PENDAHULUAN
yang dihadapi serta arah kebijakan dalam pembangunan ekomomi dapat dilakukan
melalui kebijakan fiskal baik pembangunan dalam jangka pendek maupun dalam
jangka menengah, apalagi saat ini indonesia sudah memberikan otonomi daerah
daerah dan desentralisasi fiskal mulai hangat dibicarajan sejak bergulirnya era
dalam kerangka NKRI. Pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta perangkat
daerah otonom yang tidak lain sebagai eksekutif daerah. Daerah provinsi sekuruh
1
dibidang lainnya. Kewenangan - kewenangan daerah otonomi lebih luas dan
yang mana otonomi daerah ini memacu Pemerintahan Daerah untuk dapat
gap).
dari sisi pengeluaran dan dikelola dengan baik dengan prinsip value for
2
Sumber - sumber Pendapatan Asli Daerah yang terdiri atas :
perundangan
2010: 11).
3
Pendapatan Daerah dapat diperoleh dari pendapatan asli daerahnya
sendiri, pendapatan asli dari pembagian pendapatan asli daerah, pinjaman daerah,
2001:55).
Asli Daerah KOTA JAMBI 2010-2019 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. 1
Pendapatan Asli Daerah
4
Kab. Merangin 81,827,507,343 76,949,402,914
5
Kab. Tanjung Jabung Barat 90,348,000,000 1,287,049,668,687
2009. Tentang pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi
wajib keapda daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
6
secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar - besarnya
kemakmuran rakyat.
Pajak daerah terbagi menjadi dua yaitu pajak provinsi dan pajak kabupaten
atau kota. Pajak provinsi terdiri dari pajak kendaraan ermotor dan kendaraaan di
atas air, bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, pajak
bahan bakar kendaraan bermotor dan pajak pengambilan dan pemanfaatan air
bawah tanah dan air permukaan. Pajak kabupaten atau kota terdiri dari pajak
hotel, pajak hiburan, pajak restoran, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak
(budgetary fuction) yang utama dan juga sebagai alat pengatur (regulator
fuction ). Pajak sebagai salah satu sumber pendapatan daerah di gunakan untuk
tidak dapat di sediakan oleh pihak-pihak swasta yaitu berupa barang - barang
publik. Melihat fenomena tersebut dapat dilihat bahwa pajak bagi suatu daerah
Pajak Hiburan dan Pajak Restoran merupakan jenis pajak yang menjadi
7
Berikut adalah tabel yang menggambarkan perkembangan penerimaan
8
Pajak Hiburan
9
Tahu
Kabupaten/Kota Anggaran Realisasi
n
Kab. Batanghari* 2014 15.000.000 3.250.000
2015 500.000.000 3.200.000
2016 496.600.000 8.100.000
2017 5.250.000 15.259.500
2018 15.000.000 488.475.300
Kab. Bungo* 2014 373.780.000 399.037.405
2015 1.382.310.000 40.041.475
2016 1.860.110.000 422.888.210
2017 459.500.000 430.503.890
2018 487.070.000 2.080.169.482
Kab. Kerinci* 2014 2.500.000 tidak ada data
2015 67.500.000 tidak ada data
2016 67.500.000 tidak ada data
2017 5.000.000 700.000
2018 5.000.000 178.551.415
Kab. Merangin* 2014 180.000.000 250.000
2015 380.000.000 2.828.000
2016 800.000.000 8.726.875
2017 65.500.000 10.977.575
2018 65.500.000 731.254.740
Kab. Muaro Jambi* 2014 12.360.000 140.410.433
2015 474.800.000 400.039.047
2016 651.500.000 364.213.409
2017 461.500.000 445.378.704
2018 500.000.000 1.569.666.590
Kab. Sarolangun* 2014 10.000.000 1.200
2015 5.000.000 tidak ada data
2016 2.500.000 3.600.000
2017 2.500.000 5.100.000
2018 2.500.000 11.850.000
Kab. Tanjung Jabung Barat* 2014 8.200.000 13.295.000
2015 190.000.000 tidak ada data
2016 212.000.000 3.130.400
2017 13.700.000 3.970.000
2018 20.000.000 311.496.038
Kab. Tanjung Jabung Timur* 2014 10.000.000 tidak ada data
2015 3.020.000 tidak ada data
2016 93.020.000 tidak ada data
2017 3.020.000 1.000.000
2018 4.350.000 101.377.446
10
Kab. Tebo 2014 13.000.000 tidak ada data
2015 166.250.000 tidak ada data
2016 153.000.000 5.050.000
2017 3.500.000 4.550.000
2018 5.000.000 359.325.233
Kota Jambi* 2014 4.800.000.000 15.197.124.276
2015 13.570.000.000 6.119.125.119
2016 15.060.000.000 6.119.125.119
2017 9.000.000.000 10.519.180.288
2018 11.000.000.000 20.723.722.600
Kota Sungai Penuh 2014 7.000.000 tidak ada data
2015 10.000.000 tidak ada data
2016 460.000.000 25.461.500
2017 74.260.120 222.291.373
2018 74.260.120 300.166.270
Sumber : Dirjen PeimbanganKeuangan
Tabel 1. 3
Pajak Restoran
Tahu
Kabupaten/Kota Anggaran Realisasi
n
11
Kab. Batanghari* 2014 368.286.114 118.213.005
2015 368.286.114 514.318.975
2016 318.920.000 1.248.309.799
2017 1.095.090.000 1.350.251.314
2018 2.500.000.000 2.169.073.746
Kab. Bungo* 2014 1.007.000.000 1.686.870.003
2015 1.186.000.000 327.821.039
2016 1.436.000.000 1.639.870.810
2017 1.600.000.000 2.085.843.112
2018 1.760.000.000 2.476.570.073
Kab. Kerinci* 2014 750.000.000 tidak ada data
2015 800.000.000 tidak ada data
2016 800.000.000 325.664.930
2017 1.100.000.000 1.595.403.526
2018 1.100.000.000 1.753.125.429
Kab. Merangin* 2014 660.000.000 882.773.754,69
1.365.322.219,1
2015 750.000.000
0
2016 1.250.000.000 8.726.875
2017 1.500.000.000 1.936.835.102
2018 1.500.000.000 2.229.675.251
Kab. Muaro Jambi* 2014 350.000.000 407.050.688
2015 355.200.000 270.588.130
2016 410.000.000 724.918.693
2017 475.000.000 711.787.382
2018 500.000.000 713.559.823
Kab. Sarolangun* 2014 920.000.000 tidak ada data
2015 1.070.000.000 tidak ada data
2016 1.280.000.000 1.458.114.529
2017 1.280.000.000 1.399.081.563
2018 1.280.000.000 1.458.588.465
Kab. Tanjung Jabung Barat* 2014 650.000.000 1.866.235.915
2015 750.000.000 tidak ada data
2016 1.490.000.000 2.278.663.890
2017 1.955.000.000 1.619.556.797
2018 2.010.000.000 3.279.962.126
Kab. Tanjung Jabung Timur* 2014 820.500.000 1.586.826.390
2015 1.580.500.000 2.974.380.025
2016 1.890.500.000 2.197.520.714
2017 2.320.500.000 3.232.700.491
2018 2.500.000.000 3.458.343.958
Kab. Tebo 2014 300.000.000 tidak ada data
12
2015 375.000.000 tidak ada data
2016 375.000.000 1.063.418.588
2017 848.000.000 1.392.197.687
2018 900.000.000 1.590.369.324
13.200.000.00
2014
Kota Jambi* 0 37.106.851.158
2015 17.500.000.000 16.743.102.485
2016 19.250.000.000 16.743.102.485
22.200.000.00
2017
0 25.867.583.862
24.000.000.00
2018 32.551.344.383
0
Kota Sungai Penuh 2014 700.000.000 tidak ada data
2015 850.000.000 tidak ada data
2016 1.248.798.000 1.132.629.158
2017 2.363.260.672 1.158.328.754
2018 2.363.260.672 1.242.045.895
Sumber : Dirjen PeimbanganKeuangan
2018”
ini adalah :
daerah
13
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas,
pokok permasalahan yang ingin penulis uraikan dan jawab dalam penelitian ini.
Tujuan dari penlitian ini antara lain : Perumusan masalah yang telah diuraikan
uraikan dan jawab dalam penelitian ini. Tujuan dari penlitian ini antara lain.
14
1. Manfaat Akademis
ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
BAB II
15
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENELITIAN
16
Pengarahan kebijakan segala kegiatan keuangan daerah
besar.
17
Pendapat Asli Daerah dibagi berdasarkan jenis pendapatan
1. Pajak Daerah
wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yaitu :
2. Retribusi Daerah
18
a. Retribusi Jasa Umum, yaitu pungutan atas pelayanan yang
oleh swasta.
19
Parkir, Retribusi Tempat Penginapan/pesanggrahan/Villa,
20
milik pemerintah/BUMN dan perusahaan milik swasta.
21
Dipisahkan, Jasa Giro, Pendapatan Bunga Deposito,
22
2011). Perlu dijelaskan, khususnya untuk sektor perikanan,
1. Pajak Provinsi
e. Pajak Rokok
23
Pemerintah Provinsi mengenai keterlambatan penyaluran ke
Kabupaten/Kota. Hal ini diperlukan agar Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota memiliki kepastian untuk memprediksi arus kas
masuk dan dapat digunakan untuk mendukung program kegiatan
yang dianggarkan dalam APBD. Apabila tidak terdapatnya sanksi
tentu Pemerintah Provinsi melakukan penyaluran tidak sesuai
dengan ketentuan sehingga merugikan daerah secara berkelanjutan.
Perubahan regulasi tersebut diperlukan agar Pementah memiliki
kepastian dalam proses penganggaran dan pelaksanaan;
2. Pajak Kabupaten/kota
a. Pajak Kabupaten/Kota meliputi :
i. Pajak Hotel
ii. Pajak Restoran
iii. Pajak Hiburan
iv. Pajak Reklame
v. Pajak Penerangan Jalan
vi. Pajak Parkir
vii. Pajak Mineral Bukan Logam
viii. Pajak Air Tanah
ix. Pajak Sarang Burung Walet
x. PBB Perkotaan dan Perdesaan
xi. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
24
1. Objek pajak
a. Tontonan film
d. Sirkus,akrobat,dan sulap.
e. Pameran
ketangkasan.
kebugaran(gitnes center)
j. Pertandingan olahraga
25
dan wajib pajak pada pajak hiburan tidak sama. Konsumen
sebagaiannya.
26
Tarif pajak hiburan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
sebesar 10%
lokal/tradisional adalah 0%
sebesar 5%
adalah 0%
10%
27
j. Tarif pajak untuk bar, diskotik, karaoke, klab malam, pub,
sebesar 25%
lokal/tradisional sebesar5%
15%
35%
28
v. Tarif pajak untuk pertandingan olah raga yang bertaraf
1. Objek pajak
29
sediakan restoran meliputi pelayanan penjualanan
pancing dan usaha lain yang sejenis yang disertai dengan fsilitas
2. Pengecualian pajak
mengecualikan :
30
Wajib pajak adalah pengusaha restoran termasuk di
seharusnya.
31
Wajib pajak memenhi kewajiban pajak yang di pungut
SKPDBKT.
kafe, bar, pedagang kaki lima, kolam pancing dan usaha lain
32
2.1.2. Penelitian terdahulu
restoran.
daerah.
33
2.1.3. Kerangka Pemikiran
PAJAK
HIBURAN
PENDAPATAN
ASLI DAERAH
PAJAK
RESTORAN
2.1.3. Hipotesis
sebagai berikut
34
H2 : Terdapat pengaruh signifikan Pajak Restoran
35
2.2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini jenis data yang dugunakan aflah data sekunder
antata lain adalah data pajak daerah yaitu Pajak Hiburan dan pajak
antar data runtun time serries dan data silang cross series yang disebut
yaitu data yang diperoleh dari pihak lain. Data sekunder pada
36
di provinsi jambi dan data riset kepustakaan untuk memperoleh teori
di lakukan.
Yα=ß1X1it+ß2X2it+€it
Keterangan :
Y : Variabel terikat
α : Intersep
ß1-ß2 : Parameter
37
3.2.5. Alat analisis
Ya = a
data time series dan cross section. pada model ini tidak
38
berbagai kurun waktu. Persamaan regresi untuk pendekatan
Ya = a + Xa β +
berikut :
Yit = α+ x’itβ+wit
antara lain :
39
dengan bantuan progran eviews 8 .Hipotesis yang digunakan
hausman adalah
40
Apabila Adjusted R-squere semakin mendekati satu maka akan
41
ini adlah jika nilai probabilitas t<α=0,1 persen dengan tingakt
(Gujarati,2012.237)
Kab/Kota di Provinsi
42
2014-2018
Pajak hiburan Realisasai penerimaan Juta rupiah
di Provinsi 2014-2018
Pajak Restoran Realisasai penerimaan Juta rupiah
Pajak
RestoranKab/Kota di
Provinsi 2014-2018
DAFTAR PUSTAKA
43
Arditia, Reza. 2012. Kontribusi dan Efektivitas Pajak Daerah Sebagai
Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya. Universitas
Negeri Surabaya: Jawa Timur.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek.
Azizah, Siti Ni’matul. 2017. Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap
Pendapatan Domestik Regional Bruto di Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Universtias Islam Negeri Sunan Kalijaga:
Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik. Jambi Dalam Angka. Jambi.
Bianca Biagi, Maria Giovanna Brandano, Manuela Paulina. 2017.
Tourism Taxation: A Synthetic Control Method For Policy
Evaluation. John Wiley & Sons, Ltd.: Amerika
Christian Rame, I Gusti Putu Nata Wirawan. 2013. Efektivitas, Efisiensi
Penerimaan Pajak Hiburan dan Pengaruhnya terhadap Pendapatan
Asli Daerah di Kabupaten Badung. Universitas Udayana: Bali.
Edogbanya, Adejoh, Ja’afru G. Sule. 2013. Revenue Generation: It’s
Impact on Governemnt Developmental Effort (A Study of Selected
Local Council in Kogi East Senatorial District). Kogi State
University: Nigeria
Fauzi, Luqman Yumna. 2018. Analisis Pengaruh Sektor Pariwisata
terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten dan Kota di Provinsi
Jawa Tengah. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.
Samudra Aziz, Azhari . 2015.perpajakn di indonesia:keuangan,pajak
dan retribusi daerah.JAKARTA
Hajar, 2017. Kontribusi Pajak Hiburan dalam Peningkatan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Di Kota Tangerang Selatan. Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta.
Halim, Abdul. 2001. Akuntansi Keuangan Daerah. Salemba Empat:
Jakarta. Kepmendagri No. 690.900-327 Tahun 2006 Tentang
Efektivitas dan Kemandirian Keuangan Daerah Otonom Kabupaten
Kota.
44
45