Anda di halaman 1dari 40

Bogor Agricultural University (IPB)

“Potensi Daya Saing Produk Ekspor


Indonesia di Pasar Global: Sektor
Pertanian dan Produk Turunannya”
Dr. Sahara
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi-FEM-IPB
Diseminasi Outlook dan Kebijakan Perekonomian
Rabu, 10 Juli 2019
OUTLINE

PENDAHULUAN

NERACA PERDAGANGAN SEKTOR PERTANIAN

DAYA SAING

NTM DAN EKSPOR PERTANIAN

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN


PENDAHULUAN
Pendahuluan
NERACA PERDAGANGAN
INDONESIA TOTAL (Juta US$)
Jan-May*
NO Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
2018 2019

I EKSPOR 175.980,0 150.366,3 145.186,2 168.828,2 180.012,7 74.913,9 68.460,2


-MIGAS 30.018,8 18.574,4 13.105,5 15.744,3 17.171,7 6.799,5 5.341,6
- NON M I G A S 145.961,2 131.791,9 132.080,8 153.083,9 162.840,9 68.114,4 63.118,6
II IMPOR 178.178,8 142.694,8 135.652,9 156.985,6 188.711,2 77.783,7 70.601,9
-MIGAS 43.459,9 24.613,2 18.739,3 24.316,0 29.868,4 11.922,6 9.088,8
- NON M I G A S 134.718,9 118.081,6 116.913,6 132.669,5 158.842,8 65.861,1 61.513,1
IV NERACA -2.198,8 7.671,5 9.533,3 11.842,6 -8.698,6 -2.869,8 -2.141,7
-MIGAS -13.441,1 -6.038,8 -5.633,9 -8.571,7 -12.696,7 -5.123,1 -3.747,2
- NON M I G A S 11.242,3 13.710,3 15.167,2 20.414,3 3.998,1 2.253,3 1.605,5
Sumber: Kementerian Perdagangan, 2019
Pendahuluan

• Defisit neraca perdagangan (X-M) → menguras


devisa negara
• Terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dollar→
biaya impor meningkat
• Di sisi ekspor, terdepresiasinya nilai tukar rupiah
dapat dijadikan momentum peningkatan ekspor→
• Harga barang menjadi relatif lebih murah di pasar dunia→
meningkatkan daya saing komoditas tersebut.
• Bagaimana dengan sektor pertanian? Dapatkah
sektor pertanian dan produk turunnya berperan
menurunkan defisit transaksi perdagangan?Produk
pertanian apa yang sebaiknya didorong peningkatan
ekspornya?
NERACA
PERDAGANGAN
Volume Ekspor dari Sub-Sektor Pertanian 2012-2017

45,000
40,000
35,000
30,000
Juta Kg

25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tanaman Pangan 259.0 357.3 367.7 450.8 260.3 286.3
Hortikultura 393.1 364.2 441.1 516.8 397.6 394.9
Perkebunan 29,823.5 32,540.1 35,026.7 39,224.3 34,627.8 40,357.3
Peternakan 203.0 220.3 235.4 193.3 208.5 226.1
Hasil Perikanan* 1,240.0 1,255.0 1,273.0 1,076.0 1,075.0 1,078.0

Sumber: Kementerian Pertanian, 2018 (diolah); *)Kementerian Kelautan dan Perikanan,


Sumber:2018
Kementerian Pertanian, 2018 (diolah); *)Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2018
Volume Impor dari Sub-Sektor Pertanian 2012-2017

25,000.0
20,000.0
Juta Kg

15,000.0
10,000.0
5,000.0
-
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tanaman Pangan 16,932. 16,780. 18,525. 19,267. 20,693. 20,518.
Hortikultura 1,882.5 1,543.1 1,656.3 1,386.2 1,419.6 1,724.9
Perkebunan 3,859.1 4,501.2 4,120.4 4,449.1 5,889.6 5,850.8
Peternakan 1,215.6 1,393.4 1,491.4 1,379.7 1,645.1 1,648.7
Hasil Perikanan* 371.0 353.0 307.0 292.0 277.0 386.0

Sumber: Kementerian Pertanian, 2018 (diolah); *)Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2018
Nilai Neraca Perdagangan Sub-Sektor Pertanian Selama
2012-2017 (Juta US$)

Sub-Sektor 2012 2013 2014 2015 2016 2017


Tanaman Pangan (7,624.6) (7,333.1) (7,606.4) (6,577.4) (6,356.1) (6,321.6)

Hortikultura (1,117.6) (1,095.4) (1,121.7) (884.1) (1,273.5) (1,790.0)

Perkebunan 28,171.7 25,235.1 25,631.3 23,505.2 21,162.5 26,737.3

Peternakan (2,070.6) (2,582.2) (3,225.7) (2,490.8) (2,647.7) (2,747.5)

Hasil Perikanan 3,418.0 3,701.0 4,225.0 3,566.0 3,758.0 4,039.0

Total 20,776.9 17,925.4 17,902.5 17,118.9 14,643.2 19,917.2

Sumber: Kementerian Pertanian, 2018 (diolah); *)Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2018
PERKEMBANGAN EKSPOR
NONMIGAS (Juta US$)
Trend Jan-Apr
HS Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
2014-18 2018 2019
15LEMAK & MINYAK HEWAN/NABATI 21.059,5 18.658,8 18.233,5 22.966,5 20.348,1 1,40 6.789,6 5.510,7
40KARET DAN BARANG DARI KARET 7.100,0 5.913,5 5.664,2 7.740,7 6.380,1 0,56 2.253,5 1.956,9
44KAYU, BARANG DARI KAYU 4.071,1 4.005,8 3.872,4 4.005,1 4.434,2 1,72 1.467,9 1.280,0
48KERTAS/KARTON 3.743,8 3.565,1 3.413,9 3.825,1 4.477,1 4,37 1.464,1 1.438,6
3IKAN DAN UDANG 3.111,9 2.658,6 2.923,7 3.273,3 3.219,0 2,79 1.057,4 1.007,0
47BUBUR KAYU/PULP 1.721,5 1.727,8 1.562,8 2.383,6 2.649,5 12,57 889,0 882,8
9KOPI, TEH, REMPAH-REMPAH 1.835,1 2.196,0 1.896,5 1.964,7 1.550,0 -4,39 445,0 473,2
18KAKAO/COKLAT 1.244,5 1.307,8 1.239,6 1.120,3 1.245,8 -1,52 393,1 310,2
21BERBAGAI MAKANAN OLAHAN 779,7 844,0 949,0 1.027,1 1.184,9 10,89 393,0 382,2
19OLAHAN DARI TEPUNG 725,5 706,9 814,0 969,4 1.016,3 10,41 316,7 284,0
8BUAH-BUAHAN 655,2 776,1 712,0 936,2 825,2 6,71 298,4 256,1
16DAGING DAN IKAN OLAHAN 1.135,8 945,0 940,4 940,2 1.253,8 1,94 375,8 392,1
MINYAK ATSIRI, KOSMETIK WANGI-
33 WANGIAN 659,8 637,4 694,7 716,2 779,2 4,59 276,3 252,1
23AMPAS/SISA INDUSTRI MAKANAN 771,8 569,1 553,7 604,5 801,7 1,37 243,6 239,1
42BARANG-BARANG DARI KULIT 322,2 323,9 358,3 460,2 595,8 17,12 187,9 250,7
67BULU UNGGAS 315,4 348,0 386,0 441,3 423,3 8,61 142,4 130,3
4SUSU, MENTEGA, TELUR 221,9 153,0 229,7 316,9 333,8 16,71 107,8 105,0
OLAHAN DARI BUAH-
20 BUAHAN/SAYURAN 243,8 282,3 243,5 289,9 249,5 0,73 86,0 77,0
DAYA SAING
Daya Saing
• Revealed Comparative Advantage (RCA)
• Mengukur perubahan keunggulan komparatif suatu bangsa
dalam produk, kelompok produk atau industri
• Rasio antara pangsa pasar dari sebuah produk suatu
negara di dalam pasar dunia, dengan pangsa ekspor
dari suatu negara terhadap total ekspor dunia.
Daya Saing: EPD
• Export Product Dynamic (EPD)
• digunakan untuk mengetahui atau mengidentifikasi
daya saing suatu produk serta untuk mengetahui apakah
suatu produk dalam performa yang dinamis atau tidak.
• Rising star: menggambarkan posisi pasar tertinggi
atau dapat dikatakan pasar yang paling ideal.
• Lost opportunity: kondisi dimana pasar mengalami
penurunan daya saing sehingga produk yang
dihasilkan di suatu negara kehilangan kesempatan
untuk menjangkau ekspor di pasar internasional.
• Falling star: kondisi yang tidak diharapkan oleh
suatu negara (sama dengan kondisi lost
opportunity), namun kondisi fallingstar tidak
seburuk kondisi lost opportunity karena pada
kondisi ini masih terdapat peningkatan pangsa
pasar meskipun tidak terjadi untuk produk barang
yang dinamis.
• Retreat: keberadaan suatu produk tidak lagi
diinginkan oleh pasar.
Udang
Udang Segar
Udang Beku
Daya saing dan Potensi Komoditi Udang (LPEI-ITAPS FEM IPB, 2018)

➢Berdasarkan analisis RCA,


Komoditi Udang Indonesia
berdayasaing terutama di Negara
Amerika Serikat (23), Inggris (18),
Kanada (16) Swiss (44), Polandia
Kanada, Norwegia, (44), UK (25), Jerman (16),Swiss
Amerika Serikat,
Rusia Swiss, (15), Turki (8)
Kazakhstan, Mesir,
Hungaria, Filipina
Ukraina ➢Udang Indonesia tidak memiliki
daya saing di pasar Korea (0.5),
Thailand (0.4)
Belgia, Perancis, Austria, Denmark, ➢Hutabarat et al., (2000)
Australia, Hongkong, China, Jerman, menganalisis daya saing
Jepang, Viet Nam Korea menggunakan pendekatan nilai
DRC untuk tambak di Sulawesi
Selatan. Nilai yang diperoleh
berturut-turut 0.62, 0.63, dan 0.57
untuk sistem tradisional, semi-
intensif, dan intensif. Artinya, udang
tambak di Sulawesi Selatan masih
Potensi Udang Indonesia di pasar tujuan mempunyai daya saing karena
Sumber: WITS, 2018 (diolah dengan ekspor bernilai < 1.
EPD)
Daya saing dan Potensi Komoditi Tuna(LPEI-
ITAPS FEM IPB, 2018)
Switzerland, ➢Berdasarkan analisis RCA, tuna
Ukraina, USA Indonesia berdayasaing di hampir
semua pasar tujuan ekspor
seperti: Inggris (36.99), USA
Bahrain, Kanada, (12.88), dan Portugal (30.30).
Bulgaria, Kroasia, Timor Ekuador, Lebanon,
Timur, Mesir, Portugal, Meksiko, Papua ➢Tuna Indonesia tidak memiliki
Yaman New Guini, Philipina, daya saing di pasar Mauritius
Rusia, (0.21), Philipina (0.34), dan New
Australia, Prancis, Zealand (0.82)
Algeria, Belgia,
Hongkong, India,
Cina, Denmark, ➢Penelitian Iqbal (1990)
Italia, Kuwait, Libya,
Jerman, Iran,
Malaysia, menyatakan bahwa nilai DRC
Jepang, Jordania,
Singapura, UAE tuna segar Indonesia adalah 0.95
Korsel, Vietnam
(berdaya saing). Sedangkan nilai
Oman, Spanyol, Sri Mauritius, DRC tuna kalengan adalah 0.92.
Lanka, Swedia, Belanda, New
Thailand, Inggris Zealand, Arab
Saudi,
Potensi tuna Indonesia di pasar tujuan
Sumber: WITS, 2018 (diolah dengan ekspor
EPD)
Daya saing dan Potensi Komoditi Kopi (LPEI-
ITAPS FEM IPB, 2018)

➢Berdasarkan analisis RCA, kopi


Indonesia berdayasaing di
hampir semua pasar tujuan
Bulgaria, Kanada,
Brunei, Mesir, Georgia, Czech, Estonia, ekspor seperti: Bulgaria (26.44),
Yunani, Guam, Meksiko, Philipina, Polandia, Armenia (362.55). Brunei
Maroko, Norwegia, Rusia
Portugal, Switzerland,
(21.26), dan Algeria (52.93).
USA
Algeria, Australia, ➢Kopi Indonesia tidak memiliki
Denmark, Armenia, Belgia,
Cina, Prancis,
daya saing di pasar Arab Saudi
Hongkong, India,
Iran, Irlandia, Jermam, Israel, Italia (0.30), Spanyol (0.40), Israel
Jepang, Malaysia, , Korsel, Makau, (0.83), dan Korsel (0.85).
New Zealand,
Romania,
Belanda, Arab
Singapura, Swedia,
Saudi, Afsel,
UAE, Inggris,
Spanyol, Thailand
Vietnam
Potensi kopi Indonesia di pasar tujuan
Sumber: WITS, 2018 (diolah dengan ekspor
EPD)
Daya saing dan Potensi Komoditi Kakao
(LPEI-ITAPS FEM IPB, 2018)
United States, Canada, ➢Berdasarkan analisis RCA,
Estonia, Russian kakao Indonesia berdayasaing
Federation hanya pada 24% negara di
Egypt, Arab Rep, dunia : Estonia (57.65), Samoa
Mexico Pakistan, (19.18), Kanada (16.58), dan
Philippines,Brazil, Uruguay, Yemen,
Brunei, Bahrain, Myanmar, Morocco, Uruguay (14.03).
Greece,East Timor, Cambodia,
Bolivia, Solomon Switzerland ➢Kakao Indonesia tidak memiliki
Islands, Croatia,Chile,
daya saing di pasar Kamboja
Poland Germany,India,
Australia, (0.84), Hongkong(0.75),
Malaysia, China, Netherlands, Japan, Argentina (0.73), dan Arab
Singapore, United Arab Saudi(0.59).
Thailand, France, Emirates, United
Spain, South Africa, Kingdom, New
Turkey, Bangladesh, Zealand, Vietnam
Korea, Rep., Saudi
Nigeria, Iran, Arabia, Sri Lanka, Hong
Finland, Kong, China, Argentina,
Kenya, Qatar, Belgium
Potensi kakao Indonesia di pasar tujuan
Sumber: WITS, 2018 (diolah dengan ekspor
EPD)
Daya saing dan Potensi Komoditi CPO (LPEI-ITAPS FEM IPB, 2018)
➢Berdasarkan analisis RCA, CPO
Indonesia berdayasaing di hampir
semua pasar tujuan ekspor
seperti: Norwegia (868), Denmark
Maroko, Pakistan (232). Maroko (187), Rusia (186)
Brazil, kongo, Mesir,
Yunani, Meksiko, Nepal, dan German (52.93).
Norwegia, Amerika,
Rusia, Portugal ➢CPO Indonesia tidak memiliki
daya saing di pasar Amerika
Australia, China, Korea, (0.00), dan Costa Rica (0.00).
Bangladesh, Malaysia, Inggris
Denmark, Finland,
German, China,
India, Italia, Japan
Belanda, Thailand,
UEA, Vietnam,
Spanyol
Potensi CPO Indonesia di pasar tujuan
Sumber: WITS, 2018 (diolah dengan ekspor
EPD)
Faktor-faktor Penentu
Ekspor Produk
Pertanian
Logistics and International
Trade
■ There is a correlation between
the openness of services
markets and more efficient or
higher-quality
distribution/logistics services.
(Stephenson in World Economic
Forum, 2012)
■ The quality of logistic matters for
international trade of agricultural
products.
Faktor yang Mempengaruhi Ekspor
Faktor yang Mempengaruhi Ekspor
Model Penelitian:

Dengan importing countries:


No. Country No Country No Country
1 Australia 8 South Korea 15 Thailand
2 China 9 Malaysia 16 Turkey
3 Germany 10 Netherland 17 United Arab Emirates
4 Hongkong 11 Philippines 18 England
5 India 12 Rusia 19 United State
6 Italia 13 Singapore 20 Vietnam
7 Japan 14 South Africa 21 Spain
Faktor yang Mempengaruhi Ekspor
Code Product Description
00 Live animals
01 Meat, meat preparations
02 Dairy products, bird eggs
03 Fish, crustaceans, mollusk
04 Cereals, cereal preparations
05 Vegetables and fruit
06 Sugar, sugar preparations, honey
07 Coffee, tea, cocoa, spices
08 Animal feed stuff 20
09 Miscellaneous edible products and preparations Komoditas
11 Beverages
12 Tobacco, tobacco manufactures
pertanian
21 Hides, skins and furskins, raw
22 Oil seed, oleaginous fruit
23 Crude rubber
24 Cork and wood
29 Crude animal and vegetable materials
41 Animal oils and fats
42 Fixed vegetable fats and oils
43 Animal and vegetable fats and oils, processed
59211/2/3 Wheat-/maize starch
Faktor yang Mempengaruhi Ekspor
Keterangan variabel dalam model:
Unit of
No. Variables Definition Source
measuring
This is the dependent variable in the
model referring to the value of agri- Thousand World Integrated Trade
1 X_AGRIFOODt
food exports from Indonesia to US$ Statistics (WITS) World Bank
importing countries in year t.
The value of agri-food exports from
Thousand World Integrated Trade
2 X_AGRIFOOD(-1)t Indonesia to importing countries in
US$ Statistics (WITS) World Bank
the previous year (t-1)
Gross domestic product Indonesia
Thousand World Development
3 GDPt (GDPti) and importing countries
US$ Indicators (WDI) World Bank
(GDPtj) in year t.
Economic distance calculated by the Centre d’Etudes Prospectives
4 DISTEKt formula as suggested by (Li et al. Km et d’Informations
2008): Internatioanles (CEPII)
Tariffs for agri-food products in each World Integrated Trade
5 T_AGRIFOODt %
selected destination country Statistics (WITS) World Bank
Faktor yang Mempengaruhi Ekspor
Keterangan variabel dalam model:
No. Variables Definition Unit of measuring Source
Number of population in year t in Indonesia (POP i) and t World Development
6 POPt importing countries (POPtj) Person Indicators (WDI)
World Bank
Information and communication technology in year t in
Indonesia (ICTti) and importing countries (ICTtj). It shows the
extent to which a country uses information and
communications technology to improve efficiency, and Index from 1 World Economic
7 ICTt
productivity as well as to reduce transaction costs. It contains (worst) to 7 (best) Forum (WEF)
four main indicators including (i) availability of latest
technologies, (ii) firm-level technology absorption, (iii)
internet users, and (iv) broadband internet subscriptions
Following definition of World Bank governance indicators
include (i) the process by which governments are selected,
Worldwide
monitored and replaced; (ii) the capacity of the government Index from -2.5
8 GOVt Governance
to effectively formulate and implement sound policies; and (worst) to 2.5 (best)
Indicators (WGI)
(iii) the respect of citizens and the state for the institutions
that govern economic and social interactions among them.
Trading across borders (TAB) measures the complexity and The value of TAB
TABt cost of regulatory processes including (i) number of export ranges between 0 Doing Business (DB)
9
and import documents, (ii) time for export and import and (iii) (worst) to 100 World Bank
costs for import and export (best)
Faktor yang Mempengaruhi Ekspor: Hasil
Faktor yang Mempengaruhi Ekspor: Hasil

• Increase in national income in the importing


countries (GDPj) by 1% will increase value of
Indonesian agricultural export by 0.3%.
• A reduction in tariffs (T_AGRIFOODij) by 10%
would increase the value of agricultural
export from Indonesia by 0.04%
Faktor yang Mempengaruhi Ekspor: Hasil

Among NTM variables (ICT, GOV, TAB, & LPI), , the


coefficients of LPI both for exporter and importer
countries have the largest effect on trade.
• The one point increase in the LPI scores would
increase agricultural export by about 36% for
Indonesia and increase import for agricultural
products by about 50% for importer countries
• One unit increase in information and
communication technology (ICT) can increase
exports of Indonesian agricultural products by
17.7%.
Faktor yang Mempengaruhi Ekspor: Hasil
• The trading facilitations, i.e. trading across border
(TAB) and governance indicators (GOV) of exporter
(Indonesia) and importers, have significant impacts on
the value of Indonesian agricultural export.
• An increase in TAB and GOV by one point leads to an
increase in the value of Indonesian agricultural export
by 5.6% and 4.5%, respectively.
• An increase in TAB and GOV by one point leads to an
increase the value of importer countries for
agricultural products by 3% and 19%.
Specific Standard

■ Food Safety
■ Environmental issue
■ Animal welfare
■ Labor
→ NTMs
NTMs

Sumber: Munadi, 2016


Gambar 1. Perbandingan Hambatan Tarif dan Non Tarif di High Income, Middle Income, dan Low Income

• NTMs semakin meningkat sebagai subtitusi dari tarif.


• NTMs lebih intens sebagai instrumen proteksi dari perdagangan
menggantikan tarif→ “political economy (PE) hypothesis”.
• Konsumen akan mengkonsumsi produk yang berkualitas dan aman
ketika pendapatannya naik→ “income effect (IE) hypothesis”.
Ekuivalent NTMs CPO Indonesia yang
Diberlakukan Oleh Ekonomis APEC dan Negara-
negara Uni Eropa

Sumber: Jati et al (2017)


Perbandingan Pemberlakukan NTMs pada CPO dengan Komoditas Lain
NTMs untuk CPO adalah terbanyak kedua yang diberlakukan oleh negara APEC
dan negara Uni Eropa setelah produk perikanan.
Ekuivalen NTMs pada Komoditas CPO Indonesia
yang Diberlakukan oleh Negara-Negara APEC dan
Eropa: Hasil Estimasi Model Gravity
Negara yang Negara yang
Koefisien Koefisien
Memberlakukan Memberlakuka
- Model prediksi dari persamaan ekspor NTM NTM
NTMs n NTMs
CPO Indonesia berdasarkan model Australia 28,67 Malaysia 0,00
gravity digunakan untuk menghitung Belgium 14,29 Mexico 12,03
hambatan NTMs komoditas CPO. Canada 49,43 Netherlands 48,14
Chile 34,84 New Zealand 39,49
- Elastisitas subtitusi sebesar 2.6
Papua New
berdasarkan data dari GTAP database. China 9,97
Guinea
45,53
Free trade benchmark adalah ekspor Cyprus 11,05 Philippines 21,17
komoditas CPO Indonesia ke Malaysia. Denmark 34,21 Poland 51,61
- Hasil estimasi menunjukkan rata-rata France 33,73
Russian
59,52
ekuivalen NTMs yang 18.88. Federation
Germany 14,45 Singapore 19,21
- Negara yang memberlakukan NTMs Greece 10,00 Spain 49,39
CPO Indonesia tertinggi adalah Hong Kong SAR,
22,02 Sweden 67,07
Swedia dan terendah Malaysia. China
India 18,50 Thailand 31,79
United
Italy 41,48 30,75
Kingdom
Japan 16,52 United States 57,40
Korea, Rep. 6,24 Vietnam 18,54
Sumber: Data diolah
Komparasi Applied Import Tariff dan Ekuivalen NTMs
pada Komoditas CPO Indonesia yang Diberlakukan oleh
Negara-Negara APEC dan Eropa (dalam Persen)
78.24 18.50
28 swe 8.98 67.07
6.00 61.18
14 can 8.91 49.43
1.02 51.61
20 dnk 6.14 34.21
0.72 28.67
11 tha 19.65 4.13
3.62 18.54
4 hkg0.00 22.02
0.00 21.17
18 bel 5.64 14.30
5.45 14.45
10 sgp0.00
7.68
19.21
9.99
Pada komoditas CPO di
5 jpn0.09 16.53
3 chn 5.72
13.92
9.96
2.51 semua negara paling
0.00 12.78
16 mex 0.32 12.03
0.00 11.05
banyak memberlakukan
24 ita 3.68 6.51

21 fra
9.30 0.00
5.30 3.93
NTMs dibandingkan tarif
3.54 4.67
2 nzl0.12 8.01
0.356.24
impor
29 gbr 3.12 2.28
0.03
0.69
8 mys0.00
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

Tarif NTM
Hambatan Non Tarif yang Dikenakan
Negara-Negara APEC
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
A630

F640

B410

F690
P690

F650
P110
B800
A140
A520
A420

A410
A853
A640
A530
A590

A810

A320

A860

A830
A840
A120
A510
A330

A690

A820
B890
E322
B820

E315

G130
B600

B110

C100

B210
C900

E113

B850
B810
B220
H900

H110
Menerapkan Tidak Menerapkan
Sumber: WITS 2019
Jenis NTM yang Diterapkan dan Tidak DIterapkan Oleh Negara APEC Untuk
Komoditi Sawit
Tiga tipe NTMs yang paling banyak di diterapkan di negara di
Kawasan APEC adalah tipe A630 (Food and feed processing) dan
A310 (labelling requirements) dan A420 (Hygienic practices during
production).
Kesimpulan dan Implikasi
Kebijakan
• Peningkatan kinerja ekspor di sektor pertanian: subsektor
perkebunan dan perikanan serta produk turunannya
• Perhitungan daya saing harus dilakukan secara kontinu dari
waktu ke waktu untuk setiap komoditas ekspor
• Biaya logistik dan non-tariff barriers sangat berpengaruh terhadap
kinerja ekspor→Improving The Quality of Logistics and Trade
Facilitation
• Pembangunan infrastruktur, menurunkan dwelling time di pelabuhan
• Enhancing knowledge among producers, traders, and officials in key
authoritative bodies in developing countries about the requirements
for exports and the means to fulfill these requirements
• E.g., tata kelola perkebunanan yang ramah lingkungan
• Increase the international harmonization of national and regional
requirements and standards.
• Diplomasi perdagangan: G to G; B to B; academics

Anda mungkin juga menyukai