Anda di halaman 1dari 23

JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.

2, Oktober 2016

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA


KARYAWAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Chrystopel Gunawan Silaban1, Tri Endar Suswatiningsih2, Herry Wirianata2
1
Mahasiswa Fakultas Pertanian INSTIPER
2
Dosen Fakultas Pertanian INSTIPER

ABSTRAK
Penelitian mengenai pengaruh tingkat pendidikan karyawan terhadap kinerja karyawan di
Perkebunan Kelapa Sawit ini dilaksanakan di PT.BGB tepatnya di Kebun Sungai Saka Batu Estate,
Kecamatan Kota Waringin Lama, Kabupaten Kota Waringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan karyawan panen terhadap
kinerjanya. Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan jalan mengumpulkan
data melalui wawancara dan dari data perusahaan, kemudian disusun, dijelaskan dan dianalisis.
Metode pengambilan sampel dengan cara simple random sampling ini mengambil 40 sampel
karyawan panen. Metode Analisis yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan karyawan di PT.BGB SSBE berpengaruh nyata terhadap
kinerja dalam bentuk produktivitas panen.

Kata kunci :, Tingkat Pendidikan, Kinerja, Karyawan Panen

PENDAHULUAN diharapkan dapat meningkatkan pendapatan


Kelapa sawit ( Elaeis guineensis jacq ) dan harkat petani perkebunan transmigran
merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia (Lubis, 1992).
Indonesia yang memiliki masa depan yang Indonesia merupakan produsen kelapa
cukup cerah. Kelapa sawit sangat penting sawit terbesar kedua di dunia setelah
artinya bagi Indonesia dalam kurun waktu 20 Malaysia. Sebanyak 85% lebih pasar dunia
tahun terakhir ini sebagai komoditi andalan kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan
untuk ekspor maupun komoditi yang Malaysia (Pahan, 2011).

Tabel 1. Keunggulan komparatif sumber daya alam negara produsen kelapa sawit
Luas Tanaman (Ha) Nilai
Rangking
NO Negara Geografis Total nilai
Total Negara Hutan Kesuburan tanah Produksi 2005
Iklim
1 Brazil 845,65 477,70 80 99 378,34 11
2 Indonesia 181,16 88,50 100 100 88,50 2
3 Kolombia 103,87 60,73 92 90 50,28 5
4 India 297,32 67,70 55 80 29,79 -
Papua New
5 45,29 29,44 90 95 25,17 6
Guinea
6 Malaysia 33,36 20,89 95 100 19,85 1
7 Ghana 25,77 21,78 100 88 19,17 13
8 Kamerun 46,54 21,25 90 80 15,30 11
9 RRC 929,16 197,29 15 50 14,80 -
10 Thailand 51,09 14,52 75 100 10,89 4
11 Ekuador 27,68 10,85 99 80 8,59 8
12 Nigeria 91,08 11,09 85 70 6,60 3
13 Pantai Gading 31,80 7,15 100 90 6,44 7
14 Kenya 56,97 3,52 100 45 1,58 -
Sumber : FAO Global Forest Reseurces Assessment, 2005; Pahan, 2011
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Pembangunan agribisnis kelapa sawit alam yang dapat diperbaharui, berupa lahan
merupakan industri yang diyakini dapat yang subur, tenaga kerja yang produktif dan
membantu pemerintah untuk mengentaskan sinar matahari yang melimpah sepanjang
kemiskinan di Indonesia. Hal ini disebabkan tahun (Pahan, 2011).
industri kelapa sawit merupakan sumber daya

Tabel 2. Perkembangan Luas Areal Kelapa Sawit di Indonesia


Luas Areal (Ha)
Tahun Jumlah(Ha)
PBS PBN P.Rakyat
2004 2.220.338 605.865 2.458.520 5.284.723
2005 2.356.895 529.854 2.567.068 723
5.453.817
2006 2.549.572 687.428 3.357.914 6.594.914
2007 2.752.172 606.248 3.408.416 6.766.836
2008 2.881.898 602.963 3.878.986 7.363.847
2009 3.061.413 630.512 4.181.369 7.873.294
2010 3.387.257 678.378 4.366.617 8.385.394
2011 3.752.480 631.520 4.561.966 8.992.824
2012 4.137.620 683.227 4.751.868 9.572.715
2013 4.356.037 727.767 5.381.166 10.465.020
2014 4.551.854 748.272 5.656.105 10.956.231
Sumber : Data Sementara ; Ditjenbun Indonesia

Perkembangan perkebunan kelapa kerja atau karyawan adalah merupakan faktor


sawit dari tahun ke tahun juga semakin produksi yang bersifat senantiasa bergerak
meningkat, hal ini dapat kita lihat dari dan selalu berubah-ubah, mempunyai akal
keberadaan perkebunan kelapa sawit itu dan perasaan serta motivasi, jika tenaga kerja
sendiri yang sekarang juga sudah menyebar sebagai faktor produksi dapat bekerja baik,
hampir diseluruh provinsi yang ada di maka dapat dipastikan bahawa tujuan yang
Indonesia. Kondisi ini tentu juga berdampak telah ditetapkan perusahaan akan dapat
baik bagi proses penyerapan tenaga kerja di dicapai.
Indonesia, karena dengan dibukanya suatu Baiknya kinerja seorang karyawan
lahan perkebunan kelapa sawit maka semakin dapat ditilik dari riwayat pekerjaannya, yang
banyak pula tenaga kerja yang terserap. dimaksud dalam hal ini adalah pengalaman
Dari luasan areal perkebunan kelapa kerja, namun hal tersebut tidak menjamin
sawit yang ada di seluruh di Indonesia, maka kinerja yang lebih baik. Karena itu maka
tidak dapat kita pungkiri bahwa tenaga kerja dibutuhkanlah karyawan dengan tingkat
yang terserap di perusahaan perkebunan pendidikan yang lebih baik, yang lebih
kelapa sawit merupakan tenaga kerja yang mampu bersaing untuk memasuki dunia
berasal dari tingkat pendidikan yang berbeda. perusahaan.
Maka disinilah pentingnya managemen Dalam pendidikan terdapat proses yang
sumber daya manusia, hal tersebut dapat terus menerus berjalan dan bukan sesaat saja.
mengatur bagaimana setiap individu yang Namun pendidikan juga bisa disebut sebagai
berbeda watak, fisik, mental, keinginan dan usaha untuk meningkatkan pengetahuan
kebutuhannya dapat bekerja sama dalam umum seseorang termasuk di didalamnya
mencapai tujuan organisasi yang dicita- penguasaan teori untuk memutuskan
citakan. Bahwa di antara yang terkait dalam persoalan-persoalan yang menyangkut
suatu perusahaan, maka personil atau pegawai kegiatan pencapaian tujuan perusahaan.
menjadi unsur yang teramat penting, personil Dalam pemanenan tingkat pendidikan
mempunyai fungsi yang besar, dan itu berguna untuk lebih mengerti tentang kondisi
merupakan fakta yang tak terelakkan. Tenaga buah yang akan dipanen, melakukan
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

perhitungan buah matang melalui fraksi, dan maupun karyawan harian lepas yang
lebih cepat mengerti arahan atasan. mewakili satu kebun Sungai Saka
Dari hal tersebut, maka dilakukan Batu Estate.
sebuah kegiatan analisa untuk mengetahui Konseptualisasi dan Pengukuran Variabel
keadaan dalam suatu perusahaan yang telah 1. Tingkat pendidikan tenaga kerja
ditentukan. Oleh sebab itu penelitian ini dapat adalah tingkatan pendidikan yang
dibuat dengan judul sebagai berikut : berbeda-beda (Tidak Sekolah, SD,
“Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap SMP) yang bekerja pada
Kinerja Karyawan Perkebunan Kelapa perusahaan perkebunan kelapa
Sawit”. sawit.
2. Tenaga kerja adalah orang yang
METODE PENELITIAN melakukan pekerjaan di perusahaan
Metode Dasar perkebunan kelapa sawit sebagai
Metode penelitian yang digunakan buruh panen (pemanen), baik itu
adalah metode penelitian analitis deskriptif buruh harian lepas maupun buruh
dan model korelasi. Metode analitis deskriptif harian tetap dan bekerja dibagian
merupakan metode yang bertujuan yang sama.
mendeskripsikan atau memberikan gambaran 3. Kinerja pemanen adalah hasil kerja
pada suatu objek penelitian yang diteliti secara kualitas dan kuantitas yang
melalui sampel atau data yang telah dicapai oleh seseorang karyawan
terkumpul dan membuat kesimpulan yang dalam kemampuan melaksanakan
berlaku umum (Soegiyono, 2009). Tujuannya tugas-tugas sesuai dengan tanggung
untuk mengetahui adanya hubungan antara jawab yang diberikan oleh atasan
tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan kepadanya.
di perusahaan. Sedangkan model korelasi 4. Kualitas kerja pemanen
digunakan untuk menemukan apakah ada menunjukkan sejauh mana mutu
hubungan antar variabel yang dianalisis, yaitu seorang pegawai dalam
variabel taraf pendidikan dan variabel kinerja melaksanakan tugas-tugasnya
karyawan. meliputi ketepatan, kelengkapan,
Metode Penentuan Sampel dan kerapian dalam memanen.
1. Lokasi 5. Kuantitas kerja pemanen adalah
Penelitian dilakukan di PT. jumlah yang diperoleh oleh
Bumitama Gunajaya Agro. seseorang pegawai dalam suatu
Penentuan lokasi penelitian ini periode tertentu yang dinyatakan
dilakukan secara sengaja yaitu dalam ton per bulan.
dengan pertimbangan lokasi dipilih 6. Kinerja diukur melalui kuesioner
terdapat keberagaman pendidikan. yang terdiri dari 5 indikator yang
2. Responden menjadi kriteria penilaian
Pemilihan responden dilakukan perusahaan yaitu : pelaksanaan
dengan simple random sampling. tugas tepat waktu, pelaksanaan
Simple random sampling adalah tugas tidak mengalami kesalahan,
metode paling dekat dengan definisi kepatuhan pada peraturan, kualitas
probability sampling. Pengambilan hasil kerja dan kerjasama dalam tim
sampel dari populasi secara acak kerja.
berdasarkan frekuensi probabilitas Jenis Data yang Diambil
semua anggota populasi. 1. Data primer, adalah data yang belum
Responden yang diambil diolah, yang diperoleh secara
sebagai sampel penelitian berjumlah langsung dari hasil kuesioner dan
40 orang yaitu karyawan panen wawancara dengan responden.
dengan status karyawan harian tetap
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

2. Data sekunder adalah data yang sudah - Penetapan interval skala


diolah, yang diambil dengan cara = {(jumlah seluruh pertanyaan x nilai
mencatat informasi dari instansi tertinggi) - (jumlah seluruh pertanyaan
terkait seperti jumlah tenaga kerja x nilai terendah)} : 3
dan luas daerah perkebunan tersebut. 2. Metode Uji Chi-Square
Metode Pengumpulan Data Uji chi square atau chi kuadrat
Metode pengumpulan data adalah adalah pengujian mengenai
cara-cara yang dapat digunakan untuk
perbandingan antara frekuensi
pengumpulan data. Data dalam penelitian ini
observasi yang benar–benar
adalah data primer dan data skunder yang
terjadi/actual dengan frekuensi
bersumber dari tenaga kerja secara langsung
harapan/ekspektasi. Pada penelitian ini,
dan data yang bersumber dari perusahaan
uji yang digunakan adalah dengan
yang bersangkutan dengan penelitian ini.
menggunakan uji Chi-Square
Untuk memperoleh data penelitian
digunakan untuk mengetahui besarnya
ini digunakan tiga jenis metode yaitu:
hubungan taraf pendidikan karyawan
1. Teknik wawancara adalah bertanya
terhadap kinerja karyawan perkebunan
lansung kepada tenaga kerja dengan
kelapa sawit.
menggunakan daftar pertanyaan yang
Rumus yang digunakan adalah :
telah disediakan.
2. Teknik observasi adalah cara X2
pengumpulan data melalui
pengamatan secara langsung tentang Keterangan :
objek penelitian. X2 = Nilai chi kuadrat
3. Teknik pencatatan adalah mencatat Fe = Frekuensi harapan × Jumlah
semua data sekunder yang diambil Kolom
dengan cara mencatat informasi dari Fo = Frekuensi yang diperoleh /
instansi terkait seperti jumlah tenaga diamati
kerja dan luas daerah perkebunan Uji Chi-Square digunakan
tersebut. bila data penelitian berupa frekuensi-
Metode Analisis Data frekuensi dalam bentuk kategori baik
Data yang di peroleh dari kegiatan nominal atau ordinal. Uji ini juga
dilapangan oleh peneliti dianalisis digunakan untuk menentukan
menggunakan cara sebagai berikut ; signifikan dua variable atau lebih.
1. Skala likert yaitu suatu skala Menguji ada tidaknya pengaruh antara
psikometrik yang umum digunakan variable pendidikan dan kinerja maka
dalam kuesioner, dan merupakan skala digunakan uji Chi-Square.
yang paling banyak digunakan dalam
riset berupa survei. Sewaktu GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
menanggapi pertanyaan dalam skala Deskripsi Perusahaan PT. Bumitama
Likert, responden menentukan tingkat Gunajaya Agro
persetujuan mereka terhadap suatu PT. Bumitama Gunajaya Abadi (PT.
pernyataan dengan memilih salah satu BGB) adalah anak perusahaan yang tergabung
dari pilihan yang tersedia. Pada di Bumitama Gunajaya Agro Group (BGA)
penelitian ini disediakan 3 pilihan dimana Bumitama Gunajaya Agro (BGA)
skala dengan format seperti: A, B, C. sendiri memiliki 12 anak perusahaan. PT.
Berikut format skala likert yang Bumitama Gunajaya Abadi merupakan salah
digunakan untuk semua Indikator satu perusahaan swasta yang ada di Indonesia
Option A pada kuisioner diberi nilai 3, yang bergerak di bidang manufaktur. PT.
option B diberi nilai 2, option C diberi BGB yang berdiri pada tahun 2006 mencoba
nilai 1 untuk menyelesaikan segala bentuk
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

administrasi sebagai salah satu upaya untuk Maret 2006 tentang perubahan
mengikuti prosedur kegiatan usaha yang persetujuan prinsip usaha
ditetapkan di Negara Indonesia yang mana perkebunan kelapa sawit seluas
keberadaan kantor pusat dari PT. BGB sendiri 12.000 Ha di Kabupaten
di Jakarta. Kotawaringin Barat Provinsi
PT. BGB secara administrasi terletak Kalimantan Tengah.
di wilayah Kabupaten Kota Waringin Barat. 4. Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Adapun desa sekitar perusahaan diantaranya Republik Indoonesia Nomor
adalah Desa Potensial dan Kota Waringin :207/KPTS-II/1998 tanggal 27
Barat. Sedangkan secara geografis terletak Februari 1998 tentang Pelepasan
antara 1120 58’ 51.89” – 1130 13’4.22” Bujur sebagian Kawasan Hutan dari
Timur serta 10 38’ 4.44” – 10 52’ 15.33” Kelompok Hutan S. Kalanaman,
Lintang Selatan. Adapun batas lokasi kajian seluas 10.752,00 Ha untuk Usaha
PT. Bumitama Gunajaya Abadi adalah : Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit
1. Sebelah Barat : PT. Harapan atas nama PT. Bumitama Gunajaya
Hibrida Abadi di Kabupaten Kotawaringin
2. Sebelah Selatan : PT. Sukses Karya Barat Propinsi Kalimantan Tengah.
Mandiri 5. Surat Keputusan Menteri Negara
3. Sebelah Timur : Kota Waringin Agraria / Kepala Badan Pertanahan
4. Sebelah Utara : PT.USTP Nasional Nomor : 9/HGU/BPN/99
PT. BGB telah mendapatkan perijinan tanggal 10 Februari 1999 tentang
- perijinan dalam melakukan kegiatan usaha pemberian HGU seluas 14.425,43
perkebunan kelapa sawit dari awal berdiri Kota Waringin Barat Provinsi
sampai saat ini. Beberapa ijin legalitas yang Kalimantan Tengah.
di dapatkan oleh PT. BGB antara lain : 6. Sertifikat Hak Guna Usaha No. 9
1. Surat Persetujuan Prinsip usaha atas nama PT. Bumitama Gunajaya
perkebunan dari Menteri Pertanian Abadi seluas 14.425,43 Ha, dengan
No. HK350/E5. 609.95 tanggal 6 Surat Ukur No. 02 Tanggal 23 Maret
September 1995. 2006, berlaku hingga Tahun 2034.
2. Ijin lokasi dari Kepala Kantor Perusahaan PT. BGB dibagi menjadi 9
Pertanahan Kabupaten Kotawaringin estate dimana nama estate tersebut adalah
Lama No. 926.460.42 tanggal 21 estate Sepantaian Estate, Tonam Raya Estate,
September 2006, perihal Ijin Lokasi Sungai Terusan Estate, Sungai Langir Estate,
Perkebunan Kelapa Sawit a/n PT. Danau Sari Estate, Sungai Saka Batu Estate,
Bumitama Gunajaya Abadi di Kota Waringin Estate, Benua Baru Estate dan
Kecamatan. Danau Merah Estate. Penelitian ini
3. Surat Menteri Pertanian c.q Direktur dilaksanakan di Sungai Saka Batu Estate
Jenderal Perkebunan No. Divisi IV.
HK350/E5.164/03.96 tanggal 19
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Data Blok dan Produksi Divisi IV Sungai Saka Batu Estate


Tabel 3. Jumlah Pokok per Blok Tahun 2016
No Blok Tahun Tanam Luas (Ha) Jumlah Pokok(Pokok)
1 P 39 A 2005 12,71 1.729
2 P 39 B 2006 17,08 2.282
3 P 40 A 2006 41,46 5.628
4 P 42 A 2006 39,35 6.351
5 P 43 A 2006 39,91 5.427
6 Q 39 A 2006 37,59 5.112
7 Q 40 A 2006 34,58 4.720
8 P 38 A 2006 24,71 3.361
9 P 41 A 2006 38,21 5.196
10 P 44 A 2006 39,13 5.321
11 P 45 A 2006 39,66 5.091
12 P 46 A 2006 39,14 5.205
13 Q 38 A 2006 36,74 4.996
14 Q 41 A 2006 38,43 5.226
15 Q 42 A 2006 39,09 5.310
16 Q 43 A 2006 10,81 1.459
17 Q 44 A 2006 35,52 4.830
18 Q 45 A 2006 39,92 5.288
19 Q 46 A 2006 35,45 4.304
20 Q 43 B 2009 31,17 4.239
21 Q 46 B 2012 2,82 384
22 Q 40 B 2013 3,35 479
23 Q 43 B 2014 0,87 124
Sumber: Analisis Data Primer , 2016

Tabel 4. Total Luasan dan Jumlah Pokok


Tahun Tanam Total Luas (Ha) Total Pokok(Pokok) Persentase (%)
2005 12,71 1.729 1,90
2006 209,97 28.502 31,31
2007 416,81 55.587 61,06
2009 31,17 4.239 4,66
2012 2,82 384 0,42
2013 3,35 479 0,53
2014 0,87 124 0.14
Total 677,7 91.044 100
Sumber: Analisis Data Primer , 2016

Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa jumlah pokok 4239, 2012 seluas 2,82 ha dan
divisi IV Sungai Saka Batu Estate, dengan jumlah pokok 384, 2013 seluas 3,35 ha dan
luasan 677.7 ha, yang terbagi menjadi 23 jumlah pokok 479, 2014 seluas 0.87 ha dan
blok. Dengan rata rata luas blok 30 ha. Tahun jumlah pokok 124 dengan total 677,7 ha dan
tanam 2005 seluas 12,71 ha dan jumlah pokok total jumlah pokok 91.044. Bibit yang
1.729, 2006 seluas 209,97 dan jumlah pokok digunakan berjumlah 4 jenis yaitu PNG,
28.502 ha, 2007 seluas 416,81 ha dan jumlah Socfindo, Marihat dan Lonsum.
pokok 55.587, 2009 seluas 31,17 dengan
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Gambar 1. Peta Tipologi SSBE div IV

Divisi IV SSBE memiliki Divisi IV SSBE hanya memiliki satu


372,32 ha areal datar dan 305,38 ha areal jenis tanah yaitu inceptisol. Inceptisol adalah
bergelombang, dengan jumlah 15 blok areal tanah yang belum matang (immature) yang
datar dan 8 blok areal bergelombang. perkembangan profil yang lebih lemah
Gambar 2. Peta Jenis Tanah SSBE Divisi IV dibanding dengan tanah matang dan masih
banyak menyerupai sifat bahan induknya.

Gambar 3. Peta Jenis Bibit Divisi IV SSBE

Dari gambar 3 disimpulkan SSBE 299,17 ha, Marihat dengan luas 59,29 ha,
divisi IV memakai 4 jenis bibit yaitu PNG Lonsum dengan luas 7,04 ha.
dengan luas 312,2 ha, Socfindo dengan luas
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Tabel 5. Data Produksi Bulanan Divisi IV SSBE 2016


Data Produksi Bulanan
BULAN JANJANG Kg Ton
Januari 62.451 839.910 840
Februari 108.065 1.437.360 1.437
Maret 74.126 977.090 977
April 72.815 916.770 917
Mei 60.872 799.860 800
Total 378.329 4.970.990 4.971
Rata-Rata / Bulan 75.666 358.145 994
Sumber : Analisis Data Primer, 2016
Dari tabel 5, dapat disimpulkan dari rata produksi 75.666 janjang atau 994.2 ton
23 Blok dengan luasan 677,7 ha memiliki rata per bulan.

Tabel 6. Data Curah Hujan Divisi IV SSBE 2016


Pagi Sore Harian
Bulan HH CH CH/HH HH CH CH/HH HH CH CH/HH
Januari 9 192,8 21,4 11 147,35 13,3 11 340,15 30,9
Februari 10 133,94 13,3 6 53,09 8,8 10 187,03 18,7
Maret 8 84,52 10,5 10 161,73 16,1 10 246,24 24,6
April 1 7,81 7,8 10 181,27 18,1 10 189,08 18,9
Mei 5 59,2 11,8 13 268,46 20,6 13 327,65 25,2
Total 33 478,27 64,8 50 811,9 76,9 54 1290,15 118,3
Rata-rata 6.6 95,654 12.9 10 162,38 15,3 10,8 258,1 23,66
Sumber: Analisis Data Primer ,2016

Tabel 6 adalah data curah hujan 5 yang memiliki wewenang tinggi yaitu
bulan terakhir setelah penelitian. Curah hujan Direksi dan segenap jajarannya, Manager,
yang dibutuhkan oleh kelapa sawit agar Karyawan hingga Pekerja yang memiliki
tumbuh optimal berkisar 2.000-2.500 tugas masing–masing.
mm/tahun. Total curah hujan dari tabel 7 Budaya yang selalu diterapkan
adalah 2.580,17 mm/5 bulan dan tidak ada dalam segala aktivitasnya di setiap
bulan tanpa hari hujan, bisa dikatakan curah pekerjaan yang dilakukan oleh segenap
hujan sudah baik. para pekerja yang berada di perusahaan
Visi dan Misi PT. Bumitama Gunajaya PT. BGB adalah sebagai berikut :
Abadi a. Disiplin
1. Visi PT . BGB adalah sebagi berikut : Segala bentuk Aktivitas dan
“Menjadi Produsen CPO Terkemuka kegiatan yang dilakukan oleh para
Melalui Perbaikan yang pekerja yang terdapat dalam PT.
Berkejanjutan dengan berfokus pada BGB harus di laksanakan dengan
Produktivitas, Efisiensi Biaya & penuh disiplin demi terwujudnya
Pertumbuhan Bisnis.“ keteraturan dan keseimbangan yang
2. Misi PT . BGB adalah sebagi berikut: dapat berdampak pada kualitas
“Meningkatkan nilai pemegang Manajemen Perusahaan PT. BGB.
saham, Meningkatkan manfaat dan b. Jujur
kualitas hidup karyawan, Kejujuran dalam bekerja
Meningkatkan kesejahteraan bagi merupakan satu nilai yang sangat
masyarakat local dan lingkungan“ mahal bahkan tidak dapat di ukur
Visi Dan Misi yang dimiliki oleh dengan materi semata, maka dari
PT. BGB ini terus menerus menjadi itu jujur yang di jadikan sebagai
pegangan bagi para pelaku usaha yang budaya dalam bekerja merupakan
terdapat dalam perusahaan tersebut dari suatu nilai kredibilitas masing–
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

masing individu yang di tekankan tugas di perusahaan khususnya di


dan harus di terapkan dengan baik kebun, serta bertanggung jawab
PT . BGB. terhadap semua kegiatan pekerjaan
c. Kekeluargaan dan semua hal yang berhubungan
Segala bentuk aktivitas atau dengan pekerjaan perusahaan yang
kegiatan yang terjadi dalam dipimpinnya. Manager kebun
perusahaan ini tidak menyebabkan menentukan kebijakan dalam hal
rasa kekeluargaan dari masing– penggunaan biaya dan anggaran
masing pekerja tidak hilang begitu perusahaan, dan bertanggung jawab
saja bahkan terjalin dengan cukup kepada asisten kepala serta asisten
baik, karena kekeluargaan divisi untuk mengelola kebun dan
merupakan satu faktor pendukung divisi, serta ketenaga kerjaan sesuai
yang menyebabkan perusahaan ini dengan ketentuan yang berlaku.
dapat berjalan dengan baik di 2. KTU (Kepala Tata Usaha)
karenakan bentuk–bentuk KTU bertugas membantu
komonikasi yang ada sudah tercipta manager kebun di bagian
dengan sedemikian rupa administrasi dan memimpin kantor
dikarenakan rasa kekeluargaan dan induk, mengelola penerimaan dan
mengayomi satu sama lain. Apabila penggunaan dana/uang kerja serta
Hal ini kurang tercipta dengan baik melaksanakan kegiatan-kegiatan
maka sudah di pastikan dengan ketatausahaan.
bentuk komunikasi dan keordinasi 3. Asisten Divisi
baik sesama pekerja ataupun Asisten divisi merupakan
dengan atasan sangatlah baik dan pimpinan divisi yang bekerja
ini akan berdampak dengan dibawah pengawasan manager
perkembangan perusahaan kebun, memiliki tugas untuk
khususnya dari segi internal bertanggung jawab dan sebagai
perusahaan itu sendiri. pelaksana kegiatan sesuai dengan
Struktur Organisasi PT. Bumitama budget terhadap divisi yang di
Gunajaya Abadi pimpinnya, baik teknis maupun
Di kebun PT. BGB, penentuan administrasi.
kebijaksanaan yang menyangkut perusahaan 4. Krani
secara umum dilakukan oleh Manager Kebun, Krani bertugas membantu
untuk penentuan kebijaksanaan kebun asisten divisi di bagian administrasi,
dilakukan oleh Kepala Kebun, untuk merekap semua laporan dari buku
penentuan kebijaksanaan estate dilakukan kerja mandor, dan mengelola
oleh masing-masing Asisten divisi yang di administrasi divisi serta
pimpinnya, dan untuk pengawasan lahan serta melaksanakan kegiatan-kegiatan
karyawan dilakukan oleh mandor 1 dan yang ada di kantor divisi.
masing-masing mandor sesuai dengan 5. Mandor
tugasnya. Mandor terdiri dari mandor 1,
Pembagian tugas di PT. BGB mandor panen, mandor rawat, dan
berdasarkan jabatan masing-masing sesuai mandor pupuk. Adapun tugas-tugas
dengan kekuasaan dan tanggung jawabnya. mandor sebagai berikut :
Berikut tugas masing-masing jabatan : a. Mandor 1
1. Manager kebun Mandor 1 membawahi
Manager kebun merupakan beberapa mandor dan kepala
pimpinan 1 estate yang ada di PT. pekerja yang bertugas membantu
BGB yang berfungsi untuk asisten afdeling dalam hal
memimpin dan melaksanakan tugas- supervisi dan pengorganisasian
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

pekerjaan dengan cara melatih, mengabsensi kehadiran pekerja,


menilai, mengoreksi pekerjaan dan membuat buku kerja mandor
para mandor dan bawahannya yang berisikan laporan pekerjaan
dalam melaksanakan karyawan pupuk.
pekerjaannya. 6. Karyawan Panen
b. Mandor panen Karyawan panen adalah
Mandor panen biasanya pekerja yang bertugas mengambil
diangkat dari karyawan yang atau memaneh buah TBS kelapa
kinerjanya baik. Tugas mandor sawit dalam kriteria matang.
panen yaitu membagi ancak Biasanya karyawan panen sudah
panen, mengawasi kerja karyawan dijadikan karyawan harian tetap,
panen, mengoreksi hasil kerja, dimana karyawan harian tetap
mengevaluasi hasil kerja, akan mendapatkan tunjangan
mengabsensi kehadiran pekerja, seperti beras.
dan membuat buku kerja mandor 7. Karyawan Rawat
yang berisikan laporan pekerjaan Karyawan rawat adalah
karyawan panen. pekerja yang bertugas merawat
c. Mandor rawat kebun divisi supaya dapat
Mandor panen biasanya menghasilkan produksi yang
diangkat dari karyawan yang maksimal dan memudahkan
kinerjanya baik. Tugas mandor pekerja lainnya untuk bekerja.
rawat yaitu membagi ancak Biasanya karywan rawat belum
karyawan rawat, mengawasi kerja menjadi karyawan harian tetap
karyawan rawat, mengoreksi hasil atau masih berstatus karyawan
kerja, mengevaluasi hasil kerja, harian lepas.
mengabsensi kehadiran pekerja, 8. Karyawan Pupuk
dan membuat buku kerja mandor Karyawan pupuk adalah
yang berisikan laporan pekerjaan pekerja yang bertugas melakukan
karyawan rawat. pemupukan pada divisi agar
d. Mandor pupuk menunjang produksi kelapa sawit.
Mandor pupuk biasanya 9. Karyawan Muat
diangkat dari karyawan yang Karyawan muat adalah
kinerjanya baik. Tugas mandor pekerja yang bertugas
pupuk yaitu membagi tugas memasukkan buah TBS ke dalam
kepada karyawan pupuk, truk pengangkut TBS yang
mengawasi kerja karyawan nantinya akan di antarkan ke
pupuk, mengoreksi hasil kerja, pabrik kelapa sawit.
mengevaluasi hasil kerja,
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Struktur Organisasi

Manager Kebun

KTU

Asisten Divisi

Mandor 1 Krani

M.Panen A M.Panen B M.Rawat M.Pupuk

K.Panen A K.Panen B K.Transport

Gambar 4. Struktur Organisasi PT. BGB

Keadaan SDM (sumber daya manusia) disetujui oleh manager


1. Penerimaan Pekerja perusahaan. Penerimaan karyawan
Penerimaan tenaga kerja di PT. non staf dilakukan sesuai dengan
BGB terdiri dari penerimaan kebutuhan tenaga kerja di PT.
karyawan staf, dan karyawan non staf. BGB.
Dalam penerimaan kerja perusahaan Karyawan melakukan
akan memberikan kesempatan yang penerimaan pekerja dan tidak
sama dengan calon pekerja sesuai menerima pekerja baru dengan
dengan persyaratan yang ada di syarat-syarat yang lebih rendah
perusahaan dan perundang-undangan dari ketentuan-ketentuan yang
yang berlaku. telah ditetapkan perusahaan.
e. Penerimaan karyawan staff Adapun ketentuan dalam
Penerimaan karyawan staf penerimaan pekerja di PT. BGB
di PT. BGB dilakukan dengan cara sebagai berikut :
memberi kesempatan kepada calon - Perusahaan akan memeberikan
pekerja yang sesuai dengan kesempatan yang sama
kebutuhan perusahaan. kepada calon pekerja sesuai
Penerimaan karyawan staf ini dengan persyaratan yang ada
berdasarkan ketentuan yang telah di perusahaan dan perundang-
ditetapkan perusahaan yang undangan yang berlaku
dilakukan oleh Human Resource - Pekerja baru diterima bekerja
Development (HRD). setelah melalui masa
f. Penerimaan karyawan non staf percobaan selama 3 bulan
Penerimaan karyawan non yang dinyatakan secara
staf di PT. BGB dilakukan oleh tertulis dan diberitahukan
karyawan staf (asisten) yang kepada pekerja.
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

- Memiliki usia minimum 18 Karyawan harian lepas dapat


tahun dan maksimal 45 tahun. diberhentikan oleh perusahaan
- Lulus tes seleksi dan apabila tenaganya sudah tidak
persyaratan administrasi. diperlukan lagi, dan dapat diangkat
- Sehat jasmani dan rohani. menjadi KHT apabila kinerja
2. Ketenagakerjaan Perusahaan karyawan tersebut dinilai baik oleh
Tenaga kerja di PT. BGB manager kebun, dalam perjanjian
mayoritas berasal dari beberapa daerah kerja karyawan harian lepas tidak
yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan. ada ikatan resmi.
Seluruh anggota tenaga kerja di PT. 3. Fasilitas Karyawan
BGB dibedakan menjadi : PT. BGB memiliki fasilitas
a. Karyawan staff yang diberikan kepada semua
Karyawan staf adalah karyawan yang ada di kebun. Adapun
karyawan yang bersifat tetap dan fasilitas tersebut yaitu :
mempunyai kekuasaan mengatur a. Karyawan staff
bawahannya dimana mereka Karyawan staff diberikan
adalah yang bertanggung jawab fasilitas oleh PT. BGB :
atas usaha-usaha perkebunan. perumahan staf, pembantu rumah
Karyawan staf terdiri dari manager tangga, beras, dan kendaraan
kebun, kepala kebun, kepala operasional kerja.
tehnik, KTU, asisten afdeling, dan b. Karyawan Bulanan Tetap
asisten tehnik. Karyawan Bulanan Tetap
b. Karyawan Bulanan Tetap (KBT) diberikan fasilitas oleh PT. BGB
Karyawan Bulanan Tetap berupa : perumahan/tempat
adalah karyawan tetap yang tinggal, peralatan kerja, dan beras.
mempunyai kekuasaan untuk c. Karyawan Harian Tetap
mengatur bawahannya. Karyawan Karyawan Harian Tetap
KBT merupakan tenaga kerja yang diberikan fasilitas oleh PT. BGB
sudah berstatus tetap, dengan balas berupa : perumahan/tempat
jasa yang mereka terima berupa tinggal, peralatan kerja, dan beras.
gaji tiap bulan. Karyawan KBT 4. Waktu Kerja
terdiri dari mandor-mandor dan Waktu kerja adalah lamanya
karyawan kantor. tenaga kerja dalam melaksanakan
kegiatan bekerja. PT. BGB memiliki
c. Karyawan Harian Tetap (KHT) jumlah hari kerja sebanyak 6 hari dan
Karyawan Harian Tetap 1 hari libur dalam satu minggunya,
merupakan tenaga kerja yang dengan jumlah jam kerja 7 jam kerja
berstatus karywan tetap dan balas dalam 1 hari, kecuali hari jum’at
jasa yang diterimanya adalah dengan hanya 5 jam kerja. Waktu
berupa upah yang dibayar menurut kerja efektif yang ditentukan PT. BGB
Upah Minimum Regional (UMR). untuk tenaga kerja dilapangan yang
Karywan KHT terdiri dari tenaga telah ditetapkan yaitu : jam 06.30-
kerja panen, pengangkutan TBS, 09.30 aktivitas kerja, jam 09.30-10.00
dll. istirahat, dan jam 10.00-14.00 kerja.
d. Karyawan Harian Lepas (KHL) Hari libur yang ditetapkan PT.
Karyawan Harian Lepas BGB yaitu libur pada umumnya (hari
merupakan karywan harian yang minggu) dan hari-hari libur resmi yang
bersifat tidak tetap/ lepas dan sudah ditetapkan pemerintah.
jasanya dibayar sesuai dengan
UMR yang telah ditentukan.
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Panen d. Berangkat serta membawa


Panen adalah pemotongan tandan peralatan panen ke ancak masing
buah dari pohon sampai dengan – masing setelah apel pagi.
pengangkutan ke pabrik yang meliputi e. Sistem potong Buah sampai pasar
kegiatan pemotongan tandan buah matang, tengah, kemudian mengeluarkan
pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, TBS ke TPH. Setelah selesai
pengangkutan hasil ke TPH, dan kemudian maju ke sisi
pengangkutan hasil ke pabrik (PKS). Panen sebelahnya sehingga ancaknya
merupakan salah satu kegiatan penting dalam maju kedepan.
pengelolaan tanaman kelapa sawit f. Melakukan prunning progresif
menghasilkan. Selain bahan tanam (bibit) dan dan mempertahankan jumlah
pemeliharaan tanaman, panen juga merupakan pelepah sebanyak 48 – 56
faktor penting dalam pencapain pelepah ( songgo 3 ) untuk
produktivitas. tanaman umur < 7 tahun, 40-48
1. Prosedur kerja Panen pelepah ( songgo 2 ) untuk
Standar Oprasioanal Prosedur Tanaman umur 7 – 12 tahun dan
(SOP) merupakan suatu hal yang harus 40 pelepah (songgo 1) untuk
dan pasti dimilik oleh setiap perusahaan, tanaman > 12 tahun.
hal ini bertujuan sebagai acuan dan g. Pelepah yang diturunkan dan
pedoman kerja baik dari tingkat pekerja disusun diantara pokok dengan
sampai pada tingkatan manajemen sistem ”U” shape.
tertinggi. Hal ini pulalah yang membuat h. Standart brodolan di PT.BGB
Kebun PT.BGB membuat standar Kebun SSBE adalah 5
oprasioanal prosedur pekerjaan panen. berondolan di piringan.
Tujuan dari pekerjaan panen adalah i. Ancak panen di PT.BGB
memanen semua buah pada tingkat menggunakan ancak giring tetap.
kematangan yang Optimum yaitu pada j. Apabila pemanen sudah sampai
saat tandan buah segar (TBS) pasar tengah, pemanen
mengandung minyak dan kernel yang mengumpulkan dan mengangkut
tinggi. Peralatan yang digunakan dalam TBS ke TPH
melakukan pekerjaan panen adalah: k. Memotong gagang panjang
a. Dodos dan Egrek untuk Potong dengan menggunakan Kampak
buah. bentuk huruf V atau mepet ke
b. Angkong buah.
c. Gancu l. TBS yang di panen di beri nomor
d. Kampak dan di susun di TPH dengan baris
e. Karung alas brondolan lima-lima.
f. Batu asah m. Brondolan yang keluar dari TPH
Standar Operasional pekerjaan panen wajib diberi alas goni.
yang terdapat di PT. BGB Kebun Sungai n. Menyerahkan notes atau buku
Saka Batu adalah sebagai berikut: pemanen ke Mandor panen.
a. Mempersiapkan peralatan kerja o. Kerani meghitung buah yang
yang lengkap telah dipanen oleh pemanen.
b. Mengikuti antrian apel pagi 2. Basis Panen
bersama Mandor dan Asisten Basis panen adalah jumlah tonase
pukul 05.00 WIB yang ditetapkan untuk menghitung
c. Mengambil karung alas untuk prestasi kerja karyawan panen. PT.BGB
berondolan yang tersedia di menggunakan basis tonase, yang
Locker Goni. diberlakukan sebesar 1,5 ton per hari ,dan
0,75 ton pada hari Jumat.
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Tabel 7. Komposisi BJR dan Basis Berdasarkan Blok


No Blok BJR BASIS (TON) BASIS (JANJANG)
1 P 39 A 13,59 1,5 110
2 P 39 B 15,41 1,5 97
3 P 40 A 13,36 1,5 112
4 P 42 A 13,72 1,5 109
5 P 43 A 12,67 1,5 118
6 Q 39 A 15,42 1,5 97
7 Q 40 A 16,52 1,5 91
8 P 38 A 14,19 1,5 106
9 P 41 A 14,15 1,5 106
10 P 44 A 11,93 1,5 126
11 P 45 A 15,28 1,5 98
12 P 46 A 13,26 1,5 113
13 Q 38 A 13,49 1,5 111
14 Q 41 A 13,21 1,5 114
15 Q 42 A 12,23 1,5 123
16 Q 43 A 13,32 1,5 113
17 Q 44 A 12,61 1,5 119
18 Q 45 A 12,51 1,5 120
19 Q 46 A 11,73 1,5 128
20 Q 43 B 14,07 1,5 107
21 Q 46 B 6,24 1,5 240
22 Q 40 B 18,89 1,5 79
Sumber Analisis Data Primer 2016

3. Premi Panen d. Pelepah tidak disusun U shape


Premi panen adalah upah yang dikenakan denda Rp.1.000.
diberikan bila prestasi kerja karyawan e. Berondolan tinggal dikenakan denda
tercapai dan melebihi dari basis. Premi Rp.100/Butir.
yang diberikan yaitu ; f. Tidak memakai APD dikenakan denda
a. Jika basis 1,5 ton tercapai maka Rp.25.000.
akan diberi premi Rp. 5000. g. Buah tidak distempel dikenakan sanksi
b. Premi lebih basis 50/kg. buah tidak dihitung.
c. Berondolan tidak dihitung premi. h. Buah tidak disusun 5 dikenakan sanksi
4. Pelanggaran Panen buah tidak dihitung.
Peraturan pada saat pemanenan i. Tangkai tidak di potong v cut/mepet
sangat penting, agar pemanen tidak dikenakan sanksi buah tidak dihitung.
melakukan kesalahan yang membuat
perusahaan rugi. Pelanggaran 5. Rotasi Panen
pelanggaran yang dikenakan denda Rotasi adalah waktu yg di
yaitu ; perlukan antara panen terahir dengan
a. Memanen buah mentah dikenakan panen berikutnya pada tempat yg sama.
denda Rp.50.000. Perkebunan kelapa sawit pada
b. Meninggalkan buah matang dikenakan umumnya menggunakan rotasi panen 7
denda Rp.50.000. hari artinya satu areal harus dimasuki
c. Pelepah di pokok over pruning/under oleh pemanen tiap 7 hari.
pruning dikenakan denda Rp. 1.500.
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Rotasi panen di anggap baik bila Rotasi panen di afdelling/kebun


buah tidak terlalu matang, yaitu dengan diatur dan disesuaikan dengan hari kerja
menggunakan sistem 5/7 artinya dalam pabrik yakni sebagai berikut :
satu minggu terdapat 5 hari 2 hari untuk 6/7 : 6 hari memanen dengan
sisa pemeliharaan alat panen dan rotasi 7 hari (Senin – Sabtu) (biasanya
masing-masing ancak panen diulang 7 hanya pada waktu musim panen puncak)
hari berikutnya 5/7 : 5 hari memanen dengan
rotasi 7 hari (Senin – Jumat)
6. Kadvel Panen SSBE divisi IV

Gambar 4. Kadvel Panen

Kadvel panen adalah luas areal panen HASIL PENELITIAN DAN


harian. Gambar di atas menjelaskan Kadvel A PEMBAHASAN
(Biru Muda) panen dengan luasan 113,71 Ha, Identitas Responden
Kadvel B (Hijau) panen dengan luasan 119,5 Identitas responden yang menjadi
Ha, Kadvel C (Kuning) panen dengan luasan sampel dalam penelitian ini berdasarkan
112,26 Ha, Kadvel D (Merah) panen dengan pendidikan yang sudah ditempuh dan nilai
luasan 95,96 Ha, Kadvel E ( Biru Tua) panen hasil kuisoner. Identitas karyawan
dengan luasan 117,47 Ha, Kadvel F (Oranye) mencakup jenis usia dan tingkat
panen dengan luasan 117,93 Ha , dengan 6 pendidikan terakhir yang ditempuh
hari kerja dan total luasan 677,7 Ha. responden.

Tabel 8. Distribusi Usia Karyawan Panen


Usia Frekuensi Presentase (%)
20-31 25 62,5
32-42 11 27,5
43-54 4 10,0
Total 40 100%
Sumber : Analisis Data Primer (2016)

Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat merupakan faktor internal yang dapat


bahwa mayoritas usia karyawan panen di menentukan keberhasilan dalam melakukan
PT.BGB Kebun Sungai Saka Batu divisi IV pekerjaan panen karena berpengaruh terhadap
berkisar antara 20-31 tahun sebanyak 25 pola fikir, dan kemampuan fisik. Usia sangat
orang, 32-42 tahun sebanyak 11 orang, dan mempengaruhi kuantitas serta kualitas kerja
43-54 tahun sebanyak 4 orang. Usia karyawan, jika perusahaan mempekerjakan
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

karyawan yang sudah berusia lanjut maka rentan karena semakin tua usia kemampuan
sangat besar kemungkinan kualitas kerja akan fisik untuk bekerja sudah bekurang dan
menurun dan timbulnya kecelakaan kerja mudah cepat lelah dalam melakukan
yang dialami oleh karyawan panen sangat pekerjaan panen.

Tabel 9. Distribusi Karyawan Menurut Gaji Bulan Mei


Gaji Frekuensi ( Orang) Presentase (%)
> Rp.2,500,000 24 60
Rp.2,000,000 - 2,500,000 16 40
Total 40 100
Sumber : Analisis Data Primer 2016

Gaji adalah suatu bentuk dari Rp.2.000.000, 16 responden memiliki


pembayaran periodik dari seorang majikan gaji di antara Rp.2.000.000 – Rp.2.500.000
pada karyawannya yang dinyatakan dalam dan 24 responden memiliki gaji di atas
suatu kontrak kerja. Dari sudut pandang Rp.2.500.000.
pelaksanaan bisnis, gaji dapat dianggap Di PT. BGB karyawan panen
sebagai biaya yang dibutuhkan untuk berstatus KHL dan KHT mendapatkan Rp.
mendapatkan sumber daya manusia untuk 92.000 setiap mengikuti kegiatan kerja. KHT
menjalankan operasi, dan karenanya disebut tetap mendapat gaji bila tidak masuk dengan
dengan biaya personel atau biaya gaji. memiliki izin atau surat sakit sedangkan KHL
Berdasarkan tabel 9, bahwa gaji karyawan tidak mendapatkan gaji bila tidak mengikuti
panen pada Bulan Mei dapat dikatakan baik kegiatan kerja
karena tidak ada karyawan bergaji lebih kecil
.
Tabel 10. Distribusi Karyawan Menurut Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan Frekuensi ( Orang) Presentase (%)
Tidak Sekolah 13 32,5
SD 16 40,0
SMP 11 27,5
Total 40 100
Sumber : Analisis data primer, 2016

Berdasarkan Tabel 10, dapat upaya yang direncanakan untuk


diketahui bahwa mayoritas tingkat pendidikan mempengaruhi orang lain baik individu,
responden dalam penelitian ini adalah SD kelompok, masyarkat sehingga mereka
yang berjumlah 16 responden dengan melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
presentase 40%, dan paling banyak kedua pendidikan. Dari pernyataan tersebut dapat
dengan tingkat pendidikan tidak sekolah disimpulkan bahwa pendidikan dapat
dengan jumlah 13 responden dengan mempengaruhi cara berpikir dalam
presentase 32,5%. Sedangkan sisanya dengan menghadapi pekerjaan, menerima latihan
tingkat pendidikan SMP sebanyak 11 kerja dan juga cara menghindari kecelakaan
responden dengan presentase 27,5%. kerja.
Menurut (Notoatmodjo, 2003)
menyatakan bahwa pendidikan adalah segala
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Tabel 11. Distribusi Karyawan Panen Menurut Produktivitas Pada Bulan Mei 2016
Produktivitas (Tonase) Frekuensi (orang) Presentase (%)
< 16 Ton 14 35
> 16 Ton 26 65
Total 40 100
Sumber : Analisis Data Primer 2016

Berdasarkan Tabel 11, dapat Banyak yang mempengaruhi jumlah


diketahui bahwa produktivitas responden buah karyawan panen, salah satu yang sangat
pada bulan Mei cenderung cukup baik dilihat mempengaruhi adalah jumlah buah yang ada
dari 26 responden (65%) mendapatkan 16 di lahan, jika kelapa sawit kurang produktif
Ton buah Kelapa Sawit dan 14 responden maka output yang dihasilkan pemanen akan
(35%) mendapatkan lebih kecil dari 16 Ton. menjadi lebih sedikit.
Basis per hari di Kebun Sungai Saka Batu Data Penilaian Responden
adalah 1,5 ton, pada bulan Mei terdapat 24 Penilaian respoden dilakukan dengan
Hari Kerja dan 5 hari Jumat maka dapat cara pemberian skor 3 poin pada pilihan A, 2
diasumsikan untuk mencapai produktivitas poin pada pilihan B dan 1 poin pada pilihan
yang baik maka pemanen harus memiliki C. Dari cara skoring tersebut maka didapat
output panen TBS 33 Ton di bulan Mei. data sebagai berikut ;

Tabel 12. Skor Karyawan Panen Berdasarkan Indikator Pelaksanaan Tugas Tepat Waktu
Kategori Frekuensi Presentase (%)
Baik 40 100
Cukup Baik - -
Kurang Baik - -
Total 40 100
Sumber : Analisis data primer, 2016

Pelaksanaan tugas tepat waktu yang bekerja sampai waktu kerja selesai.
dimaksud adalah melaksanakan tugas Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa
berdasarkan peraturan perusahaan yaitu skor karyawan berdasarkan indikator
karyawan mengikuti dan tidak terlambat apel pelaksanaan tugas tepat waktu adalah 100%
pagi, mengerjakan pemanenan tanpa menunda Baik.
nunda, memanen sampai ancak selesai,

Tabel 13. Skor Karyawan Berdasarkan Indikator Pelaksanaan Tugas Tidak Mengalami Kesalahan
Kategori Frekuensi Presentase (%)
BAIK 39 97,5
CUKUP BAIK 1 2,5
KURANG BAIK - -
Total 40 100
Sumber : Analisis data primer, 2016

Pelaksanaan tugas tidak mengalami skor karyawan berdasarkan indikator


kesalahan yang dimaksud adalah pelaksanaan tugas tidak mengalami kesalahan
melaksanakan tugas berdasarkan SOP panen. adalah 97,5% Baik dan 2,5 Cukup Baik.
Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Tabel 14. Skor Karyawan Berdasarkan Indikator Kepatuhan Pada Peraturan


Kategori Frekuensi Presentase (%)
BAIK 39 97,5
CUKUP BAIK 1 2,5
KURANG BAIK - -
Total 40 100
Sumber : Analisis data primer, 2016

Kepatuhan pada peraturan yang dan di perumahan adalah tidak memelihara


dimaksud adalah karyawan mengetahui hewan ternak, dan tidak menggunakan
peraturan - peraturan perusahaan dan narkoba dan minuman keras. Berdasarkan
mengikuti peraturan yang dibuat perusahaan Tabel 14, dapat diketahui bahwa skor
di lapangan maupun di perumahan karyawan, karyawan berdasarkan indikator kepatuhan
contoh peraturan perusahaan di lapangan pada peraturan adalah 100% baik.
adalah memakai alat pengaman saat bekerja

Tabel 15. Skor Karyawan Berdasarkan Indikator Kualitas Hasil Kerja


Kategori Frekuensi Presentase (%)
BAIK 40 100
CUKUP BAIK - -
KURANG BAIK - -
Total 40 100
Sumber : Analisis data primer, 2016

Kualitas hasil kerja yang dimaksud adalah 100% baik. Adanya selisih data antara
adalah pekerjaan yang dikerjakan pemanen produktivitas dan kualitas kemungkinan
tidak berantakan, selalu menyelesaikan ancak terjadi karena data produktivitas yang diambil
dan mencapai basis panen. Berdasarkan Tabel adalah data bulan Mei 2016, dimana pada
15, dapat diketahui bahwa skor karyawan bulan Mei kemungkinan kelapa sawit di
berdasarkan indikator kualitas hasil kerja SSBE belum mencapai produksi puncak
.
Tabel 16. Skor Karyawan Berdasarkan Indikator Kerjasama dalam Tim Kerja
Kategori Frekuensi Presentase (%)
BAIK 40 100
CUKUP BAIK - -
KURANG BAIK - -
Total 40 100
Sumber : Analisis data primer, 2016

Kerjasama yang dimaksud adalah dengan mandor dan assisten dalam melakukan
ada kerjasama antar pemanen dengan pekerjaan panen. Berdasarkan Tabel 16, dapat
pemanen lain dalam bentuk kelompok kerja diketahui bahwa skor karyawan berdasarkan
panen (KKP) dimana setiap KKP terdiri dari indikator kerjasama dalam tim kerja dalam
2-4 orang, yang diwajibkan saling membantu penelitian ini adalah 100% baik.
dalam memanen, dan mampu berkoordinasi
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Tabel 17. Total Skor dan Penetapan Interval Skala Responden


Total Skor Penilaian Frekuensi Presentase
57-72 Baik 40 100
40-56 Cukup Baik - -
24-39 Kurang Baik - -
Sumber : Analisis Data Primer 2016

Total skor di dapat dari jumlah skor per Penarikan kesimpulan


indikator, berikut cara penetapan interval  Skor Kinerja Baik 57-72
skala ;  Skor Kinerja Cukup Baik 40-72
Penetapan interval skala  Skor Kinerja Kurang Baik 24-39
= {(jumlah seluruh pertanyaan x nilai Dari Tabel 17, didapat jumlah
tertinggi) - (jumlah seluruh pertanyaan x responden dengan nilai baik adalah 40 orang
nilai terendah)} : 3 dengan presentase 100%, hal ini
= {(24 x 3) – (24 x 1)} / 3 kemungkinan disebabkan karena karyawan
= {72-24} / 3 panen sudah mengikuti managemen panen.
= 48/3
= 16

Tabel 18. Produktivitas Karyawan Panen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Bulan Mei
Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Produktivitas (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%)
>16 Ton 5 12.5 11 27.5 10 25
<16 Ton 8 20 5 12.5 1 2.5
Total 13 32.5 16 40 11 27.5
Sumber : Analisis Data Primer 2016

Semakin tinggi produktivitas yang kurang baik berjumlah 5 orang dengan


dimiliki karyawan panen, maka semakin baik presentase 12,5% dan yang mendapatkan
kinerja yang dimilikinya. Dari tabel 18, produktivitas cukup baik berjumlah 11 orang
karyawan yang tidak bersekolah mendapatkan dengan presentase 27,5%, sedangkan
produktivitas kurang baik berjumlah 8 orang karyawan yang memiliki tingkat pendidikan
dengan presentase 20% dan yang SMP mendapatkan produktivitas kurang baik
mendapatkan produktivitas cukup baik berjumlah 1 orang dengan presentase 2,5%
berjumlah 5 orang dengan presentase 12,5%, dan yang mendapatkan produktivitas cukup
kemudian karyawan yang memiliki tingkat baik berjumlah 10 orang dengan presentase
pendidikan SD mendapatkan produktivitas 25%.

Tabel 19. Distribusi Gaji Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Bulan Mei 2016
Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Gaji (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%)
>Rp.2,500,000 5 12.5 12 30 7 17.5
Rp.2.000.000-
Rp.2.500.000 8 20 4 10 4 10
Total 13 32.5 16 40 11 27.5
Sumber : Analisis Data Primer 2016

Dari Tabel 19, dapat dilihat bahwa presentase 12,5%, kemudian karyawan yang
karyawan yang tidak bersekolah mendapatkan memiliki tingkat pendidikan SD mendapatkan
gaji Rp.2,000,000 – Rp.2,500,000 berjumlah gaji Rp.2,000,000 – Rp.2,500,000 berjumlah
8 orang dengan presentase 20% dan yang 4 orang dengan presentase 10% dan yang
mendapatkan gaji lebih besar dari mendapatkan gaji lebih besar dari
Rp.2,500,000 berjumlah 5 orang dengan Rp.2,500,000 berjumlah 12 orang dengan
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

presentase 30%, sedangkan karyawan yang presentase 10% dan yang mendapatkan gaji
memiliki tingkat pendidikan SMP lebih besar dari Rp.2,500,000 berjumlah 7
mendapatkan gaji Rp.2,000,000 – orang dengan presentase 17,5%.
Rp.2,500,000 berjumlah 4 orang dengan

Tabel 20. Kinerja Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan dari Hasil Kuesioner
Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP
Kinerja Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
(Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%)
Baik 13 32.5 16 40 11 27.5
Cukup Baik - - - - - -
Kurang Baik - - - - - -
Total 13 32.5 16 40 11 27.5
Sumber : Analisis Data Primer 2016

Dari Tabel 20, dapat dilihat bahwa cenderung ke masalah basis yang diturunkan,
tidak ada karyawan yang memiliki kinerja gaji agar dinaikkan, dan melengkapi fasilitas
cukup baik maupun kurang baik. Karyawan kesehatan dan perawatan ancak dan titi panen.
yang tidak bersekolah memiliki kinerja yang Keadaan lingkungan sosial ditempat
baik berjumlah 13 orang dengan presentase kerja responden mayoritas menjawab baik dan
32,5%, kemudian karyawan yang mendukung kinerja mereka, sebab tidak ada
berpendidikan SD memiliki kinerja baik kerusuhan antar sesama karyawan di rumah
berjumlah 16 orang dengan presentase 40%, masing masing karyawan. Karyawan hanya
sedangkan Karyawan yang berpendidikan mengeluhkan tentang pembuangan sampah
SMP memilik kinerja baik berjumlah 11 yang tidak diatur oleh pihak atasan (
orang dengan presentase 27,5%. manajemen).
Kendala yang dihadapi Karyawan Pengaruh Tingkat Pendidikan Karyawan
Kendala pada saat pemanenan adalah Terhadap Kinerja Karyawan Perkebunan
ancak tidak bersih, alat tidak memadai, Kelapa Sawit
kurangnya titi panen, transportasi. Hasil analisis penilaian pengaruh
Pemberian motivasi dari atasan tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan
diberikan setiap hari dan dilakukan simulasi perkebunan Kelapa Sawit yang terjadi di
panen 1 kali dalam 1 minggu. bagian panen di PT.BGB Kebun Sungai Saka
Penilaian tentang fasilitas, mayoritas Batu adalah sebagai berikut:
responden menjawab bahwa fasilitas yang ada Dari hasil semua pertanyaan kuesioner
di PT.BGB sudah lengkap, beberapa karyawan panen cenderung memberi jawaban
responden juga menjawab merasa kurang baik dan alasan yang baik pula. Dapat
lengkap karena kurang baiknya fasilitas untuk dikatakan karyawan panen sudah mengerti
kesehatan karyawan. perkerjaan yang mereka lakukan mulai dari
Saran yang diberikan pemanen untuk apel pagi sampai dengan menyelesaikan
perusahaan agar kinerja semakin baik pekerjaan mereka.

Tabel 22. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan Perkebunan Kelapa Sawit Berdasarkan
Output Panen Bulan Mei 2016
Output Panen
Pendidikan >16 Ton < 16 Ton Total
Tidak Sekolah 5 8 13
SD 11 5 16
SMP 10 1 11
Total 26 14 40
Hasil Analisis : X2 Hitung = 7,3094 X2 Tabel = 5,99
C = 0,393 P = 55,58%
Sumber : Analisis Data Primer, 2016
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016
Hasil analisis menunjukkan bahwa pendidikan SMP memiliki output paling
X hitung lebih besar dari X2 tabel, berarti
2
tinggi, dilanjutkan dengan karyawan
Ho ditolak dan Ha diterima. Pendidikan dengan pendidikan SD. Karyawan yang
berpengaruh nyata terhadap output buah tidak sekolah cenderung memiliki output
dari kayawan panen sebesar 55,58%. Dari rendah.
besarnya pengaruh nyata pendidikan dapat
dikatakan bahwa karyawan dengan tingkat

Tabel 23. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan Gaji Pada
Bulan Mei 2016
Gaji
Pendidikan Total
>Rp 2,500,000 < Rp.2,500,000
Tidak sekolah 5 8 13
SD 12 4 16
SMP 7 4 11
Total 24 16 40
Hasil Analisis : X2 Hitung = 3,0537 X2 Tabel = 5,99
C = 0,2323 P = 32,96%
Sumber : Analisis Data Primer, 2016
DAFTAR PUSTAKA
Hasil analisis menunjukkan bahwa A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2001,
X hitung lebih kecil dari X2 tabel, berarti
2
Manajemen sumber daya manusia
Ho diterima dan Ha ditolak. Pendidikan perusahaan. Remaja Rosdakarya.
tidak berpengaruh nyata terhadap gaji dari Bandung
kayawan panen sebesar 32,96%. Tidak Chandra, Willy. 2013. Pengaruh Media
berpengaruh nyata pendidikan pada gaji Tanam dan Frekuensi
diduga bahwa karyawan tidak sekolah, SD, Penyiraman Terhadap
SMP lupa total gaji pada bulan Mei, Pertumbuhan Bibit kelapa Sawit
sehingga hasil dari analisis antara skor di Pre Nursery. Institut Pertanian
kuesioner, tabel 22, dan tabel 23 tidak Stiper Yogyakarta.
berkaitan. Dharma, Surya. 2005, Manajemen Kinerja.
Pustaka Pelajar. Jakarta.
KESIMPULAN Idris, H.Z.1992. Pengantar Pendidikan.
Kesimpulan Gramedia Widiasarana. Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang Lubis, U Adlin. 1992. Pengolahan Kelapa
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ; Sawit. PT. Gramedia. Jakarta.
1. Pendidikan tidak berpengaruh nyata Pahan, Iyung. 2011. Manajemen Agribisnis
terhadap kinerja karyawan panen dari Hulu Hingga Hilir. Penebar
dalam bentuk jumlah gaji. Swadaya. Jakarta.
2. Pendidikan berpengaruh nyata Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan
terhadap kinerja karyawan panen Kinerja Karyawan. BPFE.
dalam bentuk tonase buah Kelapa Yogyakarta.
Sawit. Responden SMP memiliki hasil RI. Undang Undang Negara Indonesia.
output yang paling banyak, Sekretariat Negara. Jakarta.
dilanjutkan oleh responden dengan Risza, S. 1994. Kelapa Sawit. Kanisus.
tingkat pendidikan SD dan Tidak Yogyakarta.
bersekolah.
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016

Setiawan, Satrio Adi dan Woyanti, Nenik. Soekidjo Notoatmojo. 2003. Pendidikan
2010. Pengaruh Umur, dan Perilaku Kesehatan. Rineka
Pendidikan, Pendapatan, Cipta. Jakarta.
Pengalaman Kerja dan Jenis Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kelamin Terhadap Lama Mencari Kuantitatif dan Kualitatif.
Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik CV.Alfabeta. Bandung.
di Kota Magelang. Sutomo, 1999. Faktor Faktor Yang
Undergraduate Thesis. Mempengaruhi Lama Mencari
Universitas Diponegoro. Kerja Terdidik di Kabupaten
Setyamidjaja, D., 1991. Budidaya Klaten Tahun 1996.
Tanaman Kelapa Sawit dan Undergraduate Thesis.
Pengolahannya. PT. Perkebunan
VI. Medan.

Anda mungkin juga menyukai