2, Oktober 2016
ABSTRAK
Penelitian mengenai pengaruh tingkat pendidikan karyawan terhadap kinerja karyawan di
Perkebunan Kelapa Sawit ini dilaksanakan di PT.BGB tepatnya di Kebun Sungai Saka Batu Estate,
Kecamatan Kota Waringin Lama, Kabupaten Kota Waringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan karyawan panen terhadap
kinerjanya. Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan jalan mengumpulkan
data melalui wawancara dan dari data perusahaan, kemudian disusun, dijelaskan dan dianalisis.
Metode pengambilan sampel dengan cara simple random sampling ini mengambil 40 sampel
karyawan panen. Metode Analisis yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan karyawan di PT.BGB SSBE berpengaruh nyata terhadap
kinerja dalam bentuk produktivitas panen.
Tabel 1. Keunggulan komparatif sumber daya alam negara produsen kelapa sawit
Luas Tanaman (Ha) Nilai
Rangking
NO Negara Geografis Total nilai
Total Negara Hutan Kesuburan tanah Produksi 2005
Iklim
1 Brazil 845,65 477,70 80 99 378,34 11
2 Indonesia 181,16 88,50 100 100 88,50 2
3 Kolombia 103,87 60,73 92 90 50,28 5
4 India 297,32 67,70 55 80 29,79 -
Papua New
5 45,29 29,44 90 95 25,17 6
Guinea
6 Malaysia 33,36 20,89 95 100 19,85 1
7 Ghana 25,77 21,78 100 88 19,17 13
8 Kamerun 46,54 21,25 90 80 15,30 11
9 RRC 929,16 197,29 15 50 14,80 -
10 Thailand 51,09 14,52 75 100 10,89 4
11 Ekuador 27,68 10,85 99 80 8,59 8
12 Nigeria 91,08 11,09 85 70 6,60 3
13 Pantai Gading 31,80 7,15 100 90 6,44 7
14 Kenya 56,97 3,52 100 45 1,58 -
Sumber : FAO Global Forest Reseurces Assessment, 2005; Pahan, 2011
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016
Pembangunan agribisnis kelapa sawit alam yang dapat diperbaharui, berupa lahan
merupakan industri yang diyakini dapat yang subur, tenaga kerja yang produktif dan
membantu pemerintah untuk mengentaskan sinar matahari yang melimpah sepanjang
kemiskinan di Indonesia. Hal ini disebabkan tahun (Pahan, 2011).
industri kelapa sawit merupakan sumber daya
perhitungan buah matang melalui fraksi, dan maupun karyawan harian lepas yang
lebih cepat mengerti arahan atasan. mewakili satu kebun Sungai Saka
Dari hal tersebut, maka dilakukan Batu Estate.
sebuah kegiatan analisa untuk mengetahui Konseptualisasi dan Pengukuran Variabel
keadaan dalam suatu perusahaan yang telah 1. Tingkat pendidikan tenaga kerja
ditentukan. Oleh sebab itu penelitian ini dapat adalah tingkatan pendidikan yang
dibuat dengan judul sebagai berikut : berbeda-beda (Tidak Sekolah, SD,
“Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap SMP) yang bekerja pada
Kinerja Karyawan Perkebunan Kelapa perusahaan perkebunan kelapa
Sawit”. sawit.
2. Tenaga kerja adalah orang yang
METODE PENELITIAN melakukan pekerjaan di perusahaan
Metode Dasar perkebunan kelapa sawit sebagai
Metode penelitian yang digunakan buruh panen (pemanen), baik itu
adalah metode penelitian analitis deskriptif buruh harian lepas maupun buruh
dan model korelasi. Metode analitis deskriptif harian tetap dan bekerja dibagian
merupakan metode yang bertujuan yang sama.
mendeskripsikan atau memberikan gambaran 3. Kinerja pemanen adalah hasil kerja
pada suatu objek penelitian yang diteliti secara kualitas dan kuantitas yang
melalui sampel atau data yang telah dicapai oleh seseorang karyawan
terkumpul dan membuat kesimpulan yang dalam kemampuan melaksanakan
berlaku umum (Soegiyono, 2009). Tujuannya tugas-tugas sesuai dengan tanggung
untuk mengetahui adanya hubungan antara jawab yang diberikan oleh atasan
tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan kepadanya.
di perusahaan. Sedangkan model korelasi 4. Kualitas kerja pemanen
digunakan untuk menemukan apakah ada menunjukkan sejauh mana mutu
hubungan antar variabel yang dianalisis, yaitu seorang pegawai dalam
variabel taraf pendidikan dan variabel kinerja melaksanakan tugas-tugasnya
karyawan. meliputi ketepatan, kelengkapan,
Metode Penentuan Sampel dan kerapian dalam memanen.
1. Lokasi 5. Kuantitas kerja pemanen adalah
Penelitian dilakukan di PT. jumlah yang diperoleh oleh
Bumitama Gunajaya Agro. seseorang pegawai dalam suatu
Penentuan lokasi penelitian ini periode tertentu yang dinyatakan
dilakukan secara sengaja yaitu dalam ton per bulan.
dengan pertimbangan lokasi dipilih 6. Kinerja diukur melalui kuesioner
terdapat keberagaman pendidikan. yang terdiri dari 5 indikator yang
2. Responden menjadi kriteria penilaian
Pemilihan responden dilakukan perusahaan yaitu : pelaksanaan
dengan simple random sampling. tugas tepat waktu, pelaksanaan
Simple random sampling adalah tugas tidak mengalami kesalahan,
metode paling dekat dengan definisi kepatuhan pada peraturan, kualitas
probability sampling. Pengambilan hasil kerja dan kerjasama dalam tim
sampel dari populasi secara acak kerja.
berdasarkan frekuensi probabilitas Jenis Data yang Diambil
semua anggota populasi. 1. Data primer, adalah data yang belum
Responden yang diambil diolah, yang diperoleh secara
sebagai sampel penelitian berjumlah langsung dari hasil kuesioner dan
40 orang yaitu karyawan panen wawancara dengan responden.
dengan status karyawan harian tetap
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016
administrasi sebagai salah satu upaya untuk Maret 2006 tentang perubahan
mengikuti prosedur kegiatan usaha yang persetujuan prinsip usaha
ditetapkan di Negara Indonesia yang mana perkebunan kelapa sawit seluas
keberadaan kantor pusat dari PT. BGB sendiri 12.000 Ha di Kabupaten
di Jakarta. Kotawaringin Barat Provinsi
PT. BGB secara administrasi terletak Kalimantan Tengah.
di wilayah Kabupaten Kota Waringin Barat. 4. Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Adapun desa sekitar perusahaan diantaranya Republik Indoonesia Nomor
adalah Desa Potensial dan Kota Waringin :207/KPTS-II/1998 tanggal 27
Barat. Sedangkan secara geografis terletak Februari 1998 tentang Pelepasan
antara 1120 58’ 51.89” – 1130 13’4.22” Bujur sebagian Kawasan Hutan dari
Timur serta 10 38’ 4.44” – 10 52’ 15.33” Kelompok Hutan S. Kalanaman,
Lintang Selatan. Adapun batas lokasi kajian seluas 10.752,00 Ha untuk Usaha
PT. Bumitama Gunajaya Abadi adalah : Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit
1. Sebelah Barat : PT. Harapan atas nama PT. Bumitama Gunajaya
Hibrida Abadi di Kabupaten Kotawaringin
2. Sebelah Selatan : PT. Sukses Karya Barat Propinsi Kalimantan Tengah.
Mandiri 5. Surat Keputusan Menteri Negara
3. Sebelah Timur : Kota Waringin Agraria / Kepala Badan Pertanahan
4. Sebelah Utara : PT.USTP Nasional Nomor : 9/HGU/BPN/99
PT. BGB telah mendapatkan perijinan tanggal 10 Februari 1999 tentang
- perijinan dalam melakukan kegiatan usaha pemberian HGU seluas 14.425,43
perkebunan kelapa sawit dari awal berdiri Kota Waringin Barat Provinsi
sampai saat ini. Beberapa ijin legalitas yang Kalimantan Tengah.
di dapatkan oleh PT. BGB antara lain : 6. Sertifikat Hak Guna Usaha No. 9
1. Surat Persetujuan Prinsip usaha atas nama PT. Bumitama Gunajaya
perkebunan dari Menteri Pertanian Abadi seluas 14.425,43 Ha, dengan
No. HK350/E5. 609.95 tanggal 6 Surat Ukur No. 02 Tanggal 23 Maret
September 1995. 2006, berlaku hingga Tahun 2034.
2. Ijin lokasi dari Kepala Kantor Perusahaan PT. BGB dibagi menjadi 9
Pertanahan Kabupaten Kotawaringin estate dimana nama estate tersebut adalah
Lama No. 926.460.42 tanggal 21 estate Sepantaian Estate, Tonam Raya Estate,
September 2006, perihal Ijin Lokasi Sungai Terusan Estate, Sungai Langir Estate,
Perkebunan Kelapa Sawit a/n PT. Danau Sari Estate, Sungai Saka Batu Estate,
Bumitama Gunajaya Abadi di Kota Waringin Estate, Benua Baru Estate dan
Kecamatan. Danau Merah Estate. Penelitian ini
3. Surat Menteri Pertanian c.q Direktur dilaksanakan di Sungai Saka Batu Estate
Jenderal Perkebunan No. Divisi IV.
HK350/E5.164/03.96 tanggal 19
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016
Tabel 3 dan 4 menunjukkan bahwa jumlah pokok 4239, 2012 seluas 2,82 ha dan
divisi IV Sungai Saka Batu Estate, dengan jumlah pokok 384, 2013 seluas 3,35 ha dan
luasan 677.7 ha, yang terbagi menjadi 23 jumlah pokok 479, 2014 seluas 0.87 ha dan
blok. Dengan rata rata luas blok 30 ha. Tahun jumlah pokok 124 dengan total 677,7 ha dan
tanam 2005 seluas 12,71 ha dan jumlah pokok total jumlah pokok 91.044. Bibit yang
1.729, 2006 seluas 209,97 dan jumlah pokok digunakan berjumlah 4 jenis yaitu PNG,
28.502 ha, 2007 seluas 416,81 ha dan jumlah Socfindo, Marihat dan Lonsum.
pokok 55.587, 2009 seluas 31,17 dengan
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016
Dari gambar 3 disimpulkan SSBE 299,17 ha, Marihat dengan luas 59,29 ha,
divisi IV memakai 4 jenis bibit yaitu PNG Lonsum dengan luas 7,04 ha.
dengan luas 312,2 ha, Socfindo dengan luas
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016
Tabel 6 adalah data curah hujan 5 yang memiliki wewenang tinggi yaitu
bulan terakhir setelah penelitian. Curah hujan Direksi dan segenap jajarannya, Manager,
yang dibutuhkan oleh kelapa sawit agar Karyawan hingga Pekerja yang memiliki
tumbuh optimal berkisar 2.000-2.500 tugas masing–masing.
mm/tahun. Total curah hujan dari tabel 7 Budaya yang selalu diterapkan
adalah 2.580,17 mm/5 bulan dan tidak ada dalam segala aktivitasnya di setiap
bulan tanpa hari hujan, bisa dikatakan curah pekerjaan yang dilakukan oleh segenap
hujan sudah baik. para pekerja yang berada di perusahaan
Visi dan Misi PT. Bumitama Gunajaya PT. BGB adalah sebagai berikut :
Abadi a. Disiplin
1. Visi PT . BGB adalah sebagi berikut : Segala bentuk Aktivitas dan
“Menjadi Produsen CPO Terkemuka kegiatan yang dilakukan oleh para
Melalui Perbaikan yang pekerja yang terdapat dalam PT.
Berkejanjutan dengan berfokus pada BGB harus di laksanakan dengan
Produktivitas, Efisiensi Biaya & penuh disiplin demi terwujudnya
Pertumbuhan Bisnis.“ keteraturan dan keseimbangan yang
2. Misi PT . BGB adalah sebagi berikut: dapat berdampak pada kualitas
“Meningkatkan nilai pemegang Manajemen Perusahaan PT. BGB.
saham, Meningkatkan manfaat dan b. Jujur
kualitas hidup karyawan, Kejujuran dalam bekerja
Meningkatkan kesejahteraan bagi merupakan satu nilai yang sangat
masyarakat local dan lingkungan“ mahal bahkan tidak dapat di ukur
Visi Dan Misi yang dimiliki oleh dengan materi semata, maka dari
PT. BGB ini terus menerus menjadi itu jujur yang di jadikan sebagai
pegangan bagi para pelaku usaha yang budaya dalam bekerja merupakan
terdapat dalam perusahaan tersebut dari suatu nilai kredibilitas masing–
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016
Struktur Organisasi
Manager Kebun
KTU
Asisten Divisi
Mandor 1 Krani
karyawan yang sudah berusia lanjut maka rentan karena semakin tua usia kemampuan
sangat besar kemungkinan kualitas kerja akan fisik untuk bekerja sudah bekurang dan
menurun dan timbulnya kecelakaan kerja mudah cepat lelah dalam melakukan
yang dialami oleh karyawan panen sangat pekerjaan panen.
Tabel 11. Distribusi Karyawan Panen Menurut Produktivitas Pada Bulan Mei 2016
Produktivitas (Tonase) Frekuensi (orang) Presentase (%)
< 16 Ton 14 35
> 16 Ton 26 65
Total 40 100
Sumber : Analisis Data Primer 2016
Tabel 12. Skor Karyawan Panen Berdasarkan Indikator Pelaksanaan Tugas Tepat Waktu
Kategori Frekuensi Presentase (%)
Baik 40 100
Cukup Baik - -
Kurang Baik - -
Total 40 100
Sumber : Analisis data primer, 2016
Pelaksanaan tugas tepat waktu yang bekerja sampai waktu kerja selesai.
dimaksud adalah melaksanakan tugas Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa
berdasarkan peraturan perusahaan yaitu skor karyawan berdasarkan indikator
karyawan mengikuti dan tidak terlambat apel pelaksanaan tugas tepat waktu adalah 100%
pagi, mengerjakan pemanenan tanpa menunda Baik.
nunda, memanen sampai ancak selesai,
Tabel 13. Skor Karyawan Berdasarkan Indikator Pelaksanaan Tugas Tidak Mengalami Kesalahan
Kategori Frekuensi Presentase (%)
BAIK 39 97,5
CUKUP BAIK 1 2,5
KURANG BAIK - -
Total 40 100
Sumber : Analisis data primer, 2016
Kualitas hasil kerja yang dimaksud adalah 100% baik. Adanya selisih data antara
adalah pekerjaan yang dikerjakan pemanen produktivitas dan kualitas kemungkinan
tidak berantakan, selalu menyelesaikan ancak terjadi karena data produktivitas yang diambil
dan mencapai basis panen. Berdasarkan Tabel adalah data bulan Mei 2016, dimana pada
15, dapat diketahui bahwa skor karyawan bulan Mei kemungkinan kelapa sawit di
berdasarkan indikator kualitas hasil kerja SSBE belum mencapai produksi puncak
.
Tabel 16. Skor Karyawan Berdasarkan Indikator Kerjasama dalam Tim Kerja
Kategori Frekuensi Presentase (%)
BAIK 40 100
CUKUP BAIK - -
KURANG BAIK - -
Total 40 100
Sumber : Analisis data primer, 2016
Kerjasama yang dimaksud adalah dengan mandor dan assisten dalam melakukan
ada kerjasama antar pemanen dengan pekerjaan panen. Berdasarkan Tabel 16, dapat
pemanen lain dalam bentuk kelompok kerja diketahui bahwa skor karyawan berdasarkan
panen (KKP) dimana setiap KKP terdiri dari indikator kerjasama dalam tim kerja dalam
2-4 orang, yang diwajibkan saling membantu penelitian ini adalah 100% baik.
dalam memanen, dan mampu berkoordinasi
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016
Tabel 18. Produktivitas Karyawan Panen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pada Bulan Mei
Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Produktivitas (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%)
>16 Ton 5 12.5 11 27.5 10 25
<16 Ton 8 20 5 12.5 1 2.5
Total 13 32.5 16 40 11 27.5
Sumber : Analisis Data Primer 2016
Tabel 19. Distribusi Gaji Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Bulan Mei 2016
Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP
Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
Gaji (Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%)
>Rp.2,500,000 5 12.5 12 30 7 17.5
Rp.2.000.000-
Rp.2.500.000 8 20 4 10 4 10
Total 13 32.5 16 40 11 27.5
Sumber : Analisis Data Primer 2016
Dari Tabel 19, dapat dilihat bahwa presentase 12,5%, kemudian karyawan yang
karyawan yang tidak bersekolah mendapatkan memiliki tingkat pendidikan SD mendapatkan
gaji Rp.2,000,000 – Rp.2,500,000 berjumlah gaji Rp.2,000,000 – Rp.2,500,000 berjumlah
8 orang dengan presentase 20% dan yang 4 orang dengan presentase 10% dan yang
mendapatkan gaji lebih besar dari mendapatkan gaji lebih besar dari
Rp.2,500,000 berjumlah 5 orang dengan Rp.2,500,000 berjumlah 12 orang dengan
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016
presentase 30%, sedangkan karyawan yang presentase 10% dan yang mendapatkan gaji
memiliki tingkat pendidikan SMP lebih besar dari Rp.2,500,000 berjumlah 7
mendapatkan gaji Rp.2,000,000 – orang dengan presentase 17,5%.
Rp.2,500,000 berjumlah 4 orang dengan
Tabel 20. Kinerja Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan dari Hasil Kuesioner
Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP
Kinerja Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase
(Orang) (%) (Orang) (%) (Orang) (%)
Baik 13 32.5 16 40 11 27.5
Cukup Baik - - - - - -
Kurang Baik - - - - - -
Total 13 32.5 16 40 11 27.5
Sumber : Analisis Data Primer 2016
Dari Tabel 20, dapat dilihat bahwa cenderung ke masalah basis yang diturunkan,
tidak ada karyawan yang memiliki kinerja gaji agar dinaikkan, dan melengkapi fasilitas
cukup baik maupun kurang baik. Karyawan kesehatan dan perawatan ancak dan titi panen.
yang tidak bersekolah memiliki kinerja yang Keadaan lingkungan sosial ditempat
baik berjumlah 13 orang dengan presentase kerja responden mayoritas menjawab baik dan
32,5%, kemudian karyawan yang mendukung kinerja mereka, sebab tidak ada
berpendidikan SD memiliki kinerja baik kerusuhan antar sesama karyawan di rumah
berjumlah 16 orang dengan presentase 40%, masing masing karyawan. Karyawan hanya
sedangkan Karyawan yang berpendidikan mengeluhkan tentang pembuangan sampah
SMP memilik kinerja baik berjumlah 11 yang tidak diatur oleh pihak atasan (
orang dengan presentase 27,5%. manajemen).
Kendala yang dihadapi Karyawan Pengaruh Tingkat Pendidikan Karyawan
Kendala pada saat pemanenan adalah Terhadap Kinerja Karyawan Perkebunan
ancak tidak bersih, alat tidak memadai, Kelapa Sawit
kurangnya titi panen, transportasi. Hasil analisis penilaian pengaruh
Pemberian motivasi dari atasan tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan
diberikan setiap hari dan dilakukan simulasi perkebunan Kelapa Sawit yang terjadi di
panen 1 kali dalam 1 minggu. bagian panen di PT.BGB Kebun Sungai Saka
Penilaian tentang fasilitas, mayoritas Batu adalah sebagai berikut:
responden menjawab bahwa fasilitas yang ada Dari hasil semua pertanyaan kuesioner
di PT.BGB sudah lengkap, beberapa karyawan panen cenderung memberi jawaban
responden juga menjawab merasa kurang baik dan alasan yang baik pula. Dapat
lengkap karena kurang baiknya fasilitas untuk dikatakan karyawan panen sudah mengerti
kesehatan karyawan. perkerjaan yang mereka lakukan mulai dari
Saran yang diberikan pemanen untuk apel pagi sampai dengan menyelesaikan
perusahaan agar kinerja semakin baik pekerjaan mereka.
Tabel 22. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan Perkebunan Kelapa Sawit Berdasarkan
Output Panen Bulan Mei 2016
Output Panen
Pendidikan >16 Ton < 16 Ton Total
Tidak Sekolah 5 8 13
SD 11 5 16
SMP 10 1 11
Total 26 14 40
Hasil Analisis : X2 Hitung = 7,3094 X2 Tabel = 5,99
C = 0,393 P = 55,58%
Sumber : Analisis Data Primer, 2016
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016
Hasil analisis menunjukkan bahwa pendidikan SMP memiliki output paling
X hitung lebih besar dari X2 tabel, berarti
2
tinggi, dilanjutkan dengan karyawan
Ho ditolak dan Ha diterima. Pendidikan dengan pendidikan SD. Karyawan yang
berpengaruh nyata terhadap output buah tidak sekolah cenderung memiliki output
dari kayawan panen sebesar 55,58%. Dari rendah.
besarnya pengaruh nyata pendidikan dapat
dikatakan bahwa karyawan dengan tingkat
Tabel 23. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan Gaji Pada
Bulan Mei 2016
Gaji
Pendidikan Total
>Rp 2,500,000 < Rp.2,500,000
Tidak sekolah 5 8 13
SD 12 4 16
SMP 7 4 11
Total 24 16 40
Hasil Analisis : X2 Hitung = 3,0537 X2 Tabel = 5,99
C = 0,2323 P = 32,96%
Sumber : Analisis Data Primer, 2016
DAFTAR PUSTAKA
Hasil analisis menunjukkan bahwa A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2001,
X hitung lebih kecil dari X2 tabel, berarti
2
Manajemen sumber daya manusia
Ho diterima dan Ha ditolak. Pendidikan perusahaan. Remaja Rosdakarya.
tidak berpengaruh nyata terhadap gaji dari Bandung
kayawan panen sebesar 32,96%. Tidak Chandra, Willy. 2013. Pengaruh Media
berpengaruh nyata pendidikan pada gaji Tanam dan Frekuensi
diduga bahwa karyawan tidak sekolah, SD, Penyiraman Terhadap
SMP lupa total gaji pada bulan Mei, Pertumbuhan Bibit kelapa Sawit
sehingga hasil dari analisis antara skor di Pre Nursery. Institut Pertanian
kuesioner, tabel 22, dan tabel 23 tidak Stiper Yogyakarta.
berkaitan. Dharma, Surya. 2005, Manajemen Kinerja.
Pustaka Pelajar. Jakarta.
KESIMPULAN Idris, H.Z.1992. Pengantar Pendidikan.
Kesimpulan Gramedia Widiasarana. Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang Lubis, U Adlin. 1992. Pengolahan Kelapa
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ; Sawit. PT. Gramedia. Jakarta.
1. Pendidikan tidak berpengaruh nyata Pahan, Iyung. 2011. Manajemen Agribisnis
terhadap kinerja karyawan panen dari Hulu Hingga Hilir. Penebar
dalam bentuk jumlah gaji. Swadaya. Jakarta.
2. Pendidikan berpengaruh nyata Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan
terhadap kinerja karyawan panen Kinerja Karyawan. BPFE.
dalam bentuk tonase buah Kelapa Yogyakarta.
Sawit. Responden SMP memiliki hasil RI. Undang Undang Negara Indonesia.
output yang paling banyak, Sekretariat Negara. Jakarta.
dilanjutkan oleh responden dengan Risza, S. 1994. Kelapa Sawit. Kanisus.
tingkat pendidikan SD dan Tidak Yogyakarta.
bersekolah.
JURNAL AGROMAST , Vol.1, No.2, Oktober 2016
Setiawan, Satrio Adi dan Woyanti, Nenik. Soekidjo Notoatmojo. 2003. Pendidikan
2010. Pengaruh Umur, dan Perilaku Kesehatan. Rineka
Pendidikan, Pendapatan, Cipta. Jakarta.
Pengalaman Kerja dan Jenis Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kelamin Terhadap Lama Mencari Kuantitatif dan Kualitatif.
Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik CV.Alfabeta. Bandung.
di Kota Magelang. Sutomo, 1999. Faktor Faktor Yang
Undergraduate Thesis. Mempengaruhi Lama Mencari
Universitas Diponegoro. Kerja Terdidik di Kabupaten
Setyamidjaja, D., 1991. Budidaya Klaten Tahun 1996.
Tanaman Kelapa Sawit dan Undergraduate Thesis.
Pengolahannya. PT. Perkebunan
VI. Medan.