Anda di halaman 1dari 16

BAB III

FAKTA DAN ANALISIS


3.1.9 Ekonomi dan Sektor Unggulan
3.1.9.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Penyajian PDRB atas harga konstan mencerminkan perubahan PDRB tanpa terpengaruh oleh
perubahan harga yang biasanya cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dalam
perhitungan PDRB, semua unit produksi dikelompokkan ke dalam delapan belas sector industri
yang berbeda, diantaranya ialah:
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Pengadaan Listrik dan Gas
5. Pengadaan Air
6. Konstruksi
7. Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8. Transportasi dan Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
10. Informasi dan Komunikasi
11. Jasa Keuangan
12. Real Estate
13. Jasa Perusahaan
14. Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
15. Jasa Pendidikan
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17. Jasa Lainnya
18. PDRB
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Banten
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
di Provinsi Banten periode tahun 2018-2022 mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2018 sebesar
61. 804,41 juta rupiah hingga pada tahun 2022 sebesar 747.250,29 juta rupiah. Berikut
merupakan tabulasi PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
2018-2022.
Tabel 3. PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Banten (Juta Rupiah)


Sektor
2018 2019 2020 2021 2022
Pertanian,
Kehutanan, 35 573 816,51 37 018 353,18 38 998 266,21 40 199 749,47 44 050 675,90
dan Perikanan
Pertambangan
dan 4 272 126,31 4 375 913,50 4 269 641,06 4 658 858,86 4 142 435,14
Penggalian
Industri 191 862 884,97 203 249 814,69 195 331 621,11 209 815 057,56 227 675 909,16
Pengolahan
Pengadaan
Listrik dan 12 770 035,12 12 035 572,56 10 504 197,58 12 140 416,78 13 016 297,34
Gas
Pengadaan 481 827,92 509 831,90 550 949,76 585 163,69 612 684,86
Air
Konstruksi 65 452 940,09 73 327 251,33 71 551 758,25 82 113 946,89 91 202 803,12
Perdagangan
Besar dan
Eceran, dan 76 660 792,08 84 199 744,30 83 240 611,77 85 898 986,40 93 547 286,36
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi
dan 67 325 196,30 71 188 555,60 40 458 219,46 41 693 876,21 71 165 362,54
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi 14 632 814,08 15 852 962,27 15 154 341,88 5 890 825,56 17 447 460,73
dan Makan
Minum
Informasi dan 21 695 570,71 23 278 142,10 25 200 742,58 26 574 751,49 28 218 235,74
Komunikasi
Jasa 18 929 681,49 19 713 716,14 20 300 415,59 22 323 340,99 25 307 287,64
Keuangan
Real Estate 46 579 267,07 52 186 160,36 54 258 201,40 56 397 212,95 60 289 399,50
Jasa 6 674 141,82 7 492 680,90 7 325 205,07 7 329 423,73 7 914 750,79
Perusahaan
Administrasi 12 301 123,08 13 657 217,39 14 210 475,90 14 457 868,33 15 227 218,32
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Banten (Juta Rupiah)
Sektor
2018 2019 2020 2021 2022
Pemerintahan,
pertahanan
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa 21 129 743,00 23 716 271,94 24 495 927,06 24 346 195,27 24 581 056,29
Pendidikan
Jasa
Kesehatan 7 444 371,63 8 369 184,55 9 183 121,33 10 298 326,48 10 687 983,21
dan Kegiatan
Sosial
Jasa Lainnya 10 018 082,22 11 149 968,03 10 861 687,64 11 163 471,98 12 163 447,92
PDRB 613 804 414,41 661 321 340,75 625 895 383,65 665 887 472,65 747 250 294,57

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten


B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pandeglang
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
di Kaupaten Pandeglang periode tahun 2018-2022 mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2018
sebesar 26 183 539,6 juta rupiah hingga pada tahun 2022 sebesar 32 025 112,5 juta rupiah.
Berikut merupakan tabulasi PDRB Provinsi Banten Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha 2018-2022.
Tabel 3. PDRB Kabupaten Pandeglang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pandeglang


Sektor
2018 2019 2020 2021 2022
Pertanian,
Kehutanan, dan 8 955 622,7 9 226 435,6 9 674 386,0 10 043 582,6 11 155 857,9
Perikanan
Pertambangan dan
2 387 256,0 2 428 870,4 2 331 826,6 2 456 841,8 1 914 637,3
Penggalian
Industri
1 514 592,8 1 661 894,1 1 701 057,9 1 824 114,7 2 136 687,9
Pengolahan
Pengadaan Listrik
186 725,4 191 627,5 181 757,8 175 447,6 187 311,9
dan Gas
Pengadaan Air 14 172,3 14 586,3 15 159,2 15 269,3 15 229,7
Konstruksi 1 387 541,8 1 512 063,7 1 491 207,0 1 729 115,1 1 925 062,9
Perdagangan Besar
dan Eceran, dan
3 024 811,5 3 294 112,6 3 269 298,4 3 407 202,0 3 706 314,9
Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
1 501 450,2 1 654 442,2 1 646 119,2 1 861 521,8 2 165 364,3
Pergudangan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pandeglang
Sektor
2018 2019 2020 2021 2022
Penyediaan
Akomodasi dan 1 398 471,4 1 518 873,6 1 449 212,3 1 524 990,0 1 659 722,5
Makan Minum
Informasi dan
78 595,1 84 521,9 90 521,4 96 372,3 103 273,6
Komunikasi
Jasa Keuangan 683 027,3 716 893,0 735 695,4 793 877,1 896 583,1
Real Estate 1 890 635,9 2 130 578,9 2 189 113,8 2 273 276,4 2 402 602,3
Jasa Perusahaan 59 395,9 65 617,8 65 901,9 66 757,6 69 734,0
Administrasi
Pemerintahan,
pertahanan dan 1 587 084,3 1 752 825,0 1 810 346,5 1 830 925,6 1 911 104,9
Jaminan Sosial
Wajib
Jasa Pendidikan 973 666,2 1 079 727,0 1 103 796,1 1 092 624,1 1 090 926,2
Jasa Kesehatan dan
257 206,4 285 949,2 309 842,8 339 226,2 354 647,0
Kegiatan Sosial
Jasa Lainnya 283 284,4 312 105,1 305 807,9 312 135,5 330 052,1
PDRB 26 183 539,6 27 931 123,8 28 371 050,1 29 843 279,9 32 025 112,5
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang
3.1.9.2 Jenis Kegiatan Ekonomi di Kabupaten Pandeglang
Terletak secara geografis di daerah pesisir pantai tentu membuat kegiatan perekonomian
Masyarakat di Kecamatan Labuan didominasi oleh nelayan, pedagang/pelelang tangkapan hasil
laut, dan pedagang kuliner hasil laut baik di area pantai maupun tidak. Terdapat beberapa
masyarakat yang berjualan ikan bakar, cumi bakar, dan masakan tangkapan hasil laut lainnya.
Kecamatan Labuan memiliki beberapa pantai wisata sehingga banyak masyarakat sekitar yang
berkerja sebagai karyawan, pengelola, membuka warung kopi, dan pedagang kuliner di pantai.
Pola kegiatan ekonomi ini mencerminkan hubungan yang erat, seperti nelayan memainkan peran
sentral dalam perekonomian Kecamatan Labuan.

Gambar 3. Kuliner Hasil Olahan Laut dan Warung Kopi


3.1.9.3 Sektor Pariwisata
Kecamatan Labuan merupakan daerah yang secara geografis berada di pesisir Pantai, oleh karena
itu kecamatan ini memiliki banyak potensi wisata pantai. Terdapat beberapa Pantai yang masih
belum dikembangkan sebagai objek wisata dan hanya dikelola oleh Masyarakat setempat dan
juga dikunjungi oleh Masyarakat setempat. Berikut merupakan sebaran objek pariwisata di
Kecamatan Labuan pada Tabel 3. Dan Gambar 3.
Tabel 3. Potensi Sektor Pariwisata di Kecamatan Sukaresmi
No Nama Objek Desa/ Foto Keterangan
Kelurahan
Coconut Island
merupakan salah satu
destinasi wisata di
Kecamatan Labuan
yang memiliki
Coconut beberapa fasilitas,
1 Caringin
Island seperti resort, wahana
air, private pool.
Coconut Island ramai
Ketika weekend dan
hari libur nassional
lainnya
Salah satu wisata pantai
yang terletak dekat
dengan PLTU Banten 2
Labuan ini memiliki
dua wilayah, yaitu
Pantai Ceria 1 dan
2 Pantai Ceria Cigondang Pantai Ceria 2. Harga
tiket masuk disini
dihitung berdasarkan
jumlah kendaraan,
yakni untuk motor Rp.
3000 dan mobil Rp.
10000.
3 Pantai Laguna Caringin Pantai yang di penuhi
oleh karang-karang laut
dan memiliki panorama
pantai yang indah.
Masih banyak yang
belum tahu akan
keberadaan pantai ini
No Nama Objek Desa/ Foto Keterangan
Kelurahan
karena letaknya yang
tersembunyi dan belum
terdapat pengajuan
pengelolaan pantai
Pantai ini terletak dekat
dengan Pantai Ceria
4 Pantai Galau Cigondang 1&2. Pantai ini sempat
tidak beroperasi pasca
sunami dan covid-19
Merupakan pantai
karang yang memiliki
kegiata tak hanya
sebagai tempat
Pantai Kelapa
5 Cigondang berwisata Masyarakat
Pendek
local, etapi juga sebagai
kegiatan bernelayan,
baik ikan dan hasil laut
lain.

3.1.9.4 Sektor Industri


Profil PLTU 2 Labuan
PT PLN Indonesia Power PLTU Labuan PGU atau dikenal Sebagai PLTU Banten 2 Labuan
merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yan Berlokasi di Desa Sukamaju, Kecamatan
Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang berdiri pada 28 Januari 2010. PLTU
Labuan memiliki kapasitas daya 2 x 300 MW. Pembangunan PLTU Banten 2 Labuan didasari
oleh Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2006 Tentang Penugasan Kepada PT PLN (Persero)
Untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembankit Listrik yang Menggunakan Batubara.
PLTU Labuan dioperasikan oleh Unit Jasa Pembangkit (UJP) PLTU Banten 2 Labuan yang
dikelola oleh PT. Indonesia Power setelah serah terima oleh Chengda sebagai pengembang
pembangkit tersebut.

Perkembangan Ekonomi

Mata pencaharian masyarakat sekitar PLTU 2 Labuan didominasi oleh pedagang, petani dan
buruh tani, dan nelayan. Adapun dampak dari adanya Pembangunan PLTU 2 labuan adalah
semakin menyempitnya lahan pertanian, debu dan panas yang dihasilkan pun juga berpengaruh
buruk pada hasil pertanian. Tak hanya itu, limbah panas yang dialirkan ke laut sangat berdampak
buruk bagi nelayan yaitu berpengaruh pada hasil tangkapan laut mereka dan rusaknya biota laut.
Sehingga berpengaruh pada perekonomian masyarakat.
Perkembangan ekonomi masyarakat mengalami sedikit saja peningkatan jika dibandingkan
denan sebelum adanya Pembangunan PLTU. Meskipun tidak terserap secara maksimal, banyak
masyarakat sekitar yang bekerja sebagai buruh kasar, seperti security, cleaning service, dan
pengangkut batu bara. Namun, terdapat masyarakat yang membuka usaha baru di sekitar PLTU
seperti pedagang-pedagang kecil yang tentu memberikan keuntungan, karena sebelum adanya
PLTU 2 Labuan, para pedagang kecil hanya berusaha di rumahnya saja.

Penyerapan Tenaga Kerja

Timbulnya lapangan pekerjaan baru akibat Pembangunan PLTU 2 Labuan karena perkembangan
struktur ekonomi. Walaupun masyarakat sekitar tidak terserap secara maksimal, namun
kedepannya akan terjadi perubahan lapangan pekerjaan jika pihak PLTU 2 Labuan tidak
membatasi secara usia dan kemampuan. Dalam hal ini masyarakat sekitar belum mengalami
adanya perubahan lapangan pekerjaan yang signifikan. Berikut merupakan table rekapitulasi
tenaga kerja di PLTU 2 Labuan.

Tabel 3, Rekapitulasi Tenaga Kerja PLTU Banten 2 Labuan

Domisili Sekitar Domisili Luar


No Uraian Domisili Labuan
Labuan Labuan
1 PT. Indonesia
1 2 67
Power
2 PT. Cogindo Daya
30 30 127
Bersama
3 Koperasi Kekal 55 42 13
4 Security 39 20 0
5 Cleaning Service 246 0 0
Sumber: Data Rekapitulasi Tenaga Kerja PLTU Banten 2 Labuan

Hasil table diatas menunjukan bahwa masyarakat sekitar PLTU 2 Labuan yang terserap terbagi
kedalam beberapa elemen, seperti PT. Indonesia Power sebanyak satu orang, PT. Cogindo Daya
Bersama sebagnyak 30 orang, Koperasi Kekal sebanyak 55 orang, security sebanyak 39, dan
cleaning service sebanyak 246 orang. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat sekitar banyak
terserap dibagian pekerja kasar dan hanya sedikit yang menjadi staff, hal ini dikarenakan
minimnya latar belakanga masyarakat yang belum mencukupi kriteria

3.2.7 Ekonomi dan Sektor Unggulan

3.2.7.1 Analisis Location Quotient (LQ)

Location Quotient (LQ) adalah perbandingan peran sektor/industri di suatu daerah terhadap
besarnya peran sektor/industri tersebut secara nasional (Tarigan, 2014: 82). Sektor/industri yang
diperbandingkan di daerah harus sama dengan sektor/industri secara nasional dan waktu
perbandingan juga harus sama. Analisis Location Quotient (LQ) umumnya dipakai untuk melihat
perbandingan regional dengan nasional. Regional adalah daerah yang lebih sempit, sementara itu
Nasional adalah daerah yang lebih luas. Location quotient menghitung perbandingan share
output sektor i di kota atau kabupaten dan share out sektor i di provinsi. Sektor unggulan disini
berarti sektor bisnis yang tidak akan habis apabila dieksploitasi oleh pemerintah wilayah. Berikut
adalah cara menghitung analisis LQ:
LQ = pi/pt: Pi/Pt
pi = Nilai PDRB Sektor i pada tingkat wilayah yang lebih rendah
pt = Total PDRB pada tingkat wilayah yang lebih rendah
Pi = Nilai PDRB Sektor i pada tinglat wiayah yang lebih atas
Pt = Total PDB pada tingkat wilayah yang lebih atas
Setelah mengetahui hasil dari perhitungan LQ maka analisis selanjutnya yaitu menentukan
kriteria suatu sektor apakah sektor tersebut termasuk sektor unggulan ataukah sektor non
unggulan dengan cara:
Jika LQ>1, maka sektor tersebut termasuk dalam sektor unggulan, yang artinya sektor tersebut
dapat memenuhi pasar wilayah tersebut dan pasar wilayah diluarnya.
Jika LQ=1, tergolong non basis, sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kontribusi.
Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah saja.
Jika LQ<1, maka sektor tersebut termasuk sektor non unggulan, yang artinya sektor tersebut
hanya mampu memenuhi pasar di wilayah itu sendiri.
Tabel 3. Analisis Location Quotient PDRB Kabupaten Pandeglang & PDRB Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku 202-202
PDRB Prov. Banten PDRB Kab. Pandeglang Rata-
Lapangan LQ LQ
Rata Sektor
Usaha/Sektor 2021 2022 2021 2022 2021 2022
LQ
Pertanian, 40 199 749,47 44 050 675,90 10 043 582,6 11 155 857,9 5,57 5,91 5,74 Basis
Lapangan PDRB Prov. Banten PDRB Kab. Pandeglang LQ LQ Rata-
Sektor
Usaha/Sektor 2021 2022 2021 2022 2021 2022 Rata
Kehutanan, LQ
dan Perikanan
Pertambangan
dan 4 658 858,86 4 142 435,14 2 456 841,8 1 914 637,3 11,77 10,78 11,275 Basis
Penggalian
Industri Non
209 815 057,56 227 675 909,16 1 824 114,7 2 136 687,9 0,19 0,22 0,205
Pengolahan Basis
Pengadaan Non
Listrik dan 12 140 416,78 13 016 297,34 175 447,6 187 311,9 0,32 0,34 0,33 Basis
Gas
Pengadaan Non
585 163,69 612 684,86 15 269,3 15 229,7 0,58 0,58 0,58
Air Basis
Non
Konstruksi 82 113 946,89 91 202 803,12 1 729 115,1 1 925 062,9 0,47 0,49 0,48
Basis
Perdagangan Non
Besar dan Basis
Eceran, dan
85 898 986,40 93 547 286,36 3 407 202,0 3 706 314,9 0,89 0,92 0,905
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi Non
dan 41 693 876,21 71 165 362,54 1 861 521,8 2 165 364,3 1,00 0,71 0,855 Basis
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi
5 890 825,56 17 447 460,73 1 524 990,0 1 659 722,5 5,78 2,22 4 Basis
dan Makan
Minum
Informasi dan Non
26 574 751,49 28 218 235,74 96 372,3 103 273,6 0,08 0,09 0,085
Komunikasi Basis
Jasa Non
22 323 340,99 25 307 287,64 793 877,1 896 583,1 0,79 0,83 0,81
Keuangan Basis
Non
Real Estate 56 397 212,95 60 289 399,50 2 273 276,4 2 402 602,3 0,90 0,93 0,915
Basis
Jasa Non
7 329 423,73 7 914 750,79 66 757,6 69 734,0 0,20 0,21 0,205
Perusahaan Basis
Administrasi 15 227 218,32 1 830 925,6 1 911 104,9 2,83 2,93 2,88 Basis
Pemerintahan,
pertahanan 14 457 868,33
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa
24 346 195,27 24 581 056,29 1 092 624,1 1 090 926,2 1,00 1,04 1,02 Basis
Pendidikan
Jasa Non
Kesehatan Basis
10 298 326,48 10 687 983,21 339 226,2 354 647,0 0,73 0,77 0,75
dan Kegiatan
Sosial
Non
Jasa Lainnya 11 163 471,98 12 163 447,92 312 135,5 330 052,1 0,62 0,63 0,625
Basis
Lapangan PDRB Prov. Banten PDRB Kab. Pandeglang LQ LQ Rata-
Sektor
Usaha/Sektor 2021 2022 2021 2022 2021 2022 Rata
PDRB 665 887 472,65 747 250 294,57 29 843 279,9 32 025 112,5 LQ

3.2.7.2 Analisis Shift Share

Analisis Shift Share merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis pertumbuhan
pergerakan ekonomi pada suatu wilayah. Analisis Shift Share merupakan analisis yang
dilaksanakan untuk mengetahui adanya perubahan serta pergeseran suatu sektor maupun industri
pada perekonomian regional maupun lokal (Safwadi dan Rangkuti dalam Salakory dan
Matulessy, 2020). Tujuan dari analisis Shift Share adalah untuk menentukan produktivitas
perekonomian suatu daerah terhadap daerah yang lebih besar (Anggiasari, 2018).
Menurut Kurniawan dalam Anggiasari (2018), analisis Shift Share memiliki beberapa kegunaan
yaitu:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
2. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap suatu sektor
ekonomi suatu daerah.
3. Untuk mengetahui komponen yang mempengaruhi perubahan PDRB di daerah yang diteliti.
4. Untuk mengetahui pergeseran ekonomi di daerah yang diteliti sebagai akibat dari perubahan
ekonomi wilayah yang diteliti maupun wilayah referensi.
Pertumbuhan Nasional (KPN)
KPN = (Yt/Yo - 1)
Yt = indikator ekonomi wilayah nasional, akhir tahun analisis / jumlah totalPDRB tingkat 1 pada
tahun akhir analisis.
Yo = indikator ekonomi wilayah nasional, awal tahun analisis/ jumlah totalPDRB tingkat 1 pada
tahun tahun awal analisis.
Pertumbuhan Proporsional (KPP)
KPP = (Yit/Yio - Yt/Yo)
Yit = indicator ekonomi wilayah nasional sector I, akhir tahun analisis / jumlah PDRB sektor i
pada tingkat 1 tahun akhir analisis
Yio = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, awal tahun analisis/ jumlah PDRB sektor i
pada tingkat 1 tahun awal analisis
Yt = indikator ekonomi wilayah nasional, akhir tahun analisis / jumlah totalPDRB tingkat 1 pada
tahun akhir analisis
Yo = indikator ekonomi wilayah nasional, awal tahun analisis/ jumlahtotal PDRB tingkat 1 pada
awal analisis
Tabel 3. Analisis Shift Share
PDRB
Lapangan PDRB Prov.Banten Analisis Shift Share
Kab.Pandeglang
Usaha/Sekt
Proporsion Differensi
or 2018 2022 2018 2022
al al
Pertanian,
Kehutanan, 35 573 44 050 8 955 11 155
816,51 675,90
2,09 1.122
dan 622,7 857,9
Perikanan
Pertambang
2 387 1 914
an dan 4 272 126,31 4 142 435,14 -24,78 -16,76
256,0 637,3
Penggalian
Industri 191 862 227 675 1 514 2 136
884,97 909,16
-3,07 22,41
Pengolahan 592,8 687,9
Pengadaan
12 770 13 016
Listrik dan 035,12 297,34
186 725,4 187 311,9 -19,81 -1,61
Gas
Pengadaan
481 827,92 612 684,86 14 172,3 15 229,7 5,42 -19,70
Air
65 452 91 202 1 387 1 925
Konstruksi 940,09 803,12
17,60 -0,60
541,8 062,9
Perdaganga
n Besar dan
Eceran, dan
76 660 93 547 3 024 3 706
Reparasi 792,08 286,36
0,29 0,50
811,5 314,9
Mobil dan
Sepeda
Motor
Transportas
i dan 67 325 71 165 1 501 2 165
196,30 362,54
-16,04 38,51
Pergudanga 450,2 364,3
n
Penyediaan
Akomodasi 14 632 17 447 1 398 1 659
814,08 460,73
-2,51 -0,55
dan Makan 471,4 722,5
Minum
Informasi
21 695 28 218
dan 570,71 235,74
78 595,1 103 273,6 8,32 1,34
Komunikasi
Jasa 18 929 25 307
681,49 287,64
683 027,3 896 583,1 11,95 -2,42
Keuangan
46 579 60 289 1 890 2 402
Real Estate 267,07 399,50
7,69 -2,35
635,9 602,3
PDRB
Lapangan PDRB Prov.Banten Analisis Shift Share
Kab.Pandeglang
Usaha/Sekt
Proporsion Differensi
or 2018 2022 2018 2022
al al
Jasa
6 674 141,82 7 914 750,79 59 395,9 69 734,0 -3,15 -1,18
Perusahaan
Administras
i
Pemerintah
an,
12 301 15 227 1 587 1 911
pertahanan 123,08 218,32
2,05 -3,37
084,3 104,9
dan
Jaminan
Sosial
Wajib
Jasa 21 129 24 581 1 090
743,00 056,29
973 666,2 -5,41 -4,29
Pendidikan 926,2
Jasa
Kesehatan
10 687
dan 7 444 371,63
983,21
257 206,4 354 647,0 21,83 -5,69
Kegiatan
Sosial
Jasa 10 018 12 163
082,22 447,92
283 284,4 330 052,1 -0,33 -4,91
Lainnya
Jumlah 613 804 747 250 26 183 32 025
414,41 294,57 539,6 112,5

Tabel 3. Gabungan Nilai Hasil Location Quotient (LQ) dan Pergeseran Bersih (PB)
Lapangan Klasifikasi Klasifikasi
LQ PB Sektor
Usaha/Sektor LQ PB
Pertanian, Kehutanan,
5,74 1.124 >1 >0 Sektor Unggulan
dan Perikanan
Pertambangan dan
11,275 -41,54 >1 <0 Sektor Potensial
Penggalian
Industri Pengolahan 0,205 19,33 <1 >0 Sektor Berkembang
Pengadaan Listrik dan 0,33 -21,43 <1 <0 Sektor Terbelakang
Lapangan Klasifikasi Klasifikasi
LQ PB Sektor
Usaha/Sektor LQ PB
Gas
Pengadaan Air 0,58 -14,28 <1 <0 Sektor Terbelakang
Konstruksi 0,48 17,00 <1 >0 Sektor Berkembang
Perdagangan Besar
dan Eceran, dan
0,905 0,79 <1 <0 Sektor Terbelakang
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
0,855 22,48 <1 >0 Sektor Berkembang
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan 4 -3,06 >1 <0 Sektor Potensial
Makan Minum
Informasi dan
0,085 9,66 <1 >0 Sektor Berkembang
Komunikasi
Jasa Keuangan 0,81 9,53 <1 >0 Sektor Berkembang
Real Estate 0,915 5,34 <1 >0 Sektor Berkembang
Jasa Perusahaan 0,205 -4,34 <1 <0 Sektor Terbelakang
Administrasi
Pemerintahan,
2,88 -1,32 >1 <0 Sektor Potensial
pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 1,02 -9,70 >1 <0 Sektor Potensial
Jasa Kesehatan dan
0,75 16,14 <1 >0 Sektor Berkembang
Kegiatan Sosial
Jasa Lainnya 0,625 -5,23 <1 <0 Sektor Terbelakang

3.2.7.4 Analisis Perekonomian Wilayah

Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Provinsi
Banten dan Kabupaten Pandeglang, lapangan usaha atau sektor yang memiliki kontribusi
tertinggi dalam menyokong pertumbuhan dan perekonomian daerah adalah: 1). Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan, 2). Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor, 3). Pertambangan dan Penggalian, 4). Real Estate, 5). Transportasi dan Pergudangan.
12000000 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pandeglang
10000000

8000000

6000000

4000000

2000000

2018 2019 2020 2021 2022

3.2.7.5 Analisis Sektor Unggulan

Dalam Wilayah Perencanaan (WP) Kecamatan Labuan memiliki Sembilan desa/kelurahan


dengan jumlah penduduk pada tahun 2022 sejumlah 56.777 jiwa dan dengan kepadatan
penduduk sebesar 38 km/jiwa2. PDRB Kabupaten Pandeglang Atas Dasar Harga Berlaku
Menurut Lapangan Usaha menyatakan bahwa perekonomian Kabupaten Pandeglang ditunjang
oleh lapangan usaha atau sektor yang selama lima tahun memiliki jumlah atau nilai tambah yang
pesat dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu pertanian, kehutanan dan perikanan.

3.2.7.6 Analisis Sektor Pariwisata

1) Pengeluaran Wisatawan (Spending of Money)


Pngeluaran wisatawan didefinisikan sebagai total pengeluaran konsumsi wisatawan selama
melakukan destinasi wisata. Pengeluaran Wisatawan pada dasarnya adalah sebuah proses
konsumsi terhadap barang dan jasa yang dilakukan oleh wisatawan selama dalam perjalanan
berwisata. Pengeluaran wisatawan adalah salah satu yang menyumbang pada devisa suatu
daerah selaindari pengeluaran individu dan pengeluaran kolektif. Bertujuan untuk mengukur
potensi tingkat pengeluaran wisatawan dari sisi profil geografis asal wisatawan serta
preferensi konsumsi yang mereka lakukan dalam rangka memenuhi unsur kebutuhan,
keinginan dan harapan dari wisatawan. Berikut merupakan pengeluaran wisatawan di
Keecamatan Labuan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pengeluaran Wisatawan di Kecamatan Bayah

Pengeluaran Total Pengeluaran


No Pariwisata Biaya (Rp)
Wisatawan (Rp)
Tiket Masuk 30.000
Parkir Motor 5.000
Parkir Mobil 10.000
1 Coconut Island 1.695.000,00
Penginapan 1.600.000
Water Park 30.000
Rental Sepeda Listrik 20.000
Parkir Motor 5.000
Parkir Mobil 10.000
2 Pantai Ceria 60.000
Sewa Kapal 35.000
Sewa Pelampung 10.000
Parkir Motor 3.000
3 Pantai Laguna 13.000
Parkir Mobil 10.000
Parkir Motor 3.000
4 Pantai Galau 13.000
Parkir Mobil 10.000
Parkir Motor 3.000
5 Pantai Kelapa Pendek 13.000
Parkir Mobil 10.000

Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis pengeluaran wisatawan, terlihat wisatawan


paling banyak mengeluarkan biaya di wisata Coconut Island. Hal ini terjadi karena Coconut
Island memiliki banyak sekali fasilitas penunjang seperti penginapan dan hiburan lainnya.
Apabila wisatawan tidak menginap dilokasi wisata pengeluaran yang dikeluarkan akan
semakin minim.
2) Pendapatan Pariwisata
Penghitungan dan analisis pendapatan pariwisata adalah Langkah selanjutnya setelah analisis
pengeluaran wisatawan. Analisis dan penghitungan pendapatan pariwisata digunakan untuk
menganalisa berapa perkiraan pendapatan dan bagaimana sektor pariwisata dapat memberikan
kontribusi pendapatan untuk Kecamatan Labuan.
Tabel 3. Pendapatan Sektor Pariwisata Berdasarkan Jumlah Wisatawan dan Pengeluaran
Wisatawan

Pendapatan
Wisatawan Pengeluaran Wisatawan Sektor
No Objek Wisata
(Tahun 2022) (Rp) Pariwisata
(Rp)
1 Coconut Island 41.235 1.695.000 69.893.325.000
2 Pantai Ceria 1000 60.000 60.000.000
3 Pantai Laguna 850 13.000 11.050.000
4 Pantai Galau 750 13.000 9.750.000
Pantai Kelapa
5 550 13.000 7.150.000
Pendek

Anda mungkin juga menyukai