Anda di halaman 1dari 15

KABUPATEN SAMPANG

A. KONDISI UMUM

1. Kondisi Geografis

Kabupaten Sampang terbagi dalam 14 Kecamatan sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan


Daerah No. 2 Tahun 2003, tanggal 23 Juni 2003 tentang Pembentukan Kecamatan
Pangarengan Kabupaten Sampang dan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2003 tanggal 23 Juni
2003 tentang Pembentukan Kecamatan Karangpenang Kabupaten Sampang.

Secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1.233,30 Km2.
Proporsi luasan 14 kecamatan terdiri dari 6 kelurahan dan 180 Desa. Kecamatan Banyuates
dengan luas 141,03 Km2 atau 11,44 % yang merupakan Kecamatan terluas, sedangkan
Kecamatan terkecil adalah Pangarengan dengan luas hanya 42,7 Km2 (3,46 %).

Secara administrasi batas-batas wilayah Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut:


Sebelah utara : Laut Jawa
Sebelah selatan : Selat Madura
Sebelah timur : Kabupaten Pamekasan
Sebelah barat : Kabupaten Bangkalan

2. Demografi
Persebaran penduduk di wilayah Kabupaten Sampang secara keseluruhan umumnya tidak
merata. Persebaran penduduk umumnya mengikuti dan cenderung berorientasi ke wilayah/
daerah yang memiliki aktivitas lebih ramai atau terdapat potensi sumber daya alam seperti
pertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, perdagangan dan jasa. Demikian
juga dengan kepadatan penduduk, kepadatan penduduk cenderung terkonsentrasi atau lebih
tinggi pada daerah perkotaan karena daerah tersebut merupakan pusat aktivitas menarik
penduduk untuk beraktivitas dan bertempat tinggal.

Jumlah penduduk Kabupaten Sampang pada Tahun 2013 sebanyak 885.313 jiwa dengan
angka kepadatan penduduk sebesar 717,84 jiwa/km2. Jumlah ini mengalami kenaikan jika
dibandingkan kondisi pada Tahun 2012 yaitu sebanyak 883.282 jiwa dengan kepadatan

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014 301
penduduk sebesar 716,19 jiwa/km2. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan
Sampang, tercatat pada Tahun 2012 sebanyak 117.475 jiwa.

Tabel Jumlah Penduduk Kabupaten Sampang per Kecamatan Tahun 2013

N LUAS KEPADATA
KECAMATAN KK L P L+P N
O (Km2) (Jiwa/Km2)
1 Sreseh 9.028 17.544 17.708 35.252 71,95 489,95
2 Torjun 10.483 17.478 18.481 35.959 44,20 813,55
3 Sampang 5.787 57.734 59.741 117.475 70,01 1.677,97
4 Camplong 29.865 39.611 41.632 81.243 69,93 1.161,78
5 Omben 19.362 37.600 39.631 77.231 116,31 664,01
6 Kedungdung 19.139 42.428 43.836 86.264 123,08 700,88
7 Jrengik 17.397 17.399 15.963 33.362 65,35 510,51
8 Tambelangan 9.309 26.078 26.157 52.235 89,97 580,58
9 Banyuates 16.930 36.181 37.633 73.814 141,23 522,65
10 Robatal 21.896 27.253 27.679 54.932 80,54 682,05
11 Sokobanah 13.495 30.816 33.615 64.431 108,51 593,78
12 Ketapang 18.061 41.219 43.620 84.839 125,28 677,20
13 Pangarengan 23.236 9.597 11.030 20.627 42,69 483,18
14 Karang Penang 19.789 34.800 32.849 67.649 84,25 802,96
JUMLAH 233.777 435.738 449.575 885.313 1.233,30 717,84
Sumber Data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Sampang 2014
-

B. HASIL PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JAWA TIMUR

1. Kondisi Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 sebesar 5,63% sedangkan pertumbuhan ekonomi
pada tahun 2012 sebesar 6,12%, hal ini disebabkan dampak bencana alam banjir dan anomali
cuaca yang menyebabkan pertumbuhan sektor pertanian mengalami penurunan terutama sub
sektor tanaman bahan makanan.

Perkembangan pertumbuhan secara sektoral pada periode tahun 2011-2013 atas dasar harga
konstan tahun 2000 (ADHK Tahun 2000) menunjukkan sektor pertanian mengalami
perlambatan dari tahun 2012-2013 sedangkan sektor bangunan mengalami pertumbuhan yang
sangat signifikan disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Rincian pertumbuhan
ekonomi per sektor ekonomi disajikan pada tabel berikut:

Tabel Pertumbuhan Sektoral PDRB Kabupaten Sampang


Tahun 2011 - 2013 ADHK Tahun 2000 (dalam %)

No SEKTOR T A H U N

302 Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014
2011 2012 2013*
1 Pertanian 2,95 3,72 0,32
2 Pertambangan dan Penggalian 7,71 5,38 5,78
3 Industri 5,33 6,30 6,42
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 6,19 6,85 7,02
5 Bangunan 9,14 7,80 10,28
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 9,94 9,95 12,16
7 Angkutan dan Komunikasi 5,72 8,94 9,26
Keuangan, Persewaan dan Jasa 7,34
8 8,03 8,62
perusahaan
9 Jasa-jasa 6,85 5,16 6,12
  Pertumbuhan Ekonomi 6,04 6,12 5,63
Sumber : BPS Kab. Sampang
*) Bappeda Kab. Sampang (Hasil Pengolahan Data)

Tabel Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Sampang


Tahun 2012-2013 Tahun 2000 (dalam %)

T A H U N
No SEKTOR
2011 2012 2013*
1Pertanian 41,93 41,26 41,25
2Pertambangan dan Penggalian 9,36 9,23 9,13
3Industri 1,01 1,00 0,98
4Listrik, Gas dan Air Bersih 0,42 0,40 0,40
5Bangunan 2,59 2,61 2,56
6Perdagangan, Hotel dan Restoran 26,25 27,07 26,77
7Angkutan dan Komunikasi 2,62 2,64 2,71
Keuangan, Persewaan dan Jasa
8 3,61 3,67 3,76
perusahaan
9 Jasa-jasa 12,22 12,12 12,45
  Total PDRB 100 100 100
Sumber : BPS Kab. Sampang
*) Bappeda Kab. Sampang (Angka Hasil Pengolahan Data)
Menurunnya kontribusi sektor primer (pertanian) dan meningkatnya kontribusi sektor jasa-
jasa, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa perusahaan, serta sektor angkutan dan
komunikasi, terjadinya pergeseran kegiatan perekonomian daerah, artinya terjadi pergeseran
dari sektor primer ke sekunder dan tersier.

Pendapatan per Kapita

Angka pendapatan per kapita mencerminkan tingkat kemajuan perekonomian di wilayah


Kabupaten Sampang, tetapi tidak serta-merta dapat diartikan sebagai gambaran tingkat
kemakmuran penduduk Kabupaten Sampang. Pendapatan per kapita merupakan volume

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014 303
PDRB Kabupaten Sampang selama jangka satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun.

Dibandingkan dengan kondisi pada akhir tahun 2012, pendapatan per kapita pada akhir tahun
2013 mengalami kenaikan. Pendapatan per kapita tahun 2012 sebesar Rp.7.412.016,52 naik
sebesar 5,27% menjadi Rp.7.802.370,24 di tahun 2013. Adapun perkembangan pendapatan
per kapita periode tahun 2009-2013 seperti disajikan pada grafik berikut :

Inflasi

Inflasi merupakan suatu instrumen yang menunjukkan tingkat perkembangan harga secara
umum, yang besarannya diperoleh dari perkembangan nilai indeks implisit, yaitu suatu indeks
yang menggambarkan perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas
dasar harga konstan. Tingkat inflasi di Kabupaten Sampang pada periode tahun 2012 sebesar
5,05 naik menjadi 6,60 pada tahun 2013.

Tanaman Perkebunan

Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan atau
media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan
jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan
serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan
masyarakat.

Penambahan luas areal tanaman perkebunan di Kabupaten Sampang dituntut untuk tetap
memperhatikan keseimbangan aspek ekonomi, ekologi dan sosial yang merupakan indikator
pengelolaan sumber daya perkebunan secara lestari. Jenis komoditi perkebunan potensial di
Kabupaten Sampang antara lain adalah jambu mete, kelapa, cabe jamu, wijen, tembakau serta
Tebu.

Realisasi hasil yang dicapai untuk komoditi perkebunan pada tahun 2013 yang mencakup :
luas areal, produksi dan produktivitas yang dihimpun Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Sampang dapat disajikan sebagai berikut :

Tanaman Kelapa

Luas areal perkebunan kelapa 3.880 Ha, produktivitas 576 kg/Ha, produksi 825,27 Ton setara
kopra. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah : Kwangwung, sedangkan Kecamatan
penghasil komoditi kelapa terbesar yaitu Kec. Omben seluas 617 Ha; produksi 180,604 Ton

304 Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014
setara kopra, Kec. Banyuates seluas 113,87 Ha; produksi 113,87 Ton dengan bentuk produksi
setara kopra.

Tanaman Jambu Mete

Luas areal perkebunan rakyat tanaman Jambu Mete 9.900 Ha, produktivitas 489 Kg/Ha,
produksi 2.295 Ton Ose. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah : Penggerek buah
semu dan penggerek buah mentor, sedangkan Kecamatan penghasil komoditi Jambu Mete
terbesar yaitu Kecamatan Ketapang seluas 3.121 Ha, produksi 700,87 Ton, produktifitas 545
Kg/Ha/Tahun, Kecamatan Sokobanah seluas 2.432 Ha, produksi 782,94 Ton, produktifitas
569 Kg/Ha/Tahun dan Kecamatan Banyuates seluas 1.814 Ha, produksi 427,73 Ton,
produktifitas 536 Kg/Ha/Tahun dengan bentuk produksi ose.

Tanaman Cabe Jamu

Luas lahan perkebunan rakyat tanaman Cabe Jamu seluas 888 Ha, produktivitas 919 Kg/Ha ,
dan produksi 193,02 Ton kering paku. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah :
Phytophtota, Fusarium dan lypidiota stigma, sedangkan Kecamatan penghasil komoditi Cabe
Jamu terbesar ada di Kecamatan Ketapang seluas 358 Ha, produksi 335,22 Ton paku kering
dan Kec. Banyuates luas 262 Ha, produksi 220,64 Ton kering paku.

Tanaman Tembakau

Luas lahan tembakau 3.081,50 Ha, produktivitas 302 Kg/Ha, produksi 508,17 Ton rajangan.
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah : Ulat Tanah, Ulat Grayak, Fusarium,
Cercospora, TMV (Tobaco Musaic Virus) dan Phytophtora. Varietas yang dibudidayakan di
Kabupaten Sampang yaitu Prancak-95, Prancak N-1 dan Prancak N-2, sedangkan Kecamatan
penghasil komoditi Tembakau terdapat di 11 (sebelas) Kecamatan, kecuali Kec.
Tambelangan, Kec. Banyuates dan Kec. Ketapang. Luas Lahan terbesar ada di Kec.
Sokobanah seluas 1.174 Ha produksi 247,94 Ton rajangan, Kec. Karang penang seluas 345 ha
produksi 61,67 Ton rajangan dan Kec. Camplong seluas 400 ha produksi 23,31 Ton rajangan.

Tanaman Wijen

Luas lahan perkebunan Wijen 775 Ha, produktivitas 869 Kg/Ha, produksi 700 Ton.
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah : Tungau, Kutu dan Ulat Daun, sedangkan
luas lahan terbesar ada di Kecamatan Tambelangan seluas 356 Ha , produksi 324,67 Ton.

Tanaman Tebu

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014 305
Luas lahan perkebunan tanaman Tebu seluas 1.122,3 Ha, Untuk Tanaman tebu sudah ada
kesepakatan bersama antara Bupati Sampang dengan Pihak Investor yang tertuang dalam
Kesepakatan Bersama antara BUPATI SAMPANG dengan DIREKSI PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA X (PERSERO) No. 525.24/01/434.011/2011 tanggal 9 Pebruari 2011 dan
Kesepakatan Bersama antara PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG dengan DIREKSI
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) No. 524.24/07/IX.434.011/2011 tanggal
22 September 2011. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah : Gulma, Penggerek
batang dan tikus.

Paparan data di atas merupakan komoditi ungulan di Kabupaten Sampang yang dikelola oleh
Dinas Kehutanan dan Perkebunan, secara lengkap data produksi komoditi perkebunan tersaji
sebagai berikut :
Tabel.
Produksi Perkebunan Kabupaten Sampang
No Uraian Satuan 2010 2011 2012 2013
TANAMAN
A. SEMUSIM        
1. Tembakau Ton 389,40 2.944,21 2.701,46 508
2. Wijen Ton 445,64 509,40 629,13 700
3 Tebu Ha - 213,65 222,8 1.182,3
TANAMAN
B. TAHUNAN
1. Pandan Ton 16,92 18,31 18,68 18,68
2. Kelapa Ton 747,80 759,79 767,44 825,27
3. Asem Jawa Ton 61,35 54,53 54,94 54,94
4. Kapok Randu Ton 21,93 22,30 22,30 12,64
5. Jambu Mete Ton 2.447,37 1.888,46 2.061,39 2.295
6. Cabe Jamu Ton 685,00 713,01 736,81 793
7. Siwalan Ton 35,23 35,80 38,65 38,65
8. Lada Ton 1,51 1,52 1,52 1,52

Tanaman Kehutanan

Kehutanan adalah suatu praktik untuk membuat, mengelola, menggunakan dan melestarikan
hutan untuk kepentingan manusia. Urusan pilihan Kehutanan dilaksanakan oleh Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sampang.

Pemerintah Kabupaten Sampang dalam melaksanakan pembangunan kehutanan ini


diselenggarakan berdasarkan azas manfaat, lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan,
keterbukaan, dan ekonomis, dengan tujuan untuk sebesar-besar kesejahteraan masyarakat

306 Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014
yang berkeadilan dan berkelanjutan. Untuk menjamin pencapaian program dan kegiatan ini,
secara tegas menekankan bahwa faktor utamanya adalah keterlibatan dan partisipasi
masyarakat secara aktif yang berada pada komunitas-komunitas lokal.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, tujuan


pembangunan kehutanan adalah menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan
sebaran yang proporsional; Mengoptimalkan aneka fungsi hutan dan ekosistem termasuk
perairannya yang meliputi fungsi konservasi, lindung dan produksi kayu, non kayu dan jasa
lingkungan untuk mencapai manfaat lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi yang seimbang
dan lestari; Meningkatkan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS); Mendorong peran serta
masyarakat; dan Menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Rehabilitasi Hutan dan Lahan menuntut pelaksanaan program secara terpadu,


berkesinambungan dan terkoordinasi, berbagai upaya dan strategi dilaksanakan dalam skala
yang bersifat nasional maupun lokal. Pelaksanaan setiap program dan kegiatan senantiasa
melibatkan seluruh komponen masyarakat, tokoh, alim ulama dan stakeholders lainnya serta
masyarakat secara umum untuk mewujudkan tujuan pembangunan kehutanan yang
terintegratif.

Pendekatan kepada masyarakat dengan terlibat secara aktif dalam setiap perencaan yang
dibuat dan pelaksanaannya akan memberikan dampak ikut merasa memiliki berdasarkan pada
norma-norma yang berlaku di masyarakat dengan memperhatikan kearifan dan potensi lokal,
dimana pembangunan kehutanan di Kabupaten Sampang tidak terlepas dari kebiasaan
setempat, bahkan nantinya dapat dikontrol oleh pranata sosial dan budaya lokal. Sasaran
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan ini tidak hanya ditujukan pada salah satu
dari aspek sosial, ekonomi, budaya, dan ekologis tetapi secara menyeluruh.

Tabel Luas Lahan Kritis Kabupaten Sampang

Sangat Agak Potensial


Kritis Jumlah
No. Kecamatan Kritis Kritis Kritis
(Ha) (Ha) *)
(Ha) (Ha) (Ha)
1 Sampang 19 - 310 21 350
2 Camplong - - 181 110 291
3 Omben 454 1.186 945 - 2.585
4 Torjun 10 56 305 20 391
5 Pangarengan - 28 32 - 60
6 Jrengik 1.037 129 - 40 1.206
7 Sreseh - - 228 - 228
8 Kedungdung 143 945 651 - 1.739
9 Tambelangan 479 263 1.286 69 2.097

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014 307
10 Robatal 126 1.648 2.362 - 4.136
11 Karang Penang 103 1.163 3.076 - 4.342
12 Ketapang 858 1.806 3.738 992 7.394
13 Banyuates 410 1.460 7.354 140 9.364
14 Sokobanah 883 2.030 3.503 878 7.294
Jumlah : 4.522 10.714 23.971 2.270 41.477

Tanaman Hutan Rakyat

Tabel Luas Hutan Rakyat di Kabupaten Sampang

Luas Hutan Rakyat Per Tahun (Ha)


No Kecamatan
2010 2011 2012 2013
1 Sampang 194,06 194,06 194,06 194,06
2 Camplong 353,65 403,65 403,65 453.650
3 Jrengik 151,18 201,81 241,81 316.813
4 Robatal 6.029,00 6.079,00 6.151,00 6,226.995
5 Kedungdung 1.939,13 1.999,13 2.024,13 2,099.133
6 Sreseh 131,38 206,38 206,38 281.375
7 Tambelangan 516,25 541,25 586,25 661.250
8 Omben 708,8 733,80 758,80 858.800
9 Karangpenang 508,00 508,00 608,00 633.000
10 Sokobanah 1.575,00 1.575,00 1.575,00 1,625.000
11 Banyuates 1.603,75 1.703,75 1.729,75 1,779.750
12 Pengarengan 3,00 3,00 3,00 3.000
13 Torjun 274,75 274,75 274,75 299.750
14 Ketapang 2.458,13 2.483,13 2.483,13 2,558.125
  Jumlah 16.446,70 16.906,70 17.240,70 17.990,70

Hutan Mangrove

Letak geografis wilayah Kabupaten Sampang yang sebagian besar dibatasi oleh pantai,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan pada sektor kehutanan ini.
Potensi Hutan Mangrove dan peranannya dalam menciptakan ekosistem yang seimbang,
menuntut penanganan yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan. Pengembangan Hutan
Mangrove yang telah dilaksanakan sebagian mengalami gangguan dalam proses
pertumbuhannya (manusia, sampah, penambangan pasir) sehingga perlu terus dilakukan
peningkatan dan rehabilitasi.

Hutan Kota

308 Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 63 Tahun 2002 tentang Hutan Kota;
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.3/Menhut-V/2004 tentang pedoman teknis pembuatan
Hutan Kota. Hutan Kota adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang
kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak,
yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.

Sedangkan tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah untuk kelestarian, keserasian dan
keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya.

Kelautan dan Perikanan

Kelautan adalah cabang ilmu bumi yang mempelajari samudra dan lautan. Ilmu ini mencakup
berbagai topik seperti organisme laut dan dinamika ekosistem; arus samudra, gelombang dan
dinamika cairan geofisika; tektonik lempeng dan geologi dasar laut dan arus berbagai zat
kimia dan fisika di dalam lautan dan perbatasannya. Sedangkan perikanan adalah semua
kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan
lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang
dilaksanakan dalam suatu system bisnis perikanan.

Kabupaten Sampang mempunyai kawasan pesisir yang luasnya 673,8 km2 atau sebesar 54,63
% dari seluruh wilayah Kabupaten Sampang. Wilayah pesisir Kabupaten Sampang terbagi 2,
yaitu pantai utara yang meliputi Kecamatan Ketapang, Banyuates, Sokobanah serta pantai
selatan yang meliputi Kecamatan Sampang, Camplong, Pangarengan, Jrengik, Torjun dan
Kecamatan Sreseh.

Wilayah pesisir sebagai daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut memiliki keragaman
potensi sumberdaya alam yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat pesisir
dan berbagai kepentingan pengembangan. Masyarakat pesisir pada umumnya berada pada
posisi yang lemah baik dari segi perekonomian maupun pendidikan, dimana pada umumnya
dihuni oleh masyarakat yang beraktivitas di sektor perikanan, baik nelayan, pengolah ikan,
pembudidaya ikan maupun pedagang ikan. Wilayah pesisir sebagai daerah peralihan untuk
ekosistem darat dan laut memiliki keragaman potensi sumberdaya alam yang dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat pesisir dan berbagai kepentingan
pengembangan.

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014 309
Kabupaten Sampang merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Madura yang memiliki
potensi di sektor Perikanan yang cukup besar. Perikanan di Kabupaten Sampang meliputi
perikanan laut, perairan umum, tambak dan kolam. Kabupaten Sampang merupakan salah
satu daerah yang kaya akan hasil lautnya, tambak dan kolam, yang menghasilkan produk
perikanan. Namun sampai saat ini konsumsi produk perikanan di Kabupaten Sampang masih
relatif rendah, padahal produk perikanan memiliki nilai protein yang tinggi dan harganya
lebih murah dibandingkan dengan produk hewan lainnya seperti daging sapi, kambing dan
ayam Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya ikan dioptimalkan secara rasional sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan bagi pendapatan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan,
pengolah ikan dan perolehan devisa negara.Pembangunan perikanan diarahkan pada kegiatan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan gizi masyarakat pada umumnya.
Yang mana secara garis besar pelaksanaan pembangunan tidak terlepas dari rencana strategis
yang sudah diprogramkan selama 5 (lima) tahun melalui beberapa kegiatan.

Sektor kelautan dan perikanan merupakan produksi penghasil protein tinggi di Kabupaten
Sampang dan yang paling menonjol adalah perikanan laut. Hasil tangkapan ikan laut terbesar
didominasi oleh Kecamatan Ketapang dan Banyuates untuk bagian Utara, sedangkan untuk
bagian Selatan adalah Kecamatan Sreseh, Camplong, Pangarengan dan Sampang.

Sedangkan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja petani ikan (pembudidaya ikan) tahun
2013, jumlahnya mengalami penurunan dibanding tahun 2012. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel Jumlah Tenaga Kerja Petani Ikan (Pembudidaya Ikan)


Tahun 2012 – 2013

No Tenaga Satuan Tahun Tahun


Kerja 2012 2013
1. Tambak Orang 6.285 4.190
2. Kolam Orang 486 324

Produksi ikan di Kabupaten sampang tidak hanya dihasilkan dari hasil tangkapan di laut saja,
melainkan hasil tangkapan dari Perairan Umum dan usaha budidaya ikan di tambak dan di
kolam. Pada tahun 2013, produksi ikan terbesar di dominasi dari hasil tangkapan di laut dan
selanjutnya diikuti dari usaha budidaya di tambak, kolam dan Perairan Umum. Jika
dibandingkan dari tahun 2012, produksi ikan pada tahun 2013 mengalami kenaikan dari
sektor perairan Umum dan perikanan darat (tambak). Hal tersebut terjadi, dikarenakan

310 Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014
adanya beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Dinas Kelautan, Perikanan dan peternakan
Kabupaten sampang melalui program-programnya, yaitu :
1) Pengembangan Budidaya Perikanan melalui kegiatan penebaran ikan di perairan umum
yang lokasinya di waduk klampis kedungdung dan embung di Aji Gunung Sampang.
Jenis ikan yang ditebar adalah ikan Nila sebanyak 85.660 ekor.
2) Pengembangan Budidaya Perikanan melalui kegiatan pengembangan budidaya ikan air
payau (bandeng) dengan adanya demplot di masyarakat, sehingga menjadi stimulus bagi
masyarakat untuk mengembangkan budidaya ikan air payau di tambak.

Prosentase Pemenuhan Konsumsi Ikan

Prosentase pemenuhan konsumsi ikan adalah jumlah konsumsi ikan dibagi dalam
kg/kapita/th, untuk tahun 2013 prosentase pemenuhan konsumsi ikan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tabel Perkembangan Konsumsi Ikan di Kabupaten Sampang Tah 2007 - 2013


No Uraian satuan 2009 2010 2011 2012 2013
1. Konsumsi Ikan Kg/kapita/th 21 21,5 16,7 22,78 23,68
Per Kapita

Perkembangan konsumsi ikan di masyarakat Kabupaten sampang dapat diketahui mulai tahun
2007 s/d tahun 2013, sebagaimana pada tabel diatas. Tingkat konsumsi ikan perkapita tahun
2007 mencapai 21,10 kg/kapita/th, tahun 2008 mencapai 21,3 kg/kapita/th, tahun 2009
mencapai 21 kg/kapita/th, tahun 2010 mencapai 21,5 kg/kapita/th, tahun 2011 mencapai 16,7
kg/kapita/th, tahun 2012 mencapai 22,78 kg/kapita/th dan tahun 2013 mencapai 23,68
kg/kapita/th.

Pada tahun 2013 konsumsi ikan mengalami kenaikan bila dibandingkan pada tahun 2012.
Hal ini disebabkan masyarakat sudah paham tentang pentingnya makan ikan untuk
meningkatkan gizi masyarakat. Selain itu adanya program dan kegiatan dari Dinas Kelautan,
Perikanan dan Peternakan Kabupaten Sampang untuk mensosialisasikan program gemarikan
melalui kegiatan lomba cipta menu dengan menggunakan bahan dasar dari ikan serta
dipengaruhi adanya kenaikan jumlah produksi ikan, ikan masuk, ikan keluar dan jumlah
penduduk Kabupaten Sampang.

PETERNAKAN

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014 311
Tabel Perkembangan Produksi Hasil Ternak Kabupaten Sampang
Tahun 2007 – 2013

Uraia Satua Tahun


No
n n 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Telur Ton 635,75 619,96 556,770 813,667 829,24 835,83 1.030,3
8
2 Dagin Ton 1.811,2 1.846,8 1.818,99 1.814,3 1.836,3 2.236,5 2.518,2
g 2 2 5 8 9 5 1

Perkembangan produksi telur dan daging dari tahun 2007 s/d tahun 2013 mengalami kenaikan
dan penurunan dari tahun ke tahun. Namun peningkatan produksi daging dan telur dapat
dilihat dari tahun 2010 ke 2011, ke tahun 2012 dan ke 2013.

PERINDUSTRIAN

Beberapa terobosan yang dilaksanakan dalam rangka mengembangkan Usaha Kecil dan
Menengah melalui pengembangan UKM pada sentra-sentra bisnis, antara lain : Sentra mebel
Desa Nepa Kecamatan Banyuates, Sentra krupuk Desa Labuhan Kecamatan Sreseh, Sentra
jambu air Desa Sejati Kecamatan Camplong, Sentra anyaman bambu Desa Madulang
Kecamatan Omben, Sentra bebek songkem Desa Taddan Kecamatan Camplong, Sentra
anyaman tikar Desa Banyukapah Kec. Kedungdung, Sentra cabe jamu Desa Ketapang Daya
Kec. Ketapang, Sentra cabe jamu Desa Bire Tengah Kecamatan Sokobanah, Sentra Petani
tambak Desa Junok Kecamatan Sreseh, Sentra batik tulis Desa Paopale Laok Kecamatan
Ketapang, Sentra aneka krupuk Ds. Dharma Camplong Kec. Camplong, Sentra pande besi
Desa Montor Kecamatan Banyuates, Sentra batu bata Desa Blu’uran Kecamatan Karang
Penang, Sentra mutiara jamu Kelurahan Banyuanyar Kec. Sampang.

Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Kabupaten Sampang menunjukkan perkembangan


yang semakin baik. Pada tahun 2012 sudah mencapai 5.338 unit industri kecil non formal dan
629 unit industri kecil formal.

3. Kondisi Sosial

Pendidikan

Indikator yang dapat mempresentasikan keberhasilan pembangunan pendidikan antara lain


adalah meningkatnya Tingkat Pendidikan Rata-Rata (TPR) dan ditunjang oleh bertambahnya

312 Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014
Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK), dan Angka Partisipasi
Murni (APM), serta Angka Transisi.

Jumlah murid pada tahun 2013 tercatat sebanyak 128.866 siswa terdiri dari murid TK
sejumlah 8.473 anak, murid SD sejumlah 82.245 anak, murid SMP sejumlah 30.165 anak dan
murid SMA sejumlah 7.983 anak. Sedangkan jumlah guru tercatat sebanyak 10.021 orang
terdiri dari guru TK sejumlah 695 orang, guru SD sejumlah 5.746 orang, guru SMP sejumlah
2.827 orang dan guru SMA sejumlah 753 orang.

Tabel Perkembangan Pendidikan Dasar, Menengah Pertama dan Atas


Kabupaten Sampang Tahun 2013

No. Uraian Satuan TK SD SMP SMA


1 MURID Anak 8.473 82.245 30.165 7.983
2 GURU Orang 695 5.746 2.827 753
3 SEKOLAH Unit 334 601 189 44

Kesehatan

Pada dasarnya pembangunan di Bidang Kesehatan bertujuan agar seluruh lapisan masyarakat
dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang layak, merata, dan mudah dijangkau. Tujuan
tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, sehingga
pada gilirannya dapat memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif. Berikut sarana
kesehatan yang dimiliki oleh Kabupaten Sampang.

Perkembangan Ketenaga Kerjaan di RSUD

Pada tahun 2013 prosentase BOR (Bed Occupancy Rate) adalah sebanyak 78,6 %, untuk
ALOS (Average Length Of Stay) pasien di RSUD Kabupaten Sampang mencapai 2,8 = 3
hari. BTO sebanyak 107,8 kali. Untuk TOI, di RSUD Kabupaten Sampang pada tahun 2013
adalah sebesar 0,7 = 1 hari, perseribu NDR (Netto Death Rate) menunjukkan angka sebesar 7
perseribu pada tahun 2013, sedangkan GDR (Gross Death Rate) RSUD Kabupaten Sampang
menurun dari 25 menjadi 23 perseribu penduduk.

RSUD Kab. Sampang ditetapkan sebagai PPK BLUD berdasarkan SK Bupati Sampang
Nomor : 188.45/117/KEP/434.013/2014 tanggal 25 Pebruari 2014 dan juga sebagai Pemberi
Pelayanan Kesehatan (PPK) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) per tanggal 1 Januari 2014,
dimana salah satu syarat PPK JKN adalah telah terakriditasi penuh 5 pelayanan dasar (17
Nopember 2011 sampai dengan 17 Nopember 2014). Sedangkan perkembangan pelayanan
juga bertambah yaitu Rawat Inap VIP dan VVIP (Instalasi Paviliun), Poli Orthopedi, Poli

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014 313
Kulit dan Kelamin. Selain itu RSUD Kab. Sampang juga mengembangkan pelayanan
unggulan yaitu Hospital DOTS Linkage, RS Rujukan HIV/AIDS se Madura, RS PONEK
(Pelayanan Obstetri dan Gynekologi Komprehensif) dan RS Siaga Bencana.

4. Kondisi Infrastruktur

Pekembangan Kondisi Jalan

Berdasarkan kelasnya jaringan jalan di Kabupaten Sampang dibedakan atas Jalan Nasional,
Jalan Propinsi, Jalan Kabupaten, Jalan Perkotaan, dan Jalan Poros Desa. Berdasarkan
kondisinya Jalan Nasional mengalami peningkatan, hal ini dapat ditunjukkan dengan semakin
meningkatnya dimensi jalan dengan kondisi baik.

Pada tahun 2013, panjang Jalan Nasional di Kabupaten Sampang sepanjang 32.000 Km
dengan rincian jalan adalah kondisi baik sepanjang 28.030 km, kondisi rusak ringan
sepanjang 3.970 km, sedangkan kondisi rusak berat tidak ada. Pada Jalan Propinsi panjang
keseluruhan adalah 96.700 km dengan rincian kondisi adalah kondisi baik sepanjang 50.660
km, kondisi rusak ringan sepanjang 46.040 km, sedangkan kondisi rusak berat tidak ada.
Panjang Jalan Kabupaten adalah 582.800 km dengan rincian kondisi adalah kondisi baik
sepanjang 438.110 km, kondisi rusak ringan sepanjang 101.825 km, kondisi rusak berat
42.865 km.

Sehingga panjang keseluruhan jalan pada tahun 2013 adalah 711.500 km, dengan kondisi
jalan baik sepanjang 516.800 km atau sekitar 72.64%. Kondisi jalan rusak ringan 151.835 km
atau 21.34%. Kondisi jalan rusak berat 42.865 km atau 6.02%

Perkembangan Kendaraan Bermotor di Kabupaten Sampang

Jumlah Kendaraan bermotor di Kabupaten Sampang semakin meningkat dalam


perkembangannya, hal ini seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Jenis
kendaraan yang paling cepat pertumbuhannya adalah jenis sepeda motor, tercatat sebanyak
41.627 buah, hal ini sangat erat kaitannya dengan kemudahan yang diberikan dealer
kendaraan roda dua.

Perhubungan

Transportasi laut merupakan salah satu pendukung dalam pengembangan wilayah. Kabupaten
Sampang mempunyai pelabuhan yang berfungsi untuk pelayaran umum, yakni Pelabuhan
Tangklok. Pelabuhan Tanglok merupakan pelabuhan yang menghubungkan Kecamatan

314 Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014
Sampang dengan Pulau Mandangin. Pulau Mandangin merupakan satu-satunya Pulau yang
ada di Kabupaten Sampang.

Selain adanya pelabuhan tersebut, transportasi laut di Kabupaten Sampang juga didukung
oleh adanya armada laut yang berfungsi untuk melayani para penduduk yang akan melakukan
pergerakan dari Kecamatan Sampang ke Pulau Mandangin.

Dalam perkembangannya, jumlah armada laut semakin meningkat. Pada tahun 2013 ditunjang
oleh 34 unit armada laut. Peningkatan jumlah armada laut ini seiring dengan peningkatan
jumlah penumpang setiap tahunnya, tercatat pada tahun 2013 terdapat jumlah penumpang
sebanyak 52.615 jiwa.

Tabel Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Sektor Transportasi Kabupaten Sampang


Tahun 2013
No Uraian Satuan Jumlah
1. Jumlah Dermaga Unit 2
2. Jumlah Armada Laut Unit 34
3. Jumlah Penumpang Jiwa 52.615
4. Jumlah Bongkar Muat Ton 5.765
5. Jumlah Mercusuar Unit 1
Sumber : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Tata Ruang

Dalam rangka pelaksanaan penataan ruang di Kabupaten Sampang telah disusun Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sampang Tahun 2012-2032 sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sampang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Sampang Tahun 2012-2032.

Sedangkan untuk Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) telah disusun sebanyak 6
(enam) dokumen dari tahun 2008 sampai dengan 2012, namun demikian 6 (enam) dokumen
tersebut belum diperdakan. Untuk Cakupan Ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber
HPL/HGB pada Tahun 2012 telah tecapai 29,32%.

Dokumentasi Hasil Pelaksanaan Pembangunan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur Tahun 2014 315

Anda mungkin juga menyukai