yaitu :

Bagaimana Pengaruh Produktivitas Tanaman Hortikultura terhadap tingkat Pendapatan Petani


di Provinsi Riau ?

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


1. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan :
Untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Produktivitas Tanaman Hortikultura terhadap
tingkat Pendapatan Petani di Provinsi Riau.

2. MANFAAT PENELITIAN
1. Sebagai informasi tentang situasi dan keadaan petani hortikultura di Provinsi Riau.
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah atau instansi yang berkaitan dalam
menyusun kebijakan pembangunan ekonomi daerah.
3. Sebagai bahan masukan penelitian selanjutnya, terutama yang berhubungan dengan
penelitian yang sama.

E. KAJIAN TEORITIS
1. HORTIKULTURA
Di Indonesia, agribisnis merupakan sektor ekonomi penyumbang devisa negara yang

sangat penting, sumbangan sektor agribisnis pada tahun 1990 sebesar 45% dan meningkat

47% pada tahun 1995. Kurun waktu antara tahun 1996-1999, yaitu kurun waktu
buramnya perekonomian nasional, nilai GDP dari sektor pertanian masih meningkat

walaupun kecil, sebesar 0,84% pertahun dari Rp.63,8 triliun menjadi Rp.65,4 triliun.

Sementara ituu sektor ekonomi nasional, secara keseluruhan menurun 2,97% pertahun.

(Ashari, 2006)

Kondisi sektor perekonomian nasional pada tahun 1996, yaitu menjelang krisis

ekonomi, hanya 3 sektor yang mampu tumbuh positif yaitu industri pengolahan, listrik,

air dan gas serta sektor pertanian. Sementara itu sektor lainnya, seperti industri,

konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran, perbankan, properti dan layanan masyarakat,

memperlihatkan pertumbuhan yang negatif.

Pada tahun 1999, yang masih dalam era krisis ekonomi, nilai GDP dari sektor

agribisnis menduduki rangking kedua sesudah sektor industri pengolahan, yaitu masing-

masing 19,4% dan 25,8%. Pendapatan rumah tangga pada tahun 1999 dari usaha tani pn-

farm dan off-farm sebesar 54,4% dan 6,1%.

Pada tahun 1999, jumlah tenaga kerja yang terserap dibidang pertanian 30.069.886

orang. Sebanyak 84% dari jumlah tersebut terserap di subsektor tanaman pangan dan

hortikultura. Kondisi ini sekaligus mencerminkan besarnya sumbangan sektor agribisnis

terhadap serapan tenaga kerja dan secara tidak langsung mengurangi angka

pengangguran, terutama diwilayah pedesaan. Pertanian secara umum mencakup aktivitas

di bidang tanaman pangan dan hortikultura, peternakan dan perikanan. Hal ini

menggambarkan begitu pentingnya sektor pertanian baik ditingkat rumah tangga maupun

pertumbuhan ekonomi nasional. (Ashari, 2006).

1) Pengertian Hortikultura
Kata hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin, yakni hortus yang
berarti kebun dan colere yang berarti menumbuhkan (terutama sekali
mikroorganisme) pada suatu medium buatan.Secara harfiah, hortikultura berarti ilmu
yang mempelajari pembudidayaan tanaman kebun. Akan tetapi, pada umumnya para
pakar mendefinisikan hortikultura sebagai ilmu yang mempelajari budi daya tanaman
sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan, atau tanaman hias. Orang yang ahli mengenai
hortikultura (pakar hortikultura) dikenal sebagai seorang horticulturist.
(Zulkarnain,2010)
Zulkarnain,2010 menambahkan pada umumnya, isi kebun di Indonesia adalah
berupa tanaman buah-buahan, tanaman sayuran, tanaman hias dan wangi-wangian,
tanaman bumbu masak, tanaman obat-obatan,dan tanaman penghasil rempah-rempah.
Sementara itu, di Negara-negara maju budi daya tanaman hortikultura sudah
merupakan satu usaha tani berpola kormesial, yakni diusahakan secara monokultur di
lading produksi yang luas; misalnya perkebunan apel, anggur, tomat, dan pear (Pyrus
communis) di Amerika; perkebunan mangga dan kelengkeng di Queensland,
Australia; serta perkebunan tomat hidroponik di New Zealand.
Istilah Hortikultura saat ini sering digunakan untuk menyebut beberapa jenis tanaman
yang bisa dibudidayakan. Jadi prosesnya meliputi pembibitan, kultur jaringan, panen,
pengemasan dan distribusi. System hortikultura sering digunakan dalam proses
pertanian modern.
2) Jenis-jenis Tumbuhan Hortikultura
Tumbuhan Hortikultura terbagi menjadi 4 bagian yakni :
a. Olericulture (Tanaman Sayur)
Menurut Zulkarnain,2010 Olericulture yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang
mempelajari budi daya tanaman sayuran.
Sedangkan tanaman jenis ini sendiri secara umum dibagi menjadi dua yakni
sayuran yang ditanam secara musiman dan tahunan.
a) Sayuran Tahunan
Sayuran tahunan merupakan sayuran yang bisa ditanam sepanjang tahun dan
tidak terikat dengan jenis muasim dan lingkungan. Contoh jenis sayuran ini
ialah jengkol, petai, melinjo, dan jenis sayuran lain.
b) Sayuran Musiman
Sayuran musiman merupakan jenis sayuran yang hanya bisa ditanam pada
musim tertentu dan tidak bisa ditanam selainmusim tersebut. Cintoh jenis
sayuran ini ialah kangkung, wortel, kol, kubis, bawang dan jenis tanaman
lainnya.
b. Fruticulture (Tanaman Buah)
Menurut Zulkarnain, 2010 Fruticulture yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang
mempelajari budi daya tanaman buah-buahan.
Tanaman Buah-buahan merupakan jenis tanaman yang menghasilkan buah
biasanya untuk menanamnya memerlukan beberapa syarat tertentu. Tanaman buah
juga mempunyai masa berbuah, ada yang berbuah musiman, ada juga yang
berbuah tahunan. Jenis tanaman buah yang berbuah secara musiman seperti,
semangka, jeruk, rambutan, stroberi, melon dan beberapa jenis buah lainnya.
Sedangkan untuk yang berbuah tahunan seperti pisang, nanas, salak, nangka,
sawo, belimbing dan mangga.
c. Floriculture (Tanaman Bunga)
Menurut Zulkarnain, 2010 Floriculture yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang
mempelajari budi daya tanaman hias.
Tanaman Bunga merupakan jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai tanaman
hias. Jenis tanaman hias bunga ada beraneka jenis dan rupa. Ada yang ditanam
menggunakan pot seperti bunga mawar, melati, bunga kenanga dan beberapa jenis
bunga lainnya. Ada juga yang ditumbuhkan menempel pada kulit pohon seperti
bunga anggrek. Semua jenis tanaman trsebut memiliki fungsi utama yang sama
yakni untuk menambah nilai estetika pada suatu taman atau ruangan.
d. Biofarmaka (Tanaman Obat)
Jenis tanaman ini juga biasa disebut dengan tanaman toga (tanaman obat
keluarga). Tanaman obat bagi orang Indonesia tentu sudah tidak asing lagi,karena
orang-orang zaman dahulu sudah sering menggunakan berbagai rempah sebagai
obat untuk mengatasi berbagai penyakit. Selain itu tanam-tanaman obat ini
biasanya juga digunakan sebagai bahan untuk membuat kosmetik dan produk
kecantikan lainnya. Contoh tanaman obat seperti lengkuas, temu lawak, kayu
manis, mengkudu, brotowali, serai, dan masih banyak lagi.

3) Komoditi Tanaman Hortikultura


Dalam penelitian ini komoditi tanaman Hortikultura yang menjadi titik focus
penulis yaitu hanya jenis tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan tertentu yang
tedaftar dan tercatat di Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. Adapun komoditi
tanaman-tanaman tersebut antara lain :
A. Tanaman Sayur-sayuran
Tanaman Sayur-sayuran yang ada dalam penelitian ini antara lain :
a) Cabe
Cabe/cabai (Capsicum spp.) termasuk dalam keluarga terung-terungan
(Salanaceae). Sayuran yang berasal dari mozambik ini sangat banyak jenisnya.
Di pasaran, kita dapat menemukan cabai manis (paprika), cabai merah besar,
cabai keriting, cabai rawit, atau cabai gondala dengan beragam varietas yang
ditawarkan. Di dunia ini ada ratusan varietas cabai, baik yang umum maupun
hanya sebagai hiasan. (Lanny, 2010)
b) Ketimun
Tanaman dengan nama latin Cucumis sativus ini termasuk dalam suku labu-
labuan atau Curcubitaceae. Mentimun sudah dari sejak zaman dahulu
dibudidayakan oleh orang-orang Asia Barat, kemudian meluas keberbagai Negara
di dunia termasuk Indonesia. Mentimun memiliki sifat menyejukan, makan tak
jarang bila mentimun digunakan sebagai perawatan wajah. Umumnya buah
mentimun dipanen ketika belum masak benar untuk dijadikan sayuran atau
penyegar. (Tony, 2014)
c) Terong
Terong (Solamun melongena) merupakan jenis sayur tropis. Terong merupakan
sayuran khas bagi bangsa asia. Menurut sejarah, terong telah dibudidayakan di
Cina sejak 5.000 tahun Sebelum Masehi. Kini terong merupakan sayuran penting
di berbagai belahan bumi. (Lanny, 2010)
d) Kacang Panjang
Kacang panjang adalah tanaman tropis yang berasal dari Cina. Tanaman dari
keluarga Papilionaceae ini memiliki nama botani Vigna sesquipedalis L. Dalam
bahasa inggris disebut Cow pea atau yard long bean. (Lanny, 2010)
e) Bayam
Dipasar kita dapat menemukan beberapa macam bayam. Ada bayam cabut,
bayam potong, dan bayam merah. Bayam cabut atau dalam bahasa jawa di sebut
bayam sekul adalah bayam berdaun kecil yang daunnya lembut (Amaranthus
tricolor L.). Bayam yang daunnya lebar, tebal, dan agak liat disebut bayam
tahunan (Amaranthus hybridus L.). Sementara itu, bayam merah termasuk dalam
spesies Amaranthus tricolor L.). (Lanny, 2010)
f) Kangkung
Kangkung sangat terkenal di berbagai wilayah Asia Tenggara. Sayuran yang
bernama Ipomoea reptans ini berasal dari India. Tanaman kangkung termasuk
dalam keluarga Convolvulaeceae. Masih berkerabatan dengan ubi jalar. (Lanny,
2010)
g) Patsai/Sawi
Di Indonesia ada berbagai macam sawi yang dijual di pasar. Kita kenal sawi putih
(Brassica pekinensis var. Cylindrica) sawi bakso (B. Cinensis var.
Parachinensis), sawi cina (B.Juncea var. Regosa), petsay (Brassica rapa subsp.
Chinensis). sawi termasuk dalam keluarga kubis-kubisan. Ada sawi yang
membentuk krop (sawi putih) seperti kubis, ada pula yang tidak. Namun,
umumnya sawi tidak membentuk krop. (Lanny, 2010)
h) Labu
Buah dari keluarga Cucurbitaceae ini memiliki nama Sechium edule L. Labu
siam dimakan setelah direbus atau diolah menjadi berbagai macam sayur. Labu
siam tidak dapat dimakan mentah karena banyak mengandung getah yang
menyebabkan gatal di lidah dan bibir. (Lanny, 2010)
B. Tanaman Buah-buahan
Tanaman buah-buahan yang ada dalam penelitian ini antara lain :
a) Pisang
Pisang merupakan buah tropis yang memiliki daging yang lunak dengan kulit
buah yang halus, berasa manis, berbau harum. Pisang termasuk kelompok buah
klimakterik, dipanen ketika warna buah berwarna hijau namun sudah matang,
untuk mencegah pemasakan dengan cepat maka harus dilakukan pengontrolan
suhu sehingga ketika sampai di penjual buah, maka pisang dalam kondisi tidak
masak.dalam keadaan masak pisang, kulitnya berubah menjadi kuning, teksturnya
semakin lunak, rasanya manis dan berbau harum. (Leni,2010)
b) Durian
Durian merupakan buah yang mempunyai warna mulai dari warna hijau, kuning
sampai coklat. Panjang buah ini rata-rata 20 cm sampai 35 cm dengan berat
sekitar 5 kg. kulit durian diselimuti dengan duri tajam dan keras, dan sulit untuk di
buka. Buah durian yang matang akan mudah jatuh dari pohonnya dan mengalami
kerusakan kulit. Buah durian terdapat pada bagian cangkang durian yang berupa
segmen, ada sekitar 4-5 segmen setiap buahnya. Setiap segmen terdapat 1-4 butir
buah durian yang dagingnya sangat lembut, berwarna kuning hingga coklat,
creamy, beraroma tajam, dan manis. (Leni,2010)
Durian sudah dikenal di Asia Tenggara sejak abad ke-7. Sebutan “durian”
(Bombaceae sp.) diduga berasal dari istilah Melayu, yaitu “duri”. Beberapa nama
daerah di antaranya duren (Jawa, Gayo), duriang (Manado), dulian (Toraja),dan
rulen (Seram Timur). Tanaman durian berasal dari Malaysia, Sumatra, dan
Kalimantan, kemudian menyebar ke Thailand, Birma, India, dan Pakistan, dan
sekarang ini tanaman durian sudah menyebar ke seluruh Asia Tenggara, Sri
Lanka, India Selatan, hingga New Guinea. Di Thailand tanaman durian telah
diusahakan secara intensif. Di Kalimantan dan Papua umumnya hanya terdapat di
hutan atau di sepanjang aliran sungai.(Murdijati dan Umar,2011)
c) Duku
Duku (Lansium domesticum Corr) berasal dari Indonesia, namun ada juga yang
menyebutkan dari asia tenggara bagian barat, yaitu semenanjung Thailand di
sebelah barat sampai kalimantan di sebelah timur. Sekarang populasi duku sudah
tersebar secara luas di seluruh pelosok nusantara. Di Indonesia duku terutama
ditanam di daerah Sumatra (komering, Sumatra selatan), Jakarta (condet), dan
jawa tengah (Purbalingga, Kudus, Surakarta). Jenis duku yang banyak ditanam di
Indonesia adalah jenis duku unggul, seperti duku Komering (Palembang),
Matesih, Kalikajar, dan Sumber.(Murdijati dan Umar,2011)
d) Mangga
Mangga adalah buah berbentuk oval, kulitnya licin, dan tidak dapat dimakan,
berwarna hijau samoai mera. Panjang dari buah mangga bervariasi dari 5 cm
sampai 20 cm. daging mangga berwarna kuning sampai oranye, lembut tapi tebal,
berserat, dan sangat berair (juissy), dan bijinya satu. Ketika mangga masak,
buahnya akan mengeluarkan aroma yang sangat harum, ber-flavour,rasanya segar
dan manis.(Leni,2010)
Menurut FAO,1982 dalam Murdijati dan Umar(2011), Mangga (Mangifera
indica) merupakan salah satu buah tropis yang sangat digemari oleh masyarakat
karena rasanya yang khas dan aromanya yang kuat. Buah ini telah ditanam oleh
penduduk asli Indo-Burma sejak 4.000 tahun yang lalu. Kemudian dengan
perantaraan para biksu disebarluaskan, hingga sekarang telah mencapai 60 negara.
Hampir 62% dari total produksi mangga dunia dihasilkan oleh india. Sisanya
dihasilkan oleh berbagai Negara, seperti meksiko 4,5%, Brasil 4,4%, Pakistan
4,0%, serta Thailand dan Filipina masing-masing 2,7%, serta Indonesia 3,2% .
sentra penanaman buah mangga di Indonesia ialah di pulau jawa (70%), dengan
lima kabupaten yang menjadi sentra penanaman, yaitu indramayu, Cirebon,
semarang, probolinggo, dan pasuruan.
e) Jeruk
Jeruk merupakan buah yang mempunyai kulit berwarna kuning kemerah-
merahan,juissy, dengan aroma tajam dan berasa manis atau asam . buah jeruk
berbentuk bulat mempunyai segmen yang banyak, setiap segmen dilapisi oleh
membrane tipis yang dinamakan albedo. Daging jeruk diselubungi oleh membran
kuat, dengan kulit glosi di antara dua lapisan permukaan . kulit lapisan luar
dinamakan zest, mempunyai bau tajam, rasa pahit. Pada bagian dalam kulit
terdapat lapisan yang dinamakan pith, berwarna putih , berbentuk spon dan pahit.
Beberapa variestas jeruk ada yang berbiji dan sedikit berbiji.(Leni,2010)
Jeruk (Citrus sinensis L.) merupakan komoditas buah yang cukup menguntungkan
untuk diusahakan. Selama periode 1998-2004, luas panen dan produksi buah jeruk
di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup pesat, masing-masing 17,9%
dan22,4%. Pada tahun 2004, luas panen jeruk telah mencapai 70.000 hektar
dengan total produksi sebesar 1.600.000 ton. Angka ini menempatkan Indonesia
sebagai Negara penghasil utama jeruk dunia ke-13 setelah Vietnam. Produktivita
tanaman jeruk cukup tinggi, berkisar antara 17-25 ton/ha dari potensi optimum 25-
40 ton/ha. Walaupun dataimpor buah jeruk segar dan olahan cenderung terus
meningkat, namun ekspor buah jeruk jenis tertentu, seperti lemon, grapefruit, dan
pamelo juga meningkat sehingga memberikan peluang pasar yang menarik. Pada
tahun 2004, tidak kurang dari 62 kabupaten dari 18 provinsi di Indonesia
mempunyai program pengembangan agribisnis jeruk, program ini dilakukan di
sentra produksi utama, seperti di Sumatra utara, Kalimantan barat, jawa timur,
Kalimantan selatan, Sulawesi barat, dan Sulawesi selatan. Sekitar 70-80% jenis
jeruk yang di kembangkan adalah jeruk siam.jenis lainnya adalah jeruk keprok
(keprok garut darijawa barat, keprok siompu dari Sulawesi tengggara, keprok
tejakula dari bali, dan keprok kacang dari Sumatra barat), dan pamelo (pamelo
nambangan dari jatim dan pamelo pangkajene dari Sulawesi selatan). Jeruk nipis
banyak diusahakan di jawa timur dan Kalimantan timur.(Murdijati dan
Umar,2011)
f) Rambutan
Rambutan adalah buah berbentuk bulat, berambut dan berwarna kuning kehijauan
sampai merah. Rasanya manis segar, berair dan renyah menyerupai rasa leci.
(Leni,2010)
Rambutan (Nephelium sp.) diduga berasal dari asia tenggara, yaitu wilayah
Malaysia-Indonesia, karena di wilayah tersebut ditemukan banyak sekali sumber
genetic buah rambutan dan kapulasan (Nephelium mutabile). Buah rambutan
sangat digemari oleh berbagai kalangan. Selain karena rasanya yang manis dan
menyegarkan, buah rambutan juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk,
seperti manisan, juice,dan buah dalam sirup (cocktail). Saat ini tanaman buah
tropis yang dalam bahasa Ingris disebut “hairy fruit’’ ini telah tersebar luas,
seperti di Filipina,Thailand, Negara-negara Amerika Latin, serta ditemukan juga
di daratan yang beriklim subtropics. Di Indonesia sendiri penanaman rambutan
tersebar di berbagai wilayah, namun paling banyak terdapat di daerah Jawa,
Kalimantan, dan Sumatra. Di Jawa, sentra pwnanaman rambutan ialah di Bogor,
Subang, Bekasi, Purwakarta, Banyumas, Purworejo, Magelang, Semarang,
Probolinggo, Jember, Blitar, dan Lumajang.( Murdijati dan Umar,2011)
g) Pepaya
Pepaya mempunyai bentuk yang oval, dengan kulit tipis dan mengkilat, ketika
masak kulit buah papaya berwarna kuning, daging buahnya berwarna merah dan
berasa manis, dengan biji hitam dengan jumlah ratusan.(Leni,2010)
Menurut BPS,2005 dalam Murdijati dan Umar (2011), Pepaya (Carica papaya)
berasal dari Amerika Tengah. Oleh para pedagang Spanyol tanaman ini
disebarluaskan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Produksi buah papaya di
Indonesia semakin meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
mengkonsumsi buah-buahan. Saat ini, papaya merupakan buah nomor lima
terbanyak yang di perdagangkan di Indonesia setelah pisang, mangga, nanas, dan
jeruk. Hingga sat ini buah papaya lebih banyak di budidayakan di pekarangan
rumah. Hanya sedikit yang mengembangkannya menjadi perkebunan. Luas lahan
tanaman papaya di Indonesia pada tahun 2005 hanya mencapai 7.879 hektar.
h) Nenas
Buah nenas adalah buah berbentuk slinder dengan diameter sekitar 4 sampai 8 cm
dengan panjang bisa mencapai 12 cm, dengan berat mencapai 2-5 kg. kulitnya
mengandung lili (wax), dikelilingi oleh serat-serat yang mempunyai core (mata).
Dagingnya berserat dan tampak core yang berwarna kuning-coklat, flavor nenas
kombinasi antara apel, stroberi dan peach, juissy (berair) dengan rasa asam manis
segar.(Leni,2010)
Menurut BPS, 2007 dalam Murdijati dan Umar (2011), Nanas (Anenas comunus
L.) berasal dari Amerika latin, namun saat ini sudah dikembangkan di Indonesia
karena pengembangan agroindustri nanas cukup prospektif, terutama sebagai
komoditas ekspor terbanyak, yakni mencapai 198.618.964 ton pada tahun 2005
dengan nilai ekspor mencapai 104.597.136 dolar AS dan meningkat menjadi
204.920.547 pada tahun 2006 dengan niali ekspor mencapai 111.933.603.
i) Jambu
Jambu (Guava, Psidium guajava Linn) berasal dari Brasilia, Amerika Tengah,
menyebar ke Thailand dan Negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Tanaman ini
dapat rumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Di Indonesia sentra
penanaman jambu antara lain Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta,
Jawa Timur, Sumatra dan Kalimantan (Murdijati dan Umar, 2011)
Jambu memiliki rasa dan aroma yang khas, karena kandungan senyawa eugenol.
Buah jambu khususnya jambu biji biasanya dimanfaatkan sebagai bauh segar atau
olahan berupa jus. Kandungan vitamin C dalam jambu biji lima kali lebih banyak
daripada kandungan vitamin C dalam buah jeruk. Selain itu, kandungan vitamin A
buah ini tergolong tinggi dengan kadar gula 8%. (Redaksi Agromedia, 2009)

2. PENDAPATAN

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan pribadi menurut Sadono Sukirno (2011), adalah pendapatan yang

diterima seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran ke atas

penggunaan faktor-faktor produksi yang dimilikinya dari sumber lain.

Menurut N. Gregory Mankiw (2006) Pendapatan perseorangan (personal

income) yaitu jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga dan bisnis nonkorporasi

seperti lahan pertanian kecil, toko, kelontong kecil dan konsultan hukum.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah

jumlah atau masukan yang didapat seseorang atau rumahtangga dari pembayaran atas

penggunaan faktor-faktor produksi selama jangka waktu tertentu.


2. Sumber-seumber Pendapatan

Menurut Prathama Raharja dan Mandala dalam Putri Lestari(2011) sumber-

sumber pendapatan rumah tangga berasal dari :

a. Pendapatan dari Gaji dan Upah

Gaji dan upah adalah balas jasa terhadap ketersediaan menjadi tenaga kerja,

besarnya gaji/upah seseorang secara teoritis sangat tergantung dari

produktifitasnya.

b. Pendapatan dari asset produktif

Asset produktif adalah asset yang memberikan pemasukan atas balas jasa

penggunaannya. Pertama, asset finansial (financial assets), seperti deposito yang

menghasilkan pendapatan bunga, sahamyang menghasilkan dividen dan

keuntungan atas modal (capital gain) bila diperjual belikan. Kedua asset bukan

finansial (real assets) seperti rumah yang memberikan penghasilan sewa.

c. Pendapatan dari pemerintah

Pendapatan dari pemerintah atau penerimaan (transfer payment) adalah

pendapatan yang diterima bukan sebagai balas jasa atau input yang diberikan

melainkan seperti jaminan sosial bagi orang-orang miskin dan berpendapatan

rendah.

Bermacam sumbber pendapatan yang memberikan andil menurut Almasdi

Syahza (2008) yaitu pedagang (dagang barang-barang harian, dagang karet, tiket

angkutan dan penjual es), pegawain (guru, pemerintah desa), industri rumah

tangga (industri tahu, roti, dan percetakan genteng) buruh kasar, nelayan, pencaru

kayu dihutan dan tukang kayu.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan


Menurut Mohn, Jafar Hafsan dalam Puri Lestari (2011) untuk menerima

pendapatan tertentu sangat dipengaruhi oleh :

a) Jumlah Produksi dan Harga Jual

Jumlah produksi dan harga jual merupakan salah satu hal yang sangat

mempengaruhi tingkat pendapatan usaha. Semakin tinggi jumlah produksi dan

harga jual, maka akan memberikan pendapatan yang besar pula, begitu juga

sebaliknya.

b) Penerapan teknologi

Dengan teknologi yang canggih, maka akan menghasilkan hasil berkualitas

sehingga akan menimbulkan nilai jual yang tinggi yang tentunya akan

mendapatkan pendapatan yang tinggi pula.

c) Biaya produksi atau efisiensi dalam pengeluaran.

Pengeluaran terbesar dalam suatu usaha adalah pengeluaran untuk tenaga kerja

dan transportasi. Pengusaha perrlu melakukan efisiensi di kedua kegiatan tersebut

sehingga biaya produksi yang dikeluarkan dapat ditekan maka akan berdampak

pada besarnya pendapatan usaha.

d) Permodalan

Modal sedikit akan mengakibatkan jumlah produksi yang rendah, sehingga

pendapatan usaha akan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu sangat diperlukan

peranan pemerintah dalam menyediakan fasilitas kredit atau dana bergulir kepada

setiap pengusaha.

e) Sumber daya manusia.

Peningkatan pendapatan akan lebih cepat terwujud bila sebagian besar

masyarakat pedesaan berpendidikan, menguasai keterampilan dan teknologi.

f) Pemasaran
Pemasaran terjamin sangat didambakan oleh pengusaha karena hal tersebut dapat

memotivasi pengusaha untuk terus meningkatkan produksi yang pada gilirannya

akan meningkatkan pendapatan.

4. Kegunaan Pendapatan

Menurut Todaro Michael. P dalam Leni Herlina (2011) ada tiga nilai hakiki

mengapa pendapatan diperlukan manusia :

a. Kebutuhan untuk bisa hidup artinya dengan pendapatan yang diperoleh dapat

meningkatkan persediaan dan memperluas pembagiandan memperluas pembagian

dan pemerataan bahan-bahan kebutuhan pokok yang diperlukan untuk bisa hidup

seperti makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, dan pendidikan. Jika tidak

dipenuhi akan menghentikan kehidupan seseorang.

b. Harga diri sebagai manusia artinya pendapatan merupakan cara untuk

memperoleh harga diri mengangkat taraf hidup.

c. Bebas dari perbudakan atau bebas memilih, yaitu keuntungan dari adanya

pendapatan yang diperoleh bukan saja kenikmatan karena kekayaan tambahan

tetapi karena meningkatkan kebebasann untuk memilih bahkan dapat

membebaskan diri dari sikap ketergantungan.

3. PRODUKTIVITAS

1. Pengertian Produktivitas

Produktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Almasdi Syahza. 2008. Kelapa Sawit dampaknya terhadap Percepatan Pembangunan


Ekonomi Pedesaan. Jurnal Online.

Lanny Lingga. 2010. Cerdas Memilih Sayuran. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.

Leni Herliani Afrianti. 2010. 33 Macam Buah-buahan untuk Kesehatan. Alfabeta. Bandung.

Leni Herlina. 2011. Analisis Pendapatan Petani Karet Desa Lubuk Ambacang Kecamatan
Hulu Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi. Universitas Riau. Pekanbaru.

Muchdarsyah Sinungan. 2005. Produktivitas: apa dan bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta.

Murdijati Gardjito dan Umar Saifudin. 2011. Penanganan Pascapannen Buah-buahan


Tropis. Kanisius. Yogyakarta.

N. Gregory Mankiw. 2006. Makro Ekonomi Edisi Enam. Erlangga. Jakarta.

Putri Lestari. 2011. Pengaruh Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) Terhadap
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Di Desa Limau Manis Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar. Skripsi.Universitas Riau. Pekanbaru.

Redaksi Agromedia. 2009. Buku Pintar Budidaya Tanaman buah unggul Indonesia. PT.
Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan.

Sadono Sukirno. 2011. Makro Ekonomi Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sukanto Reksohadiprodjo dan Pradono. 2007. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energi
edisi2. BPFE. Yogyakarta.

Sumeru Ashari. 2006. Meningkatkan Keunggulan Bebuahan Tropis Indonesia. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Tony Sarr. 2014. Awas ini dia Buah, Sayur, dan Herbal Beracun. Trans Idea Publishing.
Jogjakarta.

Zulkarnain. 2003. Membangun Ekonomi Rakyat Presepsi tentang Pemberdayaan Ekonomi


Rakyat. Adicipta Karya Nusa. Yogyakarta.

Zulkarnain. 2010. Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai