BAB 1
PENDAHULUAN
dan bahasa serta warisan alam yang sudah dikenal oleh dunia merupakan
keadaan alam, flora dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta
peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang dimiliki
Pada tahun 2004 telah dibentuk kebijakan tentang otonomi daerah yaitu
kebijakan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
2
kegiatan kepariwisataan adalah Provinsi Jawa Tengah lewat Visit Jateng. Program
promosi kepariwisataan ini telah dibentuk pada tahun 2013 dengan tujuan untuk
sektor yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata dibenahi agar jumlah wisatawan
objek wisata.
pariwisata berkaitan erat dengan tingkat perekonomian yang dicapai oleh suatu
pariwisata di negara tersebut juga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan negara
yang memiliki tingkat perekonomian lebih rendah. Salah satu cara untuk
mengetahui tingkat perekonomian suatu negara atau daerah adalah dengan melihat
Tabel 1. 1
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2013-2015 (Juta Rupiah)
No Kabupaten/Kota 2013 2014 2015
1 Cilacap 81,022,670.26 83,392,999.38 88,777,804.56
2 Banyumas 27,793,138.47 29,367,687.40 31,164,876.40
3 Purbalingga 12,778,311.23 13,526,936.62 14,255,939.69
4 Banjarnegara 11,043,083.01 11,625,248.69 12,262,427.80
5 Kebumen 14,333,333.50 15,164,391.84 16,118,153.23
3
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dilihat dari besarnya nominal PDRB atas
dasar harga konstan. Tabel 1.1 menjelaskan bahwa PDRB atas dasar harga
konstan Provinsi Jawa Tengah selalu meningkat dari tahun 2013-2015 dengan
4
96,985,402.04 pada tahun 2013 dan terus naik pada tahun 2014 sebesar Rp
103,172,131.51 serta pada tahun 2015 sebesar Rp 109,141,554.19. Hal ini berarti
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Semarang yang berasal dari pajak hiburan,
pajak hotel dan pajak restoran. Penerimaan asli daerah sektor pariwisata tidak
timbul dari kegiatan hiburan semata namun terdapat kegiatan mata rantai industri
Tabel 1. 2
Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Semarang
Tahun 2013-2015
No PAD 2013 2014 2015
1 Pajak Hotel 44.674.905.002 50.589.695.464 55.445.095.950
2 Pajak Restoran 48.387.960.623 62.752.745.542 78.156.642.554
3 Pajak Hiburan 12.405.484.804 14.670.566.132 15.728.927.946
4 Pajak Reklame 22.921.879.365 22.505.204.838 25.910.827.083
5 Pajak Penerangan Jalan 137.411.660.918 163.497.269.621 185.505.501.940
6 Pajak Mineral Bukan Logam 1.367.379.075 25.199.840 120.188.240
7 Pajak Parkir 5.658.633.242 7.508.343.122 9.574.487.370
8 Pajak Air Tanah 4.679.097.924 4.873.574.208 5.543.419.678
9 Pajak BPHTB 220.909.156.797 254.085.540.258 232.877.793.324
10 Pajak Bumi & Bangunan 185.292.332.200 211.001.447.064 207.346.969.699
11 Retribusi daerah 2.636.154.903 2.704.290.412 2.837.436.321
12 Lain-lain PAD yang Sah 63.810.005.372 98.951.353.212 115.729.630.095
13 Dana Perimbangan 1.191.097.523.757 1.274.767.390.279 1.270.371.271.674
14 Lain-lain Pendapatan Sah 679.553.892.597 752.881.442.793 808.674.296.655
JUMLAH 2.620.806.066.579 2.920.814.042.785 3.013.821.488.529
Sumber: DPKAD Kota Semarang
5
Tabel 1.2 menjelaskan bahwa PAD tertinggi Kota Semarang adalah dana
desentralisasi atau kegiatan otonomi daerah. PAD tertinggi yang berasal dari pajak
daerah yaitu pajak BPHTB karena Kota Semarang cenderung lebih banyak
memiliki bangunan seperti gedung dan perumahan dari pada yang ada di daerah
sehingga penerimaan dari BPHTB di Kota Semarang cenderung lebih besar. Jika
salah satu objek wisata di Kota Semarang menggunakan gedung dan ada lahan
parkir berarti objek wisata tersebut juga menyumbang PAD berupa BPHTB, PBB
dan retribusi daerah. PAD dari sektor pariwisata yaitu pajak hotel, pajak restoran
dan pajak hiburan cukup tinggi di Kota Semarang, meskipun masih kalah dengan
dana perimbangan, BPHTB, PBB dan pajak yang lainnya namun hal tersebut
merupakan kota industri dan kota pusat pemerintahan Provinsi Jawa Tengah..
Selain itu nominal pajak hotel, pajak hiburan dan pajak restoran mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2013 pajak hotel menyumbang PAD
50.589.695.464 pada tahun 2014 dan Rp 55.445.095.950 pada tahun 2015. Pajak
restoran menyumbang PAD sebesar Rp 48.387.960.623 pada tahun 2013 dan terus
naik pada tahun 2014 menjadi Rp 62.752.745.542 serta pada tahun 2015 menjadi
dikembangkan.
Kota Semarang memiliki berbagai objek wisata dan event yang dapat
dijadikan tempat untuk para wisatawan melakukan liburan atau berekreasi, serta
dari kegiatan kepariwisataan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.3.
Tabel 1. 3
Jumlah Pengunjung dan Pendapatan Objek Wisata Di Kota Semarang
Tahun 2013-2015
Nama Objek Pengunjung (Orang) Pendapatan (Rp)
No
Wisata 2013 2014 2015 2013 2014 2015
1 Goa Kreo 0 108.074 134.695 - 232.095.486 469.016.248
Hutan Wisata
2 Tinjomoyo 1.951 3.678 4.423 7.010.250 21.308.009 14.105.500
Kampoeng Taman
3 Lele 16.941 17.217 37.251 309.591.750 789.406.650 555.363.650
MEC Tapak
4 Tugurejo 13.638 12.523 13.581 3.725.000 - 6.790.500
5 Pantai Marina 433.205 600.947 468.926 1.348.104.000 2.071.400.000 1.759.498.000
Gelanggang
6 Pemuda Manunggal 93.461 103.791 144.366 580.538.116 607.911.940 660.553.500
International Sport
7 Club 39.216 31.007 9.952 1.256.891.500 1.035.072.000 113.540.327
Kolam Renang Tirta
8 Indah 17.231 15.108 18.311 287.655.000 275.246.000 328.208.500
Oasis Swimming
9 pool 1.486 - - 15.546.500 - -
10 Paradise Club 2.233 1.662 - 64.137.500 29.085.000 -
Taman Margasatwa
11 SMG 246.127 280.436 361.965 2.530.702.251 2.719.432.500 2.800.654.756
12 Maerokoco 16.244 38.382 73.861 93.210.000 214.539.000 559.251.000
Taman rekreasi
13 Marina 13.878 - - 277.560.000 - -
Taman Ria
14 wonderia 88.525 87.486 43.238 1.149.283.000 778.453.088 339.598.408
15 Water Blaster 218.668 222.963 91.061 4.570.182.373 4.890.977.841 3.932.206.398
16 Gereja Blenduk 0 - - - - -
17 Lawang Sewu 243.518 485.629 688.996 1.703.985.000 3.401.564.845 5.956.145.000
18 Makam S. Pdran 0 - - - -
7
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa objek wisata yang memiliki jumlah
orang pada tahun 2013 dan meningkat pada tahun 2014 dengan jumlah 600.947
orang kemudian terjadi penurunan pada tahun 2015 dengan jumlah 468.926 orang,
namun masih menjadi yang tertinggi diantara objek wisata yang lain di tahun yang
sama. Pendapatan tertinggi objek wisata di kota Semarang adalah Water Blaster
pada tahun 2014 sebesar Rp 4.890.977.841 kemudian pada tahun 2015 Lawang
pendapatan terendah adalah adalah Sam Poo Kong. Pada tahun 2013 jumlah
pengunjung Sam Poo Kong adalah 200 orang dengan pendapatan Rp 1.140.000
8
dan terus meningkat pada tahun 2014 dengan jumlah pengunjung 2.185 orang dan
Dari banyaknya objek wisata dan event yang terdapat di Kota Semarang
ternyata masih ada objek wisata yang memiliki potensi namun kurang
berkembang, salah satunya adalah objek wisata ISC (International Sport Club).
Penelitian ini mengambil kasus di ISC karena selama periode 2013-2015 ISC
penurunan drastis pada tahun 2015 yaitu sekitar 67% jumlah kunjungan
wisatawannya. Pada tahun 2013 ISC mampu menarik pengunjung hingga 39.216
orang kemudian terus menurun pada tahun 2014 dengan kunjungan 31.007 orang
pendapatan objek wisata tersebut. Pada tahun 2013 pendapatan ISC yaitu Rp
olahraga atau sering disebut sport center namun dalam skala kecil. Objek wisata
Semarang ini memiliki beberapa fasilitas untuk berolahraga seperti futsal, tenis
dan kolam renang untuk berenang. ISC memiliki 23 tenaga kerja yaitu 17 tenaga
kerja laki-laki dan 6 tenaga kerja perempuan. ISC juga merupakan kompleks
9
selain itu objek wisata tersebut letaknya strategis karena berada di tengah kota.
Gambar 1. 1
Objek Wisata International Sport Club Kota Semarang
untuk bisnis dan pariwisata untuk berkonvensi. ISC merupakan objek wisata yang
dirancang untuk pariwisata olahraga. Pariwisata olahraga ini dapat dibagi lagi
menjadi 2 jenis yaitu Sport Event dan Sporting Tourism of the Practitioner. ISC
menawarkan kedua jenis pariwisata olahraga tersebut karena ISC beberapa kali
menyediakan sarana untuk event olahraga seperti kompetisi futsal dan kompetisi
pengunjung untuk dipraktekan sendiri seperti berenang, bermain futsal dan lain-
lain.
tempatnya yang strategis di Kota Semarang, namun potensi tersebut dirasa kurang
mampu untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke ISC. Hal ini terbukti
dari data yang diperoleh dari dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah yang
pendapatan objek wisata tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
dan kelemahan-kelemahan objek wisata ISC, serta mengetahui strategi apa yang
wisata tersebut.
ISC merupakan salah satu objek wisata di kota Semarang yang mempunyai
potensi. Potensi tersebut dapat dilihat dari letaknya yang strategis dan salah satu
mini sport center yang menyediakan beberapa fasilitas olahraga, namun potensi
pendapatan objek wisata ISC. Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah
pengembangan pariwisata.
pariwisata.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
yang dimaksud dengan pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh
dideskripsikan sebagai kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta
daerah.
manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian
diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri, meliputi
pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan
yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia
bertujuan:
3. Menghapus pengangguran
14
4. Mengatasi kemiskinan
6. Memajukan kebudayaan
riset, untuk mempelajari adat istiadat dari daerah yang berbeda, maupun
di daerah tujuan.
jenis ini biasanya dilatar belakangi oleh adanya agenda rapat atau
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata. Seorang wisatawan berkunjung ke suatu tempat, daerah atau
negara karena tertarik oleh sesuatu yang menarik dan menyebabkan wisatawan
16
berkunjung ke suatu tempat disebut daya tarik dan atraksi wisata (Mappi, 2001).
Dalam Undang-Undang Nomor 9 tahun 1990, objek dan daya tarik wisata adalah
yaitu:
lain-lain.
wisata itu sendiri. Pembangunan objek dan daya tarik wisata dapat
17
Menurut UU Nomor 9 Tahun 1990 disebutkan bahwa objek dan daya tarik
a. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
b. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud
dua macam wisata yaitu wisata buatan manusia dan wisata alam.
bisnis, keunggulan dan harapan konsumen serta faktor-faktor lain yang dapat
tujuan wisata dilakukan analisis lingkungan dan analisis sumber daya. Tujuan
analisis ini tidak lain adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi sumber daya
suatu tempat menjadi suatu tempat tujuan wisata, agar dapat menarik untuk
objek wisata dan atraksi wisata, yang berbeda dengan apa yang dimiliki
tersebut setiap banyak yang dapat dilihat dan disaksikan serta harus
money charger, bank, kantor pos, kontor telpon, dan lain sebagainya.
pariwisata tidak dapat dilepaskan dari perkembangan politik, ekonomi, sosial, dan
pariwisata, diantaranya:
19
keseluruhan.
diambil kata sepakat, apa yang menjadi kewajiban pemerintah dan mana yang
tidak terjadi tumpang tindih yang dapat menimbulkan perbedaan antara satu pihak
melakukan penelitian yang baru termasuk dalam penelitian ini. Adapun penelitian
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No Penulis Judul Metode Hasil
(Tahun)
1 Eko Syamsul Pengembangan Analisis Hasil analisis SWOT menyebutkan
Ma’arif Objek Wisata SWOT bahwa kebijakan yang disarankan
Tahajuddin Wonderia di Kota dan AHP adalah strategi progresif karena
(2011) Semarang Wonderia berada pada kuadran I yang
berarti Wonderia mempunyai potensi
untuk dikembangkan di masa yang
akan datang, sedangkan hasil AHP
menyebutkan bahwa kriteria yang harus
diprioritaskan adalah aspek infrastuktur
dengan nilai 0,413. Namun untuk
keseluruhan alternatif yang
direkomendasikan oleh key person
dalam AHP, kebijakan yang menjadi
prioritas adalah alternatif standarisasi
dengan nilai 0,167.
2 Rendi Redona Strategi Analisis Kawasan Wisata Gunung Tidar berada
(2015) Pengembangan SWOT pada posisi kuadran V. Hal ini berarti
Produk Kawasan bahwa strategi yang harus diterapkan
Wisata Gunung yaitu pertahankan dan pelihara (strategi
Tidar tidak berubah). Strategi umum yang
diterapkan yaitu strategi pengembangan
produk tambahan maupun market
share. Berdasarkan analisis SWOT
diketahui bahwa empat strategi
alternatif yang relevan diterapkan
adalah strategi pengembangan produk,
strategi pengembangan promosi,
strategi pariwisata berkelanjutan dan
pengembangan kelembagaan dan SDM.
21
pariwisata kecuali pada penelitian yang dilakukan oleh Billy Soetardji dan Eri
analisis SWOT, sama dengan analisis yang digunakan oleh Rendy Redona, Angga
ekonomi. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah ISC yang merupakan objek
menggunakan objek wisata yang berbeda dari sport tourism kecuali penelitian
yang dilakukan oleh Billy dan Eri yang sama-sama menggunakan objek wisata
atau event yang berbasis sport tourism namun berbeda objek wisata yaitu mereka
dalam hal objek wisata namun ada salah satu objek wisata yang kurang
berkembang yaitu ISC. Kerangka berfikir ini akan menjelaskan secara sederhana
berfikirnya:
24
penelitian ini ditulis. Bermula pada saat ISC kurang berkembang yang didukung
oleh adanya data yang menyebutkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke ISC
dan jumlah pendapatan menurun. Penurunan ini adalah masalah, kemudian timbul
pariwisata agar jumlah wisatawan dan pendapatan ISC meningkat. Ada dua
metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif untuk
bagaimana kondisi ISC dan strategi apa yang akan digunakan ISC untuk
BAB III
METODE PENELITIAN
bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah
ISC dan membuat strategi pengembangan lewat metode SWOT agar terjadi
jumlah wisatawan yang berkunjung. Lokus dalam penelitian ini adalah lokasi
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari observasi langsung,
analisis SWOT. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari BPS Provinsi Jawa Tengah berupa data PDRB ADHK 2010 Tahun 2013-
27
2015, DPKAD Kota Semarang berupa data Realisasi PAD Kota Semarang Tahun
2013-2015 serta dari Dinas Kebudayaan dan Provinsi Jawa Tengah berupa data
Jumlah Pengunjung dan Pendapatan Objek Wisata Kota Semarang Tahun 2013-
2015.
a. Observasi
pengamatan dilapangan.
b. Wawancara
pengunjung.
c. Kuesioner
SWOT.
28
Data sekunder diperoleh melalui instansi terkait dalam penelitian ini. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari BPS Provinsi Jawa
Tengah berupa data PDRB ADHK 2010 Tahun 2013-2015, DPKAD Kota
Semarang berupa data Realisasi PAD Kota Semarang Tahun 2013-2015 serta dari
Dinas Kebudayaan dan Provinsi Jawa Tengah berupa data Jumlah Pengunjung
sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti. Populasi dalam
Adapun yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari jumlah dan
dipandang orang yang ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2007
𝑁
n = 1+𝑁𝑒 2
Dimana:
n : Ukuran Sampel
26725
n = 1+26725(10%)2
26725
n = 268,25
n = 99,63
n = 100
Dari data mengenai perhitungan sampel diatas terdapat 100 sampel jadi
eksternal objek wisata ISC. Sedangkan metode analisis SWOT untuk menjawab
berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin berasal
Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis
situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2006 dalam Angga Pradikta, 2013).
Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan mengumpulkan data,
pengumpulan data dapat dibagi menjadi dua, yakni data eksternal berupa EFAS
(External Factors Analysis Strategic) dan data internal berupa IFAS (Internal
Tabel 3. 1
Peluang X X X
Jumlah X X X
Ancaman X X X
Jumlah X X X
Total X X X
Sumber: Fredi Rangkuti (2004) dalam Eko Tahajuddin (2011) dengan modifikasi
Tabel 3. 2
Kekuatan X X X
Jumlah X X X
Kelemahan X X X
Jumlah X X X
Total X X X
Sumber: Fredi Rangkuti (2004) dalam Eko Tahajjudin (2011) dengan modifikasi
32
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
(peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya kecil
diberi rating 1)
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
satu.
2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing faktor dengan memberi skala
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
Keterangan :
Tabel 3.3
Pemberian Bobot Faktor Strategis Internal
Faktor Strategi
A B C D (....) Total Bobot
Internal
A
B
C
D
(....)
Total
Sumber : Kinnear dalam Furqony (2017)
34
Tabel 3.4
Pemberian Bobot Faktor Strategis Eksternal
Faktor Strategi
A B C D (....) Total Bobot
Eksternal
A
B
C
D
(....)
Total
Sumber : Kinnear dalam Furqony (2017)
Taylor (1991):
𝑋𝑖
𝛼=
∑𝑛𝑖−1 𝑋𝑖
Keterangan :
I = 1,2,3,......n
n = Jumlah peubah
dalam pengembangan objek wisata ISC. Hal ini tanpa memperdulikan apakah
faktor kunci itu adalah kekuatan dan kelemahan internal, tetapi faktor yang
ISC. Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel
35
variabel dimulai dari skala 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (sangat tidak penting),
wisata dilakukan sebaliknya. Bobot faktor eksternal berkisar 0,0 (tidak penting)
mempunyai pengaruh paling besar dalam pengembangan objek wisata ISC harus
diberikan bobot yang paling tinggi dengan jumlah keseluruhan bobot haus sama
dengan 1,00.
Tabel 3.5
Analisis Faktor Internal dan Eksternal
Faktor-faktor Strategi Internal dan
Bobot Rating Bobot x Rating
Eksternal
Kekuatan
Kelemahan
Total
Ancaman
Kekuatan
Total
Sumber : Rangkuti, 2015
36
3) Tahap Analisis
Peluang (opportunities)
Ancaman (threats)
bersangkutan.
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
Tabel 3.6
Matrik SWOT
a. Strategi SO
komparatif. Dua elemen sektor pariwisata eksternal dan internal yang baik
ini tidak boleh dilepaskan begitu saja, tetapi akan menjadi isu utama
b. Strategi ST
c. Strategi WO
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Kotak ini merupakn kajian
yang ada. Peluang yang besar di sini akan dihadapi oleh kurangnya
d. Strategi WT
ISC dalam pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dari pertemuan antara
ancaman dan tantangan dari luar dengan kelemahan yang terdapat di dalam
sumber daya internal yang ada. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang
menghindari ancaman.
41
BAB IV
International Sport Club merupakan salah satu tempat wisata yang berada di
Kota Semarang yang beralamat di jalan Letnan M.T Haryono 1014-1016 Lamper
Kidul, Semarang, Jawa Tengah, berdekatan dengan Java Super Mall dan
bersebelahan dengan pasar kambing. ISC buka setiap hari pukul 07.00 WIB -
24.00 WIB.
Untuk sampai ke ISC bisa melalui mana saja karena tempat ini yang
strategis dan berada di kota, yaitu lewat kendaraan umum ataupun kendaraan
koridor III (Pelabuhan Tanjung Emas – Akademi Kepolisian) dan melalui Koridor
berjalan beberapa meter saja ke ISC. Untuk kendaraan pribadi bisa menggunakan
google maps untuk menuju ke ISC jika tidak mengetahui letak objek wisata ini.
lapangan tenis dan 2 lapangan futsal. Ada faslilitas lain penunjang objek wisata ini
antara lain:
1. Kolam Renang
anak yang dilengkapi dengan arena bermain seperti prosotan dan air
43
mancur, serta kolam renang untuk orang dewasa semi outdoor yang
dilengkapi dengan kanopi agar jika berenang di siang hari tidak panas
terkena sinar matahari maupun hujan. Kelebihan kolam renang ISC adalah
tidak terlalu berbau kaporit dan kondisi air serta kolam yang bersih karena
jum’at dan Rp 50.000 untuk hari sabtu-minggu. Ada harga yang lebih
murah yaitu tiket terusan dengan 10 kali berenang (jangka waktu 3 bulan)
Rp 35.000 hari biasa maupun weeekend. Kolam renang ISC hanya buka
2. Lapangan Futsal
jenis permukaan berupa semen dan lapangan futsal semi outdoor yang
kelebihan yaitu harga lebih murah untuk menyewa dan perawatan yang
cidera dan licin jika berdebu. Kelebihan lapangan vinyl adalah permukaan
lembut dan empuk, tingkat kerataan cukup baik, serta kesat sedangkan
kelemahannya adalah jika sudah lama digunakan akan ada bagian yang
44
baik, daya cengkram kurang baik, dan mudah rusak bila lembab atau
basah.
3. Lapangan Tenis
terdapat kanopi untuk melindungi dari panas matahari dan hujan. Semua
lapangan tenis di ISC berada dalam satu atap kanopi, jadi lapangan-
13.00 – 18.00 WIB, dan Rp 85.000/jam untuk pukul 18.00 – 24.00 WIB.
Ini belum termasuk Ball Boy (Rp 5.000/jam untuk semua jam main),
namun ini hanya jika diperlukan. Jika tidak ingin repot-repot mengambil
bola yang keluar lapangan atau nyangkut di net bisa menyewa Ball Boy.
ISC juga menjual bola tenis, untuk satu set (4 buah bola) Rp 30.000
potongan Rp 15.000 untuk 1 jam serta Rp 20.000 untuk 2 jam atau lebih.
4.2 Analisis Kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal Objek Wisata ISC
Hasil dari analisis tersebut akan digunakan untuk melakukan evaluasi internal
kelemahan yang dimiliki objek wisata ISC. Faktor internal dalam penelitian ini
meliputi daya tarik, letak geografis dan infrastruktur. Faktor tersebut kemudian
tepat untuk mengembangkan objek wisata ISC yang saat ini mendukung strategi
wisata ISC. Faktor eksternal diturunkan dari variabel persaingan dan dukungan
wisata ISC:
wawancara kepada pengelola maupun pengunjung objek wisata ISC. Faktor yang
Kebersihan merupakan salah satu daya tarik dasar yang harus dimiliki
oleh sebuah objek wisata. ISC merupakan objek wisata yang menjaga sekali
pengunjung, setuju bahwa objek wisata ISC sangat bersih tidak ada sampah, air
kolam bersih, toilet bersih dan wangi. Untuk menjaga agar objek wisata ISC
kolam dikuras dua kali seminggu, lapangan futsal dan tenis dibersihkan setiap
47
kali mulai berdebu agar tidak licin, serta sanggar senam dibersihkan setiap hari
2. Tempat Parkir, Kolam Renang dan Halaman Disekitar Kolam Renang Yang
Luas.
Objek wisata ISC memliki tempat parkir yang luas sehingga terasa
nyaman untuk bebas memilih tempat parkir dan tarif parkir di ISC adalah Rp
2.000 reguler, Rp 5.000 inap untuk motor dan Rp 5.000 reguler, Rp 10.000
inap untuk mobil. Kolam renang ISC juga tergolong luas sehingga nyaman
untuk pengunjung. Halaman disekitar kolam juga tergolong luas dan memiliki
olahraga ISC ini tergolong bagus. Untuk area kolam renang sudah terdapat
loker untuk menyimpan pakaian, gazebo dan kursi-kursi tempat duduk, serta
toilet yang bersih. Untuk lapangan futsal sudah memakai permukaan vinyl
jarang ada tempat futsal yang permukaannya Vinyl. Untuk lapangan tenis
tergolong standar saja seperti fasilitas olahraga yang ada di tempat lain namun
lapangan tenis sudah dilengkapi dengan kanopi jadi terhindar dari panas
Objek wisata ISC berada didekat pusat kota merupakan kelebihan dari
objek wisata ini. Pengunjung dari kota Semarang yang ingin melakukan
kesini. Apalagi objek wisata ISC yang berada di jalan M.T Haryono ini cukup
dekat dengan kawasan Simpang Lima Kota Semarang dan Java Supermall, jadi
penjaga parkir dan satpam yang berjaga. Menurut pengelola ISC tidak pernah
ada tindak kejahatan kriminal seperti curanmor di dalam objek wisata ISC.
yang tenggelam di kolam penjaga siap siaga. Kondisi keamanan yang baik
6. Lokasi ISC Strategis Sehingga Akses Menuju Objek Wisata Yang Mudah.
ISC berada didekat pusat kota Semarang dan berada di dekat Java
Supermall. Hal ini merupakan keunggulan yang dimiliki ISC. Para pengunjung
yang ingin pergi ke ISC tidak perlu takut untuk tersasar karena tempatnya yang
untuk sampai ke ISC. Untuk Trans Semarang bisa melalui koridor III
memanfaatkan event dari pihak luar, meskipun setiap tahun beberapa kali
jumlah pengunjung ISC. Di era digitalisasi seperti sekarang ini harusnya pihak
Harga untuk berenang sekali di ISC Rp 40.000 per orang dibandingkan dengan
50
Meskipun tidak semahal Water Blaster atau kolam renang Lakers Club BSB,
fasilitas kolam renang di ISC kurang. Water Blaster memiliki sarana bermain
air yang lebih lengkap dan Lakers Club BSB memliki pemandangan yang
bagus dibandingkan ISC. Untuk sewa lapangan futsal juga relatif mahal, Rp
135.000 per jam untuk jam malam lapangan Vinyl. Namun hal ini patut
yang rumput sintetis. Untuk lapangan tenis harga sewa tergolong standar
karena rata-rata harga sewa di tempat lain di Semarang kurang lebih sama.
Indonesia, patut disayangkan jika ISC tak memiliki lapangan bulu tangkis.
Selain itu ada yang menambahkan bahwa sport club juga harus memiliki
sarana olahraga lain seperti tenis meja, sanggar senam, squash ataupun gym.
ISC selama ini hanya memiliki beberapa fasilitas olahraga saja yaitu kolam
kamar khusus untuk mandi dan wi-fi , padahal kantin diperlukan sebagai
bagian dari tempat wisata dan kamar khusus untuk mandi juga diperlukan
untuk pengunjung sport club setelah mereka berolahraga serta era digital
seperti sekarang segala tempat harus memiliki faslilitas wifi . Selama ini ISC
sudah memiliki toilet yang bisa digunakan untuk keperluan MCK, namun
berpermukaan semen, namun hanya itu saja peremajaan yang telah dilakukan
oleh pihak pengelola ISC. Rencananya lapangan futsal yang satunya juga akan
keluhan tentang ISC yaitu tempat wisata ini kurang entertaining. Mereka
renang Lakers Club BSB yang memiliki pemandangan yang sangat bagus
Sosial.
Di era modern dan digital seperti sekarang, media promosi yang paling
mudah digunakan adalah media sosial, karena hampir semua orang memiliki
media sosial dan kemudahan untuk memakai media tersebut. ISC memiliki
peluang untuk memakai media tersebut sebagai sarana promosi. ISC bisa
seperti turnamen tenis antar alumni perguruan tinggi Semarang pada oktober
2016 dan turnamen futsal antar SMP sekecamatan Candisari Semarang pada
maret 2017. Event-event tersebut diadakan oleh pihak luar atau pihak yang
Kerja sama dengan sponsor biasanya dilakukan oleh pihak luar ketika
event tersebut adalah Pocari Sweat dan Hydro Coco. Keduanya merupakan
produk minuman.
wisata-wisata baru. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi objek wisata ISC.
Meskipun ISC merupakan objek wisata yang berbasis olahraga namun tetap
saja para masyarakat akan lebih memlilih objek wisata yang bagus dan menarik
bagi mereka.
ISC memiliki saingan wisata sejenis yaitu sport club di Kota Semarang
yaitu Paradise Club, Lakers Club BSB dan The Club Graha Padma. Persaingan
ini dapat menjadi ancaman bagi ISC jika tidak melakukan inovasi untuk
menarik pengunjung.
54
hormon endorphin yang akan membuat kita merasa senang. Oleh karena itu
pihak ISC.
4. 3 Analisis SWOT
objek wisata ISC yang berupa kekuatan dan kelemahan. Evaluasi faktor internal
skor. Berdasarkan hasil dari kuesioner tersebut dapat diketahui rating, bobot dan
Tabel 4.1
Evaluasi Faktor Internal (IFAS)
No FAKTOR INTERNAL RATING BOBOT SKOR
KEKUATAN
1 Kebersihan Objek Wisata Terjaga 3,41 0,09565 0,32618
Tempat Parkir, Kolam Renang Dan
2 Halaman Di Sekitar Kolam Yang Luas 3,31 0,0915 0,30287
3 Fasilitas Olahraga Yang Bagus 2,68 0,06935 0,18585
55
memiliki nilai yang berbeda-beda. Pada faktor kekuatan skor tertinggi berada pada
variabel “Objek Wisata Berada Di Dekat Pusat Kota” dengan skor 0,39. Hal
strategis sehingga akses mudah” memiliki skor 0,34 , “Kebersihan Objek Wisata
Terjaga” memiliki skor 0,32 , “Tempat Parkir, Kolam Renang Dan Halaman Di
Sekitar Kolam Yang Luas” memiliki skor 0,3 , “Kondisi Keamanan Yang Baik
Dan Suasana Yang Nyaman” dengan skor 0,26. Sedangkan variabel “Fasilitas
Olahraga Yang Bagus” mendapatkan skor terkecil dari faktor kekuatan yaitu 0,18.
56
variabel “Harga Tiket Relatif Mahal” mendapatkan skor tertinggi yaitu sebesar
0,3. Hal ini merupakan hal terpenting dari faktor kelemahan yang harus
seperti “Promosi Objek Wisata Yang Kurang Maksimal” mendapatkan skor 0,27 ,
Mandi Dan Wifi” mendapatkan skor 0,26 , variabel “Objek Wisata Kurang
Yang Kurang Lengkap” mendapatkan skor terkecil dalam faktor kelemahan objek
Dari tabel 4.1 di atas juga menunjukkan bahwa jumlah skor faktor kekuatan
memiliki nilai 1,8 , sedangkan jumlah skor faktor kelemahan memiliki nilai 1,3.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih besar dari pada faktor
kelemahan.
ancaman yang dapat mempengaruhi objek wisata ISC. Cara tersebut sama dengan
apa yang dilakukan terhadap faktor internal yaitu melakukan pengisian kuesioner
Berikut ini adalah hasil dari peratingan, pembobotan dan skor terhadap variabel-
Tabel 4. 2
Evaluasi Faktor Eksternal (EFAS)
No FAKTOR EKSTERNAL RATING BOBOT SKOR
PELUANG
Kemudahan Mengakses Teknologi
Sebagai Sarana Promosi Lewat Media
1 Sosial 3,49 0,21067 0,73523
Adanya Event Yang diadakan Oleh Pihak
2 Luar 2,45 0,13783 0,33769
3 Adanya sponsorship dari pihak ke-3 2,1 0,117 0,2457
JUMLAH 96,4 0,4655 1,3186
ANCAMAN
Tingginya Persaingan Pariwisata Antar
4
Daerah 3,05 0,17717 0,54036
Adanya objek wisata lain yang sejenis
5 berada di Kota Semarang, 2,88 0,1665 0,47952
Belum Adanya Kesadaran Masyarakat
6 Untuk Berwisata Olahraga 3,18 0,19083 0,60685
JUMLAH 9,11 0,5345 1,6267
TOTAL EFAS 105,51 1 2,9453
Sumber: Data Primer, Diolah
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa hasil skor faktor eksternal
memiliki nilai yang berbeda-beda. Pada faktor peluang nilai tertinggi berada pada
Media Sosial” dengan nilai skor 0,73. Hal ini berarti variabel tersebut merupakan
objek wisata ISC. Sarana promosi merupakan hal penting yang dilakukan oleh
masyarakat, apalagi era digital seperti sekarang media sosial banyak digunakan
didalamnya.
58
Untuk variabel yang lain seperti “Adanya Event Yang diadakan Oleh Pihak
Luar” memiliki nilai skor 0,33. Skor tersebut termasuk kecil karena pada saat
Kemudian variabel terakhir dari faktor peluang yaitu “Adanya sponsorship dari
pihak ke-3” memiliki nilai dengan skor terkecil yaitu 0,24. Hal ini dikarenakan
kebanyakan pengunjung juga tidak mengetahui jika di objek wisata ISC pernah
ada kerja sama sponsor, karena kerja sama sponsor hanya dilakukan oleh pihak
penyelenggara event saja dan pada saat pembagian kuesioner tidak ada
penyelenggaraan event. Akan lebih baik jika pihak pengelola ISC juga melakukan
0,6. Nilai skor tersebut memiliki nilai tertinggi dalam faktor ancaman objek wisata
ISC. Hal ini harus menjadi perhatian penting oleh pihak pengelola ISC karena
paradigma tentang berwisata harus diubah lewat promosi yang bisa dilakukan oleh
Daerah” memiliki nilai skor 0,54 dan variabel terakhir “Adanya objek wisata lain
yang sejenis berada di Kota Semarang” memiliki nilai terkecil yaitu 0,47.
strategi awal yang dapat dirancang untuk pengembangan objek wisata ISC adalah
untuk mengatasi kelamahan dan ancaman yang ada. Hasil penghitungan SWOT
menunjukkan faktor kekuatan memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada
kelemahan serta nilai peluang yang lebih kecil dibandingkan dengan ancaman.
Strategy untuk melihat posisi objek wisata ISC, kemudian bisa diketahui strategi
yang tepat untuk pengembangan objek wisata ISC. Berdasarkan hasil nilai di atas
maka posisi objek wisata ISC pada Matriks Grand Strategy berada pada kuadran
BerBerbagai Peluang
0,48
Kelemahan Kekuatan
0,31
Berbagai Ancaman
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas posisi objek wisata ISC berada pada
kuadran 2. Posisi ini menunjukkan bahwa objek wisata ISC memiliki peluang dan
diversifikasi.
seperti apa yang bisa diterapkan untuk pengembangan objek wisata ISC sehingga
Faktor Internal (IFAS) 1. Kebersihan Objek Wisata 1. Promosi Objek Wisata Yang
Terjaga Kurang Maksimal
2. Tempat Parkir, Kolam 2. Harga Tiket Relatif Mahal
Renang dan Halaman 3. Fasilitas Olahraga Yang
Disekitar Kolam Renang Kurang Lengkap
Yang Luas 4. Kurangnya Fasilitas
3. Faslilitas Olahraga Yang Pendukung Seperti Kantin,
Bagus Wifi dan Kamar Mandi
4. Objek Wisata Berada Khusus Mandi
Didekat Pusat Kota 5. Kurangnya Peremajaan
Faktor Eksternal 5. Kondisi Keamanan Yang Faslilitas Olahraga
Baik Dan Suasana Yang 6. Objek Wisata Kurang
(EFAS) Nyaman Entertaining
6. Lokasi ISC Yang Strategis
61
lingkungan internal dan eksternal yang terdapat pada objek wisata ISC.
olahraga yaitu kolam renang, lapangan futsal dan lapangan tenis. ISC
juga merupakan objek wisata yang strategis berada di dekat pusat Kota
inovasi produk atau peremajaan fasilitas olahraga yang lain agar bisa
WO tersebut meliputi:
event dari pihak luar dan belum memanfaatkan sarana promosi melalui
dapat dilakukan oleh pihak pengelola ISC agar objek wisata tersebut
Semarang.
cara untuk mempromosikan objek wisata ISC. Cara ini merupakan salah
satu metode yang baik untuk mengenalkan objek wisata ISC agar
olahraga untuk event yang akan diadakan oleh pihak luar. Dengan
lain. Sebagai sport club ISC dirasa kurang memiliki fasilitas olahraga
objek wisata ini yaitu renang, futsal dan tenis. Selain itu belum adanya
65
berkunjung ke ISC.
dikatakan sama dengan fasilitas olahraga yang ada di tempat lain, agar
fasilitas olahraga tersebut berbeda maka dapat dibuat lebih menarik dari
dapat memberi inovasi yang lain pada fasilitas olahraga yang ada
minat pengunjung.
66
masyarakat.
merupakan ancaman yang dimiliki oleh objek wisata ISC. Salah satu
strategi atau cara yang dapat dilakukan adalah promosi akan pentingnya
agar menjadi lebih baik. Dengan adanya strategi ini diharapkan objek
67
harga yang dilakukan oleh pihak pengelola ISC relatif mahal maka akan
kelemahan dan menghindari ancaman yang ada pada objek wisata ISC
semua sisi baik itu faktor internal dengan kekuatan dan kelemahan serta
DAFTAR PUSTAKA
70
Rangkuti, Freddy. 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.