45’lintang selatan dan antara 1010 10’ sampai 1040 55’ bujur timur. Sebelah utara
berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, Sebelah Timur dengan
Laut Cina Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan
dan sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Luas
Wilayah Provinsi Jambi 53.435 Km2 dengan luas daratan 50.160,05 Km2 dan luas
sebesar 7.679 Km2 atau sebesar 15,31 persen dari total luas wilayah Provinsi
92
menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, sehingga aksesbilitas daerah
Jambi melalui jalan darat semakin baik. Provinsi jambi sebagai produsen
komoditas pertanian semakin dekat dengan pasar potensial yaitu Pulau Jawa dan
Provinsi lainnya yang berdekatan dengan daerah Jambi. Sebagai tindak lanjut
produksi dan kegiatan ekonomi di Provinsi Jambi dapat terangkai dalam suatu
Dalam jangka panjang, setelah jalan darat ini dilengkapi dengan sarana
perhubungan laut, wilayah Jambi akan semakin dekat dengan pusat-pusat pasar
yang akan lebih memacu kegiatan perekonomian Provinsi Jambi. Hampir seluruh
Kabupaten dan Kota dalam Provinsi Jambi tercakup dalam kesatuan Daerah
Aliran Sungai (DAS) Batanghari yang terbentang dari Kabupaten Kerinci sampai
Laut Cina Selatan. Di dalamnya tersedia sumber air sepanjang tahun, yang dapat
dimanfaatkan dan dipergunakan sebagai air irigasi pertanian, media budidaya air
tawar, maupun air baku bagi kebutuhan rumah tangga, industri dan sarana
transportasi. Pemanfaatan air ini masih terbuka, industri dan sarana transportasi.
Pemanfaatan air ini masih terbuka peluang lebar untuk jenis kegiatan lainnya,
93
penduduknya yang ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-
berbagai tuntutan keadaan yang ada (Kuznetz dalam Todaro, 2010). Menurut
masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah
Tabel 4.1
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Periode 2000-2019
Tahun PDRB (Rupiah) Pertumbuhan (%)
2000 18.314.278.000.000 -
2001 22.070.326.250.000 20,51
2002 26.680.366.100.000 20,89
2003 30.485.105.140.000 14,26
2004 35.383.506.650.000 16,07
2005 43.037.197.820.000 21,63
2006 49.878.826.630.000 15,90
2007 61.390.564.240.000 23,08
2008 78.576.740.310.000 27,99
2009 84.453.318.000.000 7,48
2010 90.618.410.000.000 7,30
2011 97.740.870.000.000 7,86
2012 104.615.080.000.000 7,03
2013 111.766.130.000.000 6,84
2014 119.991.440.000.000 7,36
2015 125.037.400.000.000 4,21
2016 130.501.130.000.000 4,37
2017 136.501.710.000.000 4,60
2018 142.902.000.000.000 4,69
2019 149.142.590.000.000 4,37
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, data diolah 2023
selama periode analisis berfluktuasi setiap tahunnya. Berdasarkan data pada Tabel
94
PDRB tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 27,99%, sedangkan
mengalami penurunan karena pelemahan dari sisi permintaan dunia. Batu bara,
timah, nikel, tembaga, minyak kelapa sawit, mengalami penurunan harga di pasar
tersebut di Indonesia.
pengeluaran rutin dalam rangka pembentukkan modal yang ada. Dalam hal ini
pembelanjaan modal yang dimaksud dapat berupa tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, jaringan, maupun dalam bentuk fisik lainnya. Belanja
modal juga dapat dikatakan suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah
aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri
pada periode tertentu. Untuk kondisi belanja modal di Provinsi Jambi dapat dilihat
95
Tabel 4.2
Perkembangan Belanja Modal di Provinsi Jambi Tahun 2000-2019
Tahun Belanja Modal (Juta Rupiah) Perkembangan (%)
2000 124.238 -
2001 135.331 8,93
2002 145.760 7,71
2003 157.908 8,33
2004 172.578 9,29
2005 231.109 33,92
2006 363.907 57,46
2007 422.441 16,08
2008 560.254 32,62
2009 445.681 -20,45
2010 465.860 4,53
2011 518.751 11,35
2012 682.820 31,63
2013 938.903 37,50
2014 818.059 -12,87
2015 791.487 -3,25
2016 945.539 19,46
2017 895.648 -5,28
2018 993.989 10,98
2019 939.168 -5,52
Sumber: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, 2019
realisasi belanja modal tertingggi tercatat pada tahun 2006 dengan pertumbuhan
realisasi belanja modal sebesar 57,46 persen, dimana hal yang sama di Indonesia
pertumbuhan belanja modal terbesar juga terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar
48,83 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan realisasi belanja modal tersebut
Provinsi Jambi tercatat pada tahun 2014 yaitu sebesar -20,45 persen, sedangkan
di Indonesia realisasi belanja modal terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu
infrastruktur daerah yang tidak dapat terealisasi dan juga kurangnya anggaran
untuk belanja modal diakrenakan banyaknya anggran yang diserap untuk belanja
96
pegawai. Seharusnya pemerintah daerah Provinsi Jambi berupaya untuk
menarik yang dapat diamati pada piramida penduduk ini adalah jumlah penduduk
usia 15-24 tahun yang lebih kecil dibanding penduduk usia yang lebih muda
pada tahun 1990-an, laju pertumbuhan penduduk relatif rendah. Namun, pada
akhir tahun 1990 hingga kini laju pertumbuhan lebih tinggi, sehingga penduduk
usia muda (0-14 tahun) lebih banyak dibanding penduduk usia dewasa (15-24
jumlah penduduk usia 0-4 tahun lebih rendah dibandingkan penduduk usia di
97
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk di Provinsi Jambi Tahun 2000-2019
Tahun Belanja Modal (Juta Rupiah) Perkembangan (%)
2000 124.238 -
2001 135.331 8,93
2002 145.760 7,71
2003 157.908 8,33
2004 172.578 9,29
2005 231.109 33,92
2006 363.907 57,46
2007 422.441 16,08
2008 560.254 32,62
2009 445.681 -20,45
2010 465.860 4,53
2011 518.751 11,35
2012 682.820 31,63
2013 938.903 37,50
2014 818.059 -12,87
2015 791.487 -3,25
2016 945.539 19,46
2017 895.648 -5,28
2018 993.989 10,98
2019 939.168 -5,52
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, data diolah 2023
peningkatan. Untuk laju pertumbuhan penduduk terbesar tercatat pada tahun 2010
yaitu sebesar 2,66 persen dengan jumlah penduduk sebesar 3.092.265 jiwa dari
perkembangan jumlah penduduk terendah tercatat pada tahun 2001 yaitu hanya
sebesar 1,30 persen dengan jumlah penduduk sebanyak 2.539.644 jiwa dari tahun
bukan hanya karena faktor kelahiran saja, melainkan banyaknya penduduk dari
provinsi lain pindah ke Provinsi Jambi untuk mencari pekerjaan dan berinvestasi.
Hal ini dikarenakan Provinsi Jambi merupakan provinsi yang sedang berkembang
98
sehingga potensi dan peluang penduduk untuk mencari pekerjaan dan berinvestasi
lebih besar.
4.6 Investasi
pendapatan untuk membeli barang dan jasa yang diperlukan (Noor, 2015).
Dengan adanya investasi di dalam suatu negara maka terjadi peningkatan modal
produksi yang dapat meningkatkan hasil produksi. Semakin tinggi hasil produksi
pendapatan.
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
berdasarkan sumber aliran modal yaitu Penanaman Modal Asing (PMA) dan
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Untuk investasi PMA terbagi menjadi
dua yaitu FDI dan portofolio. FDI adalah jenis investasi asing yang pengelolaan
99
dan manajemen investasi dilakukan langsung oleh pihak asing sedangkan
portofolio adalah jenis investasi yang hanya bersifat pasif tanpa pengelolaan
langsung dengan contoh obligasi dan sekuritas. Data investasi asing yang
digunakan dalam penelitian ini adalah FDI, sedangkan data PMA portofolio tidak
ketersediaan data relative sulit. Berikut disajikan data jumlah investasi PMDN dan
PMA khususnya FDI di Provinsi Jambi periode penelitian yaitu tahun 2000-2019:
Tabel 4.4
Perkembangan Investasi di Provinsi Jambi Tahun 2000-2019
Tahun Investasi (Rupiah) Perkembangan (%)
2000 7.444.577.450 -
2001 8.076.956.060 8,49
2002 8.549.407.630 5,85
2003 8.738.407.980 2,21
2004 9.758.268.570 11,67
2005 9.199.191.970 -5,73
2006 10.315.485.760 12,13
2007 11.714.560.370 13,56
2008 11.895.685.390 1,55
2009 11.776.548.540 -1,00
2010 11.616.880.650 -1,36
2011 14.897.498.450 28,24
2012 27.384.362.320 83,82
2013 34.325.652.390 25,35
2014 39.944.023.870 16,37
2015 46.886.547.540 17,38
2016 52.782.394.010 12,57
2017 52.870.899.670 0,17
2018 52.776.290.320 -0,18
2019 52.876.458.130 0,19
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, data diolah 2023
investasi tertinggi terjadi pada tahun 2012 dengan peningkatan yang signifikan
dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 83,82 persen dengan investasi sebesar Rp
100
Pertambangan (Batu bara), perdagangan hotel dan restoran pada saat itu dan
terjadi pada tahun 2005 sebesar -5,73 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan
menurunkan minat investor pada saat itu untuk berinvestasi. Hal ini dapat
daerah Provinsi Jambi harusnya lebih giat dalam meningkatkan PMA dan PMDN
Angka Harapan Hidup adalah rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat
tahun hidup yang diharapkan dapat dinikmati penduduk suatu wilayah. Untuk
101
Tabel 4.5
Rata-rata Angka Harapan Hidup Kab/Kota di Provinsi Jambi Tahun
2015-2019 (Tahun)
KAB/ KOTA 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata
Kerinci 69,3 69,41 69,52 69,65 69,82 69,47
Merangin 70,92 70,93 70,94 71,04 71,18 70,96
Sarolangun 68,77 68,8 68,83 68,94 69,09 68,84
Batanghari 69,95 70,03 70,12 70,26 70,44 70,09
Muaro Jambi 70,81 70,68 70,9 71,02 71,18 70,85
Tanjung Jabung 65,43 65,56 65,69 66,08 66,23 65,69
Timur
Tanjung Jabung 67,66 67,71 67,75 68,87 68,03 68,00
Barat
Tebo 69,66 69,66 69,67 69,77 69,91 69,69
Bungo 67,08 67,18 67,27 67,42 67,61 67,24
Kota Jambi 72,31 72,32 72,33 72,43 72,57 72,35
Kota Sungai Penuh 71,61 71,66 71,71 71,84 72,01 71,71
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, data diolah 2020
Peningkatan dan perbaikan derajat kesahatan dapat terlihat dari peningkatan umur
harapan hidup atau angka harapan hidup manusia. Semakin sehat seseorang atau
semakin tinggi akan kesadaran sehat manusia maka semakin tinggi angka harapan
hidup manusia atau dapat memperpanjang usia harapan hidup manusia. Angka
peningkatan pada periode 2015 hingga 2019. Rata-rata angka harapan hidup di
Kabupaten /Kota di Provinsi Jambi berada di usia 65 tahun ke atas. Kota Jambi
merupakan Kab/Kota yang memiliki nilai rata-rata angka harapan hidup paling
tinggi diantara Kabupaten Lainnya yaitu sebesar 72,35 tahun, artinya di Kota
Jambi rata-rata perkiraan banyak tahun yang ditempuh masyarakat di Kota Jambi
periode 2015 sampai 2019 yaitu 72 tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
102
4.8 Kondisi Rata-rata Lama Sekolah Kab/Kota di Provinsi Jambi
identifikasi dalam tinggi rendahnya pendidikan yang dicapai. Semakin tinggi rata-
pada kualitas hidup manusia. Untuk melihat rata-rata lama sekolah di Kab/Kota di
Tabel 4.6
Rata-rata Lama Sekolah Kab/Kota di Provinsi Jambi Tahun2015-2019
(Tahun)
KAB/ KOTA 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata
Kerinci 7,78 8,06 8,19 8,2 8,21 8,09
Merangin 7,08 7,44 7,62 7,67 7,68 7,50
Sarolangun 7,24 7,34 7,47 7,63 7,76 7,49
Batanghari 7,44 7,69 7,77 7,82 7,85 7,71
Muaro Jambi 8,01 8,02 8,08 8,09 8,33 8,11
Tanjung Jabung Timur 6,26 6,32 6,33 6,34 6,35 6,32
Tanjung Jabung Barat 7,37 7,43 7,44 7,56 7,7 7,50
Tebo 7,53 7,54 7,55 7,56 7,57 7,55
Bungo 7,87 7,99 8,08 8,09 8,15 8,04
Kota Jambi 10,63 10,65 10,66 10,67 10,91 10,70
Kota Sungai Penuh 9,17 9,33 9,55 9,84 10,08 9,59
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, data diolah 2020
di Provinsi Jambi periode 2015 sampai 2019 mengalami peningkatan dengan rata-
rata lama sekolah tertinggi adalah di Kota Jambi, dengan jumlah rata-rata 10,70
per tahun. Ini menunjukan bahwa dari tahun ketahun periode 2015 hingga 2019
Tanjung Jabung Timur yaitu sebesar 6,32 per tahun. Artinya rata-rata jumlah
tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas di jenjang pendidikan
formal di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu sekitar 7 tahun. Sehingga rata-
103
rata diantara tahun 2015 hinga 2019 di Kabupaten Tanjung Jabung Timur hanya
memiliki nilai rata-rata lama sekolah tertinggi adalah Kota Jambi yaitu 10,70
tahun, artinya sekitar 11 tahun penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota Jambi
sekolah di Kota Jambi didukung karena Kota Jambi merupakan ibu kota di
104