Anda di halaman 1dari 54

Disampaikan pada:

Pertemuan Peningkatan Kapasitas Laboratorium Pakan di Daerah


Dinas Peternakan Peternakan dan Kesehatan Hewan
Provinsi Jawa Tengah, Semarang, 27 Nopember 2014
DIREKTORAT JENDERAL
PETERNAKAN DAN
KESEHATAN HEWAN

SEKRETARIAT
DIREKTORAT
Ir. Syukur Iwantoro, MS, MBA JENDERAL

DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT KESEHATAN
BUDIDAYA KESEHATAN MASYARAKAT
PERBIBITAN PAKAN HEWAN
TERNAK VETERINER DAN
TERNAK TERNAK PASCAPANEN
DIREKTORAT
DIREKTORAT JENDERAL
PAKAN TERNAK
PETERNAKAN DAN KESE

Dr. Ir. Mursyid Ma’sum MAgr. SUBBAG


TATA USAHA
Ir. Syukur Iwantoro, MS, MBA

SUBDIT SUBDIT SUBDIT PAKAN


SUBDIT
BAHAN PAKAN PAKAN OLAHAN MUTU PAKAN
HIJAUAN
PERENCANAAN STRATEGIS TEKNOKRATIK
PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN
TAHUN 2015-2019
PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
MENDUKUNG KEMANDIRIAN PANGAN NASIONAL

KETAHANAN
PANGAN
RPJMN 2015-2019 NASIONAL PASAR BEBAS GLOBAL

1. BAHAN MAKANAN POKOK NASIONAL DAN LOKAL


2. PRODUK PERTANIAN PENGENDALI INFLASI
3. BAHAN BAKU INDUSTRI (KONVENSIONAL DAN PROSPEKTIF)
4. PRODUK INDUSTRI
5. PRODUK ENERGI PERTANIAN
6. PRODUK PERTANIAN BERORIENTASI EKSPOR

Program Pemenuhan
Pangan Asal Ternak dan
Agribisnis Peternakan
Rakyat
VISI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN
KESEHATAN HEWAN TAHUN 2015-2019

“ Menjadi Direktorat Jenderal yang profesional


dalam mewujudkan kemandirian dan
keamanan pangan asal ternak”

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan


MISI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN
HEWAN TAHUN 2015-2019

1. Merumuskan kebijakan bidang peternakan


dan kesehatan hewan
2. Melaksanakan kebijakan dan menggerakkan
pengembangan perbibitan, pakan, budidaya
ternak, kesehtan hewan, kesehatan
masyarakat veteriner dan pasca panen; dan
3. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
bidang peternakan dan kesehatan hewan

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan


TUJUAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN
KESEHATAN HEWAN TAHUN 2015-2019
1. Meningkatkan populasi dan produksi ternak yang berdaya
saing
2. Menfasilitasi penyediaan bahan baku industri
3. Meningkatkan status kesehatan hewan
4. Menjamin produk hewan yang Aman, Sehat Utuh dan
Halal (ASUH)  lab pakan berperan
5. Mengembangkan komoditas dan produk peternakan
berdaya saing dan berorientasi ekspor
6. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak
7. Mengembangkan sistem bioindustri peternakan
berkelanjutan dan mencegah penularan penyakit hewan
ke manusia

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan


SASARAN
1. Meningkatnya populasi dan produksi pangan asal ternak: daging, telur,
dan susu.
2. Berkembangnya produk industri peternakan prospektif (vaksin, semen
beku, obat hewan, sarang burung walet).
3. Berkembangnya komoditas peternakan dan produk turunannya yang
berorientasi ekspor (kambing, domba, babi , unggas, kulit, bulu,
tulang/tanduk).
4. Meningkatnya jumlah wilayah dan unit usaha peternakan berstatus
terkendali dan terbebas dari penyakit hewan menular strategis prioritas
dan zoonosis.
5. Meningkatnya penyelenggaraan jaminan produk hewan yang Aman,
Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH).
6. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan peternak.
SASARAN KOMODITAS PETERNAKAN 2015-2019

A. PROYEKSI POPULASI TAHUN 2015-2019


(000 ekor)
Tahun
No Jenis Ternak
2015 2016 2017 2018 2019
1 Sapi Potong 12.916 13.131 13.416 13.780 14.234
2 Sapi Perah 455 463 474 486 499
3 Kerbau 1.116 1.122 1.134 1.148 1.165
4 Kambing 20.042 20.817 21.623 22.460 23.329
5 Domba 16.617 17.752 18.964 20.259 21.642
6 Babi 8.884 9.221 9.571 9.935 10.312
7 Ayam Buras 293.881 295.609 297.348 299.096 300.855
8 Ayam Petelur 168.163 179.690 192.007 205.169 219.233
9 Ayam Pedaging 1.497.497 1.574.103 1.654.628 1.739.272 1.828.247
10 Itik 49.419 51.050 52.734 54.474 56.271
Lanjutan….
B. PROYEKSI PRODUKSI DAGING, TELUR DAN SUSU TAHUN 2015 - 2019
(000 ton)
Tahun
No Jenis Ternak
2015 2016 2017 2018 2019

A Daging 2.941,48 3.103,13 3.278,92 3.470,89 3.681,71


1 Sapi 447,46 498,12 557,23 626,62 708,62
2 Kerbau 29,12 29,91 30,88 31,96 33,15
3 Kambing 68,42 71,07 73,82 76,67 79,64
4 Domba 43,07 46,01 49,15 52,51 56,1
5 Babi 263,88 273,9 284,3 295,09 306,3
6 Ayam Buras 287,09 288,77 290,47 292,18 293,9
7 Ayam Petelur 76,81 82,08 87,71 93,72 100,14
8 Ayam Pedaging 1.690,31 1.776,78 1.867,67 1.963,21 2.063,64
9 Itik 35,32 36,49 37,69 38,93 40,22

B Telur 1.923,30 2.048,80 2.183,28 2.327,38 2.481,84

Ayam Buras 208,81 213,03 217,34 221,73 226,21

Ayam Petelur 1.418,94 1.527,93 1.645,30 1.771,68 1.907,77

Itik 295,55 307,84 320,64 333,97 347,86

C Susu 1.110,46 1.181,11 1.256,25 1.336,18 1.421,19


Laboratorium Pakan Daerah
1. BPMPT Cikole Bandung
2. Lab Pakan Kabupaten Semarang
3. Lab Pakan Kabupaten Blitar
4. Lab Pakan Propinsi Jawa Timur
5. Lab Pakan Kalimantan Barat
6. Lab Pakan Sulawesi Selatan
7. Lab Pakan Banten (Proses)
• Subdit Mutu Pakan dan BPMSP (Balai Pengujian
Mutu dan Sertifikasi Pakan) melakukan
Pembinaan Laboratorium Pakan Daerah
• BPMSP melakukan Pembinaan Lab Pakan Daerah
dari Teknis Pengujian sedangkan Dit Pakan lebih
kepada kebijakan
• Diharapkan Lab Pakan Daerah sudah mulai
mengajukan Akreditasi
SNI ISO/IEC 17025:2008
LAB PAKAN DAERAH (lanjutan)
• Dengan adanya Lab Pakan Daerah yang terakreditasi
SNI ISO/IEC 17025 : 2008 maka perusahaan pakan
dapat melakukan pengujian untuk pendaftaran pakan
ke lab pakan daerah terdekat selain ke BPMSP Bekasi.
• Dit Pakan dan BPMSP Bekasi dapat membantu Lab
Pakan Daerah memperoleh proses akreditasi.
• Diharapkan Lab Pakan Daerah membuat Renstra
(2014-2019) untuk pengembangan labnya mulai dari
peralatan, SDM, target pengujian dan pengembangan
metode yang dilakukan.
Type Laboratorium Pakan
Kemampuan
Tipe Laboratorium
Pengujian
Proksimat lengkap, NDF, ADF, mineral,
fisik, energi kasar/gross energi, palsuan
A pakan, toksin, anti nutrisi, cemaran
logam berat, cemaran pestisida dan uji
biologi dll.

Proksimat lengkap, NDF, ADF, mineral,


B fisik, energi kasar/gross energi, palsuan
pakan, toksin.
Proksimat lengkap, NDF, ADF, mineral,
C fisik
D Proksimat belum lengkap.
KENDALA LAB PAKAN DAERAH
• Sumber Daya Manusia  Petugas lab kurang
dan sering berganti-ganti
• Sarana  Peralatan kurang lengkap
• Kurangnya Komitmen Pimpinan
• Belum Terakreditasinya Lab Pakan Daerah
Upaya Peningkatan Pelayanan Lab
Pakan Daerah
• Mendorong Dinas Propinsi/Kab/Kota
membangun Lab Pakan Daerah dan komitmen
pimpinannya untuk kemajuan lab pakannya.
• Pemikiran pembentukan Lab Pakan Regional.
• Adanya keinginan dari pimpinan untuk
pengembangan lab dan mendorong proses
akreditasi SNI ISO/IEC 17025 : 2008.
Dukungan Direktorat Pakan Dalam
Pendanaan Lab Pakan Daerah (Rp juta)
Propinsi TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015
Jabar 162 40 - 200
Jateng 1,022 125 99,5 200
Jatim 320 480 200 400
Kalbar 160 25 100 200
Sulsel 190 240 100 200
1,854 910 499,5 1,200
Penggunaan Dana Dekonsentrasi
1. Pembuatan Juklak/Juknis.
2. Pelatihan atau magang tentang pengujian
laboratorium pakan.
3. Maintenance/perbaikan peralatan
pengujian.
4. Proses Akreditasi ISO 17025:2008 (biaya
pendaftaran, asssesment dll.).
5. Melaksanakan uji banding pengujian.
6. Pembelian bahan habis pakai (bahan kimia
dan glass ware).
Penggunaan Dana Dekonsentrasi
(lanjutan)
7. Mengikuti Pertemuan Pimpinan Laboratorium Pakan
Daerah.
8. Mengikuti Pertemuan Uji Profisiensi.
9. Melakukan pengambilan sampel bahan pakan/pakan
untuk dilakukan pengujian di masing – masing
laboratorium pakan daerah.
10. Konsultasi ke BSN/KAN, Direktorat Pakan/BPMSP
Bekasi.
11. Mendatangkan tenaga ahli di bidang laboratorium
pengujian mutu pakan dan ISO 17025:2008.
12. Wajib menyampaikan laporan bulanan dan laporan
akhir ke Direktorat Pakan Ternak, Dijen PKH.
Penggunaan Dana Dekonsentrasi
(lanjutan)
13.Pada tahun 2015 Direktorat Pakan Ternak
sudah mengupayakan untuk pembelian
peralatan laboratorium melalui Dana
Alokasi Khusus (DAK), untuk dana DAK ini
perlu upaya dari dinas agar anggaran ini
dapat digunakan.
14.Dana DAK untuk pembelian Peralatan,
Pembangunan Gedung/ Bangunan serta
renovasi gedung/bangunan.
UU 41/2014 tentang Revisi UU No 18 Tahun 2009
tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Pasal 22 ayat 1-3

1. Setiap orang yang memproduksi pakan dan/atau


bahan pakan untuk diedarkan secara komersial
wajib memperoleh ijin usaha.
2. Pakan yang dibuat untuk diedarkan secara komersial
harus memenuhi standar atau PTM dan keamanan
pakan serta memenuhi ketentuan Cara Pembuatan
Pakan Yang Baik (CPPB) yang ditetapkan dengan
Peraturan Menteri.
3. Pakan sebagaimana dimaksud ayat (2), harus
berlabel sesuai dengan peraturan per-undang2an.
UU 41/2014 tentang Revisi UU No 18 Tahun
2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Pasal 22 ayat 4-5

4. Setiap orang DILARANG:


a. mengedarkan pakan yang tidak layak dikonsumsi
b. menggunakan dan/atau mengedarkan pakan
ruminansia yang mengandung bahan pakan yg berupa
darah, daging dan/atau tulang
c. menggunakan pakan yang dicampur hormon tertentu
dan/atau antibiotik imbuhan pakan

5. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat


(4) huruf c, ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
Peraturan Pakan

PEDOMAN PENGAWASAN
MUTU PAKAN
Permentan No. 65/2007

Tiga
Peraturan
Mentan

PEDOMAN CARA SYARAT DAN TATA CARA


PEMBUATAN PAKAN
YANG BAIK (CPPB) PENDAFTARAN PAKAN
SK Mentan No. Permentan No. 19/2009
240/Kpts/OT.210/4/2003
Permentan No. 19/2009: Syarat dan Tata cara Pendaftaran
Pakan:
Nomor Pendaftaran Pakan (NPP)

1. NPP diberikan dalam bentuk Kepmentan


ditandatangani oleh Dirjen Peternakan dan
Keswan atas nama Menteri Pertanian diberikan
melalui Kepala PPVTPP.
2. Berlaku 5 (lima) tahun dapat diperpanjang 1 (satu)
kali untuk 5 (lima) tahun berikutnya.
3. Produsen bertanggung jawab atas mutu
produknya, dan wajib mencantumkan NPP pada
label di tempat yang mudah dilihat, dibaca serta
tidak mudah terhapus.
Nomor Pendaftaran Pakan (NPP)
4. Label harus ditulis dan dicetak dengan menggunakan bahasa
Indonesia,angka arab dan huruf latin.

5. Label memuat paling kurang :


a. Nama Dagang/Merk;
b. Nama dan Alamat Perusahaan/produsen dan/atau importir;
c. Jenis dan Kode Pakan;
d. Kandungan Zat Gizi;
e. Imbuhan pakan yang digunakan;
f. Bahan pakan yang digunakan;
g. Tanggal dan kode produksi
h. Nomor Pendaftaran Pakan

6. Pemegang NPP wajib menyampaikan laporan penyediaan meliputi


produksi, impor, dan penyaluran pakan setiap 3 (tiga) bulan sekali
kepada Dirjen Peternakan dan Keswan melalui Kepala PPVTPP.
CONTOH NPP

PD.211301025
PD : Pakan Dalam Negeri
21 : Kode Untuk Pakan Broiler Starter
13 : Tahun dikeluarkannya NPP
01 : Bulan dikeluarkannya NPP
025 : Nomor Urut Pendaftaran Pakan
WARNA DASAR LABEL DAN KODE PAKAN
Jenis Ternak Warna Dasar Jenis Pakan Kode Pakan

Ayam Ras Petelur Kuning Muda Anak ayam ras petelur (layer starter) P1 1.1
Dara (layer grower) P2 1.2
Petelur (layer) P3 1.3
Konsentrat layer grower KP2 1.4
Konsentrat layer KP3 1.5

Ayam Ras Biru Muda Broiler starter BR1 2.1


Pedaging Broiler finisher BR2 2.2
Konsentrat broiler KBR 2.3

Ayam Buras Kuning Tua Starter BRS1 3.1


Grower BRS2 3.2
Layer BRS3 3.3
Konsentrat ayam buras petelur KBRS4 3.4
Konsentrat ayam buras pedaging KBRS5 3.5
Itik Hijau Muda Meri (duck starter) IP1 4.1
Itik dara (duck grower) IP2 4.2
Itik petelur (duck layer) IP3 4.3
Konsentrat itik petelur KIP 4.4
Konsentrat itik pedaging KIPB 4.5
Itik pedaging starter IBR1 4.6
Itik pedaging grower IBR2 4.7
Itik pedaging finisher IBR3 4.8
Burung Puyuh Hijau Tua Anak puyuh (quail starter) PP1 5.1
Puyuh dara (quail grower) PP2 5.2
Puyuh bertelur (quail layer) PP3 5.3

Babi Merah Muda Anak babi pra sapih (pig prestarter) B1 6.1
Anak babi sapihan (pig starter) B2 6.2
Babi pembesaran (pig grower) B3 6.3
Babi penggemukan (pig finisher) B4 6.4
Babi bunting (pregnant sow ration) B5 6.5
Babi pejantan (boar ration) B6 6.6
Babi menyusui (lactating sow ration) B7 6.7
Sapi Potong Coklat Konsentrat sapi potong penggemukan KSPT1 7.1
Konsentrat sapi potong induk KSPT2 7.2
Konsentrat sapi potong pejantan KSPT3 7.3

Sapi Perah Putih Konsentrat sapi perah pemula 1 KSP1 8.1


Konsentrat sapi perah pemula 2 KSP2 8.2
Konsentrat sapi perah dara KSP3 8.3
Konsentrat sapi perah laktasi KSP4 8.4
Konsentrat sapi perah laktasi produksi KSP5 8.5
tinggi KSP6 8.6
Konsentrat sapi perah kering bunting KSP7 8.7
Konsentrat sapi perah pejantan

Bibit Ayam Kuning Muda Bibit ayam petelur (PS) anak (Starter1) PSP1 9.1
Ras Petelur Bibit ayam petelur (PS) anak (Starter2) PSP2 9.2
Bibit ayam petelur (PS) dara (Grower) PSP3 9.3
Bibit ayam petelur (PS) pra produksi PSP4 9.4
Bibit ayam petelur (PS) produksi PSP5 9.5
Bibit ayam petelur (PS) jantan (>20 PSP6 9.6
mgg)
Bibit Ayam Biru Muda Bibit ayam pedaging (PS) anak (Starter1) PSBR1 10.1
Ras Pedaging Bibit ayam pedaging (PS) anak (Starter2) PSBR2 10.2
Bibit ayam pedaging (PS) dara (Grower) PSBR3 10.3
Bibit ayam pedaging (PS) pra produksi PSBR4 10.4
Bibit ayam pedaging (PS) produksi PSBR5 10.5
Bibit ayam pedaging (PS) jantan (>20 mgg) PSBR6 10.6

Bibit Itik Hijau Bibit itik Starter PSIP1 11.1


Petelur Muda Bibit itik Grower PSIP2 11.2
Bibit itik Layer PSIP3 11.3

Bibit Itik Hijau Bibit itik Starter PSIPB1 12.1


Pedaging Muda Bibit itik Grower PSIPB2 12.2
Bibit itik Finisher PSIPB3 12.3

Kelinci Abu Abu Kelinci muda PK1 13.1


Kelinci dewasa PK2 13.2
Kelinci bunting PK3 13.3
Kelinci menyusui PK4 13.4

Kuda Coklat Kuda pacu KD 14.1


Muda
Babi Merah Konsentrat Babi Grower KB1 15.1
Muda Konsentrat Babi Finisher KB2 15.2
Konsentrat Babi Induk KB3 15.3

Burung Hijau Tua Pakan Burung Berkicau BB 16


Berkicau
Permasalahan yang ditemukan dalam Nomor
Pendaftaran Pakan (NPP) dan pelabelan:

Jenis Pakan yang diajukan/didaftarkan, tidak sesuai


dengan contoh label yang dilampirkan.
Sertifikat hasil uji yang disampaikan, sangat lama,
bahkan ada yang sampai lebih dari 1 (satu) tahun.
Banyak ditemukan, label pakan yang beredar masih
menggunakan nomor pendaftaran pakan (NPP) yang
lama atau NPP yang sudah kadaluarsa.
Banyak ditemukan, label pakan tidak mencantumkan
NPP
Pencantuman Larangan Penggunaan Pakan
Unggas untuk Pakan Ternak Ruminansia
1. UU No 18/2009,
Pasal 22 (4) : Setiap orang DILARANG :
a. mengedarkan pakan yang tidak layak dikonsumsi
b. menggunakan dan/atau mengedarkan pakan ruminansia
yang mengandung bahan pakan yang berupa darah, daging
dan/atau tulang
c. menggunakan pakan yang dicampur hormon tertentu dan/atau
antibiotik imbuhan pakan
Pasal 87 :
Setiap orang yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 ayat (4), dipidana dengan pidana kurungan paling
singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama 9 (sembilan) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp. 75.000.000 (tujuh puluh lima juta rupiah)
dan paling banyak Rp 750.000.000 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah)
2. PERATURAN MENTERI PERTANIAN

• Keputusan Menteri Pertanian Nomor 471/Kpts/TN.530/7/2002


tentang Pelarangan Penggunaan Tepung Daging, Tepung Tulang,
Tepung Darah, Tepung Daging dan Tulang (TDT) dan Bahan
Lainnya Asal Ruminansia sebagai Pakan Ternak Ruminasia.

• Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT//2009


tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pakan Pasal 8
menyebutkan bahwa untuk pakan konsentrat ternak ruminansia
tidak diperbolehkan menggunakan bahan pakan asal hewan
ruminansia seperti tepung daging dan tulang (meat bone meal-
MBM).
• Ditengarai adanya pakan unggas digunakan sebagai campuran
pakan ternak ruminansia (sapi, kambing dan domba)
• Untuk mencegah agar tidak terjadi penggunaan pakan tersebut.
Direktorat Pakan melalui Surat Nomor 11.44/SR.180/E/F.3/07.13
tanggal 11 Juli 2013 kepada seluruh perusahaan pakan ternak
telah menyampaikan agar seluruh pakan yang didaftarkan untuk
diedarkan menggunakan label dengan mencantumkan “Dilarang
digunakan untuk pakan ruminansia (sapi, kerbau, kambing dan
domba)”, dengan warna merah agar seluruh pengguna dapat
mengetahui.
• Pelarangan tersebut dimaksudkan untuk mencegah timbulnya
penyakit sapi gila (Bovine Spongiform Encephalopathy/BSE) atau
Scrapie pada domba/ kambing yang dapat menular kepada
manusia.
• Diharapkan agar pakan yang didaftarkan setelah surat tersebut
diterima, sudah menggunakan label dengan pencantuman
larangan dimaksud.
36
Hasil Pengawasan Produsen
Pakan

Rapat Koordinasi Pakan Unggas


Jakarta, 25 September 2014
Tujuan

 Untuk menjamin agar pakan yang beredar dapat dijaga


mutu dan keamanannya,

 Memenuhi standar mutu pakan (SNI) atau persyaratan


teknis minimal yang ditetapkan.

38
Pabrik Pakan yang Dikunjungi
1. PT Cargill Indonesia 10. PT Metro Inti Sejahtera
2. PT Charoen Pokphand 11. PT Cheil Jedang Indonesia
Indonesia 12. PT Gold Coin Indonesia
3. PT Cheil Jedang Feed 13. PT Kertamulya Sari Pakan
Jombang 14. PT Malindo Feedmill
4. PT Japfa Comfeed Indonesia Indonesia
5. PT Mabar Feed Indonesia 15. PT New Hope Jawa Timur
6. PT New Hope Indonesia 16. PT Sierad Produce
7. PT Sentra Profeed 17. PT Welgro Feedmill
Intermitra Indonesia
8. PT Universal Agri Bisnisindo 18. PT Wonokoyo Jaya Corp.
9. PT Wirifa Sakti
Waktu dan Lokasi
Pengawasan
 Pengawasan dilaksanakan pada tanggal
4-27Juni 2014.
 Pelaksana pengawasan terdiri dari Tim Terpadu
yang melibatkan Direktorat Pakan Ternak,
Fungsional Pengawas Mutu Pakan, dan Balai
Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan – Bekasi
dan Disnak & Keswan setempat.
 Lokasi pengawasan meliputi 7 provinsi yaitu
Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Banten,
Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi
Selatan.

40
1. Pendaftaran Pakan
 Jenis pakan yang diproduksi dari masing masing
perusahaan sangat bervariasi.
 Jumlah pakan yang diproduksi dari seluruh perusahaan
yang diawasi yaitu sekitar 793 jenis pakan.
 Jumlah yang sudah memiliki Nomor Pendaftaran Pakan
(NPP) yaitu sebanyak 316 jenis (39,8%)
 Jumlah NPP yang sudah kedaluarsa dan masih
digunakan oleh pabrikan yaitu sebanyak 79 jenis pakan
(25%)
 Jumlah Jenis Pakan yang diproduksi untuk kebutuhan
sendiri yaitu sebanyak 40 jenis.
 Jumlah jenis pakan yang belum memiliki NPP yaitu
sebanyak 347 jenis (43,8%) (pada saat ini beberapa
sedang proses pengajuan)
41
2. Label Pakan
Sesuai Permentan No. 19 /Tahun 2009 tentang
Pendaftaran Pakan, Ketentuan isi Label Pakan memuat
paling kurang :
a. nama dagang atau merk
b. nama dan alamat perusahaan/produsen dan/importir
c. jenis dan kode pakan
d. kandungan zat gizi
e. imbuhan pakan yang digunakan
f. bahan pakan yang digunakan
g. tanggal dan kode produksi
h. nomor pendaftaran pakan
42
Temuan terhadap Label:
1. Pada sebagian label pakan belum mencantumkan:
 Bahan yang digunakan
 Imbuhan pakan
 Nomor Pendaftaran Pakan (NPP)
 Tanggal dan kode produksi
 NPP yang kedaluarsa
2. Beberapa label menggunakan ukuran yang kurang
sesuai dengan informasi yang diperlukan
3. Beberapa label belum menggunakan warna
sesuai dengan ketentuan.
4. Beberapa perusahaan sudah mencantumkan
larangan penggunaan pakan unggas dan babi yang
mengandung MBM, untuk pakan ruminansia.

43
3. Penerapan CPPB
1) Penerimaan Bahan Pakan sampai keluarnya produk pakan : Secara
umum telah sesuai dengan prosedur pedoman CPPB.
2) Pemeriksaan kondisi higiene dan sanitasi produksi serta penyimpanan
bahan pakan
 Beberapa pabrik pakan sudah berstandar HACCP, ISO 9001:2008,
ISO 22000 dan GMP+.
 Beberapa pabrik sudah menerapkan SOP keamanan dan
keselamatan bagi pekerja pabrik maupun pengunjung dari luar, dan
sebagaian lagi belum menerapkan.
 Beberapa pabrik masih ditemukan penyimpanan bahan pakan
dalam karung dan curah dalam satu gudang.
 Beberapa pabrik ditemukan dalam kondisi sangat kotor.
 Minimnya karyawan yang menggunakan alat pelindung seperti tutup
kepala, masker dll

44
4. Kemasan Pakan
• Sesuai Surat Direktur Pakan No :
11.44/sr.180/E/F.3/0713, tanggal 11 Juli 2013,
Terkait pencantuman larangan pakan unggas
sebagai pencampuran pakan ternak ruminansia.
• Beberapa kemasan pakan belum mencantumkan
larangan pakan unggas digunakan untuk pakan
ruminansia.
• Kedepan agar segera ditindak lanjuti pada kemasan
dicantumkan :
“DILARANG DIGUNAKAN UNTUK PAKAN TERNAK
RUMINANSIA (sapi, kerbau, kambing, domba)”
dengan warna merah dan mudah dilihat.

45
5. Pelaporan
 Laporan penyediaan, meliputi produksi, impor dan penyaluran pakan,
beberapa perusahaan belum tertib.
 Sesuai Permentan 19/2009. Pasal (22) :
“Pemegang NPP wajib menyampaikan laporan penyediaan yang meliputi
produksi, impor dan penyaluran pakan setiap 3 bulan sekali, kepada
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan”.
 Pasal (29)
o Produsen dapat melayani pakan pesanan dengan formula khusus dalam
bentuk fisik pakan sesuai yang didaftarkan dan dipergunakan langsung
oleh pemesan.
o Pakan dengan formula khusus tersebut, sebelum digunakan oleh
pemesan, produsen wajib melaporkan kepada Direktur Jenderal
Peternakan dan Keswan, dengan tembusan kepada Dinas untuk
mendapatkan pembinaan dan pengawasan.
 Pasal (30)
o Pakan dengan formula khusus tersebut, dilarang untuk diedarkan dan
digunakan untuk kepentingan umum.

46
REKOMENDASI
• Bagi produsen yang telah membuat pakan dan sudah
diedarkan namun belum mempunyai Nomor Pendaftaran
Pakan (NPP) agar segera mendaftarkan pakannya.
• Untuk pakan dengan NPP yang sudah kedaluarsa agar
segera diperbaharui.
• Untuk pakan dengan NPP yang sudah tidak diproduksi agar
segera melaporkan ke Direktorat Pakan Ternak.
• Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah
diterapkan pada setiap aspek pembuatan pakan meliputi
personalia, bangunan, peralatan,perlengkapan, bahan
produksi dan laboratorium. Hal ini sesuai dengan pedoman
yang tertuang dalam SK Mentan No. 240/Kpts/OT.210/4/2003
tentang Pedoman Cara Pembuatan Pakan yang Baik
(CPPB).
47
Lanjutan...

• Penulisan keterangan pada label agar dapat disesuaikan dengan


ketentuan dalam Permentan No. 19/Permentan/OT.140/ 4/2009 tentang
Syarat dan Tata Cara dan Pendaftaran Pakan Ternak.
• Bagi pabrik pakan yang belum menerapkan ISO direkomendasikan agar
mulai mengajukan sertifikasi sistem jaminan mutu (ISO) dalam rangka
menghasilkan produk pakan yang terjamin mutunya serta menciptakan
kepercayaan kepada pelanggan.
• Meningkatkan inspeksi internal pada setiap aspek agar setiap pakan
yang diproduksi memenuhi persyaratan mutu dan tujuan
penggunaannya.
• Meningkatkan ketertiban penyampaian Laporan produksi, impor dan
penyaluran pakan per triwulan kepada Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan cq. Direktorat Pakan Ternak dengan tembusan
Dinas Peternakan Provinsi setempat. Atau melalui email ke:
direktoratpakanternak@yahoo.co.id.

48
Kesepakatan dan Tindak Lanjut pada Pertemuan Rapat
Koordinasi Pakan Unggas, Jakarta, 25 September 2014
• Terhadap jenis pakan yang belum mempunyai NPP dan atau yang NPP nya sudah
kedaluarsa, maka dalam waktu 6 (enam) bulan sajak tanggal 1 Oktober 2014,
perusahaan sudah harus mendaftarkan pakannya.
• Terhadap label pakan disepakati, bahwa perusahaan yang belum sesuai, akan
memperbaiki label sesuai dengan ketentuan dan warna label sesuai ketentuan,
dalam pengadaan label berikutnya.
• Seluruh pabrik pakan menyepakati dalam pengadaan karung/kemasan, kedepan,
akan mencantumkan “Dilarang digunakan untuk pakan ruminansia (sapi,
kerbau, kambing domba)”, pada karung/kemasan menggunakan warna merah.
• Terhadap masa berlaku sertifikat mutu pakan untuk pendaftaran pakan, forum
rapat menyepakati 3 (tiga) bulan sejak tanggal yang tertera pada sertifikat
tersebut.
• Terkait dengan nilai Phospor (P) dalam pengusulan revisi SNI sudah diakomodir
menggunakan 2 pendekatan yaitu tanpa enzym atau menggunakan enzym.
Sementara menunggu hasil resmi dari BSN maka Direktorat Pakan akan mengambil
kebijakan dengan rekomendasi KOMISI PAKAN, yang dalam waktu dekat akan
melaksanakan pertemuan (Yogyakarta, 10-12 Des 2014).
• Laporan produksi, impor dan penyaluran pakan per triwulan secara tertib akan
dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan cq.
Direktorat Pakan Ternak dengan tembusan Dinas Peternakan Provinsi setempat,
atau melalui email ke : direktoratpakanternak@yahoo.co.id.
ASEAN Economic Community (AEC) 2015
AEC disepakati tahun 2007, pasar tunggal merupakan satu dari 4 pilar

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


50
ASEAN
Pasar ke-3 terbesar di Asia, setelah RRT
dan India
650 juta populasi, 50% berusia
<30 tahun (2020)
PDB USD10 triliun (2030)
Populasi : 616 juta
Produk Domestik Bruto : USD2,3 triliun
Pertumbuhan PDB : 5,4%
PDB per capita : USD3.745
Sumber: IMF, 2012

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


51
Kesimpulan Seminar Nasional IndoLivestock 2014
Bidang Pakan “Perspektif Peluang Bisnis Pakan
Menghadapi Pasar Tunggal ASEAN 2015” di JCC Senayan
Tanggal 18 Juni 2014
• Peluang pasar pakan ternak terbuka lebar
• Dalam negeri: Permintaan ternak terus tumbuh sejalan peningkatan pendapatan
• ASEAN: Produksi ternak tumbuh paling cepat di dunia, 3.9% per tahun
• Asia Timur: Defisit produksi dan konsumsi pakan ternak tertinggi di dunia
• Asia (termasuk Indonesia) menghadapi sejumlah permasalahan
• Kelangkaan lahan
• Bahan baku komponen biaya terbesar (sebagian besar impor bagi Indonesia)
• Biaya logistik dan tenaga kerja meningkat
• Penerapan teknologi belum merata
• AEC 2015 membuka akses pasar, meningkatkan daya saing kawasan, sekaligus memperketat
kompetisi antarnegara/kawasan sebagai lokasi investasi

The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia


52
Bagaimana meningkatkan daya saing
industri pakan ternak Indonesia?
• Penerapan pengawasan regulasi serta standar bahan
pakan dan pakan.
• Memperbaiki infrastruktur untuk menekan biaya logistik .
• Pakan ternak alternatif, misalnya ternak sawit dan singkong.
• Insentif investasi (pengurangan pajak) sebagai sektor yang
strategis.
• Penyederhanaan sistem rantai tata niaga.
• Peningkatan efisiensi produksi sehingga dapat meningkatkan
daya saing.
• Mendorong terjadinya integrasi vertikal Industri
perunggasan.
• Memanfaatkan perdagangan dunia.
• Keterbukaan dan ketelitian data secara “up to date”.
S E
K
I
A N

D A N

R I M
E A
T

K A S I H

Anda mungkin juga menyukai