OLEH:
Muhammad Shandy Nugraha (210304105)
1. Sektor yang maju dan tumbuh pesar (kuadran I). Kuadran ini merupakan kuadran yang
laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih besar dibandingan laju
pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s) dan
memiliki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih besar dibandingkan
kontribusi
sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk). Klasifikasi ini
disimbolkan dengan si>s dan ski>sk.
2. Sektor Ekspansi (Kuadran II). Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan
sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor
tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s), tetapi memiliki nilai kontribusi
sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih kecil dibandingkan kontribusi sektor tersebut
terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk). Klasifikasi ini disimbolkan dengan
si>s dan ski<sk.
3. Sektor Potensial Berkembang (Kuadran III). Kuadran ini merupakan kuadran yang laju
pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan laju
pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s), tetapi
memiliki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih besar dibandingkan
kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk). Klasifikasi
ini disimbolkan dengan si<s dan ski>sk.
4. Sektor Tertinggal (Kuadran IV). Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan
sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor
tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s) dan sekaligus memiliki nilai
kontribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih kecil dibandingkan kontribusi sektor
tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk). Klasifikasi ini disimbolkan
dengan si<s dan ski<sk.
METODOLOGI PENELITIAN
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif
dan analisa tipologi klassen. Analisis Tipologi Klassen Potensi perekonomian daerah dapat
dilihat dari sisi pertumbuhan ekonominya dan kontribusi sektoral terhadap PDRB-nya. Pemetaan
potensi perekonomian khususnya di sembilan sektor lapangan usaha akan sangat bermanfaat bagi
daerah untuk membuat prioritas kebijakan. Untuk menentukan prioritas kebijakan ini, khususnya
kebijakan pembangunan ekonomi, diperlukan analisis ekonomi (struktur ekonomi) daerah secara
menyeluruh. Analisis ekonomi yang digunakan adalah tipologi klassen.
Daerah yang menjadi referensi dalam penelitian ini adalah Laju Pertumbuhan PDRB dan
Nilai PDRB Kabupaten/Kota 5 tahun lalu di daerah Sumatera Utara dengan data yang di peroleh
dari BPS (Badan Pusat Statistik).
Tabel 2. PDRB Per Kapita Atas Dasasr Harga Konstan 2010 menurut Kabupaten Kota (Rupiah)
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Kabupaten.kota
Kabupaten Kota (Rupiah)
Tahun
2021 2020 2019 2018 2017 Rata-rata
Sumatera Utara 36,666,202.00 36,175,157.00 36,853,549.00 35,570,497.00 34,183,578.22 35,889,796.64
Nias 18,044,408.00 17,833,321.00 17,832,367.00 17,083,166.00 16,030,665.00 17,364,785.40
Mandailing Natal 20,051,582.00 19,713,554.00 20,884,793.00 20,077,434.00 19,149,942.92 19,975,461.18
Tapanuli Selatan 33,049,746.00 32,405,690.00 34,333,370.00 32,830,961.00 31,401,969.50 32,804,347.30
Tapanuli Tengah 19,359,017.00 19,159,574.00 18,426,363.00 18,040,975.00 17,454,918.77 18,488,169.55
Tapanuli Utara 19,219,312.00 18,757,263.00 19,051,661.00 18,374,589.00 17,731,975.77 18,626,960.15
Toba Samosir 27,061,051.00 26,728,923.00 29,982,468.00 28,735,785.00 27,512,115.44 28,004,068.49
Labuhan Batu 48,296,859.00 47,272,345.00 46,516,864.00 45,453,757.00 43,979,259.20 46,303,816.84
Asahan 35,080,599.00 34,296,170.00 35,853,217.00 34,298,167.00 32,732,373.00 34,452,105.20
Simalungun 28,542,404.00 28,024,200.00 31,498,973.00 30,098,897.00 28,764,975.24 29,385,889.85
Dairi 21,310,297.00 21,142,880.00 23,130,294.00 22,131,904.00 21,175,290.46 21,778,133.09
Karo 35,646,915.00 35,330,580.00 34,241,297.00 33,548,969.00 32,603,230.05 34,274,198.21
Deli Serdang 37,176,568.00 36,611,692.00 32,323,392.00 31,703,566.00 30,734,437.46 33,709,931.09
Langkat 29,238,118.00 28,520,913.00 28,383,253.00 27,206,663.00 26,084,182.01 27,886,625.80
Nias Selatan 11,832,505.00 11,840,901.00 13,141,502.00 12,669,144.00 12,171,368.12 12,331,084.02
Humbang Hasundutan 21,125,372.00 20,981,725.00 21,688,746.00 20,936,544.00 20,122,032.79 20,970,883.96
Pakpak Barat 16,363,174.00 16,352,227.00 17,192,714.00 16,729,545.00 16,119,206.71 16,551,373.34
Samosir 22,964,364.00 22,645,210.00 24,562,771.00 23,301,473.00 22,197,192.88 23,134,202.18
Serdang Berdagai 30,001,455.00 29,433,590.00 31,525,713.00 29,972,081.00 28,578,473.62 29,902,262.52
Batu Bara 59,263,733.00 58,368,433.00 57,372,549.00 55,687,755.00 53,861,509.86 56,910,795.97
Padang Lawas Utara 32,607,119.00 32,035,761.00 29,810,105.00 29,095,952.00 28,068,178.35 30,323,423.07
Padang Lawas 31,708,503.00 30,960,573.00 27,919,942.00 27,346,229.00 26,353,881.12 28,857,825.62
Labuhanbaru Selatan 61,933,497.00 60,340,691.00 54,619,158.00 53,459,816.00 51,732,841.88 56,417,200.78
Labuhanbatu Utara 46,568,283.00 45,457,411.00 47,262,918.00 45,475,598.00 43,618,783.14 45,676,598.63
Nias Utara 16,245,689.00 16,142,680.00 16,882,745.00 16,267,983.00 15,684,401.30 16,244,699.66
Nias Barat 14,192,899.00 14,000,410.00 15,101,762.00 14,448,585.00 13,855,913.00 14,319,913.80
Sibolga 39,982,479.00 39,360,246.00 40,822,377.00 38,868,882.00 37,025,798.10 39,211,956.42
Tanjungbalai 33,206,528.00 32,838,962.00 32,861,261.00 31,584,351.00 30,229,196.27 32,144,059.65
Pematangsiantar 35,261,545.00 35,261,711.00 37,562,875.00 36,174,303.00 34,790,061.93 35,810,099.19
Tebing Tinggi 23,002,800.00 22,810,098.00 23,924,932.00 23,130,037.00 22,251,504.28 23,023,874.26
Medan 64,078,946.00 63,321,299.00 68,575,552.00 65,369,991.00 62,177,532.86 64,704,664.17
Binjai 27,636,609.00 27,468,201.00 29,237,445.00 28,144,644.00 26,979,956.05 27,893,371.01
Padangsidimpuan 19,092,110.00 18,864,132.00 19,041,497.00 18,451,718.00 17,731,903.34 18,636,272.07
Gunungsitoli 25,742,122.00 25,344,252.00 23,944,192.00 22,940,736.00 21,891,891.66 23,972,638.73
Tabel 3. PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut kabupaten kota (Persen)
Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan 2010 menurut Kabupaten.kota (Persen)
Kabupaten Kota Tahun
2021 2020 2019 2018 2017 Rata-rata
Sumatera Utara 2.61 -1.07 5.22 5.18 5.12 3.41
Nias 2.21 1.80 5.04 4.95 5.01 3.80
Mandailing Natal 3.20 -0.94 5.30 5.79 6.09 3.89
Tapanuli Selatan 3.24 0.39 5.23 5.19 5.21 3.85
Tapanuli Tengah 2.56 -0.76 5.18 5.20 5.24 3.48
Tapanuli Utara 3.54 1.50 4.62 4.35 4.15 3.63
Toba Samosir 2.92 -0.27 4.88 4.96 4.90 3.48
Labuhan Batu 3.85 0.09 5.07 5.06 5.00 3.81
Asahan 3.73 0.21 5.64 5.61 5.48 4.13
Simalungun 3.70 1.01 5.20 5.18 5.13 4.04
Dairi 2.05 -0.94 4.82 5.01 4.93 3.17
Karo 2.25 -0.80 4.60 4.55 5.21 3.16
Deli Serdang 2.23 -1.78 5.18 5.15 5.10 3.18
Langkat 3.08 -0.86 5.07 5.02 5.05 3.47
Nias Selatan 2.02 0.61 5.03 5.02 4.56 3.45
Humbang Hasundutan 2.02 -0.13 4.94 5.04 5.02 3.38
Pakpak Barat 2.54 -0.18 5.87 5.85 5.94 4.00
Samosir 2.65 -0.59 5.70 5.58 5.35 3.74
Serdang Berdagai 2.87 -0.44 5.28 5.17 5.16 3.61
Batu Bara 2.35 -0.31 4.35 4.38 4.11 2.98
Padang Lawas Utara 3.26 1.14 5.61 5.58 5.54 4.23
Padang Lawas 3.83 1.18 5.64 5.96 5.71 4.46
Labuhanbaru Selatan 3.82 0.80 5.35 5.27 5.09 4.07
Labuhanbatu Utara 3.83 0.27 5.15 5.20 5.11 3.91
Nias Utara 2.02 1.58 4.65 4.42 4.43 3.42
Nias Barat 2.26 1.66 4.82 4.77 4.81 3.66
Sibolga 2.10 -1.36 5.20 5.25 5.27 3.29
Tanjungbalai 2.35 -0.47 5.79 5.77 5.51 3.79
Pematangsiantar 1.25 -1.89 4.82 4.80 4.41 2.68
Tebing Tinggi 2.51 -0.70 5.15 5.17 5.14 3.45
Medan 2.62 -1.98 5.93 5.92 5.81 3.66
Binjai 2.23 -1.83 5.51 5.46 5.39 3.35
Padangsidimpuan 2.75 -0.73 5.51 5.45 5.32 3.66
Gunungsitoli 2.25 0.38 6.05 6.03 6.01 4.14
Untuk menentukan pemetaan tipologi klassen suatu daerah yaitu dengan cara mencari
rasio pertumbuhan PDRB dan rasio nilai PDRB dengan cara membandingkan rata-rata laju
pertumbuhan PDRB kabupaten/kota dengan rata-rata laju pertumbuhan PDRB daerah Sumatera
Utara dan membandingkan rata-rata kontribusi PDRB kabupaten/kota dengan rata-rata kontribusi
PDRB derah Sumatera Utara. Analisis tipologi klassen dipergunakan untuk mengidentifikasi
peta potensi ekonomi secara makro. Berdasarkan analisis Tipologi Klassen, potensi daerah secara
sektoral yang didasarkan pada data PDRB bisa dipetakan.
Kabupaten Kota Rasio Pertumbuhan PDRB Kab/Kota Kabupaten Kota Rasio Nilai PDRB/Kapita Kabupaten
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemetaan tipologi klassen Kabupaten/Kota di Sumatera Utara,
diperoleh data sebagai berikut: (1) Wilayah yang berada pada kuadran I atau wilayah maju yaitu
yang termasuk klasifikasi pertumbuhan PDRB dan nilai PDRB/Kapita yang tertinggi (≥1) adalah
kota Medan, lalu diikuti oleh wilayah Labuhan Batu, Labuhan Batu Selatan dan Labuhan Batu
Utara.
(2) Wilayah yang berada pada kuadran II atau wilayah ekspansi yaitu yang termasuk klasifikasi
Pertumbuhan PDRB Tinggi (≥1) tetapi memiliki nili PDRB/Kapita yang rendah (1≤) adalah
Nias, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Toba Samosir,
Asahan, Simalungun, Langkat, Nias Selatan, Pakpak Barat, Samosir, Serdang Berdagai, Padang
Lawas Utara, Padang Lawas, Nias Utara, Nias Barat, Tanjung Balai, Tebing Tinggi,
Padangsidimpuan dan Gunungsitoli. (3) Wilayah yang berada pada Kuadran III atau wilyaah
potensial berkembang yaitu yang termasuk klasifikasi pertumbuhan PDRB yang rendah (1≤)
tetapi memiliki nilai PDRB/Kapita yang tinggi (≥1) adalah Sibolga, Pematangsiantar, dan Batu
Bara. (4) Wilayah yang berada pada kuadran IV atau wilayah tertinggal yaitu termasuk
klasifikasi pertumbuhan PDRB dan nilai PDRB/Kapita rendah (1≤) adalah Binjai, Humbang
Hasundutan, Dairi, Karo dan Deli Serdang.
Saran
Pemerintah daerah perlu melakukan tindaklanjut yang serius baik bersifat vertikal
maupun horizontal. Perbaikan vertikal dikaitkan dengan upaya pemerintah daerah untuk
memperbaiki kualitas sumberdaya manusia dan pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah
terhadap daerah lain. Namun sasaran ini belum tentu tercapai karena jika daerah lain melakukan
hal yang sama atau bahkan lebih baik, maka bukan tidak mungkin sasaran vertikal peningkatan
pertumbuhan ekonomi menjadi tidak tercapai bahkan bisa menjadi turun. Dalam hal ini upaya
perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah daerah akan lebih bersifat horizontal. Artinya,
walaupun secara vertikal
tidak menjadi lebih baik tetapi secara kualitas masingmasing daerah akan menjadi lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Todaro, Michael.P. dan Stephen C. Smith .(2011). Pembangunan Ekonomi Edisi Ke Sebelas.
Jakarta : Erlangga
Sjafrizal, 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi, Baduose Media, Cetakan Pertama, Padang