Perkembangan Ekonomi
Mata pencaharian masyarakat sekitar PLTU 2 Labuan didominasi oleh pedagang, petani dan
buruh tani, dan nelayan. Adapun dampak dari adanya Pembangunan PLTU 2 labuan adalah
semakin menyempitnya lahan pertanian, debu dan panas yang dihasilkan pun juga berpengaruh
buruk pada hasil pertanian. Tak hanya itu, limbah panas yang dialirkan ke laut sangat berdampak
buruk bagi nelayan yaitu berpengaruh pada hasil tangkapan laut mereka dan rusaknya biota laut.
Sehingga berpengaruh pada perekonomian masyarakat.
Perkembangan ekonomi masyarakat mengalami sedikit saja peningkatan jika dibandingkan
denan sebelum adanya Pembangunan PLTU. Meskipun tidak terserap secara maksimal, banyak
masyarakat sekitar yang bekerja sebagai buruh kasar, seperti security, cleaning service, dan
pengangkut batu bara. Namun, terdapat masyarakat yang membuka usaha baru di sekitar PLTU
seperti pedagang-pedagang kecil yang tentu memberikan keuntungan, karena sebelum adanya
PLTU 2 Labuan, para pedagang kecil hanya berusaha di rumahnya saja.
Timbulnya lapangan pekerjaan baru akibat Pembangunan PLTU 2 Labuan karena perkembangan
struktur ekonomi. Walaupun masyarakat sekitar tidak terserap secara maksimal, namun
kedepannya akan terjadi perubahan lapangan pekerjaan jika pihak PLTU 2 Labuan tidak
membatasi secara usia dan kemampuan. Dalam hal ini masyarakat sekitar belum mengalami
adanya perubahan lapangan pekerjaan yang signifikan. Berikut merupakan table rekapitulasi
tenaga kerja di PLTU 2 Labuan.
Hasil table diatas menunjukan bahwa masyarakat sekitar PLTU 2 Labuan yang terserap terbagi
kedalam beberapa elemen, seperti PT. Indonesia Power sebanyak satu orang, PT. Cogindo Daya
Bersama sebagnyak 30 orang, Koperasi Kekal sebanyak 55 orang, security sebanyak 39, dan
cleaning service sebanyak 246 orang. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat sekitar banyak
terserap dibagian pekerja kasar dan hanya sedikit yang menjadi staff, hal ini dikarenakan
minimnya latar belakanga masyarakat yang belum mencukupi kriteria
Location Quotient (LQ) adalah perbandingan peran sektor/industri di suatu daerah terhadap
besarnya peran sektor/industri tersebut secara nasional (Tarigan, 2014: 82). Sektor/industri yang
diperbandingkan di daerah harus sama dengan sektor/industri secara nasional dan waktu
perbandingan juga harus sama. Analisis Location Quotient (LQ) umumnya dipakai untuk melihat
perbandingan regional dengan nasional. Regional adalah daerah yang lebih sempit, sementara itu
Nasional adalah daerah yang lebih luas. Location quotient menghitung perbandingan share
output sektor i di kota atau kabupaten dan share out sektor i di provinsi. Sektor unggulan disini
berarti sektor bisnis yang tidak akan habis apabila dieksploitasi oleh pemerintah wilayah. Berikut
adalah cara menghitung analisis LQ:
LQ = pi/pt: Pi/Pt
pi = Nilai PDRB Sektor i pada tingkat wilayah yang lebih rendah
pt = Total PDRB pada tingkat wilayah yang lebih rendah
Pi = Nilai PDRB Sektor i pada tinglat wiayah yang lebih atas
Pt = Total PDB pada tingkat wilayah yang lebih atas
Setelah mengetahui hasil dari perhitungan LQ maka analisis selanjutnya yaitu menentukan
kriteria suatu sektor apakah sektor tersebut termasuk sektor unggulan ataukah sektor non
unggulan dengan cara:
Jika LQ>1, maka sektor tersebut termasuk dalam sektor unggulan, yang artinya sektor tersebut
dapat memenuhi pasar wilayah tersebut dan pasar wilayah diluarnya.
Jika LQ=1, tergolong non basis, sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kontribusi.
Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah saja.
Jika LQ<1, maka sektor tersebut termasuk sektor non unggulan, yang artinya sektor tersebut
hanya mampu memenuhi pasar di wilayah itu sendiri.
Tabel 3. Analisis Location Quotient PDRB Kabupaten Pandeglang & PDRB Provinsi Banten
Atas Dasar Harga Berlaku 202-202
PDRB Prov. Banten PDRB Kab. Pandeglang Rata-
Lapangan LQ LQ
Rata Sektor
Usaha/Sektor 2021 2022 2021 2022 2021 2022
LQ
Pertanian, 40 199 749,47 44 050 675,90 10 043 582,6 11 155 857,9 5,57 5,91 5,74 Basis
Lapangan PDRB Prov. Banten PDRB Kab. Pandeglang LQ LQ Rata-
Sektor
Usaha/Sektor 2021 2022 2021 2022 2021 2022 Rata
Kehutanan, LQ
dan Perikanan
Pertambangan
dan 4 658 858,86 4 142 435,14 2 456 841,8 1 914 637,3 11,77 10,78 11,275 Basis
Penggalian
Industri Non
209 815 057,56 227 675 909,16 1 824 114,7 2 136 687,9 0,19 0,22 0,205
Pengolahan Basis
Pengadaan Non
Listrik dan 12 140 416,78 13 016 297,34 175 447,6 187 311,9 0,32 0,34 0,33 Basis
Gas
Pengadaan Non
585 163,69 612 684,86 15 269,3 15 229,7 0,58 0,58 0,58
Air Basis
Non
Konstruksi 82 113 946,89 91 202 803,12 1 729 115,1 1 925 062,9 0,47 0,49 0,48
Basis
Perdagangan Non
Besar dan Basis
Eceran, dan
85 898 986,40 93 547 286,36 3 407 202,0 3 706 314,9 0,89 0,92 0,905
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi Non
dan 41 693 876,21 71 165 362,54 1 861 521,8 2 165 364,3 1,00 0,71 0,855 Basis
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi
5 890 825,56 17 447 460,73 1 524 990,0 1 659 722,5 5,78 2,22 4 Basis
dan Makan
Minum
Informasi dan Non
26 574 751,49 28 218 235,74 96 372,3 103 273,6 0,08 0,09 0,085
Komunikasi Basis
Jasa Non
22 323 340,99 25 307 287,64 793 877,1 896 583,1 0,79 0,83 0,81
Keuangan Basis
Non
Real Estate 56 397 212,95 60 289 399,50 2 273 276,4 2 402 602,3 0,90 0,93 0,915
Basis
Jasa Non
7 329 423,73 7 914 750,79 66 757,6 69 734,0 0,20 0,21 0,205
Perusahaan Basis
Administrasi 15 227 218,32 1 830 925,6 1 911 104,9 2,83 2,93 2,88 Basis
Pemerintahan,
pertahanan 14 457 868,33
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa
24 346 195,27 24 581 056,29 1 092 624,1 1 090 926,2 1,00 1,04 1,02 Basis
Pendidikan
Jasa Non
Kesehatan Basis
10 298 326,48 10 687 983,21 339 226,2 354 647,0 0,73 0,77 0,75
dan Kegiatan
Sosial
Non
Jasa Lainnya 11 163 471,98 12 163 447,92 312 135,5 330 052,1 0,62 0,63 0,625
Basis
Lapangan PDRB Prov. Banten PDRB Kab. Pandeglang LQ LQ Rata-
Sektor
Usaha/Sektor 2021 2022 2021 2022 2021 2022 Rata
PDRB 665 887 472,65 747 250 294,57 29 843 279,9 32 025 112,5 LQ
Analisis Shift Share merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menganalisis pertumbuhan
pergerakan ekonomi pada suatu wilayah. Analisis Shift Share merupakan analisis yang
dilaksanakan untuk mengetahui adanya perubahan serta pergeseran suatu sektor maupun industri
pada perekonomian regional maupun lokal (Safwadi dan Rangkuti dalam Salakory dan
Matulessy, 2020). Tujuan dari analisis Shift Share adalah untuk menentukan produktivitas
perekonomian suatu daerah terhadap daerah yang lebih besar (Anggiasari, 2018).
Menurut Kurniawan dalam Anggiasari (2018), analisis Shift Share memiliki beberapa kegunaan
yaitu:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
2. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap suatu sektor
ekonomi suatu daerah.
3. Untuk mengetahui komponen yang mempengaruhi perubahan PDRB di daerah yang diteliti.
4. Untuk mengetahui pergeseran ekonomi di daerah yang diteliti sebagai akibat dari perubahan
ekonomi wilayah yang diteliti maupun wilayah referensi.
Pertumbuhan Nasional (KPN)
KPN = (Yt/Yo - 1)
Yt = indikator ekonomi wilayah nasional, akhir tahun analisis / jumlah totalPDRB tingkat 1 pada
tahun akhir analisis.
Yo = indikator ekonomi wilayah nasional, awal tahun analisis/ jumlah totalPDRB tingkat 1 pada
tahun tahun awal analisis.
Pertumbuhan Proporsional (KPP)
KPP = (Yit/Yio - Yt/Yo)
Yit = indicator ekonomi wilayah nasional sector I, akhir tahun analisis / jumlah PDRB sektor i
pada tingkat 1 tahun akhir analisis
Yio = indikator ekonomi wilayah nasional sektor i, awal tahun analisis/ jumlah PDRB sektor i
pada tingkat 1 tahun awal analisis
Yt = indikator ekonomi wilayah nasional, akhir tahun analisis / jumlah totalPDRB tingkat 1 pada
tahun akhir analisis
Yo = indikator ekonomi wilayah nasional, awal tahun analisis/ jumlahtotal PDRB tingkat 1 pada
awal analisis
Tabel 3. Analisis Shift Share
PDRB
Lapangan PDRB Prov.Banten Analisis Shift Share
Kab.Pandeglang
Usaha/Sekt
Proporsion Differensi
or 2018 2022 2018 2022
al al
Pertanian,
Kehutanan, 35 573 44 050 8 955 11 155
816,51 675,90
2,09 1.122
dan 622,7 857,9
Perikanan
Pertambang
2 387 1 914
an dan 4 272 126,31 4 142 435,14 -24,78 -16,76
256,0 637,3
Penggalian
Industri 191 862 227 675 1 514 2 136
884,97 909,16
-3,07 22,41
Pengolahan 592,8 687,9
Pengadaan
12 770 13 016
Listrik dan 035,12 297,34
186 725,4 187 311,9 -19,81 -1,61
Gas
Pengadaan
481 827,92 612 684,86 14 172,3 15 229,7 5,42 -19,70
Air
65 452 91 202 1 387 1 925
Konstruksi 940,09 803,12
17,60 -0,60
541,8 062,9
Perdaganga
n Besar dan
Eceran, dan
76 660 93 547 3 024 3 706
Reparasi 792,08 286,36
0,29 0,50
811,5 314,9
Mobil dan
Sepeda
Motor
Transportas
i dan 67 325 71 165 1 501 2 165
196,30 362,54
-16,04 38,51
Pergudanga 450,2 364,3
n
Penyediaan
Akomodasi 14 632 17 447 1 398 1 659
814,08 460,73
-2,51 -0,55
dan Makan 471,4 722,5
Minum
Informasi
21 695 28 218
dan 570,71 235,74
78 595,1 103 273,6 8,32 1,34
Komunikasi
Jasa 18 929 25 307
681,49 287,64
683 027,3 896 583,1 11,95 -2,42
Keuangan
46 579 60 289 1 890 2 402
Real Estate 267,07 399,50
7,69 -2,35
635,9 602,3
PDRB
Lapangan PDRB Prov.Banten Analisis Shift Share
Kab.Pandeglang
Usaha/Sekt
Proporsion Differensi
or 2018 2022 2018 2022
al al
Jasa
6 674 141,82 7 914 750,79 59 395,9 69 734,0 -3,15 -1,18
Perusahaan
Administras
i
Pemerintah
an,
12 301 15 227 1 587 1 911
pertahanan 123,08 218,32
2,05 -3,37
084,3 104,9
dan
Jaminan
Sosial
Wajib
Jasa 21 129 24 581 1 090
743,00 056,29
973 666,2 -5,41 -4,29
Pendidikan 926,2
Jasa
Kesehatan
10 687
dan 7 444 371,63
983,21
257 206,4 354 647,0 21,83 -5,69
Kegiatan
Sosial
Jasa 10 018 12 163
082,22 447,92
283 284,4 330 052,1 -0,33 -4,91
Lainnya
Jumlah 613 804 747 250 26 183 32 025
414,41 294,57 539,6 112,5
Tabel 3. Gabungan Nilai Hasil Location Quotient (LQ) dan Pergeseran Bersih (PB)
Lapangan Klasifikasi Klasifikasi
LQ PB Sektor
Usaha/Sektor LQ PB
Pertanian, Kehutanan,
5,74 1.124 >1 >0 Sektor Unggulan
dan Perikanan
Pertambangan dan
11,275 -41,54 >1 <0 Sektor Potensial
Penggalian
Industri Pengolahan 0,205 19,33 <1 >0 Sektor Berkembang
Pengadaan Listrik dan 0,33 -21,43 <1 <0 Sektor Terbelakang
Lapangan Klasifikasi Klasifikasi
LQ PB Sektor
Usaha/Sektor LQ PB
Gas
Pengadaan Air 0,58 -14,28 <1 <0 Sektor Terbelakang
Konstruksi 0,48 17,00 <1 >0 Sektor Berkembang
Perdagangan Besar
dan Eceran, dan
0,905 0,79 <1 <0 Sektor Terbelakang
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi dan
0,855 22,48 <1 >0 Sektor Berkembang
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi dan 4 -3,06 >1 <0 Sektor Potensial
Makan Minum
Informasi dan
0,085 9,66 <1 >0 Sektor Berkembang
Komunikasi
Jasa Keuangan 0,81 9,53 <1 >0 Sektor Berkembang
Real Estate 0,915 5,34 <1 >0 Sektor Berkembang
Jasa Perusahaan 0,205 -4,34 <1 <0 Sektor Terbelakang
Administrasi
Pemerintahan,
2,88 -1,32 >1 <0 Sektor Potensial
pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 1,02 -9,70 >1 <0 Sektor Potensial
Jasa Kesehatan dan
0,75 16,14 <1 >0 Sektor Berkembang
Kegiatan Sosial
Jasa Lainnya 0,625 -5,23 <1 <0 Sektor Terbelakang
Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Provinsi
Banten dan Kabupaten Pandeglang, lapangan usaha atau sektor yang memiliki kontribusi
tertinggi dalam menyokong pertumbuhan dan perekonomian daerah adalah: 1). Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan, 2). Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor, 3). Pertambangan dan Penggalian, 4). Real Estate, 5). Transportasi dan Pergudangan.
12000000 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pandeglang
10000000
8000000
6000000
4000000
2000000
Pendapatan
Wisatawan Pengeluaran Wisatawan Sektor
No Objek Wisata
(Tahun 2022) (Rp) Pariwisata
(Rp)
1 Coconut Island 41.235 1.695.000 69.893.325.000
2 Pantai Ceria 1000 60.000 60.000.000
3 Pantai Laguna 850 13.000 11.050.000
4 Pantai Galau 750 13.000 9.750.000
Pantai Kelapa
5 550 13.000 7.150.000
Pendek